Pengembangan modul pembelajaran IPA "Tumbuhan di Sekitarku" menggunakan pendekatan paradigma pedagogi refketif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

Untuk Siswa Kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta Giadiolla Septi Pangesti

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) berdasarkan 5 langkah pengembangan modul menurut Tomlinson (Harsono, 2015). Modul pembelajaran IPA ini diimplementasikan di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah responden 26 siswa. Berdasarkan hasil implementasi yang dilakukan terlihat bahwa: (1) siswa sudah membaca modul, (2) siswa merasa nyaman, senang dan bahagia dalam belajar, karena modul menyajikan gambar dan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, (3) siswa menjadi percaya diri dalam belajar (4) siswa dapat memahami dan menyadari pentingnya keberadaan tumbuhan di sekitarnya, (5) siswa mendapatkan kejelasan dari materi yang disampaikan, (6) siswa mendapatkan pengalaman bermakna, (7) siswa menjadi lebih bertanggung jawab, disiplin dan dapat menghargai perbedaan, (8) meningkatkan daya nalar pada siswa, (9) siswa terlibat aktif dalam kegiatan pengamatan, demonstrasi, maupun diskusi, dan (10) siswa mendapat respon positif melalui kegiatan refleksi dan aksi.


(2)

ABSTRACT

The Development Natural of Sciences Learning Module “Tumbuhan Di Sekitarku” Using A Reflective Pedagogical Paradigm Approach for Third Grade

SD N Jetis 1 Yogyakarta Giadiolla Septi Pangesti Sanata Dharma University

2017

This research aimed to develop a natural sciences learning modules using a Reflective Pedagogical Paradigma Approach. The research was held based on Research and Development (R&D) method based has 5 step in its module development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta with 26 student respondents. According to the implementation it was seen that: (1) the student has read the module, (2) students feel comfortable, happy and happy in learning, because the module presents images and languages that are easily understood by students, (3) the students are confident to learn, (4) Students can understand and realize the importance of the existence of surrounding plants, (5) Students get the clarity of the material (6) students get meaningful experience (7) the students become more responsible, discipline and able to appreciate the difference, (8) improve students reasoning (9) the students actively participate in the activities of observation activities, demonstration, and discussions, and 10) students get a positive response through the activities of reflection and action.


(3)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA

“TUMBUHAN DI SEKITARKU” MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

UNTUK SISWA KELAS III A SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Giadiolla Septi Pangesti NIM : 131134094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

i

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA

“TUMBUHAN DI SEKITARKU” MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

UNTUK SISWA KELAS III A SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Giadiolla Septi Pangesti NIM : 131134094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa selalu menyertai dan memberikan kasih karuniaNya kepada saya. Orang

tuaku, Ch. Surani dan Sumiati, kakaku Niccolaus Broto Sugandhi, keluarga besarku Karyo Tamso Suwito, para sahabatku yang tidak bisa

aku sebutkan satu per satu, dan almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.


(8)

v MOTTO

“Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik, maka kau akan menjadi orang yang terbaik”

(Febryan Stefanus Putra)

“Tetap percaya, tetap berdoa, tetap mencoba!” (Giadiolla Septi Pangesti)

“Jangan takut, sebab aku menyertai engkau. Jangan bimbang, sebab aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan aku akan menolong engkau, aku akan

memegang engkau dan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (Yesaya 41:10)


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juni 2017 Peneliti


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPETINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Giadiolla Septi Pangseti

Nomor Mahasiswa : 131134094

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA “TUMBUHAN DI

SEKITARKU” MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARADIGMA

PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA KELAS III A SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 14 Juni 2017

Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

Untuk Siswa Kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta Giadiolla Septi Pangesti

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) berdasarkan 5 langkah pengembangan modul menurut Tomlinson (Harsono, 2015). Modul pembelajaran IPA ini diimplementasikan di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah responden 26 siswa. Berdasarkan hasil implementasi yang dilakukan terlihat bahwa: (1) siswa sudah membaca modul, (2) siswa merasa nyaman, senang dan bahagia dalam belajar, karena modul menyajikan gambar dan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, (3) siswa menjadi percaya diri dalam belajar (4) siswa dapat memahami dan menyadari pentingnya keberadaan tumbuhan di sekitarnya, (5) siswa mendapatkan kejelasan dari materi yang disampaikan, (6) siswa mendapatkan pengalaman bermakna, (7) siswa menjadi lebih bertanggung jawab, disiplin dan dapat menghargai perbedaan, (8) meningkatkan daya nalar pada siswa, (9) siswa terlibat aktif dalam kegiatan pengamatan, demonstrasi, maupun diskusi, dan (10) siswa mendapat respon positif melalui kegiatan refleksi dan aksi.


(12)

ix ABSTRACT

The Development Natural of Sciences Learning Module “Tumbuhan Di Sekitarku” Using A Reflective Pedagogical Paradigm Approach for Third

Grade SD N Jetis 1 Yogyakarta Giadiolla Septi Pangesti Sanata Dharma University

2017

This research aimed to develop a natural sciences learning modules using a Reflective Pedagogical Paradigma Approach. The research was held based on Research and Development (R&D) method based has 5 step in its module development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta with 26 student respondents. According to the implementation it was seen that: (1) the student has read the module, (2) students feel comfortable, happy and happy in learning, because the module presents images and languages that are easily understood by students, (3) the students are confident to learn, (4) Students can understand and realize the importance of the existence of surrounding plants, (5) Students get the clarity of the material (6) students get meaningful experience (7) the students become more responsible, discipline and able to appreciate the difference, (8) improve students reasoning (9) the students actively participate in the activities of observation activities, demonstration, and discussions, and 10) students get a positive response through the activities of reflection and action.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat rahmat dan kasih karuniaNya yang telah diberikan, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk Siswa Kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta” dapat selesai dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma;

3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma;

4. Ibu Eny Winarti, M. Hum., Ph.D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech., selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, waktu, tenaga, kritik, saran kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi;

5. Validator ahli IPA dan Bahasa yang telah berkenan memberikan kritik dan saran kepada peneliti selama melaksanakan penelitian;


(14)

xi

6. Kepala Sekolah serta para guru kelas I hingga kelas VI SD N Jetis 1 Yogyakata yang telah memberikan waktu, bantuan dan bimbingan kepada penulis selama melaksanakan PPL dan penelitian;

7. Guru kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yang senantiasa memberikan izin, waktu, bantuan dan bimbingan kepada penulis selama peneliti melaksanakan kegiatan penelitian di kelas;

8. Seluruh siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan penelitian sehingga dapat berjalan sesuai dengan harapan;

9. Sahabat-sahabatku Aisyah, Tanti, Assa, Atika, Okta, Reni, serta teman-teman sepayung Emansipatoris yang selalu memberikan semangat, dan dukungannya kepadaku sehingga karyaku ini dapat terselesaikan dengan baik. 10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, peneliti ucapkan

terimakasih banyak untuk bimbingan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri.

Peneliti


(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 7


(16)

xiii BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (R&D) ... 10

2.1.2 Pendidikan Emansipatoris ... 11

2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 12

2.1.4 Pembelajaran ... 15

2.1.5 Modul IPA ... 16

2.2 Penelitian yang Relevan ... 18

2.2.1 Penelitian Mengenai Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif .... 18

2.2.2 Penelitian Mengenai Modul Pembelajaran IPA ... 19

2.3 Kerangka Berfikir... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Setting Penelitian ... 24

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2.2 Subjek Penelitian ... 25

3.2.4 Objek penelitian ... 25

3.3 Prosedur Pengembangan ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Instrumen Penelitian... 30

3.6 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengembangan Modul ... 36

4.1.1 Analisis Kebutuhan ... 36

4.1.2 Desain Produk ... 40

4.1.3 Implementasi ... 50

4.1.3.1 Implementasi Hari Pertama ... 51

4.1.3.2 Implementasi Hari Kedua ... 53

4.1.4 Evaluasi ... 57

4.1.5 Revisi ... 59


(17)

xiv BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 65

5.3 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(18)

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Bagan Literature Map ... 22 Bagan 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Modul ... 26


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas III A ... 31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Siswa Kelas III A ... 31

Tabel 3.3 Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ... 31

Tabel 3.4 Instrumen Validasi Modul oleh Ahli dan Guru ... 31

Tabel 3.5 Kuesioner Presepsi Siswa ... 32

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Ideal Menurut Sukardjo ... 33

Tabel 3.7 Kriteria Skor Skala Empat ... 35

Tabel 4.1 Hasil Validasi oleh Ahli dan Guru ... 47

Tabel 4.2 Rekapitulasi Penilaian ... 47

Tabel 4.3 Komentar Ahli IPA dan Revisian ... 48

Tabel 4.4 Komentar Ahli Bahasa dan Revisian ... 48

Tabel 4.5 Komentar Guru Kelas dan Revisian... 49

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Presepsi Siswa ... 62


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Silabus Hari Pertama dan Kedua ... 42

Gambar 4.2 RPP Hari Pertama dan Kedua ... 43

Gambar 4.3 Sampul dan Isi Modul Pembelajaran untuk Guru ... 45

Gambar 4.4 Sampul dan Isi Modul Pembelajaran untuk Siswa ... 45

Gambar 4.5 Proses Implementasi Hari Pertama ... 53

Gambar 4.6 Proses Implementasi Hari Kedua ... 56

Gambar 4.7 Rincian Kegiatan RPP Hari Pertama (Sebelum Revisi) ... 60

Gambar 4.8 Rincian Kegiatan RPP Hari Pertama (Setelah Revisi) ... 60

Gambar 4.9 Rincian Kegiatan RPP Hari Kedua (Sebelum Revisi) ... 61


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 70

Lampiran 2 Lembar Wawancara oleh Guru Kelas ... 71

Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Kelas... 72

Lampiran 4 Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA ... 73

Lampiran 5 Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Ahli IPA ... 74

Lampiran 6 Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa ... 76

Lampiran 7 Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Ahli Bahasa ... 77

Lampiran 8 Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III A... 79

Lampiran 9 Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Guru Kelas III A ... 80

Lampiran 10 Lembar Wawancara Validasi Modul oleh Siswa ... 82

Lampiran 11 Hasil Wawancara Presepsi Siswa ... 83

Lampiran 12 Hasil Karya Siswa ... 87

Lampiran 13 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 90


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan hidup tidak hanya terdapat pada lingkungan alam saja, tetapi juga pada manusia. Manusia dalam hidup selalu berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, seperti udara, tanah, sungai, hewan dan tumbuh-tumbuhan, sehingga manusia berhak mengelola alam sekitar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya secara bijak dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya.

Tuhan menciptakan umat manusia untuk menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan hidup. Akan tetapi, apakah manusia sudah melakukannya? Lihatlah karena keserakahan, manusia telah merusak alam ciptaan Tuhan dengan mengeksploitasi alam secara berlebihan demi keuntungan sesaat dan kepentingan pribadi. Selain itu manusia juga telah menggunakan sumber daya secara tidak benar. Sikap manusia yang kurang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan merupakan awal dari kerusakan alam semesta ini. Kenyataan ini dapat dilihat dari banyaknya permasalahan kerusakan lingkungan yang banyak terjadi di wilayah perkotaan, antara lain polusi udara yang berasal dari asap pabrik-pabrik dan knalpot kendaraan, sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) karena tumbuhan hijau dan segar musnah begitu saja dan digantikan oleh besi-besi dalam berbagai


(23)

bentuk. Jika alam semesta ini rusak, maka keselamatan populasi manusia tentu akan terancam. Hal ini bermakna bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya, dampaknya akan kembali lagi kepada manusia, baik itu berupa keuntungan maupun kerugian (Soemarwoto, 2001: 55). Soemarwoto (2001: 56-58) juga menyatakan bahwa mutu lingkungan yang baik akan membuat orang merasa nyaman hidup dalam lingkungan tersebut. Oleh karena itu, permasalahan terhadap lingkungan sudah menjadi tanggung jawab dalam diri manusia untuk berperilaku positif terhadap alam dengan memanfaatkan, memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan alam yang ada. Sebab, Tuhan telah mempercayakan seluruh ciptaan-Nya di bumi ini kepada kita.

Kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan dari lingkup terkecil yaitu lingkungan keluarga, dengan banyak menanam pohon di sekitar rumah dan mengolah sampah organik dan anorganik. Selain melalui keluarga, sikap peduli lingkungan bisa dilakukan di sekolah. Sekolah merupakan salah satu jalur pendidikan formal yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembentukan sikap dan kepedulian terhadap lingkungan secara efektif. Proses pembelajaran di sekolah hendaknya tidak hanya membina peserta didik agar memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang positif terhadap lingkungan, tetapi juga bertanggung jawab untuk memelihara keseimbangan dan penggunaan lingkungan tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari fenomena alam sekitar. Adanya pembelajaran IPA disekolah dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Salah satu materi yang diajarkan


(24)

dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah cara memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.

Guru senantiasa mempermudah dalam menyampaian materi kepada siswa yaitu dengan menggunakan bahan ajar. Materi dalam bahan ajar dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Bahan ajar tidak hanya memuat materi saja tetapi harus memenuhi kebutuhan belajar siswa dan mampu mengembangkan pendidikan karakter siswa. Modul biasanya dijadikan pedoman bagi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Modul yang dicetak biasanya hanya terdiri dari materi dan soal-soal latihan saja, sehingga proses kegiatan pengalaman langsung yang dilakukan siswa hanya sedikit, bahkan ada yang tidak ada sama sekali. Pendidikan karakter wajib diterapkan disekolah-sekolah untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa supaya memiliki karakter yang baik, salah satunya karakter peduli lingkungan.

Hal serupa peneliti temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dari bulan Juli 2016 sampai Oktober 2016 di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan diketahui bahwa SD N Jetis 1 Yogyakarta dalam proses belajar mengajar, guru dan siswa sudah difasilitasi bahan ajar berupa buku paket dari pemerintah dan modul sebagai penujang pembelajaran. Akan tetapi, guru dan siswa dalam proses pembelajaran hanya menggunakan buku paket saja, hal ini membuat siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena buku tersebut hanya berisikan materi-materi pembelajaran saja. Guru menggunakan modul apabila materi yang terdapat dalam buku paket pembelajaran sudah habis. Modul pembelajaran yang digunakan guru dan siswa juga kurang memasukan pendidikan


(25)

lingkungan di dalamnya. Guru kelas III A dalam proses pembelajaran sudah mengupayakan pendidikan lingkungan, namun pelaksanaanya masih belum mendalam. Siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta masih belum memiliki sikap sadar dan peduli akan lingkungan khususnya terhadap keberadaan tumbuhan yang ada disekitar, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa tumbuhan di sekolah ini layu, mati, dan rusak karena kekurangan air, bahkan banyak tanaman dalam pot menjadi rusak karena dijadikan sebagai tempat sampah dan terkena bola yang dimainkan oleh siswa pada saat jam istirahat ataupun pulang sekolah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan proses refleksi dalam setiap pengalaman belajar siswa. Penggunaan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” untuk siswa kelas III A membantu siswa memahami dan mengamati secara langsung tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitarnya, bukan hanya berpikir secara abstrak. Penggunaan modul pembelajaran IPA menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ini diharapkan mampu memiliki pengaruh bagi siswa yaitu membuat siswa merasa nyaman, dan senang belajar, membantu siswa untuk mengembangkan rasa kepercaya diri, berguna dan relevan bagi siswa, menimbulkan rasa ketertarikan dam memberikan pencerahan bagi siswa, mempertimbangkan gaya belajar serta sikap afektif siswa, memaksimalkan kemampuan otak kiri dan kanan siswa pada siswa sehingga dapat membangun konsep pembelajarannya secara mandiri dalam terwujudnya feedback setelah pembelajaran dilakukan.


(26)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah, sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta?

1.2.2 Bagaimana deskripsi kualitas penggunaan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta?

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian ini dapat dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh karena dalam penelitian ini peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:

1.3.1 Modul yang dikembangkan berupa modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

1.3.2 Modul yang dikembangkan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta terhadap keberadaan tumbuhan yang ada disekolah.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan yang akan dicapai, yaitu:


(27)

1.4.1 Mengetahui proses pengembangkan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

1.4.2 Mendeskripsikan bagaimana kualitas penggunaan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, di antaranya yaitu:

1.5.1 Bagi Sekolah

Sekolah mendapat sumber belajar baru berupa modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” dalam menanamkan sikap sadar dan peduli siswa pada tumbuhan disekitarnya

1.5.2 Bagi Guru

Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru dalam memberikan pendidikan lingkungan untuk siswa.

1.5.3 Bagi Siswa

Siswa memberoleh sumber belajar berupa modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” yang dapat membantunya dalam memahami materi serta dapat mengembangkan sikap sadar dan peduli siswa terhadap tumbuhan disekitarnya.


(28)

1.5.4 Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengembangkan modul pembelajaran IPA sebagai sumber belajar bagi siswa kelas III SD menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif.

1.6 Spesifikasi Produk yang diharapkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Proses pengembangan modul dilakukan dengan menggunakan 5 langkah prosedur pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) meliputi: 1) analisis kebutuhan dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara. 2) modul “Tumbuhan Di Sekitarku” berisikan sampul depan, kata pengantar, daftar isi, silabus hari 1 dan silabus hari 2, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari 1, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari 2, materi pembelajaran IPA, dan LKS. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat menggunakan font Times New Roman, dengan ukuran 12pt. RPP hari pertama dan kedua juga dibuat menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Dalam pembuatan modul ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, seperti penggunaan warna, jenis kertas, penggunaan gambar, ketebalan huruf, dan juga besar kecilnya huruf. Modul pembelajaran yang dihasilkan berbentuk buku berukuran 21cm x 29 cm yang disesain terlebih dahulu dengan menggunakan Microsoft Word. Sampul luar modul didesain dengan menggunakan program


(29)

Microsoft Publisher dengan memberikan warna putih pada bagian depan dan belakang. Komponen dalam sampul meliputi nama penulis, sararan modul, judul modul, gambar tumbuhan-tumbuhan dan tangan yang memegang tumbuhan hidup merupakan gambaran materi yang akan dibahas dalam modul. Sampul modul dicetak menggunakan kertas Ivory A4 230 gram. Format yang digunakan dalam penulisan isi modul adalah font Lucida Calligraphy, Times New Roman, dan Comic Sans MS. Ukuran font yang digunakan 10, 12, 18 dan 24 dengan spasi 1,5 yang dicetak menggunakan kertas HVS A4 80 gram.

Setiap kegiatan pembelajaran dalam modul dilengkapi dengan langka-langkah pembelajaran yang menuntun siswa untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Selain dilengkapi dengan panduan, modul ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar dan warna pada tulisan agar siswa tidak merasa bosan ketika membaca dan mengerjakannya. Disetiap lembar kegiatan juga diberi tempat untuk siswa menulis hasil pengamatan, pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka lakukan sehingga siswa tidak perlu lagi menuliskan hasil kegiatan mereka di buku tulis.

3) implementasi dilaksanakan di SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan melibatkan seluruh siswa kelas III A yang berjumlah 26 siswa. 4) evaluasi disesuaikan dengan hasil data yang telah diperoleh dari proses implementasi. 5) revisi pada bagian produk yang masih memiliki kekurangan.

1.7 Definisi Operasional

1.7.1 Modul merupakan buku teks yang digunakan sebagai keperluan dalam pembelajaran yang digunakan secara mandiri.


(30)

1.7.2 Paradigma Pedagogi Refektif merupakan proses kegiatan di mana siswa dapat menumbuh kembangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.

1.7.3 Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhkuk hidup, termaksud manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

1.7.4 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam dan kebendaan yang ada disekitar.

1.7.5 Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung proses pembelajaran bagi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.


(31)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini memaparkan tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) Menurut Seels & Richey (dalam Alim Sumarno (2012: 1) pengembangan merupakan proses penjabaran spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fitur fisik. Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan suatu produk. Penelitian pengembangan (R&D) merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengasilkan atau mengembangkan suatu produk. Borg & Gall (2007) berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Tomlinson (2005) menjelaskan bahwa pengembangan bahan adalah pengembangan terhadap apapun yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran seperti buku teks, buku kerja, kaset, CD-ROM, DVD, video, dan bahan dari internet.

Terdapat beberapa model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan dalam berbagai prosedur pengembangan. Penelitian ini berfokus pada pengembangan materi menurut Tomlinson yang diyakini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Terdapat lima langkah penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Pertama, analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna untuk mengidentifikasi hal-hal yang dibutuhkan oleh subjek penelitian. Tahap kedua, adalah desain penelitian. Desain penelitian didasarkan pada hasil analisis


(32)

kebutuhan yang telah didapat kemudian menyusun hal-hal yang diperlukan dalam mengembangkan suatu produk. Tahap ketiga, adalah implementasi. Hasil dari desain penelitian kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap keempat adalah evaluasi. Hasil dari proses implementasi kemudian dievaluasi kelebihan dan kelemahannya. Tahap kelima yaitu revisi. Proses revisi merupakan tahap akhir dari pengembangan suatu produk. Proses revisi ini didasari dari hasil evaluasi yang telah dilakukan. Jika hasil produk sudah diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya, maka produk perlu diperbaiki sebagai produk akhir yang layak untuk digunakan. Kelima tahap proses pengembangan ini merupakan jembatan untuk menciptakan suatu produk yang baru sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sehingga menjadi produk yang lebih baik dan berkualitas.

2.1.2 Pendidikan Emansipatoris

Pendidikan Emansipatoris merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana pembelajaran terfokus pada pemusatan perhatian siswa sebagai subjek dalam pengalaman kemanusiaannya. (Suprijono, 2016:51). Pendidikan Emansipatoris menempatkan guru dan siswa sebagai pembelajar (Winarti dan Anggadewi 2015:54), artinya dalam proses pembelajaran akan terjadi dialog antara keduanya sehingga pengalaman dan pemahaman kedua pihak dapat berkembang.

Tiga kata kunci utama dalam pendidikan emansipatoris, yaitu humanisasi, kesadaran kritis dan mempertanyakan sistem. Pengertian humanisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penumbuhan rasa peri kemanusiaan. Pendidikan Emansipatoris dengan prinsip humanisasi bertujuan mengajak siswa untuk mampu berpikir kritis dalam proses pencapaian pengetahuan. Selain itu,


(33)

Pendidikan Emansipatoris ini juga mengarahkan peserta didik pada penyadaran kritis dalam memperoleh kebebasan untuk menemukan pengetahuannya.

Pendidikan Emansipatoris dikembangkan dengan tujuan menghasilkan siswa yang memiliki sikap kritis (Suprijono, 2016). Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan mengarahkan siswa pada pertanyaan-pertanyaan yang logis sehingga mereka dapat merespon dan menjabarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pembelajaran IPA dapat mendorong siswa untuk mampu berpikir kritis melalui proses pembelajaran tentang peran penting tumbuhan bagi makhluk hidup serta cara menjaga dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. Pengetahuan siswa dapat berkembang ketika siswa dapat belajar dari pengalaman sekitarnya, serta dapat saling bertukar pikiran dengan guru. Terjadinya dialog antara keduanya dapat mengembangkan pemahaman dan pengalaman kedua belah pihak akan suatu realitias.

2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Emansipatoris (Winarti dan Anggadewi, 2015:54). Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pola pikir (paradigma = pola pikir) dalam menumbuh kembangkan pribadi siswa (pedagogi reflektif = kemanusiaan) (Subagyo, 2010:39). Pembelajaran berpendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah proses pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa, sedangkan pengembangan nilai kemanusiaan dikembangkan melalui dinamika pengalaman, refleksi, dan aksi. Proses pembelajaran juga disertai dengan evaluasi (Subagya, 2010: 51). Sehingga dapat


(34)

disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pendidikan yang menekankan pada pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan kompetensi siswa melalui proses pembelajaran di sekolah. Penumbuhan nilai-nilai ini dilakukan sesuai dengan konteks siswa dan materi pembelajaran, serta melalui pemberian pengalaman, refleksi, perwujudan aksi, dan evaluasi.

Pembelajaran berpendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan siswa dalam menanggapi berbagai hal yang terjadi di sekitar siswa. Tujuan dari pembelajaran berpendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terwujud dalam 3 unsur yaitu, competence (kemampuan kognitif), conscience (kemampuan afektif), dan compassion (kemampuan psikomotorik).

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam proses pembelajaran terbentuk dalam sebuah siklus yang terdiri atas 5 unsur pokok yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi (P3MP, 2008: 8). Berikut merupakan skema siklus dalam PPR dan penjabarannya.


(35)

Konteks merupakan proses dalam siklus PPR yang dilakukan oleh guru yang didukung keterbukaan diri dari siswa. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mengamati sejauh mana pencapaian siswa akan perkembangan pribadi siswa terhadap materi yang akan dipelajarinya atau yang diajarkan. (Subagya, 2010: 43).

Pengalaman merupakan proses pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam memahami dan mendalami materi yang dipelajarinya. Pengalaman dibedakan atas pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang dialami sendiri oleh siswa seperti kegiatan diskusi, dan pengamatan (Subagya, 2010: 52). Sedangkan pengalaman tidak langsung ialah pengalaman yang bukan berasal dari diri siswa, seperti mendengarkan, melihat, dan membaca (Subagya, 2010: 52). Dalam hal ini tugas seorang guru hanya sebagai fasilitator yang menyediakan pengalaman tersebut untuk siswa.

Refleksi merupakan unsur terpenting dari proses pembelajaran dalam pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Dengan melakukan refleksi siswa diharapkan mampu memaknai proses pembelajaran yang telah mereka pelajari. Hal ini tentu saja sangat menunjang pengembangan diri siswa. Maka refleksi merupakan tindakan yang sangat menentukan siswa untuk begerak dari pengalaman ke perbuatan (Subagya, 2011:34).

Aksi merupakan tindakan yang dilakukan siswa sebagai hasil refleksi yang telah dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap aksi ini adalah membantu siswa dalam membangun tindakan nyata siswa berupa pemaknaan hidup, sikap, dan nilai-nilai yang telah dipilih siswa menjadi bagian dari dirinya (Subagya,


(36)

2010:62). Evaluasi merupakan proses untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. pencapaian tujuan dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dilakukan pada aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan nyata yang dilakukan siswa (Subagya, 2010: 63-64). Dari uraian di atas, pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) tepat dijadikan sebagai pilihan pada proses pembelajaran terutama dalam pendidikan karakter dan penanaman nilai dalam proses pembelajaran.

Sekolah dan guru memiliki tanggung jawab dalam pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Oleh karena itu, pihak sekolah dan guru diharapkan mampu untuk mengembangkan sebuah sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Sumber belajar yang dikembangkan diharapkan tidak hanya mampu mengembangkan kognitif siswa saja tetapi juga dapat mengembangkan sikap dan keterampilan siswa.

2.1.4 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Daryanto, 2013: 191-192). Rusman, dkk (2012: 41-42) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran hasil integrasi dari beberapa komponen yang memiliki fungsi serta maksud agar ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya.Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan dalam rangka pemerolehan pengetahuan (kognitif), perilaku (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Selain itu, pembelajaran juga berkaitan dengan


(37)

komponen-komponen pembelajaran, seperti tujuan, bahan/materi, strategi, media dan evaluasi pembelajaran.

.

2.1.5 Modul IPA

Menurut Widodo & Jasmadi (2008: 40) bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan di desain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik (Daryanto, 2013: 9).

Modul pembelajaran banyak digunakan oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran disekolah terutama dalam pembelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains yaitu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen, atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan (Abdullah:1998). Pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Modul pembelajaran ini tertuju pada pelajaran IPA untuk siswa kelas III semester gasal dengan SK 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. KD 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.


(38)

Setidaknya terdapat 16 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam Harsono,2007) dalam pembelajaran bahasa, namun peneliti hanya berfokus pada 10 prinsip pengembangan dari Tomlinson yang sesuai dengan penelitian ini yaitu pada pengembangan modul pembelajaran IPA.

Prinsip pertama, memiliki pengaruh bagi siswa. Isi materi pada modul hendaknya dibuat dengan berbagai variasi gambar, warna, ataupun tulisan yang menarik, sehingga dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan perhatian siswa untuk membaca dan mempelajarinya. Prinsip kedua, membuat siswa merasa nyaman, dan senang belajar. Rasa nyaman akan muncul apabila materi dalam modul mudah untuk dipahami dan dipelajari oleh siswa. Prinsip ketiga, membantu siswa untuk mengembangkan rasa kepercaya diri. Siswa akan menjadi lebih percaya diri apabila materi dan kegiatan yang mereka pelajari dapat dipahami dengan mudah atau tidak terlalu rumit. Prinsip keempat, berguna dan relevan bagi siswa. Modul yang dikembangkan sebaiknya memperhatikan latar belakang siswa, sehingga nantinya materi yang disampaikan dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Prinsip kelima, menimbulkan rasa ketertarikan pada siswa. Prinsip keenam, memberikan pencerahan/penjelasan bagi siswa. Prinsip ketujuh, mempertimbangkan gaya belajar siswa yang berbeda. Prinsip kedelapan, mempertimbangkan sikap afektif siswa. Prinsipp kesembilan, memaksimalkan kemampuan otak kiri dan kanan siswa pada siswa. Prinsip kesepuluh, memberikan kesempatan untuk terwujudnya timbak balik (feedback) antara guru dengan siswa. Siswa diharapkan mampu merespon positif maupun negatif dari isi dalam modul yang sudah diterimanya.


(39)

2.2 Penelitian yang Relevan

2.2.1 Penelitian mengenai Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Penelitian yang berkaitan dengan Pendekatan Pendagogi Ignasian dilakukan oleh Laurentia Sumarni (2014). Penelitian ini berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Pendagogi Ignasian Dengan Pendekatan Meaningful Input Dalam Perkuliahan Speaking 1.” Tujuan dari penelitian ini adalah 1) meningkatkan grammatical, startegis, sosiolinguistik dan wacana mahasiswa 2) mempersiapkan dan membentuk sikap, kebisaan, cara pandang dan cara pikir mahasiswa agar dapat berproses secara optimal dalam perkuliahan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan siklus Pendagogi Ignasian yang meliputi konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi dan berfokus pada mencapai tujuan pembelajaran yang mencakup 3C (Competence, Conscience, Compassion). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, kuesioner, rubric dan lembar refleksi. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini adalah deskriptif kualitatif.

Sebelum menerapkan Model Pembelajaran berbasis Pendagogi Ignasian, skor rata-rata kompetensi dosen biasanya hanya berkisar 5,3-5,7 saja. Namun dengan penerapan Pendagogi Ignasian di kelas juga membuat dosen lebih terencana dan professional tanpa meninggalkan kasih kepada mahasiswa sebagai individu yang menjadi tanggung jawabnya.

Penelitian kedua dilakukan oleh Al-Maqassary, Ardi (2012) dalam penelitian yang berjudul ”Penerapan Pedagogi Reflektif Dalam Mata Kuliah


(40)

Konsep Dasar IPA Biologi 1 Di Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma” bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan PPR dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep IPA Biologi serta meningkatkan aspek kemanusiaan mahasiswa melalui mata kuliah konsep dadar IPA Biologi 1.

Penelitian yang ketiga oleh St. Andri Widyanti (2012) dalam skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian Siswa Dalam Pendidikan Agama Katolik Di SMP Katolik Se-Kota Madiun” dilakukan di SMPK St. Yusuf Madiun dengan mengambil data berupa skor dari kuesioner tentang kepribadian siswa dan motivasi belajar siswa dalam pendidikan karakter dengan pendekatan PPR dan pendekatan konvensional pada Pendidikan Agama Katolik. Dari rata-rata hitung kepribadian siswa yang menggunakan pendekatan PPR dalam Pendidikan Agama Katolik diperoleh skor rata-rata 108,04 lebih tinggi daripada pendekatan konvensional dengan skor rata-rata sebesar 99,92. Maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan PPR lebih efektif dari pada pendekatan konvensional.

2.2.2 Penelitian Mengenai Modul Pembelajaran IPA

Penelitian yang berkaitan dengan modul pembelajaran IPA dilakukan oleh Setyowati, Ratna (2013) dengan judul “Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang”. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang bagaimana pengembangan modul, serta layak dan efektifnya modul yang dikembangkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development. Dalam pengertian penelitian berisi tentang bagaimana cara mengembangkan bahan ajar melalui beberapa tahap seperti validasi oleh ahli,


(41)

serta revisi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SMK N 11 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak dan efektif digunakan untuk siswa kelas XI SMK N 11 Semarang. Modul mendapat penilaian layak dari ahli setelah melalui beberapa tahapan revisi, selain itu modul efektif digunakan oleh siswa dilihat dari keaktifan serta nilai ketuntasan klasikal yang mencapai lebih 85% dari siswa. Berpijak dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan mendapat penilaian layak dari pakar, serta efektif digunakan dalam pembelajaran oleh siswa kelas XI Multimedia 2 dengan ketuntasan klasikal mencapai 86% dan aktivitas siswa sebesar 91,4%.

Penelitian kedua dari Taufiq, Dewi dan Widiyatmoko (2014) dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science Edutaiment” bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA terpadu berkarakter peduli lingkungan pada tema konservasi dengan pendekatan science-edutaiment. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengembangan (Development Research) yang diarahkan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA terpadu berkarakter peduli lingkungan bagi siswa SMP. Subjek penelitian adalah guru IPA dan siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015. Uji lapangan dilakukan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan penilaian hasil belajar siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan tes.


(42)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran IPA terpadu berkarakter peduli lingkungan dengan tema konservasi berpendekatan science edutaiment berpengaruh positif terhadap peningkatan tiap indikator tes hasil belajar Secara keseluruhan peningkatan hasil belajar sebesar 0,85 yang artinya peningkatannya dengan kriteria tinggi. Rata-rata total skor indikator karakter peduli lingkungan adalah 93,75 yaitu telah menunjukan kriteria membudaya (MK) dikalangan siswa. Ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar IPA dengan sikap peduli lingkungan siswa. Semakin tinggi hasil belajar siswa maka sikap siswa akan lebih positif. Dengan kata lain pemahaman kognitif siswa tentang lingkungan hidup besar pengaruhnya terhadap sikap peduli lingkungan.

Dari beberapa penilitian yang telah disebutkan, modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang dikembangkan masih sangat minim dikembangkan. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Berikut merupakan literature map dari penelitian ini.


(43)

Bagan 2.1 Literature Map Modul Pembelajaran dan IPA

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Setyowati, Ratna (2013)

Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema

Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang

Sumarni, Laurentia (2014) Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Pendagogi Ignasian Dengan Pendekatan Meaningful Input Dalam Perkuliahan Speaking 1

Taufiq, M., dkk (2014) Pengembangan Media Pembelajaran

IPATerpadu Berkarakter Peduli Limgkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science Edutaiment

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di sekitarku” Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

untuk Siswa Kelas III A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta

Al-Maqassary, Ardi (2012) Penerapan Pedagogi Reflektif Dalam Mata Kuliah Konsep Dasar

IPA Biologi 1 Di Prodi PGSD Universitas Sanata

Dharma

Widyanti, Andri (2012)

Pengaruh Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian Siswa Dalam Pendidikan Agama Katolik Di SMP Katolik Se-Kota Madiun


(44)

2.3 Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA lebih ditekankan pada pratik dari pada teori, sehingga kegiatan pembelajarannya lebih ditekankan pada kegiatan pengamatan dan percobaan. Pada pembelajaran IPA dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dan efektif. Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman, sikap, keterampilan dan menyadari keberadaanya dalam konteks tertentu. Dalam PPR, proses pembelajaran mampu mengarahkan peserta didik untuk berefleksi agar dapat menemukan nilai-nilai kehidupan dalam proses pembelajaran sehingga dapat merencanakan suatu tindakan yang berguna karena dilakukan atas kesadarannya sendiri.

Pembelajaran IPA SD hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan mengembangkan kemampuan bertanya, dan mencari jawaban berdasarkan bukti. Modul pembelajaran IPA menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) memungkinkan siswa untuk berpikir secara konkret serta membangun konsepnya secara mandiri berdasarkan hasil pengalaman belajar yang telah didapatnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan, penggunaan modul pembelajaran untuk menunjang pembelajaran belum sepenuhnya diterapkan oleh guru. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah produk berupa modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk siswa kelas III SD yang difokuskan pada kompetensi dasar menggolongkan makhluk hidup secara sederhana.


(45)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dalam bab ini meliputi: jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan R&D (Research and Development) menurut Tomlinson (2005). Tomlinson (2005) menjelaskan bahwa pengembangan bahan adalah pengembangan terhadap apapun yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran seperti buku teks, buku kerja, kaset, CD-ROM, DVD, video, handout, dan dari internet. Metode ini dipilih kerena relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu mengembangkan produk berupa modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jetis 1 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Pasiraman No. 02, Dusun Cokrokusuman, Kecamatan Jetis, Provinsi DIY. Lokasi SD N Jetis 1 Yogyakarta ini sangat strategis dan mudah dijangkau karena letaknya berada ditengah kota Yogyakarta. Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Januari 2017.


(46)

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2005) yang terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) analisis kebutuhan (need analysis), (2) desain (design), (3) implementasi (implementation), (4) evaluasi (evaluation), dan (5) revisi (revision).

Berikut ini adalah bagan 3.1 mengenai lima langkah prosedur pengembangan bahan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2005).


(47)

Bagan 3.1 Prosedur pengembangan modul yang telah dimodifikasi

Tahap III Implementasi

Uji coba produk pada siswa kelas III A dan penilaian kualitas produk (observasi, wawancara, dan kuesioner)

Tahap V Revisi

Perbaikan dan penyempurnaan produk dari hasil evaluasi yang telah dilakukan Koreksi dosen pembimbing

skripsi I dan II

Perangkat pembelajaran dan modul siap untuk uji coba

Tahap IV Evaluasi

Mengolah hasil data dari kegiatan implementasi dan menganalisis kelebihan dan kelemahan modul yang dikembangkan

Tahap II Desain

Pengembangan Silabus, RPP, penilaian, dan modul pembelajaran Tahap I

Analisis Kebutuhan

- Kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas (observasi)

- Bahan ajar yang dibutuhkan saat pelaksanaan pembelajaran (wawancara) - Perilaku siswa terhadap lingkungan sekitar (observasi)

Mengkaji pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan Prinsip Pengembangan menurut Tomlinson

Validasi: 1. Ahli 2. Guru 3. Siswa

Garis-garis besar pembelajaran - SK/KD

- Indikator

- Gambaran umum pembelajaran


(48)

Analisis kebutuhan merupakan kegiatan awal dari penelitian ini dengan melakukan kegiatan observasi dan wawancara. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan proses pembelajaran siswa kelas III A di dalam kelas, serta perilaku siswa terhadap lingkungan di sekitar sekolah. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan wawancara yang digunakan untuk mengetahui bahan ajar yang dibutuhkan guru serta siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil analisis kebutuhan yang diperoleh, kemudian dijadikan sebagai dasar dari pengembangan desain modul pembelajaran IPA untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kegiatan kedua adalah mendesain produk yang akan dikembangkan. langkah pertama yang dilakukan dalam mendesain produk adalah mengkaji ke-10 prinsip dari 16 prinsip pengembangan menurut Tomlinson. Ke-10 prinsip yang digunakan ini adalah prinsip-prinsip yang menurut peneliti relevan dengan produk yang dikembangkan oleh peneliti yaitu berupa materi yang dikembangkan dalam bentuk modul. Materi yang dikembangkan dalam modul ini merupakan materi yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPA.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menyusun garis-garis besar pembelajaran yang disusun berdasarkan data analisis kebutuhan dan panduan lembar student need analysis. Garis besar tersebut meliputi, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator. Garis-garis besar pembelajaran tersebut kemudian dievaluasikan terlebih dahulu oleh Dosen Pembimbing Skripsi I dan II. Garis-garis besar yang sudah tersusun dan telah dievaluasikan kemudian dikembangkan menjadi silabus dan dikembangkan kembali menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yaitu


(49)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Selain mendesain silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), peneliti juga mendesain modul yang digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” yang telah tersusun kemudian divalidasi oleh beberapa ahli (expert judgment), yaitu ahli IPA, bahasa dan guru kelas. Para ahli ini ditunjuk oleh peneliti sebagai validator perangkat pembelajaran (silabus, RPP) dan modul pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti. Modul pembelajaran IPA juga divalidasikan oleh siswa kelas III A dengan melakukan wawancara kepada lima siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda untuk membaca dan mempelajari isi modul yang diberikan.

Hasil validasi dari para ahli digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul yang telah dirancang sehingga dapat digunakan dalam proses pembelajaran.Sedangkan, hasil validasi siswa terhadap modul pembelajaran digunakan peneliti untuk memperbaiki kualitas modul pembelajaran.

Modul yang telah divalidasi oleh para ahli dan guru kelas III A kemudian dapat diimplementasikan. Proses implementasi dilakukan di dalam kegiatan belajar mengajar di kelas III A SD N Jetis 1 dengan melibatkan 26 siswa. Sebelumnya peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah dan guru kelas III A. Dalam proses implementasi, peneliti juga melakukan pengumpulan data untuk mengetahui kualitas dari modul pembelajaran IPA dengan melakukan observasi, wawancara dan menyebaran angket pada siswa.


(50)

Hasil data yang diperoleh peneliti selama implementasi kemudian dianalisis dan diolah kembali untuk mendapatkan data-data yang empiris. Data-data tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari modul pembelajaran IPA yang dikembangkan, sehingga bagian modul pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang masih memiliki kekurangan dapat dilakukan perbaikan. Revisi ini dilakukan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas modul agar layak digunakan di akhir proses penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran siswa di dalam kelas, serta perilaku siswa terhadap tumbuhan yang ada di sekitar sekolah. Kegiatan observasi dilakukan peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Hasil observasi yang didapat kemudian dicatat dan dianalisis untuk dibuat sebuah kesimpulan.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, karena peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang berisikan garis-garis besar topik yang akan dipertanyakan. Dalam kegiatan wawancara ini peneliti mengambil narasumber guru kelas III A dan siswa kelas III A. Informasi yang ingin diperoleh dari narasumber berbeda-beda, diantaranya: (1) kegiatan wawancara guru kelas III A dilakukan untuk mendapatkan data berupa pelaksanaan proses pembelajaran didalam kelas, kendala yang dihadapi dan usaha yang dilakukan pada saat proses pembelajaran, serta bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas; (2) Kegiatan wawancara


(51)

siswa kelas III A dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas modul yang dikembangkan oleh peneliti.

Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, di mana peneliti sudah menyiapkan alternatif jawaban bagi responden. Kuesioner yang digunakan berfungsi untuk memvalidasi modul pembelajaran yang dikembangkan. Responden yang dipilih untuk menjawab pertanyaan kuesioner adalah ahli IPA, ahli bahasa, guru kelas III A, dan siswa kelas III A. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto. Foto diperoleh ketika peneliti melakukan penelitian di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Foto-foto ini juga digunakan sebagai data pelengkap dalam pelakasanaan penelitian.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara, dan kuesioner. Instrumen wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis kebutuhan siswa dan guru kelas III A terhadap modul pembelajaran IPA. Sedangkan instrument kuesioner digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaraan, serta modul yang dikembangkan. Nilai yang diperoleh dari instrument kuesioner digunakan peneliti sebagai masukan untuk modul yang dikembangkan. yang digunakan dalam penelitian ini pada saat proses validasi kelayakan modul yang dilakukan oleh ahli, guru, serta siswa. Sedangkan, pedoman wawancara digunakan ketika melakukan wawancara kepada guru pada saat melakukan analisis kebutuhan, serta untuk memvalidasi modul pembelajaran IPA oleh siswa. Berikut adalah kisi-kisi/pedoman wawancara dan observasi yang digunakan dalam penelitian ini:


(52)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas III A

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Siswa Kelas III A

No Aspek Nomor Item

1. Minat siswa dalam membaca modul. 1

2. Modul dapat menumbuhkan ketertarikan bagi siswa. 2

3. Penggunaan bahasa dalam modul. 3

4. Dapat memahami maksud dari isi dan langkah-langkah kegiatan dalam modul.

4, 5

5. Memberikan kesan positif. 6

Tabel 3.3 Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran

Tabel 3.4 Instrumen Validasi Modul oleh Ahli dan Guru

No Topik Pertanyaan Nomor Pertanyaan

1 Proses pembelajaran IPA didalam kelas 1, 2, 3 2 Bahan ajar yang digunakan guru dalam

pembelajaran IPA

4 3 Pendapat guru mengenai modul pembelajaran yang

layak digunakan.

5

No. Indikator Nomor Pertanyaan

1 Perumusan Indikator 1, 2, 3, 4, 5

2 Uraian Tujuan 6, 7, 8

3 Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

9, 10, 11

4 Pemilihan Media dan Sumber Belajar 12, 13, 14, 15 5 Skenario/ Kegiatan Pembelajaran 16, 17, 18, 19

6 Rancangan Penilaian 20

No. Indikator Nomor Pertanyaan

1 - Tujuan dan Pendekatan 1, 2, 3, 4, 5, 6 2 - Desain dan Pengorganisasian 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14


(53)

Tabel 3.5 Kuesioner Presepsi Siswa

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran di kelas dan aktivitas siswa, serta wawancara dengan guru dan siswa kelas III A. Selain itu, data kualitatif ini juga didapat dari hasil validasi oleh ahli IPA, ahli bahasa dan guru kelas berupa kritik, komentar dan saran yang digunakan untuk memperbaiki kualitas perangkat pembelajaran dan modul yang dikembangkan oleh peneliti.

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian hasil validasi perangkat pembelajaran dan modul oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III A. Terdapat empat pilihan skala penilaian yang digunakan, yaitu skor 4

No. Indikator Nomor Pertanyaan

4 - Topik 22, 23, 24, 25

5 - Metodelogi 26, 27, 28

6 - Bahasa 29, 30, 31, 32

No Pernyataan Ya Tidak

1. Semua petunjuk dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terdapat pada modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” dapat saya lakukan. 2 Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

mampu menumbuhkan kesadaran dan kepedulian saya terhadap tumbuhan dilingkungan yang sekitar.

3 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” sangat menarik.

4 Bahasa yang digunakan pada modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” mudah saya mengerti.

5 Isi dalam modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” sesuai dengan lingkungan sekitar saya. 6 Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”


(54)

merupakan skor tertinggi dan 1 merupakan skor terendah. Hasil skor yang telah diperoleh kemudian dimasukan kedalam empat kategori pilihan, yaitu angka 4 untuk kategori sangat layak, angka 3 untuk kategori layak, angka 2 untuk kategori cukup layak, dan angka 1 untuk kategori kurang layak. Skor yang diperoleh akan dianalisis dan dikonversikan ke dalam tabel kriteria penilaian menurut Sukardjo (2006:53). Berikut adalah tabel kriteria penilaian ideal yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Ideal Menurut Sukardjo (2006:53)

No. Rentang Skor Kategori Kualitas

1 X > Xi + 1,80 Sbi Sangat Layak

2 Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi Layak 3 Xi − 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi Cukup Layak 4 Xi –1,80 Sbi < X ≤ Xi − 0,60 Sbi Kurang Layak

Keterangan:

X : Skor akhir rata-rata

Rerata ideal (Xi) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (Sbi) : (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal) Berdasarkan rumus konversi pada tabel 3.7, maka perhitungan data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif. Adapun konversi kualitatif pengembangan sebagai berikut.

Diketahui:

Skor tertinggi ideal = 4 Skor terendah ideal = 1 Rata-rata ideal (Xi) = (4+1)


(55)

= 2,5 Simpangan baku ideal (Sbi) = (4-1)

= 0,5

Ditanyakan:

Rentang skor kelayakan produk Jawab:

Kategori Sangat Layak X > Xi + 1,80 Sbi X > 2,5 + (1,80 . 0,5) X > 2,5 + (0,9) X > 3,4

Kategori Layak

Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi

2,5 + (0,60 . 0,5) < X ≤ 2,5 + (1,80 . 0,5) 2,5 + 0,3 < X ≤ 3,4

2,8 < X ≤ 3,4

Kategori Cukup Layak

Xi − 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi

2.5 – (0,60 . 0,5) < X ≤ 2,5 + (0,60 . 0,5) 2.5 – 0,3 < X ≤ 2,8

2,2 < X ≤ 2,8

Kategori Kurang Layak


(56)

2,5 – (1,80 . 0,5) < X ≤ 2,5 – (0,60 . 0,5) 2,5 – 0,9 < X ≤ 2,2

1,6 < X ≤ 2,2

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka didapatkan rentang kriteria skor skala empat dan kategorinya untuk menilai kualitas kelayakan modul. Berikut tabel kriteria skor skala empat menurut Sukardjo (2006)

Tabel 3.7 Kriteria Skor Skala Empat

Rentang Skor Kategori Kualitas

X > 3,4 Sangat Layak

2,8 < X ≤ 3,4 Layak

2,2 < X ≤ 2,8 Cukup Layak 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang Layak


(57)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas dua hal yang berkaitan dengan penelitian. Pertama, membahas mengenai proses pengembangan modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” beserta pembahasannya. Kedua, membahas mengenai deskripsi singkat kualitas modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”.

4.1 Proses Pengembangan Modul

Peneliti mengembangkan sebuah modul pembelajaran IPA berjudul “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan Standar Kompetensi (SK) point 6 yaitu memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan yaitu KD 6.4 mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.

Modul pembelajaran IPA dikembangkan menggunakan 5 langkah prosedur pengembangan menurut Brian Tomlinson, antara lain:

4.1.1 Analisis Kebutuhan

Penelitian ini diawali dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara. Observasi digunakan untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa terhadap lingkungan sekitar sekolah. Sedangkan wawancara dilakukan kepada guru kelas III A dan siswa kelas III A. Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan


(58)

(PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta yakni dari tanggal 18 Juli 2016 sampai tanggal 22 Oktober 2016. Observasi dilakukan peneliti pada hari Kamis, 4 Agustus 2016 di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pembelajaran dimulai pukul 09.10 WIB setelah kegiatan istirahat. Sebelum memulai pembelajaran selanjutnya, guru memberikan sedikit pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa terlihat gaduh ketika mereka mengeluarkan buku dan alat-alat yang diperlukan untuk belajar. Pembelajaran yang dibahas pada hari itu adalah pembelajaran IPA dengan materi penggolongan tumbuhan. Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan buku cetak IPA yang diberikan dari pemerintah. Guru meminta siswa untuk membuka buku cetak pembelajaran IPA dan membacanya terlebih dahulu. Setelah itu, guru menjelaskan materi ini hanya secara lisan dan meminta siswa duduk tenang untuk mencatat penjelasan yang disampaikan oleh guru. Guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai penggolongan tumbuhan dengan membawa langsung tumbuhan bayam dan memunjuk 4 orang siswa maju ke depan kelas untuk membantu guru menjelaskan kembali penggolongan tumbuhan pada tumbuhan bayam. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok dan memberikan masing-masing kelompok tumbuhan bayam. Siswa melakukan pengamatan dan menggolongkan tumbuhan tersebut berdasarkan penggolongannya. Setelah melakukan pengamatan siswa diberikan soal dan mengerjakannya secara mandiri. Soal yang telah dikerjakan kemudian dikoreksi bersama dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan jarinya jika ingin menjawab. Setelah melakukan koreksi bersama, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang


(59)

telah dipelajari. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan siswa dipersilakan untuk beristirahat.

Kegiatan observasi dilanjutkan peneliti di luar kelas pada saat jam istirahat berlangsung untuk melihat aktivitas dan perilaku siswa kelas III A terhadap tumbuhan di lingkungan sekolah. SD N Jetis 1 Yogyakarta memiliki tumbuhan hidup yang beragam dan asri karena terawat, akan tetapi semua itu bukan dirawat oleh siswa melainkan dirawat oleh penjaga sekolah. Perilaku siswa kelas III A tidak menunjukan perilaku sadar dan peduli terhadap tumbuhan sekitar. Hal ini terlihat ketika siswa kelas III A bermain bola di waktu istirahat. Pada saat itu, tidak sengaja bola yang mereka mainkan masuk ke area taman sekolah, dan siswa berbondong-bondong masuk ke area taman untuk mengambil bola tersebut. perilaku tersebut telah membuat tumbuhan di taman tersebut menjadi rusak karena terinjak-injak oleh mereka. Melihat tumbuhan di taman yang rusak, guru serta penjaga sekolah menegur siswa-siswa tersebut untuk tidak mengulanginya lagi. Teguran yang diberikan guru dan penjaga sekolah ternyata tidak menimbulkan reaksi bagi siswa, mereka dengan santai melanjutkan permainannya kembali. Perilaku siswa yang lainnya ditunjukan ketika siswa berkumpul di teras depan kelas untuk mengobrol dan bercanda bersama dengan sengaja memetik beberapa daun pada tumbuhan yang ada di pot tersebut untuk dijadikan mainannya.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III A pada tanggal 15 Agustus 2016 dengan menggunakan lembar pedoman “student need analysis” yang diberikan dari dosen pembimbing. Point-point wawancara dalam pedoman tersebut meliputi academic background, serta social dan economic background.


(60)

Berdasarkan hasil wawancara, guru kelas III A memaparkan bahwa kemampuan akademik siswa kelas III A belum terlihat menonjol karena proses belajar mengajar baru dilaksanakan selama 4 minggu. Akan tetapi, guru kelas III A menjelasakan bahwa siswa kelas III A mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Menurut penjelasan guru minat dan antusias siswa kelas III A dalam mengikuti proses pembelajaran sangat besar terutama pada hal yang bersifat konkret seperti pada pembelajaran IPA. Selain menjelaskan akademik siswa, beliau juga menjelaskan tentang latar belakang sosial dan ekonomi siswa kelas III A. Beliau menjelaskan bahwa siswa kelas III A berasal dari lingkungan keluarga menengah kebawah yang orang tua mereka hanya bekerja sebagai tukang parkir, pedagang dan buruh. Mayoritas tempat tinggal siswa berasal dari daerah sekitar Jetis, dengan kondisi lingkungan sekitar rumah yang terlihat kumuh dan tidak tertata dikarenakan daerah ini tidak memiliki lahan yang cukup luas sehingga bangunan rumah yang satu dengan yang lain saling berdekatan. Di kelas III A juga masih terdapat beberapa siswa yang perlu mendapatkan bimbingan khusus, seperti kurangnya pemusatan perhatian, lambat belajar, dan emosi yang kurang stabil, sehingga guru biasanya memberikan bimbingan tambahan pada siswa di akhir pembelajaran.

Selama mengajar pembelajaran IPA, guru kelas III A hanya menggunakan buku cetak pembelajaran yang telah disediakan oleh pihak sekolah, terkadang guru juga memanfaatkan alam di lingkungan sekitar siswa. Menurut guru kelas III A, penggunaan modul pada pelajaran IPA yang melibatkan siswa secara langsung pada alam sekitarnya dapat menambah pengalaman belajar siswa secara nyata, tidak hanya membayangkan saja sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman


(61)

yang bermakna dari setiap proses pembelajaran yang dilakukannya. Modul pembelajaran IPA yang diharapkan guru kelas III A yaitu modul yang mampu mengajak siswa untuk berpikir dan menemukan manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan, yaitu dapat mengembangkan kesadaran dan kepeduliannya untuk menjaga dan merawat lingkungan disekitarnya. Hasil wawancara juga menunjukan bahwa guru membutuhkan sebuah modul pembelajaran IPA yang tidak hanya mampu menumbuhkan aspek kognitif siswa saja, tetapi juga mampu menumbuhkan aspek afektif dan psikomotor siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari analisis kebutuhan, peneliti melakukan pengembangan materi pembelajaran IPA dengan berbagai kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam sebuah modul pembelajaran. Modul tersebut diimplementasikan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif di dalamnya.

4.1.2 Desain Produk

Pengembangan desain produk disesuiakan dengan hasil analisis kebutuhan yang telah diperoleh. Pengembangan desain diawali dengan mengkaji terlebih dahulu pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan 10 prinsip dari 16 prinsip pengembangan menurut Tomlinson. Komponen dari desain modul pembelajaran IPA “tumbuhan di sekitarku” yang dikembangkan, meliputi silabus, RPP, lampiran pendukung, panduan materi, LKS, serta daftar pustaka.

Terdapat dua desain perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu peneliti merancang desain perangkat pembelajaran untuk hari pertama dan hari kedua. Dalam perancangan desain perangkat pembelajaran, peneliti terfokus pada mata pelajaran IPA. Peneliti memilih SK 6. Memahami


(62)

kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih, yaitu 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. SK dan KD tersebut disesuaikan dengan mata pelajaran IPA dan dipilih berdasarkan hasil observasi perilaku siswa kelas III A terhadap tumbuhan.

Garis-garis besar pembelajaran yang telah dikoreksi oleh dosen pembimbing, kemudian dikembangkan menjadi silabus. Silabus yang telah tersusun kemudian dikembangkan menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan memuat identitas, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, media, alat, sumber belajar, kegiatan pembelajaran dan lampiran. Indikator pembelajaran yang digunakan terbagi menjadi 3 aspek yaitu competence, conscience, dan compassion.

Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan ABCD yaitu audience, behavior, condition, dan degree. RPP disusun menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan langkah langkah pembelajaran yang meliputi konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Teknik peer tutoring juga dilakukan di dalam desain perangkat


(63)

pembelajaran dengan tujuan agar siswa mampu mengajak siswa lain untuk peduli terhadap lingkungan sekitar dengan pengalaman yang telah di dapatnya.

Dalam mendesain silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), peneliti menggunakan program komputer Microsoft Word 2010, serta menggunakan font Times New Roman. Berikut merupakan desain silabus dan RPP yang dirancang oleh peneliti:


(64)

Gambar 4.2 RPP Hari Pertama dan RPP Hari Kedua

Selain mendesain perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP, peneliti juga mendesain modul pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Modul pembelajaran IPA untuk guru dan siswa berbeda satu sama lain. Untuk guru, penggabungkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan materi yang dikembangkan dengan berbagai kegiatan dan LKS dibuat menjadi satu kesatuan dalam modul. Sedangkan untuk siswa hanya modul yang berisi materi pembelajaran IPA dan kegiatan pembelajaran saja. Perbedaan modul pembelajaran untuk guru dan siswa juga terletak pada susunan isi modul. Modul pembelajaran unuk guru terdiri dari sampul, deskripsi singkat, tujuan penyusunan modul, langkah kegiatan, serta daftar pustaka. Sedangkan komponen modul untuk siswa terdiri dari sampul, tujuan penyusunan modul, langkah kegiatan serta daftar pustaka.


(65)

Aplikasi yang digunakan peneliti untuk mendesain modul pembelajaran IPA di atas adalah program komputer Microsoft Word 2010. Font yang digunakan dalam mendesain modul, antara lain adalah Times New Roman, Lucida Calligraphy, dan Comic Sans MS. Desain modul pembelajaran IPA peneliti buat lebih menarik dengan menggunakan gambar-gambar yang didapat dari internet. Gambar pada sampul modul pembelajaran IPA didapat di halaman website http://riaumandiri.co/read/detail/7805/distangan-raih-juara-penghijauan-lingkungan.html dan diambil pada tanggal 27 November 2016. Gambar sampul modul ini mengandung makna untuk mengajak siapa saja yang melihat dan membaca modul dapat menjaga, merawat, dan melestarikan tumbuhan yang ada disekitar.

Isi modul dilengkapi dengan materi pembelajaran, LKS dan kegiatan belajar yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa, seperti melakukan pengamatan, demontrasi, dan diskusi. Modul pembelajaran IPA dibuat dengan memberikan variasi tulisan, warna, dan gambar-gambar untuk menarik perhatian siswa agar mau membaca dan mempelajari isi materi pada modul. Bahasa yang digunakan dalam modul untuk siswa juga dibuat lebih sederhana agar mudah dimengerti oleh siswa.


(66)

Gambar 4.3 Sampul dan Isi Modul Pembelajaran untuk Guru


(67)

Komponen yang terakhir adalah penutup. Penutup berisikan biografi peneliti yang mencangkup nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pendidikan yang telah dan sedang ditempuh, kegiatan yang pernah diikuti, dan foto.

Desain modul yang telah peneliti jelaskan di atas, tidak terlepas dari prinsip pengembangan menurut Tomlinson. Dalam mendesain modul pembelajaran, peneliti menggunakan 10 dari 16 prinsip Tomlinson, yaitu 1) isi pembelajaran dalam modul harus memiliki pengaruh nyata bagi siswa, 2) isi pembelajaran dalam modul harus menumbuhkan rasa nyaman pada siswa, 3) materi dalam modul dapat membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa, 4) materi dalam modul yang dipelajari harus relevan bagi siswa, 5) materi dalam modul memberikan penjelasan dan pencerahan bagi siswa, 6) materi dalam modul harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari setiap proses pembelajaran yang dilakukan, 7) materi dalam modul harus mempertimbangkan gaya belajar siswa yang berbeda-beda, 8) materi dalam modul harus mempertimbangkan sikap afektif siswa, 9) materi dalam modul harus memberdayakan kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulus otak kanan dan kiri siswa, dan 10) materi dalam modul harus memberikan kesempatan untuk terwujudnya timbak balik (feedback) antara guru dengan siswa.

Desain modul yang telah tersusun kemudian di validasi kepada ahli IPA, ahli bahasa, guru kelas, dan siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi yang dilakukan oleh para ahli meliputi validasi kualitas perangkat pembelajaran dan validasi kualitas modul pembelajaran IPA “tumbuhan di sekitarku”. Aspek untuk memvalidasi perangkat pembelajaran terdiri dari 6 aspek utama, antara lain (1) perumusan indikator, (2) uraian tujuan, (3) pemilihan dan pengorganisasian


(1)

Siswa: Ya, bisa.

Peneliti: Bagaimana perasaanmu setelah membaca dan melaksanakan semua kegiatan yang ada di modul “Tumbuhan Di Sekitarku” ini?


(2)

Lampiran 12. Hasil Karya Siswa 1. Karya Siswa Berinisial AL


(3)

(4)

(5)

Lampiran 13. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Gambar 1. Mendampingi Siswa

Gambar 2. Kegiatan Pengamatan Gambar 3. Kegiatan Berdiskusi


(6)

Lampiran 14. Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Giadiolla Septi Pangesti merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang lahir di Jakarta, 06 September 1995. Peneliti menempuh pendidikan formal di SD N 08 Pagi Petukangan Utara pada tahun 2002-2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Strada Bhakti Utama pada tahun 2007-2010. Setamat pendidikan SMP, melanjutkan sekolah menengah atas di kota Yogyakarta di SMK N 7 Yogyakarta dengan jurusan Pariwisata pada tahun 2010 dan dinyatakan lulus tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan akademik dan non-akademik, antara lain:

1. Pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib tahun 2014 2. Mengikuti workshop Pelatihan Metode Montessori tahun 2015.

3. Anggota Devisi Usaha Dana Parade Gamelan Anak ke-8 Se-Yogyakarta dan Jawa Tengah Universitas Sanata Dharma tahun 2015.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Disekitarku” Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk


Dokumen yang terkait

Pengembangan modul cintai lingkungan sekitarmu menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III B SD Negeri Petinggen Yogyakarta.

1 4 135

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif.

0 0 2

Pengembangan perangkat pembelajaran dan modul materi pelestarian sumber daya alam berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IV A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta.

0 3 168

Pengembangan modul cintai lingkungan sekitarmu menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III B SD Negeri Petinggen Yogyakarta

0 1 133

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif

1 1 129

Pengembangan modul pelajaran IPA kelas III berbasis paradigma pedagogi reflektif di SD Kanisius Kalasan

1 2 102

Pengembangan modul pembelajaran IPA Tumbuhan di Sekitarku menggunakan pendekatan paradigma pedagogi refketif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 1 110

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen Yogyakarta

1 9 131

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta

0 1 159

Pengembangan perangkat pembelajaran dan modul materi pelestarian sumber daya alam berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IV A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta

0 9 166