sedikit orang muda Katolik yang memahami makna Ekaristi secara lebih luas, yaitu memberi motivasi agar umat yang merayakan Ekaristi melakukan sesuatu
yang bermanfaat bagi sesama, terkhusus mereka yang membutuhkan. Dalam hal ini para orangtua, tokoh-tokoh umat, Pastor Paroki dan seluruh umat perlu
menyadari pentingnya memberi pemahaman kepada orang muda Katolik terkait makna perayaan Ekaristi, agar tidak menjadi perayaan yang kering dan tidak
bertumbuh. Perayaan Ekaristi bagi bunda Teresia Kalkuta merupakan cahaya penerang
jalan hidupnya, waktu untuk menyerahkan diri, meminta dan memohon segala hal kepada Allah Katekismus Populer, 2012:129. Dari hasil penelitian, ditemukan
motivasi orang muda Katolik Stasi St. Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur dalam merayakan Ekaristi adalah untuk menghayati iman akan Allah dan
meningkatkan kepedulian terhadap sesama yang sedang mengalami kesulitan. Terlihat hubungan antara penghayatan bunda Teresa dengan hasil penelitian yang
menunjukkan motivasi orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus dalam merayakan Ekaristi. Namun tidak sedikit pula dari orang muda Katolik yang
masih terjebak pada motivasi yang kurang mendalam, yaitu merayakan Ekaristi sebagai sebuah kewajiban yang harus dijalankan. Jika pemahaman Ekaristi
terbatas hanya sebagai sebuah kewajiban yang harus dijalankan oleh umat Kristiani, tidak jarang membuat seseorang mudah merasa jenuh atau kurang dapat
memaknai pesan yang diinspirasikan oleh Sabda Allah dalam perayaan Ekaristi. Merayakan Ekaristi dapat dilaksanakan kapanpun kecuali pada hari raya
khusus KHK kan. 931. Demikian pula umat yang merayakan Ekaristi tidak ada
batasannya. Kerinduan hati yang ingin selalu dekat dengan Allah akan mendorong umat untuk lebih sering merayakan Ekaristi Katekismus Populer, 2012:219.
Kendati demikian, di beberapa daerah tertentu tidak dapat ditentukan berapa jumlah umat merayakan Ekaristi. Semua tergantung pada kehadiran Iman atau
Prodiakon yang melayani. Maka, hasil penelitian berdasarkan pengalaman orang muda Katolik Stasi St. Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur terkait
berapa kali umat Kristiani mengikuti perayaan Ekaristi dalam 1 bulan, ditemukan jawaban beragam sesuai dengan pengalaman mereka, namun jawaban dengan
persentase tertinggi yaitu sebanyak 3 kali. Jawaban yang beragam dari orang muda Katolik Stasi St. Stefanus karena kurangnya tenaga Iman yang menjadi
pelayan di Paroki Santa Maria Long Hubung, membuat perayaan Ekaristi menjadi tidak menentu. Meskipun secara teori tidak ada batasan berapa kali umat boleh
merayakan Ekaristi. Ekaristi dapat dirayakan sesuai dengan kebutuhan rohani umat yang memiliki kerinduan untuk selalu dekat dengan Allah.
Perjamuan Malam Terakhir merupakan momen pokok atau penting yang diadakan oleh Yesus sebagai perjamuan perpisahan dengan para murid sebelum
sengsara dan wafat-Nya di kayu salib. Melalui perjamuan malam terakhir Yesus menjelaskan sengsara dan wafat di kayu salib sebagai penyerahan diri-Nya
secara total demi Karya Penyelamatan manusia. Perjamuan malam terakhir bukan Ekaristi pertama yang dirayakan tetapi menjadi saat penetapan bagi
perayaan Ekaristi. Pada Malam Terakhir Yesus memerintah agar momen ini dirayakan kembali sebagai bentuk pengenangan akan Dia Luk 22:19; 1Kor
11:24. Bertolak dari hasil penelitian sebagian besar orang muda Katolik Stasi St.
Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur mengetahui bahwa Perayaan Ekaristi ditetapkan oleh Yesus Kristus pada Malam Perjamuan Terakhir. Karya
Penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus demi menyelamatkan manusia, harus menjadi inspirasi bagi orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus
Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur untuk menjadi sarana penyalur keselamatan bagi sesama di sekitar, terutama bagi mereka yang kecil, lemah, miskin,
tersingkir dan difabel, selayaknya Yesus Kristus yang menjadi pembawa misi keselamatan Allah bagi manusia.
Ketika merayakan Ekaristi umat Kristiani seharusnya paham benar bagaimana seharusnya mereka bersikap. Sikap hormat dan keterlibatan aktif
dalam perayaan Ekaristi merupakan tindakan tepat yang dilakukan oleh umat, karena kehadiran Allah benar-benar nyata dalam rupa Roti dan Anggur yang telah
dikonsekrasi. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar orang muda Katolik Stasi St. Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur menjawab sikap yang tepat
saat merayakan Ekaristi dengan terlibat aktif dalam setiap bagian perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi merupakan perayaan syukur atas Karya Penyelamatan
Allah melalui Yesus Kristus dalam kesatuan dengan Gereja-Nya, maka kita pun adalah anggota-anggota-Nya yang harus turut ambil bagian secara aktif dalam
perayaan Ekaristi. Partisipasi orang awam beriman dalam Ekaristi tidak boleh hanya dalam bentuk kehadiran pasif, tetapi aktif dalam mengikuti setiap bagian
dari perayaan Ekaristi https:www.katolisitas.orgsekilas-makna-liturgi-dan- beberapa-pelanggaran-liturgi. Diakses 26 Januari 2017, jam 3.12 AM
Kehadiran Allah dalam perayaan Ekaristi sangatlah nyata dan dapat dilihat oleh umat. Selain melalui rupa Roti dan Anggur yang telah dikonsekrasi,
kehadiran-Nya dapat dilihat secara nyata melalui figur Imam yang sedang memimpin perayaan Ekaristi saat itu. Maka, Imam saat memimpin perayaan
Ekaristi bukan lagi dipandang sebagai pribadinya, tetapi representatif dari pribadi Yesus Kristus. Berdasarkan persentase tertinggi dari hasil penelitian, ditemukan
secara keseluruhan OMK menjawab Iman sebagai figur yang menggambarkan kehadiran Allah secara nyata dalam perayaan Ekaristi.
3. Pemahaman Orang Muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir
mengenai Permasalahan Sosial
Pada bagian ini penulis menguraikan mengenai pemahaman orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur terkait
permasalahan sosial. Uraian secara lebih jelas dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4: Pemahaman orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang
Ilir Kalimantan Timur Mengenai Permasalahan Sosial N=40
No Item
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Jumlah OMK
Persen 1
2 3
4 5
1
Menurut pengetahuan
Anda apa saja bentuk- bentuk permasalahan
Pergaulan bebas
mabuk-mabukan, narkoba, seks bebas
dan kebut-kebutan
22 55
1
2 3
4 5
sosial yang terjadi di sekitar Anda?
Kesenjangan antara
orang kaya dan miskin Perbedaan pandangan
tentang kepercayaan Semua pernyataan di
atas tepat
1 1
16 2.5
2.5 40
2
Menurut pandangan
Anda orang
yang disebut miskin adalah…
Tidak punya pakaian Tidak dapat makan
dengan layak Tidak memiliki tempat
tinggal Tidak
memiliki pekerjaan tetap
Semua benar
- 3
7 2
28 -
7.5 17.5
5 70
3
Suatu tindakan dapat dikatakan
sebagai permasalahan
sosial karena....
Membuat kesalahan di depan orang banyak
Kesalahan yang dibuat oleh banyak orang
Kesalahan berdampak bagi banyak orang
Manusia adalah
makhluk sosial Pendapat lain
5
5 14
12 4
12.5
12.5 35
30 10
a. Laporan Hasil Penelitian tentang Pemahaman Mengenai Permasalahan
Sosial
Data yang diperoleh terkait hasil penelitian tentang pemahaman orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur seputar
permasalahan sosial, tercatat dengan terperinci pada pemaparan sebagai berikut:
pertanyaan nomor 1 sebanyak 22 OMK 55 menyatakan permasalahan sosial yang terjadi di sekitar mereka adalah Pergaulan bebas mabuk-mabukan, narkoba,
seks bebas dan kebut-kebutan, sebanyak 1 OMK 2.5 menyatakan kesenjangan antara orang kaya dan miskin, sebanyak 1 OMK 2.5 menyatakan
perbedaan pandangan tentang kepercayaan dan terdapat 16 OMK 40 menyatakan semua alternative jawaban benar.
Pertanyaan nomor 2 mengenai pandangan orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur tentang orang yang di sebut miskin,
atas hasil penelitian tersebut ditemukan data sebagai berikut: berjumlah 3 OMK 7.5 menyebutkan orang yang dikatakan miskin ialah mereka yang tidak dapat
makan dengan layak, berjumlah 7 OMK 17.5 menyebutkan orang miskin yaitu mereka yang tidak memiliki tempat tinggal, berjumlah 2 OMK 5 menyebutkan
miskin berarti tidak memiliki pekerjaan tetap dan 28 OMK 70 menyebutkan semua pilihan jawaban benar.
Pertanyaan nomor 3 yaitu tentang tindakan yang dapat dikatakan sebagai permasalahan sosial, data yang diperoleh sebagai berikut: sebanyak 5 OMK
12.5 menyatakan membuat kesalahan di depan banyak orang, sebanyak 5 OMK 12.5 menyatakan kesalahan yang dibuat oleh banyak orang, sebanyak
14 OMK 35 menyatakan kesalahan berdampak bagi banyak orang, sebanyak 12 OMK 30 menyatakan manusia adalah makhluk sosial dan sebanyak 4
OMK 10 memiliki pendapat lain.
b. Pembahasan Hasil Penelitian tentang Pemahaman Mengenai
Permasalahan Sosial
Permasalahan sosial merupakan perbedaan antara kenyataan yang ada dengan nilai atau norma yang dihidupi dalam suatu masyarakat, sehingga dapat
mengancam kehidupan kelompok sosial tersebut. Benturan unsur-unsur dengan realita yang ada dapat menimbulkan goncangan dan perpecahan dalam komunitas
atau masyarakat. Mengacu pada hasil penelitian yang diperoleh terkait bentuk- bentuk permasalahan sosial yang terjadi di sekitar orang muda Katolik Stasi Santo
Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur, terlihat dari persentase bahwa sebagian besar orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir
Kalimantan Timur menjawab pergaulan bebas mabuk-mabukan, narkoba, seks bebas dan kebut-kebutan yang saat ini terjadi di kalangan orang muda. Data yang
diperoleh menjadi sumber yang dapat dijadikan dasar untuk para orangtua, guru, tokoh Gereja dan seluruh umat agar memberi perhatian khusus akan masalah ini.
Orang muda merupakan masa depan dan harapan Gereja yang keterlibatannya sangat dibutuhkan. Namun apabila orang muda tidak memiliki kualitas diri dan
hidup yang baik, bagaimana mungkin dapat mengemban tugas sebagai rasul-rasul awam atau sebagai rekan kerja Allah.
Kemiskinan merupakan kondisi seseorang atau kelompok, laki-laki atau perempuan yang tidak dapat memenuhi hak-hak dasar untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang lebih bermartabat. Kemiskinan bukan hanya dipandang dari ketidakmampuan dalam segi ekonomi, tetapi juga tidak
terpenuhinya hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan kepada seseorang atau
kelompok dalam menjalankan hidup yang bermartabat. Hak-hak dasar secara umum mencakup kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, rumah, air
bersih, tanah, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dan hak untuk berpartisipasi dalam hidup bermasyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang
maupun jenis kelamin. Bertolak dari definisi dari kemiskinan dan macam-macam bentuk kemiskinan yang telah diuraikan di atas, hasil penelitian menggambarkan
sebagian besar orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur telah memahami ciri-ciri orang yang disebut miskin, yaitu
dengan menyatakan bahwa semua alternatif jawaban benar. Maka, jelas bahwa seseorang yang miskin tidak hanya mereka yang kekurangan dalam hal materi
tetapi juga krisis perlakuan sebagai manusia seutuhnya dalam hidup. Tindakan seseorang atau kelompok yang dapat dikatakan sebagai masalah
sosial, dilihat dari dampak yang ditimbulkan akibat tindakan tersebut. Dampak dari tindakan yang merugikan banyak orang atau kelompok tertentu merupakan
tolak ukur yang dipakai untuk menyatakan bahwa suatu tindakan seseorang atau kelompok tertentu disebut sebagai sumber masalah sosial. Bersumber pada hasil
penelitian ditemukan bahwa cukup banyak orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur yang memahami tindakan yang
disebut sebagai masalah sosial. Meskipun tidak sedikit pula yang masih keliru, namun dari tingkat persentase jumlah orang muda Katolik Stasi St. Stefanus yang
memahami terkait masalah sosial lebih tinggi. Pemahaman ini menjadi dasar setiap tindakan-tindakan yang mereka lakukan setiap hari, saat berinteraksi
dengan sesama sebagai pelajar maupun anggota masyarakat.
4. Keterlibatan Orang Muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir
Kalimantan Timur
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian terkait keterlibatan orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir
Kalimantan Timur. Penjelasan secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel: 5 Keterlibatan Orang Muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir
Kalimantan Timur N=40
No Item
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Jumlah OMK
Persen 1
2 3
4 5
1 Menurut pengalaman
Anda seberapa
penting keterlibatan
orang muda Katolik Sangat penting karena
orang muda
merupakan harapan
dan masa
depan Gereja
36 90
dalam Gereja maupun kehidupan
sosial masyarakat?
Tidak penting karena, masih terlalu muda
untuk terlibat Keterlibatan
tidak diharuskan
karena masih banyak orang
dewasa yang lebih mampu
Terlibat sejauh tidak mengganggu
tugas utama sebagai pelajar
Pendapat Lain 1
1
1
1 2.5
2.5
2.5
2.5
1 2
3 4
5
2 Berdasarkan
pengalaman Anda apa bentuk
keterlibatan orang muda Katolik
dalam Gereja? Terlibat
sebagai Lektor
Terlibat dalam Koor Menjadi misdinar
Komunitas orang
muda di StasiParoki KOMKAOMK
Pendapat Lain 1
5 2
30
2 2.5
12.5 5
75
5 3
Menurut pengalaman Anda
seperti apa
bentuk keterlibatan
yang mungkin pernah Anda
lakukan di
tengah masyarakat? Menjadi
relawan untuk
membantu sesama
yang mengalami
musibahbencana Jujur
dalam menjalankan
tugas sebagai pelajar
Perduli pada teman yang sedang dalam
masalah Menjadi pribadi yang
cinta akan perdamaian di
tengah teman-
teman Pernyataan di atas
semua benar 4
7
4
4
21
10
17.5
10
10
52.5
4 Kemukakan pendapat
Anda tentang
keterlibatan orang
muda Katolik
di dalam Gereja maupun
masyarakat Tidak begitu tahu,
karena saya kurang terlibat
Aktif terlibat dalam kegiatan Gereja tetapi
kurang aktif dalam menanggapi
permasalahan sosial masyarakat
Orang muda terlibat sejauh
kegiatan menarik dan
8
21
7 20
52.5
17.5
1 1
3 4
5
menguntungkan bagi mereka
Keterlibatan hanya ketika
hari raya
Gereja Pendapat Lain
1 3
2.5 7.5
5 Apa
alasan Anda
terlibat dalam
kegiatan Gereja
maupun menanggapi permasalahan sosial
masyarakat? Karena diminta oleh
Guru agama untuk memenuhi tugas PAK
atau ketua lingkungan
Karena diajak oleh teman-teman
Kewajiban yang
harus dijalankan
sebagai orang muda yang
merupakan harapan dan masa
depan Gereja Kesempatan untuk
menambah teman dan memperkaya
pengalaman
Pendapat Lain 2
1 35
1
1 5
2.5 87.5
2.5
2.5
6 Menurut
pendapat Anda
perlukah diadakan
pendampingan bagi
orang muda Katolik? Sangat perlu
Tidak terlalu perlu Tidak perlu
Perlu Pendapat Lain
27 4
- 9
-
67.5 10
- 22.5
-
1 2
3 4
5
7 Sebagai orang muda
Katolik kegiatan
seperti apa yang Anda harap
untuk diadakan?
Doa bersama Kegiatan
yang memupuk
kebersamaan dan
kekeluargaan di
tengah masyarakat Pendalaman
iman dan
Kitab Suci
RekoleksiRetret Pendapat Lain
6 16
16
- 2
15 40
40
- 5
a. Laporan Hasil Penelitian tentang Keterlibatan Orang Muda Katolik Stasi
Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur
Pada tabel 5 di atas dipaparkan hasil penelitian tentang keterlibatan orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur. Hasil
penelitian tentang seberapa penting keterlibatan orang muda Katolik dalam Gereja maupun kehidupan sosial masyarakat akan dijabarkan dengan lengkap sebagai
berikut: Pertanyaan nomor 1 menurut pengalaman OMK tentang seberapa penting keterlibatan mereka dalam hidup menggereja maupun masyarakat, tercatat
sebanyak 36 OMK 90 menyebutkan sangat penting karena orang muda merupakan harapan dan masa depan Gereja, sejumlah 1 OMK 2.5 menyatakan
tidak penting karena masih terlalu muda untuk terlibat, sebanyak 1 OMK 2.5 berpendapat keterlibatan tidak diharuskan karena masih banyak orang dewasa
yang lebih mampu, sejumlah 1 OMK 2.5 menyatakan terlibat sejauh tidak
mengganggu tugas utama sebagai pelajar dan 1 OMK 2.5 memiliki pendapat lain.
Pertanyaan nomor 2 tentang pengalaman keterlibatan orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur dalam Gereja, atas hasil
penelitian tersebut ditemukan data sebagai berikut: sejumlah 1 OMK 2.5 menyatakan terlibat sebagai lektor, sejumlah 5 OMK 12.5 menyatakan terlibat
dalam kegiatan koor, sejumlah 2 OMK 5 menyebutkan keterlibatannya menjadi misdinar, sejumlah 30 OMK 75 menyatakan terlibat dalam komunitas
orang muda Katolik di StasiParoki KOMKAOMK dan sejumlah 2 OMK 5 memilik pendapat lain.
Pertanyaan nomor 3 terkait bentuk pengalaman orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur yang dilakukan di tengah
masyarakat, didapatkan data sebagai berikut: sebanyak 4 OMK 10 menyatakan pernah menjadi relawan untuk membantu sesama yang mengalami
musibahbencana, sebanyak 7 OMK 17.5 menyatakan jujur dalam menjalankan tugas sebagai pelajar, sebanyak 4 OMK 10 menyatakan perduli
pada teman yang sedang dalam masalah, sebanyak 4 OMK 10 menyatakan terlibat dengan cara menjadi pribadi yang cinta akan perdamaian di tengah teman-
teman dan sebanyak 21 OMK 52.5 menyatakan telah menjalan semua alternatif jawaban.
Pertanyaan nomor 4 berhubungan dengan pendapat orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur tentang keterlibatan
mereka di Gereja maupun masyarakat, dengan hasil sebagai berikut: berjumlah 8
OMK 20 menyebutkan tidak begitu tahu, karena kurang terlibat, berjumlah 21 OMK 52.5 menyebutkan aktif dalam kegiatan Gereja tetapi kurang aktif
dalam menanggapi permasalahan sosial masyarakat, berjumlah 7 OMK 17.5 menyebutkan akan terlibat sejauh kegiatan tersebut menarik dan menguntungkan
bagi mereka, berjumlah 1 OMK 2.5 menyebutkan mereka terlibat hanya ketika hari raya Gereja dan berjumlah 3 OMK 7.5 memiliki pendapat lain.
Pertanyaan nomor 5 sehubungan dengan alasan keterlibatan orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur dalam kegiatan
Gereja maupun menanggapi permasalahan sosial masyarakat, diperoleh data sebagai berikut: sejumlah 2 OMK 5 menyatakan karena diminta oleh Guru
agama untuk memenuhi tugas PAK atau ketua lingkungan, sejumlah 1 OMK 2.5 menyatakan keterlibatannya karena diajak oleh teman-teman, sejumlah 35
OMK 87.5 menyatakan terlibat karena kewajiban yang harus dijalankan sebagai orang muda yang merupakan masa depan Gereja, sejumlah 1 OMK
2.5 menyatakan keterlibatan merupakan kesempatan untuk menambah teman dan memperkaya pengalaman serta sejumlah 1 OMK 2.5 mempunyai
pendapat lain. Pertanyaan nomor 6 tentang pendapat orang muda Katolik Stasi Santo
Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur dengan diadakannya pendampingan bagi orang muda Katolik, data terkait pendapat mereka secara rinci sebagai
berikut: sebanyak 27 OMK 67.5 menjawab sangat perlu, sebanyak OMK 10 menjawab tidak terlalu perlu dan sebanyak 9 OMK 22.5 menjawab
perlu.
Pertanyaan nomor 7 tentang harapan orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur terkait kegiatan yang diharapkan
untuk diadakan, diperoleh sebagai berikut: sebanyak 6 OMK 15 berpendapat kegiatan yang harus ada yaitu doa bersama, sebanyak 16 OMK 40 menyatakan
kegiatan yang memupuk kebersamaan dan kekeluargaan di tengah masyarakat, sebanyak 16 OMK 40 menyatakan pendalaman iman dan Kitab Suci dan 2
OMK 5 mengemukakan pendapat lain.
b. Pembahasan Hasil Penelitian tentang Keterlibatan Orang Muda Katolik
Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur
Bertolak dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada tabel 5 di atas, terlihat dengan jelas seberapa penting keterlibatan mereka dalam Gereja maupun
kehidupan sosial masyarakat. Sebagian besar orang muda Katolik menyatakan keterlibatan mereka sangat penting, karena berdasarkan kesadaran bahwa mereka
merupakan harapan dan masa depan Gereja. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa OMK yang memiliki pendapat lain, namun karena jumlah mereka yang
sedikit sehingga tidak memiliki pengaruh. Cara meningkatkan kesadaran bahwa dipundak orang muda Katolik terletak tanggungjawab untuk membangun masa
depan Gereja, merupakan pekerjaan rumah bagi para orangtua, tokoh Gereja dan seluruh umat. Berangkat dari kesadaran diri akan peran OMK yang sangat penting,
akan dengan sendirinya menarik mereka untuk melibatkan diri dalam setiap kegiatan Gereja maupun masyarakat.
Wadah bagi orang muda Katolik untuk terlibat dalam hidup menggereja tidak sedikit. Banyak kegiatan yang dapat diikuti sesuai dengan minat,
kemampuan, talenta dan motivasi mereka. Sejak semula kehadiran orang muda memiliki tempat istimewa dihati Allah dan Gereja. Hal ini dibuktikan dalam
sejarah keselamatan, dimana Allah melibatkan orang-orang muda untuk menjadi rekan kerja-Nya Kej 21:1-7; 22:1-18, Musa Kel 3, Yosua Ul 31:7-8, Samuel
1 Sam 3:1-21, Daud 1 Sam 16:1-13, 17, Yosia menjadi raja pada usia delapan tahun yang membawa perubahan pada hidup keagamaan 2Raj 22, 23, Yeremia
Yer 1:4-10, Ruth, Yudith, Ester dan tujuh pemuda bersaudara 2 Mak 7:1-42. Keterlibatan mereka tidak selalu berjalan lancar, melainkan diwarnai banyak
tantangan dan halangan yang justru menjadi titik balik pertobatan mereka dan kembali pada kehendak Allah. Demikian pula dengan keterlibatan orang muda saat
ini yang pasang surut. Dalam hal ini para pejabat Gereja diharapkan untuk tetap dengan setia dan sabar membimbing serta mengingatkan OMK untuk tetap teguh
dalam tugas perutusan mereka sebagai rekan kerja Allah. Sejalan dengan paparan di atas, berdasarkan hasil penelitian sebagian besar mereka telah terlibat dalam
komunitas orang muda di StasiParoki KOMKAOMK. Selain itu ada pula yang terlibat sebagai Lektor, Misdinar dan kegiatan koor. Secara keseluruhan mereka
telah terlibat aktif menurut minat, bakat dan kemampuannya masing-masing. Keterlibatan orang muda Katolik tidak hanya terbatas pada kegiatan
menggereja, melainkan lebih luas mencakup kegiatan kemasyarakatan. Semangat juang, keberanian dan kerja yang tinggi yang dimiliki oleh orang muda, membuat
mereka layak terlibat dalam kehidupan sosial dan budaya yang saat ini menemui
tantangan yang tidak mudah. Harapan Gereja orang muda menjadi rasul pertama dan utama dikalangan mereka serta memiliki kepedulian yang tinggi akan
lingkungan sosial sekitar. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar orang muda Katolik telah terlibat di tengah masyarakat dengan menampilkan diri
sebagai pribadi seorang pelajar maupun sebagai anggota masyarakat. Peranan orangtua, guru Agama, tokoh-tokoh Gereja, Pastor Paroki dan seluruh umat untuk
mendorong orang muda agar lebih meningkat keterlibatan dalam hidup menggereja maupun bermasyarakat.
Perayaan Ekaristi merupakan perayaan kehidupan yang bersumber pada Karya Penyelamatan Kristus yang adalah pusat dan puncak kehidupan umat
beriman Kristian. Perayaan Ekaristi juga sebagai momentum untuk merayakan dan mengenang kembali Karya Penyelamatan Allah yang terealisasi melalui
pribadi Yesus Kristus. Mengenang dalam arti yang lebih mendalam yaitu menghidupkan kembali Karya Penyelamatan Allah dalam hidup sehari-hari
dengan meningkatkan rasa kepedulian, solidaritas dan pengorbanan kepada sesama di sekitar yang sedang membutuhkan bantuan. Berdasarkan penelitian,
diperoleh sebagian besar orang muda Katolik berpendapat yang justru tidak sejalan dengan pemaparan di atas, dimana sebagian besar orang muda Katolik
Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur terlibat aktif dalam kegiatan Gereja tetapi kurang aktif dalam menanggapi permasalahan sosial
masyarakat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan refleksi bagi orang muda Katolik untuk dapat lebih meningkatkan keterlibatan mereka di tengah masyarakat
sebagai bentuk ungkapan kasih yang nyata kepada Allah.
Berdasarkan hasil penelitian orang muda Katolik menyadari kehadiran mereka dalam menanggapi permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, bukan
sebagai pelengkap tetapi sebagai pelaku utama sebagai harapan dan masa depan Gereja. Keterlibatan yang didasari oleh kesadaran akan peranan penting mereka
sebagai harapan dan masa depan Gereja, diharapkan memberi kekuatan disaat mereka menemui tantangan dan hambatan. Demikian pula dengan motivasi
keterlibatan OMK lainnya, agar dapat dirubah sehingga tidak mudah putus asa ketika menghadapi tentangan.
Kehadiran orang muda Katolik dengan segala kemampuan, talenta, semangat, kerja keras dan kreativitas yang mereka miliki, dirasa Gereja perlu
memfasilitasi serta mewadahi keterlibatan mereka sesuai dengan tahap perkembangan masing-masing. Searah dengan pesan Paus Paulus II agar Gereja
memandang orang muda sebagai cerminan masa depan, memiliki cara berpikir kritis, mempertanyakan banyak hal, berani dan memiliki semangat tinggi
meskipun menghadapi berbagai resiko, memiliki komitmen radikal dan kreatif dalam memberi masukan demi perkembangan Komisi Kepemudaan KWI, 2014:
41-46. Pemaparan di atas diperkuat dengan hasil penelitian, secara keseluruhan orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur
berpendapat bahwa sangat perlu adanya pendampingan bagi mereka. Pendampingan mengarahkan mereka pada tujuan tertentu, agar keterlibatan
mereka pun menjadi lebih terarah. Hasil penelitian, menunjukkan persentase tertinggi tentang harapan orang
muda Katolik akan diadakannya kegiatan yang memupuk kebersamaan dan
kekeluargaan di tengah masyarakat, serta mengadakan pendalaman iman dan Kitab Suci. Harapan semacam ini dirasa sebagai masukan baik bagi para tokoh
Gereja dan Pastor Paroki agar dapat diperhatikan serta ditindaklanjuti. Dengan adanya wadah atau kegiatan yang dapat dijadikan saluran ide, kreativitas, inovasi
dan segala bentuk kemampuan yang dimiliki oleh orang muda, akan meminimalisir kesempatan bagi mereka untuk melakukan pada hal-hal negatif
yang dapat merusak masa depan mereka.
5. Pemahaman Orang Muda Katolik Stasi Santo Stefenus Datah Bilang Ilir
Kalimantan Timur Mengenai Permasalahan Sosial
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang pemahaman orang muda Katolik mengenai permasalahan sosial. Secara lebih rinci akan
diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 6: Pemahaman Mengenai Permasalahan Sosial
N=40 No
Item Pertanyaan
Pilihan Jawaban Jumlah
OMK Persen
1 2
3 4
5
1 Berdasarkan
pengamatan dan
pengalaman Anda
permasalahan sosia
apa yang
paling sering terjadi di Datah
Bilang? Penyakit menular
Perceraian Tawuran antar pelajar
Bencana
alam banjirkebakaran
Pendapat Lain 1
5 6
17
11 2.5
12.5 15
42.5
27.5
1 2
3 4
5
2 Apa penyebab utama
terjadinya permasalahan sosial
di Datah Bilang? Kemiskinan
Taraf pendidikan
yang rendah Pengetahuan
yang kurang luas
Ketidakpedulian Setuju dengan semua
jawaban di atas -
4 6
11 19
- 10
15 27.5
47.5
3
Menurut Anda siapa yang
harus bertanggungjawab
dalam menanggapi
permasalahan sosial di Datah Bilang?
Kepala kampung Kepala adat
Orang yang melihat
kejadian Semua
warga Kampung
Pendapat Lain 9
3 4
22 2
22.5 7.5
10 55
5
a. Laporan Hasil Penelitian tentang Pemahaman Mengenai Permasalahan
Sosial
Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pemahaman mengenai permasalahan sosial. Melalui hasil penelitian tentang pengamatan dan
pengalaman orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur terkait permasalahan sosial yang terjadi di Datah Bilang,
ditemukan fakta sebagai berikut: Pertanyaan nomor 1 seputar pengamatan dan pengalaman OMK terkait permasalahan sosial yang paling sering terjadi di Datah
Bilang, sejumlah 1 OMK 2.5 menyebutkan penyakit menular, sejumlah 5 OMK 12.5 menyebutkan perceraian, sejumlah 6 OMK 15 menyebutkan
tawuran antar pelajar, sejumlah 17 OMK 42.5 menyebutkan bencana alam banjirkebakaran dan sejumlah 11 OMK 27.5 memberikan pendapat lain.
Pertanyaan nomor 2 tentang penyebab utama terjadinya permasalahan sosial di Datah Bilang, dengan penjabaran sebagai berikut: sebanyak 4 OMK
10 menjawab karena faktor kemiskinan, sebanyak 6 OMK 15 menjawab karena faktor pengetahuan yang kurang luas, 11 OMK 27.5 menjawab karena
faktor ketidakpedulian dan sebanyak 19 OMK 47.5 menjawab setuju dengan
semua alternatif jawaban.
Pertanyaan nomor 3 tentang pendapat orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur terkait siapa yang harus
bertanggungjawab dalam menanggapi permasalahan sosial di Datah Bilang. Atas hasil tersebut dipapar data sebagai berikut: sebanyak 9 OMK 22.5 menyatakan
tanggungjawab kepala kampung, sebanyak 3 OMK 7.5 menyatakan tanggungjawab kepala adat, sebanyak 4 OMK 10 menyatakan tanggungjawab
orang yang melihat kejadian, sebanyak 22 OMK 55 menyatakan tanggungjawab semua warga kampung dan sebanyak 2 OMK 5 memiliki
pendapat lain.
b. Pembahasan Hasil Penelitian tentang Pemahaman Mengenai
Permasalahan Sosial
Permasalahan sosial yang terdapat di Desa Datah Bilang dewasa ini terbilang semakin kompleks dan cukup mengkhawatirkan. Situasi ini tentu
menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orangtua, guru, kepala Desa dan seluruh
masyarakat Datah Bilang agar saling bekerjasama untuk mencari solusi demi menyelesaikan masalah. Sejalan dengan pernyataan tersebut, hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur menyatakan bahwa masalah yang paling sering
terjadi yaitu terkait bencana alam banjirkebakaran. Jika masalah dihadapi atau dibebankan pada salah satu orang saja, maka akan terasa sangat berat. Namun
ketika antar warga Desa Datah Bilang saling bersinergi untuk mencari solusi atas masalah yang terjadi, maka akan sangat meringankan mereka yang sedang
mengalami musibah atau kemalangan. Permasalahan sosial disebabkan oleh individu intrinsik dan luar individu
ekstrinsik. Pada awalnya permasalahan disebabkan oleh individu, namun kemudian berdampak ke luar dirinya masyarakat. Demikian pula berdasarkan
hasil penelitian, dengan jumlah persentase yang paling banyak menyatakan permasalahan sosial yang terjadi di Datah Bilang, yaitu disebabkan oleh
kurangnya ketidakpedulian antar anggota masyarakat terutama mereka yang tergolong menengah ke atas, pengetahuan yang kurang luas sehingga keinginan
untuk merubah keadaan pun sangat kurang atau bahkan tidak sama sekali dan taraf pendidikan yang masih rendah. Hasil penelitian ini harus menjadi sumber
penyadaran atau pengingat untuk masing-masing pribadi agar tetap saling menjaga sikap, sehingga tidak menimbulkan kesengsaraan atau keseusahan bagi
orang lain. Menanggapi permasalahan sosial yang terjadi di Desa Datah Bilang, bukan
hanya tugas dari para pejabat Desa saja tetapi seluruh warga. Sepakat dengan
pernyataan ini, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur sepakat bahwa yang
bertanggungjawab dalam menanggapi permasalahan sosial yang terjadi adalah seluruh warga kampung Datah Bilang. Semua warga perlu memiliki kesadaran
bahwa tidak mungkin 1 orang dapat menjaga keamanan dan kenyamanan seluruh warga Desa. Para pejabat Desa membutuhkan bantuan dan kerjasama dari semua
warganya agar tercipta suasana dan kultur yang penuh kedamaian serta kekeluargaan antar anggota masyarakat Desa Datah Bilang Kalimantan Timur.
6. Sejauh mana perayaan Ekaristi mendorong orang muda Katolik dalam
menanggapi permasalahan sosial masyarakat
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai keterkaitan antara perayaan Ekaristi dengan keterlibatan orang muda Katolik dalam menanggapi
permasalahan sosial masyarakat khususnya di Desa Datah Bilang. Dalam hal ini akan dipaparkan mengenai sejauh mana perayaan Ekaristi mendorong orang
muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial masyarakat kampung Datah Bilang.
Tabel 7: Sejauh mana perayaan Ekaristi mendorong orang muda Katolik dalam
menanggapi permasalahan sosial masyarakat N=40
No Item
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Jumlah OMK
Persen 1
2 3
4 5
1 Apakah
setelah merayakan
Ekaristi Anda
semakin terdorong
untuk peduli kepada sesama
di sekitar
yang membutuhkan
bantuan?
Sangat terdorong,
karena salah satu cara menanggapi
kasih Allah
yaitu dengan
perduli kepada sesama yang
membutuhkan bantuan
Melihat situasi, apabila beresiko
merugikan maka lebih baik yang
lain saja Jika tidak ada orang
lain yang menolong, barulah
saya akan
menolong Menurut saya tidak ada
hubungannya Ekaristi dengan
membantu orang lain
Pendapat Lain
35
3
2
-
-
87.5
7.5
5
-
-
2 Setujukah
Anda dengan
pernyataan ini:
“perayaan Ekaristi
memperkembangkan iman akan Allah dan
meningkatkan kepedulian terhadap
sesama
yang membutuhkan
bantuan”? Sangat setuju
Setuju Kurang setuju
Tidak setuju Pendapat Lain
27 10
2 -
1 67.5
25 5
- 2.5
3 Kegiatan atau aksi
sosial dalam bentuk apa
yang pernahsedang Anda
Menjadi anggota
komunitas sosial Tidak pernah
Tidak ada Pernah menjadi
17 8
5 5
42.5 20
12.5 12.5
1 2
3 4
5
ikuti? relawan
membantu korban bencana alam
Pendapat Lain 5
12.5 4
Ketika mendengar
dan melihat tetangga yang
berbeda keyakinan
sedang mengalami
bencana kebakaran, apa yang
Anda lakukan sebagai orang muda Katolik?
Bersikap apatis
karena ada orang dewasa yang akan
membantu Segera membantu
tanpa memandang
perbedaan latar
belakang Tidak
memperdulikannya karena
perbedaan Agama
Membantu apabila yang
terkena musibah
adalah keluarga
Pendapat Lain 3
34
1
1
1 7.5
85
2.5
2.5
2.5 5
Berdasarkan pengalaman sebagai
orang muda Katolik, sejauh mana Anda
terlibat
dalam menanggapi
permasalahan sosial masyarakat?
Terlibat sangat aktif Berusaha
terlibat semampunya
Sangat jarang
terlibat Tidak pernah terlibat
sama sekali Pendapat Lain
4 20
11 3
2
10 50
27.5 7.5
5
a. Laporan Hasil Penelitian tentang Sejauh Mana Ekaristi Mendorong
Orang Muda Katolik Stasi Santo Stefanus dalam Menanggapi Permasalahan Sosial Masyarakat Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur
Hasil penelitian pada tabel 8 memaparkan variabel sejauh mana perayaan Ekaristi mendorong orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial
masyarakat, dapat dilihat secara jelas pada uraian berikut: Pertanyaan nomor 1
tentang apakah perayaan Ekaristi mendorong OMK untuk perduli kepada sesama di sekitar terutama mereka yang membutuhkan bantuan, sejumlah 35 OMK
87.5 menyatakan sangat terdorong, karena kasih salah satu cara menanggapi kasih Allah yaitu dengan cara perduli kepada sesama yang membutuhkan bantuan,
sejumlah 3 OMK 7.5 menyatakan tergantung situasi, apabila beresiko merugikan maka lebih baik yang lain saja dan sejumlah 2 OMK 5 menyatakan
jika tidak ada orang lain yang menolong, barulah saya akan menolong. Pertanyaan nomor 2 tentang setujukah orang muda Katolik Stasi Santo
Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur dengan pernyataan ini: “perayaan
Ekaristi memperkembangkan iman akan Allah dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan bantuan”?, pemaparan data dapat dilihat
sebagai berikut: ditemukan sebanyak 27 OMK 67.5 menjawab sangat setuju, sebanyak 10 OMK 25 menjawab setuju, sebanyak 2 OMK 5 menjawab
kurang setuju dan sebanyak 1 OMK 2.5 mempunyai pendapat lain. Pertanyaan nomor 3 terkait kegiatan atau aksi sosial dalam bentuk apa yang
pernahsedang diikuti oleh orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur, diperoleh data dengan rincian sebagai berikut: jumlah 17
OMK 42.5 menyebutkan pernahsedang menjadi anggota komunitas sosial, sejumlah 8 OMK 20 menyebutkan tidak pernah, sejumlah 5 OMK 12.5
menyebutkan tidak ada, sejumlah 5 OMK 12.5 menyebutkan pernah menjadi relawan membantu korban bencana alam dan 5 OMK 12.5 punya pendapat
lain.
Pertanyaan nomor 4 tentang sikap orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur ketika mendengar dan melihat tetangga yang
berbeda keyakinan sedang mengalami bencana kebakaran, ditemukan jawaban sebagai berikut: sebanyak 3 OMK 7.5 menyatakan bersikap apatis karena ada
orang dewasa yang akan membantu, sebanyak 34 OMK 85 menyatakan Segera membantu tanpa memandang perbedaan latar belakang, sebanyak 1 OMK
2.5 menyatakan tidak memperdulikannya karena berbeda Agama dan sebanyak 1 OMK 2.5 menyatakan membantu apabila yang terkena musibah
adalah keluarga. Pertanyaan nomor 5 tentang sejauh mana keterlibatan orang muda Katolik
Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur dalam menanggapi permasalahan sosial masyarakat, didapatkan data sebagai berikut:
sebanyak 4 OMK 10 menyebutkan terlibat sangat aktif, sebanyak 20 OMK 50 menyebutkan berusaha terlibat semampunya, sebanyak 11 OMK 27.5
menyebutkan sangat jarang terlibat, sebanyak 3 OMK 7.5 menyebutkan tidak pernah terlibat sama sekali dan sebanyak 2 OMK memiliki pendapat sendiri.
b. Pembahasan Hasil Penelitian tentang Sejauh Mana Ekaristi Mendorong
Orang Muda Katolik Stasi Santo Stefanus dalam Menanggapi Permasalahan Sosial Masyarakat Datah Bilang Kalimantan Timur
Pemahaman Ekaristi terkait judul skripsi yang bermuara pada aksi atau tindakan nyata orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir
Kalimantan Timur dalam menanggapi permasalahan sosial masyarakat,
maka Ekaristi dijelaskan dari aspek pastoral dimana umat beriman Kristiani diwajibkan untuk menghormati Ekaristi Mahakudus dengan berpartisipasi aktif
dalam perayaan dan menyambut Tubuh dan Darah Kristus secara terus menerus, memberikan partisipasi aktif yang tidak hanya dalam perayaan Ekaristi, tetapi
juga terlibat aktif dalam mengaktualisasikan diri dalam hidup sehari-hari. Singkatnya, Ekaristi dipahami sebagai perayaan kehidupan, sebagaimana Yesus
Kristus merupakan sumber dan muara kehidupan sejati. Dengan demikian merayakan Ekaristi berarti mengembangkan iman secara pribadi maupun
membangun kepedulian kepada sesama di sekitar, terutama mereka yang membutuhkan bantuan. Oleh sebab itu, sangat erat kaitannya merayakan Ekaristi
dengan semangat berbagi kepada sesama di sekitar terutama kepada mereka yang kurang beruntung. Pernyataan tersebut semakin dikuatkan oleh hasil penelitian
yang memperlihatkan sebagian besar orang muda Katolik menyatakan sangat terdorong untuk perduli kepada sesama di sekitar yang membutuhkan bantuan,
karena salah satu cara menanggapi kasih Allah yaitu dengan perduli kepada sesama terutama mereka yang kurang beruntung. Kasih Allah yang telah diterima
melalui Yesus Kristus hendaknya juga dibagikan kepada sesama di sekitar terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel agar mereka
pun memperoleh keselamatan dari Allah. Cinta kasih Allah yang telah diberikan kepada umat-Nya secara gratis, maka tugas kita selanjutnya membagikan kasih itu
secara cuma-Cuma pula kepada sesama di sekitar. Allah tidak memandang latar belakang umat yang dikasihi-Nya, sehingga tidak alasan untuk memiliki sikap
diskriminatif dalam membantu sesama.
Menurut pandangan T. Krispurwana Cahyadi 2012:118-119 dalam buku “Roti Hidup”, menguraikan bahwa Ekaristi adalah perayaan kehidupan, sebab
Kristus merupakan pusat dan muara kehidupan, arah sejarah, tatapan perkembangan peradaban serta sumber kehidupan sejati.
Merayakan Ekaristi tidak semata-mata mengembangkan iman secara pribadi, tetapi juga membangun
kepedulian terhadap kehidupan bersama dengan membawa semangat berbagi kepada sesama di sekitar agar makna dan buah-buah rohani yang didapat melalui
Ekaristi, dapat diwujudkan secara nyata dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian sebagai pribadi maupun kelompok umat beriman telah melayani Allah.
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan orang muda Katolik sangat setuju dengan pernyataan ini. Tanpa adanya tindakan nyata sebagai bentuk tanggapan
akan kasih Allah yang dikenang dan dihadirkan kembali melalui perayaan Ekaristi, membuat Ekaristi yang dirayakan menjadi kering dan tidak berbuah.
Terkadang mudah untuk merasa jenuh dan bosan dalam menjalaninya dan tidak memberi dampak apapun dalam sikap hidup.
Kepedulian dan semangat berbagi dari orang muda Katolik dapat direalisasikan dalam macam-macam bentuk kegiatan, sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan dan minat yang dimiliki. Terlihat dari hasil penelitian ditemukan sebagian besar OMK telah terlibat aktif dalam kegiatan atau aksi sosial yang
diadakan oleh Gereja maupun masyarakat. Meskipun demikian masih terdapat beberapa OMK yang peranan atau keaktifannya sangat kurang atau bahkan tidak
ada sama sekali. Hal ini tentu menjadi keprihatinan bersama sebagai orangtua, guru Agama, tokoh-tokoh Gereja dan semua umat untuk mendorong orang muda
Katolik agar berperan aktif melibatkan diri dalam menanggapi permasalahan sosial demi perkembangan Gereja.
Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur, berada di tengah umat dari berbagai agama, suku dan budaya yang menuntut para pemeluknya
untuk memiliki rasa solidaritas tinggi, terutama di saat sedang mengalami musibah atau bencana. Musibah atau bencana tidak memandang atau memilih
latar belakang manapun dan siapapun yang menjadi korbannya, maka kemungkinan sangat besar bagi semua masyarakat dapat mengalaminya.
Kenyataan ini tentu membuka hati, pikiran dan dorongan untuk bertindak bagi siapapun untuk membantu mereka yang mengalami musibah, tanpa memandang
perbedaan yang ada. Setuju dengan pendapat tersebut, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar jumlah orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus
Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur, menyatakan ketika mendengar dan melihat tetangga yang berbeda keyakinan sedang mengalami bencana kebakaran akan
segera membantu tanpa memandang perbedaan latar belakang yang ada. Kultur ini perlu untuk tetap dijaga dan dilestarikan agar selalu tercipta suasana yang
damai dan penuh kekeluargaan antar anggota masyarakat. Keterlibatan orang muda Katolik sangat dibutuhkan oleh Gereja karena
pada masa ini, mereka memiliki banyak hal yang dapat digunakan untuk memperkembangkan Gereja. Mulai dari semangat tinggi, kerja keras dan
kreativitas yang dianggap sangat bermanfaat bagi kemajuan Gereja. Selain itu orang muda belum dibebani dengan berbagai macam hal, misalnya terkait
tanggungjawab dalam hidup berkeluarga sehingga mereka masih memiliki banyak
waktu untuk memberi kontribusi dengan maksimal pada Gereja. Konsekuensinya keterlibatan tersebut bukan dari sisa waktu yang dimiliki, melainkan telah ada
waktu khusus yang dialokasikan untuk keterlibatan tersebut. Namun terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan kesadaran akan hal ini masih sangat kurang,
dimana sebagian besar orang muda Katolik menyatakan akan berusaha terlibat semampunya. Selain itu hasil penelitian pun mengungkap fakta bahwa banyak
pula yang masih kurang terlibat.
7.
Usulan Aksi Sosial yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Menanggapi Permasalahan
Sosial
Berikut akan dipaparkan secara rinci hasil penelitian tentang usulan terkait aksi sosial yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan orang muda
Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial :
Tabel 8: Usulan Aksi Sosial yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Keterlibatan
Orang Muda Katolik dalam Menanggapi Permasalahan Sosial N=40
No Item
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Jumlah OMK
Persen 1
2 3
4 5
1 Kegiatan apa yang
Anda usulkan untuk meningkat kepedulian
orang muda Katolik Mengadakan kegiatan
yang memupuk rasa kepedulian terhadap
sesama Seminar
tentang peran serta orang
20
6 50
15
1 2
3 4
5
dalam menanggapi
permasalahan sosial masyarakat?
muda Katolik dalam masyarakat
Membuat komunitas relawan
untuk membantu
warga yang
mengalami kesulitan
Mengadakan perayaan
Ekaristi dengan
tema membangun
keterlibatan sosial Pendapat Lain
8
4
2 20
10
5 2
Bentuk-bentuk aksi
sosial macam
apa yang Anda usulkan
agar orang
muda Katolik terlibat lebih
aktif dalam
menanggapi permasalahan sosial
masyarakat? Penggalangan dana
dengan berjualan
makanan Mengumpulkan
barang-barang layak pakai
untuk dibagikan
pada mereka
yang membutuhkan
Membantu dengan terlibat
langsung dalam
bentuk pikiran, tenaga dan
waktu Menjadi
penggerak bagi sesama yang
belum terlibat untuk membantu
Setuju dengan semua aksi di atas
3
3
11
-
23 7.5
7.5
28
-
58
a. Laporan Hasil Penelitian tentang Usulan Aksi Sosial yang Dapat
Dilakukan untuk Meningkatkan Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Menanggapi Permasalahan Sosial
Hasil penelitian pada tabel 9 tentang usulan aksi sosial yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik dalam
menanggapi permasalahan sosial, terdapat beberapa usulan yang dipaparkan sebagai berikut: pertanyaan nomor 1 tentang usulan kegiatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kepedulian orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial, ditemukan sebanyak 20 OMK 50
mengusulkan agar diadakannya kegiatan yang memupuk rasa kepedulian terhadap sesama, sebanyak 6 OMK 15 mengusulkan diadakannya seminar tentang
peran serta orang muda Katolik dalam masyarakat, sebanyak 8 OMK 20 mengusulkan agar membuat komunitas relawan untuk membantu warga yang
mengalami kesulitan, 4 OMK 10 mengusulkan untuk mengadakan perayaan Ekaristi dengan tema membangun keterlibatan sosial dan sebanyak 2 OMK 5
mempunyai pendapat lain. Pada pertanyaan nomor 2 terkait usulan bentuk-bentuk aksi sosial yang
dapat dilakukan agar keterlibatan orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial semakin meningkat, ditemukan data sebagai berikut:
sejumlah 3 OMK 7.5 mengusulkan kegiatan penggalangan dana dengan berjualan makanan, sejumlah 3 OMK 7.5 mengusulkan agar mengumpulkan
barang-barang layak pakai untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, sejumlah 11 OMK 28 mengusulkan membantu dengan keterlibatan langsung
dalam bentuk sumbangan pemikiran, tenaga dan waktu dan sejumlah 23 OMK 58 menyatakan setuju dengan semua alternatif usulan bentuk-bentuk aksi
sosial yang ditawarkan.
a. Pembahasan Hasil Penelitian tentang Usulan Aksi Sosial yang Dapat
Dilakukan untuk Meningkatkan Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Menanggapi Permasalahan Sosial
Usulan-usulan yang diberikan oleh orang muda Katolik akan sangat bermanfaat bagi Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir maupun Paroki Santa
Maria Long Hubung agar mereka memperoleh sumbangan pemikiran, khususnya dalam hal mendukung dan memfasilitasi keterlibatan orang muda dalam
menanggapi permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar orang muda Katolik mengusulkan agar
diadakannya kegiatan yang memupuk rasa kepedulian terhadap sesama. Usulan tersebut sejalan dengan judul skripsi yang dibahas oleh penulis, dimana perayaan
Ekaristi memberikan perubahan pada sikap hidup yang merayakannya. Terutama dalam hal ini semakin meningkatkan kepedulian orang muda Katolik terhadap
menanggapi permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Bentuk-bentuk aksi sosial yang dipilih harapannya dapat semakin
meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial di masyarakat. Bentuk-bentuk aksi sosial tersebut menjadi wadah atau
sarana untuk dapat berperan secara aktif sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang mereka miliki masing-masing. Melalui hasil penelitian,
sebagian besar orang muda Katolik menyetujui semua alternatif usulan yang diberikan. Pendapat orang muda Katolik ini memberi peluang yang baik bagi
Gereja untuk dapat menyediakan atau mewadahi kehadiran mereka.
D. Kesimpulan Hasil Penelitian tentang Peranan Ekaristi terhadap
Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Menanggapi Permasalahan Sosial Masyarakat Di Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur
Berdasarkan laporan dan pembahasan hasil penelitian diketahui informasi
tentang identitas serta latar belakang orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Kalimantan Timur, pemahaman mengenai perayaan Ekaristi,
pemahaman tentang permasalahan sosial, pengalaman terkait keterlibatan orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial, permasalahan sosial yang
terjadi di Datah Bilang Kalimantan Timur, sejauh mana perayaan Ekaristi mendorong orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial
masyarakat dan usulan aksi sosial yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial.
Perbandingan jumlah OMK laki-laki dan perempuan sangat sedikit atau hanya selisih 2 point. Maka, antara OMK perempuan dan laki-laki dapat saling
bersinergi, semakin memaksimalkan setiap potensi atau kemampuan dari masing-masing pribadi seturut dengan tugas maupun tanggungjawab yang
diberikan kepada mereka serta meningkatkan keterlibatan dalam menanggapi setiap permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Demikian pula
dengan usia OMK yang cukup bervariatif membuat mereka memiliki ruang
untuk dapat belajar bekerjasama dengan maksimal sesuai dengan taraf usia dan kedewasaan mereka masing-masing. Latar belakang pendidikan yang sama
menunjukkan bahwa mereka memiliki komitmen yang layak untuk didukung oleh para orangtua, para tokoh Gereja dan seluruh umat dengan membantu
memfasilitasi segala kebutuhan OMK dalam menjalankan kegiatan. Selain itu, Pastor Paroki perlu mengapresiasi dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi
OMK untuk dapat mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat dengan membawa identitas diri sebagai umat Kristiani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur, memahami dengan
baik terkait arti Ekaristi, makna Ekaristi, hal yang memotivasi untuk merayakan Ekaristi, jumlah perayaan Ekaristi yang diikuti umat dalam 1 bulan, penetapan
perayaan Ekaristi, sikap yang tepat saat merayakan Ekaristi dan pribadi yang menggambarkan Allah dalam perayaan Ekaristi. Identitas umat Kristiani yang
disebut sebagai Gereja ditandai dengan penerimaan Tubuh Kristus dalam perayaan Ekaristi dan sekaligus sebagai tanda dipersatukannya umat dalam
Kristus Katekismus Populer, 2012:211. Terkait makna Ekaristi, pemahaman OMK masih terbatas pada liturgi, yaitu peristiwa kehadiran Allah secara nyata
dalam rupa roti dan anggur. Saat ini seharusnya pemahaman umat Kristiani tentang makna Ekaristi harus lebih luas, yaitu memotivasi agar umat yang
merayakan Ekaristi semakin memiliki semangat berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Namun motivasi OMK dalam merayakan Ekaristi dinilai telah
tepat, yaitu untuk menghayati iman akan Allah dan meningkatkan kepedulian
terhadap sesama yang sedang mengalami kesulitan. Perayaan Ekaristi dapat dilaksanakan kapan dan berapa kali pun, kecuali pada hari raya khusus Gereja
KHK kan.931. Perjamuan malam terakhir menjadi saat penetapan perayaan Ekaristi oleh Yesus dan sekaligus berpesan agar peristiwa perjamuan ini
dirayakan kembali sebagai bentuk pengenangan akan Dia Luk 22:19; 1Kor 11:24. Ketika merayakan Ekaristi, sikap hormat dan keterlibatan aktif dalam
perayaan Ekaristi merupakan tindakan tepat yang harus dilakukan oleh umat, karena kehadiran Allah benar-benar nyata dalam rupa Roti dan Anggur yang
telah dikonsekrasi. Kehadiran Allah dalam perayaan Ekaristi sangatlah nyata dan dapat dilihat oleh umat melalui figur Imam yang sedang memimpin perayaan
Ekaristi saat itu. Melalui Hasil penelitian, secara keseluruhan orang muda Katolik telah
memiliki pemahaman yang baik tentang permasalahan sosial. Permasalahan sosial merupakan perbedaan antara kenyataan yang ada dengan nilai atau norma yang
dihidupi dalam suatu masyarakat, sehingga dapat mengancam kehidupan kelompok sosial tersebut. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang
muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur menyatakan permasalahan sosial yang marak terjadi di sekitar mereka yaitu
pergaulan bebas mabuk-mabukan, narkoba, seks bebas dan kebut-kebutan. Kenyataan ini harus menjadi perhatian khusus bagi para orangtua, tokoh Gereja
dan semua umat beriman Kristiani agar dapat bekerjasama, membimbing dan mendampingi orang muda Katolik agar tidak terjebak pada hal-hal yang dapat
mengancam masa depan pribadi maupun Gereja. Kemiskinan merupakan salah
satu permasalahan sosial, dimana kondisi seseorang atau kelompok, laki-laki atau perempuan yang tidak dapat memenuhi hak-hak dasar untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang lebih bermartabat. Kemiskinan bukan hanya dipandang dari ketidakmampuan dalam segi ekonomi, tetapi juga tidak
terpenuhinya hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan kepada seseorang atau kelompok dalam menjalankan hidup yang bermartabat. Hak-hak dasar secara
umum mencakup kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, rumah, air bersih, tanah, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dan hak untuk
berpartisipasi dalam hidup bermasyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang maupun jenis kelamin. Hasil penelitian, orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus
memahami dengan baik bahwa kemiskinan mencakup banyak hal yang berhubungan dengan kesejahteraan manusia. Tindakan yang berdampak
merugikan banyak orang di sekitar, merupakan tolak ukur yang dipakai untuk menyatakan bahwa suatu tindakan seseorang atau kelompok tertentu disebut
sebagai sumber masalah sosial. Melihat persentase yang ditunjukkan dari hasil penelitian, ditemukan sebagian besar OMK menjawab dengan tepat, sesuai
dengan pernyataan di atas. Persentase hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian orang muda
Katolik telah menyadari pentingnya keterlibatan mereka dalam kehidupan Gereja maupun masyarakat, sebagai pribadi seorang pelajar dan juga sebagai anggota
masyarakat. Namun ketika ditanya terkait keterlibatan orang muda Katolik di dalam Gereja maupun masyarakat, sebagian besar menjawab mereka hanya aktif
dalam kegiatan Gereja tetapi kurang aktif dalam menanggapi permasalahan sosial
masyarakat. Kenyataan ini membuka kemungkinan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang motivasi keterlibatan mereka, misalnya kegiatan yang menarik,
himbauan teman, demi mendapat nilai tambahan dan lain sebagainya. Maka, dirasa penting bagi orangtua, guru agama, para tokoh Gereja dan Pastor Paroki
agar meningkatkan kesadaran bahwa merayakan Ekaristi berarti menghidupkan kembali Karya Penyelamatan Allah dalam hidup sehari-hari dengan meningkatkan
rasa kepedulian, solidaritas dan pengorbanan kepada sesama di sekitar yang sedang membutuhkan bantuan.
Permasalahan sosial yang terdapat di Desa Datah Bilang dewasa ini terbilang semakin kompleks dan cukup mengkhawatirkan. Situasi ini tentu
menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orangtua, guru, kepala Desa dan seluruh masyarakat Datah Bilang agar saling bekerjasama untuk mencari solusi demi
menyelesaikan masalah. Sejalan dengan pernyataan tersebut, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar OMK menyatakan bahwa masalah yang paling
sering terjadi yaitu terkait bencana alam banjirkebakaran. Pada awalnya permasalahan disebabkan oleh individu, namun kemudian berdampak ke luar
dirinya masyarakat. Demikian pula berdasarkan hasil penelitian, dengan jumlah persentase yang paling banyak menyatakan permasalahan sosial yang terjadi di
Datah Bilang, yaitu disebabkan oleh kurangnya ketidakpedulian antar anggota masyarakat terutama mereka yang tergolong menengah ke atas, pengetahuan yang
kurang luas sehingga keinginan untuk merubah keadaan pun sangat kurang atau bahkan tidak sama sekali dan taraf pendidikan yang masih rendah. Menanggapi
permasalahan sosial yang terjadi di Desa Datah Bilang, bukan hanya tugas dan
tanggungjawab dari para pejabat Kampung saja tetapi seluruh warga kampung. Sepakat dengan pernyataan ini, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
OMK sepakat bahwa yang bertanggungjawab dalam menanggapi permasalahan sosial yang terjadi adalah seluruh warga kampung Datah Bilang.
Orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur, secara keseluruhan menyatakan sangat terdorong untuk perduli kepada
sesama di sekitar yang membutuhkan bantuan, karena salah satu cara menanggapi kasih Allah yaitu dengan perduli kepada sesama terutama mereka yang kurang
beruntung. Merayakan Ekaristi tidak semata-mata mengembangkan iman secara pribadi, tetapi juga membangun kepedulian terhadap kehidupan bersama dengan
membawa semangat berbagi kepada sesama di sekitar agar makna dan buah-buah rohani yang didapat melalui Ekaristi, dapat diwujudkan secara nyata dalam hidup
sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan orang muda Katolik sangat setuju dengan pernyataan ini. Kepedulian dan semangat berbagi dari orang
muda Katolik dapat direalisasikan dalam macam-macam bentuk kegiatan, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan minat yang dimiliki. Terlihat dari hasil
penelitian ditemukan sebagian besar OMK telah terlibat aktif dalam kegiatan atau aksi sosial yang diadakan oleh Gereja maupun masyarakat. Dalam memberikan
bantuan OMK tidak memandang atau memilih latar belakang orang yang akan diberi bantuan. Namun keterlibatan mereka masih belum maksimal atau total,
terbukti dari banyaknya OMK yang menyatakan akan terlibat semampunya. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa keterlibatan mereka masih belum sepenuh
hati atau terlibat hanya dari sisa waktu yang dimiliki. Menyikapi kenyataan ini,
perlu diadakannya kegiatan yang semakin memupuk dan meneguhkan keterlibatan orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur,
sehingga keterlibatan mereka semakin total dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi tantangan atau hambatan.
Usulan-usulan yang diberikan oleh orang muda Katolik akan sangat bermanfaat bagi Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir maupun Paroki Santa
Maria Long Hubung agar mereka memperoleh sumbangan pemikiran, khususnya dalam hal mendukung dan memfasilitasi keterlibatan orang muda dalam
menanggapi permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar orang muda Katolik mengusulkan agar
diadakannya kegiatan yang memupuk rasa kepedulian terhadap sesama. Usulan tersebut sejalan dengan judul skripsi yang dibahas oleh penulis, dimana perayaan
Ekaristi memberikan perubahan pada sikap hidup yang merayakannya. Selain itu terdapat pula bentuk-bentuk aksi sosial yang dipilih dan harapannya dapat
semakin meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahan sosial di masyarakat. Bentuk-bentuk aksi sosial tersebut menjadi
wadah atau sarana untuk dapat berperan secara aktif sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang mereka miliki masing-masing. Melalui hasil penelitian,
sebagian besar orang muda Katolik menyetujui semua alternatif usulan yang diberikan.
BAB IV USULAN KEGIATAN PEMBAGIAN POHON
KEPADA MASYARAKAT DATAH BILANG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK
STASI SANTO STEFANUS DATAH BILANG ILIR KALIMANTAN TIMUR
DALAM MENANGGAPI PERMASALAHAN SOSIAL
Hasil penelitian memperlihatkan sebagian besar orang muda Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur, telah terlibat aktif dalam
menanggapi permasalahan sosial masyarakat. Namun penulis menilai keterlibatan mereka masih belum maksimal karena belum menjadi kegiatan utama. Selain itu
masih terdapat beberapa orang muda Katolik yang belum terlibat aktif atau belum melibatkan diri sama sekali. Maka, penulis mengusulkan agar stasi mengadakan
kegiatan yang melibatkan orang muda Katolik dalam menanggapi permasalahn sosial masyarakat, khususnya masalah lingkungan hidup, dengan membagi pohon
kepada warga masyarakat. Berikut akan dipaparkan mengenai latar belakang, tujuan, peserta dan sasaran, waktu pelaksanaan, tujuan dan tema masing-masing
sesi, matriks program dan satuan persiapan usulan kegiatan.
A. Latar Belakang
Kehadiran orang muda Katolik sangat istimewa bagi Allah, terbukti dalam sejarah keselamatan, Allah memanggil orang muda untuk terlibat sebagai rekan
kerja, misalnya Ishak Kej 21:1-7; 22:1-18 dan Musa Kel 3. Keterlibatan orang muda tersebut bukan tanpa tantangan dan rintangan, melainkan melewati lika-liku
yang justru menjadi dasar pengharapan akan penyelenggaraan Allah dalam karya mereka. Kerjasama Allah dan manusia menemui puncaknya pada peristiwa
pemilihan Maria yang merupakan perempuan muda untuk menjadi ibu dari Putra Tunggal-Nya di tengah suasana sosial, budaya dan agama kuno, para suami
mendominasi dalam keluarga dan anak-anak tidak mendapatkan hak. Seluruh hidup Yesus menampakkan peran sebagai pembina orang muda dengan jenjang
usia-Nya saat itu yang masih terbilang muda dan selalu mengajak orang muda terlibat dalam membantu Karya Keselamatan yang ditugaskan pada-Nya. Seluruh
hidup Yesus menggambarkan bahwa setiap tahapan kehidupan sangat berharga Luk 2: 52. Yesus dalam hidup-Nya memberi perhatian khusus dan kepercayaan
atas potensi yang mereka miliki untuk perkembangan Gereja. Peran orang muda seberapa pun kecilnya akan tetap dihargai dan memberi makna bagi banyak orang
Yoh 6:1-13, nasihat Yesus pada orang muda kaya Mat 19:16-22 dan tindakan penyembuhan bagi remaja putri Luk 8:40-42, 49-56, menggambarkan bahwa
Yesus sangat perhatian pada orang muda yang cerdas, kreatif dan inovatif. Demikian pula dimata Paus Paulus II, kehadiran orang muda sebagai cerminan
masa depan, memiliki cara berpikir kritis, mempertanyakan banyak hal, berani dan memiliki semangat tinggi meskipun menghadapi berbagai resiko, memiliki
komitmen radikal dan kreatif dalam memberi masukan demi perkembangan Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 41-46. Kehadiran orang muda untuk terlibat
dalam kehidupan menggereja maupun bermasyarakat, bukan tanpa dasar dan
hanya sebagai pelengkap, pengisi kekosongan atau membantu para orangtua, tetapi sejak awal telah dipanggil oleh Allah untuk terlibat dan ambil bagian dalam
Karya Keselamatan-Nya. Bahkan seluruh hidup Yesus selalu menampakkan peran-Nya sebagai pembina orang muda, dimana ketika itu usia Yesus juga masih
muda. Perhatian Yesus pada orang muda dengan menghargai segala bentuk keterlibatan dan kemampuan yang mereka miliki meski sekecil apapun.
Kesadaran tersebut juga dimiliki dan diperhatikan oleh Paus Paulus II dengan memandang kehadiran orang muda sebagai cerminan masa depan, dengan cara
berpikir kritis, mempertanyakan banyak hal, berani dan memiliki semangat tinggi meskipun menghadapi berbagai resiko, memiliki komitmen radikal dan kreatif
dalam memberi masukan demi perkembangan. Keterlibatan orang muda secara khusus dalam hal menanggapi
permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat Datah Bilang. Berdasarkan hasil penelitian dalam bentuk kuesioner, ditemukan keterlibatan orang muda
Katolik Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur dalam menanggapi permasalahan sosial masih kurang. Keterlibatan orang muda Katolik
yang kurang di tengah masyarakat untuk menanggapi permasalahan sosial, didasari oleh berbagai alasan yang menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman
mereka akan pentingnya kehadiran dan keterlibatan mereka dalam membantu masyarakat keluar dari masalah yang mereka alami. Namun demikian, cukup
banyak pula orang muda Katolik yang terlibat, meskipun dengan tujuan dan motivasi yang masih kurang tepat. Maka kesempatan ini menjadi momentum
untuk memurnikan tujuan dan motivasi mereka, agar keterlibatan mereka menjadi