3.5.3. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika nilai varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi rank spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus Rank Spearman adalah :
∑di
2
Rs = 1-6 N N
2
– 1 ......…………………………Gujarati, 1995: 188
Keterangan :
di = perbedaan dalam rank antara variebel bebas N = banyaknya data
Jika nilai signiikan koefisien rs untuk semua variabel bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar 5 maka tidak terdapat
gejala heteroskedastisitas Wahana Komputer, 2005: 60.
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1. Teknik Analisis
Analisis ini dipakai dalam penelitian ini karena dapat menerangkan ketergantungan suatu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
independen. Analisis ini juga dapat menduga besar dan arah dari pengaruh tersebut serta mengukur derajat keeratan hubungan antara satu variabel
dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Adapun bentuk umum dari Regresi Linier Berganda secara
sistematis adalah sebagai berikut : Y =
β +
β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ e………………………….……Anonim, 2008: L- 21
Dimana: Y
= Kepatuhan Wajib Pajak β
= Konstanta intersep X
1
= Pemahaman Wajib Pajak X
2
= Kesadaran Wajib Pajak β
1,
β
2
= Koefisien regresi e
= Random error
3.6.2. Uji
Hipotesis
3.6.2.1.Uji F Uji Kecocokan Model
Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh-pengaruh variabel-variabel
independen X terhadap variabel dependen Y dengan prosedur sebagai berikut:
a. Ho :
1
=
2
=.....……=
j
= 0 Model dari X
1,
X
2
terhadap Y tidak ada kecocokan.
b. Ha :
1
=
2
=……….=
j
0 Model dari X
1,
X
2
terhadap Y ada kecocokan.
c. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan
derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.
d. Dengan nilai F hitung:
R
2
k-1 F
hit
= 1-R
2
n-k Anonim, 2003 : L-22
e. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut Suliyanto, 2005 : 65 :
Ho diterima, Ha ditolak jika nilai signifikansi 0,05 Ho ditolak, Ha diterima jika nilai signifikansi 0,05
3.6.2.2. Uji t Uji Pengaruh X
1
dan X
2
Terhadap Y
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara parsial. Adapun prosedurnya sebagai berikut :
a. Ho :
j
= 0 tidak terdapat pengaruh X
1
atau X
2
terhadap Y. Ha :
1
0 terdapat pengaruh X
1
atau X
2
terhadap Y. a.
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah
variabel.
b. Dengan nilai t hitung :
b
j
t
hit
= se b
j
Anonim, 2003 : L-21
c. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut Suliyanto, 2005: 66
Ho diterima, Ha ditolak jika nilai signifikansi 0,05 Ho ditolak, Ha diterima jika nilai signifikansi 0,05
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1.
Sejarah Kota Mojokerto
Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto melalui suatu proses kesejahteraan yang diawali melalui status sebagai staadsgemente,
berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda Nomor 324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918. Pada masa Pemerintahan Penduduk
Jepang berstatus Sidan diperintah oleh seorang Si Ku Cho dari 8 Mei 1942 sampai dengan 15 Agustus 1945.
Pada zaman revolusi 1945 - 1950 Pemerintah Kota Mojokerto didalam pelaksanaan Pemerintah menjadi bagian dari Pemerintah
Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Walikota disamping Komite Nasional Daerah.
Daerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950
kemudian berubah status sebagai Kota Praja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1965 berubah menjadi Kotamadya Mojokerto. Selanjutnya berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1974. Selanjutnya dengan adanya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya
Daerah Tingkat II Mojokerto seperti Daerah-Daerah yang lain berubah