Penelitian dan Pengembangan Kajian Pustaka

14 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dipaparkan 1 kajian pustaka, 2 penelitian yang relevan, dan 3 kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan

Research and Development RD Penelitian pengembangan atau yang lebih dikenal dengan R D merupakan suatu penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan suatu produk, desain maupun proses. Penelitian dan pengembangan ini merupakan jenis penelitian yang banyak diminati oleh para peneliti. Menurut Borg dalam Sanjaya, 2013 R D pada awalnya dilakukan pada dunia industri untuk menemukan produk baru yang sesuai kebutuhan masyarakat. Penggunaan R D dalam dunia pendidikan dipelopori oleh United States Office of Education, sebuah lembaga pendidikan di Amerika pada tahun 1965 untuk mengembangkan produk, bahan ajar dan prosedur dalam bidang pendidikan. Borg Gall 1983 berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Pendapat ini sejalan dengan Soenarto dalam Tegeh, 2014: xii yang menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk dalam berbagai aspek pembelajaran dan pendidikan. Produk tersebut dapat berupa media pembelajaran dalam berbagai bidang studi baik media cetak seperi buku maupun media non cetak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI seperti CD, video dan audio. Selain itu, berbagai strategi pembelajaran, desain sistem pembelajaran, metode pembelajaran, sistem perencanaan pembelajaran, sistem evaluasi pembelajaran maupun prosedur dalam penggunaan fasilitas pendidikan juga bisa menjadi produk akhir dari proses penelitian dan pengembangan Sanjaya, 2013: 131-132. Direktorat Tenaga Kependidikan dan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dalam Tegeh, 2014: xiii memaparkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan proses dalam mengembangkan suatu produk baru atau memperbaiki produk yang telah ada. Dalam rangka meningkatkan kualitas produk pendidikan, Santyasa dalam Tegeh, 2014: xiii merinci karakteristik penelitian dan pengembangan. Pertama, masalah yang dipecahkan dalam penelitian dan pengembangan merupakan masalah nyata yang berkaitan dengan upaya pembaharuan atau penerapan teknologi baru dalam pembelajaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Kedua, pengembangan yang dilakukan berfokus pada pendidikan berupa pengembangan model, pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang menunjang keefektifan pembelajaran. Karakteristik yang ketiga, yaitu proses pengembangan produk dilakukan melalui uji ahli dan uji lapangan untuk menghasilkan produk yang dapat dipertanggungjawabkan. Keempat, proses pengembangan perlu didokumentasikan dan dilaporkan secara sistematis. Dari beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memperbaiki suatu produk. Terdapat beberapa model dan desain yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan. Suatu model menyajikan informasi yang kompleks menjadi sesuatu yang lebih sederhana Setyosari, 2013: 228. Model dalam penelitian dan pengembangan dihadirkan dalam berbagai prosedur pengembangan sesuai dengan model pengembangan yang dianut peneliti. Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada pengembangan materi, sehingga peneliti menggunakan desain model penelitian dan pengembangan menurut Brian Tomlinson. Tomlinson dianggap sebagai ahli terkemuka pada pengembangan materi khususnya berkaitan dengan bahasa Aneheim University, 2016. Terdapat 5 langkah utama dalam pengembangan materi menurut Tomlinson dalam Harsono, 2015. Pertama, analisi kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi hal yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh subjek penelitian. Pengembangan materi yang sesuai dengan analisi kebutuhan tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi subjek penelitian. Tahap kedua adalah desain penelitian. Desain penelitian merupakan kegiatan dalam merinci hal-hal pokok yang diperlukan dalam mengembangkan materi. Perincian hal pokok pengembangan materi didasarkan pada hasil analisis kebutuhan. Tahap ketiga adalah implementasi. Hasil perincian hal pokok dalam pengembangan materi kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap keempat yaitu evaluasi. Hasil implementasi materi kemudian dievaluasi untuk dianalisis kelebihan dan kelemahannya. Tahap kelima yaitu revisi. Dasar dalam melakukan revisi adalah hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI evaluasi implementasi materi. Tahap revisi ini merupakan tahap akhir pengembangan materi yang memungkinkan terbentuknya materi yang layak digunakan. Pengembangan materi menurut Brian Tomlinson 2005 merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk menunjang proses pembelajaran bahasa. Materi atau bahan yang digunakan dapat berupa buku teks, lembar kerja siswa, kaset, CD-ROM, video, koran, artikel dari internet, dan apa pun yang menyajikan suatu informasi Tomlinson, 2005: 2. Terdapat 16 prinsip yang harus dicapai dalam pengembangan materi ini untuk menunjang proses pembelajaran bahasa Tomlinson, 2005: 7-22. Peneliti kemudian berfokus pada 10 prinsip dari Tomlinson yang sesuai dengan penelitian ini. Prinsip pertama, materi harus memiliki pengaruh. Materi diharapkan dapat memicu perhatian, rasa ingin tahu, dan ketertarikan siswa. Oleh karena itu, materi yang dikembangkan hendaknya bervariasi, baru, dan disajikan secara menarik. Kedua, materi membantu siswa merasa senang, nyaman dan bahagia. Kenyamanan ini dapat diperoleh dari materi pembelajaran yang berisi gambar atau ilustrasi menarik, terdapat contoh yang memperjelas isi materi, dan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Prinsip ketiga yaitu materi diharapkan menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Siswa akan lebih mudah mengembangkan rasa percaya diri jika menerima materi yang tidak begitu sulit bagi mereka. Tomlinson 2005: 9 menjelaskan bahwa kenyamanan dan kepercayaan diri siswa berkembang lebih cepat. Prinsip yang keempat yaitu materi harus relevan dengan siswa. Materi diharapkan menyesuaikan dengan kondisi siswa dalam segala aspek termasuk aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, bahkan latar belakang sosial siswa. Prinsip kelima, materi hendaknya membuat siswa tertarik untuk mempelajari sendiri materi tersebut. Prinsip keenam, materi harus bisa memberikan penjelasan dan pencerahan mengenai informasi yang terkandung dalam materi tersebut. Prinsip ketujuh, materi seharusnya mempertimbangkan gaya belajar yang dimiliki masing- masing siswa. Materi diharapkan berisi berbagai kegiatan yang menunjang perkembangan siswa secara menyeluruh. Prinsip kedelapan, materi seharusnya memperhatikan sikap afektif yang dimiliki setiap siswa untuk menemukan tingkat perkembangan siswa. Prinsip kesembilan yaitu materi hendaknya mampu memberdayakan kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi otak kanan dan kiri siswa. Prinsip yang terakhir yaitu materi diharapkan memberikan kesempatan terwujudnya proses timbal balik antar guru dan siswa. Melalui materi tersebut membantu siswa merespon baik secara positif maupun negatif isi materi tersebut. Sepuluh prinsip pengembangan materi tersebut akan dicapai dalam penelitian ini. Pengembangan materi tersebut merupakan jembatan untuk menghasilkan suatu produk yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran maupun mengembangkan mutu pendidikan menjadi lebih baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.2 Pendidikan

Dokumen yang terkait

Pengembangan materi Pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas V A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

2 2 184

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

0 1 179

Pengembangan modul pembelajaran IPA "Tumbuhan di Sekitarku" menggunakan pendekatan paradigma pedagogi refketif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

0 2 112

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

0 0 196

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model Conservation Scout untuk siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

0 5 187

Pengembangan materi Pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas V A SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 4 182

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 0 177

Pengembangan modul pembelajaran IPA Tumbuhan di Sekitarku menggunakan pendekatan paradigma pedagogi refketif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 1 110

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model Conservation Scout untuk siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 4 185

PENDIDIKAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN PADA ANAK MELALUI MODEL CONSERVATION SCOUT

0 0 11