PERAN KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN KEHARMONISAN

71 penting untuk menciptakan suasana akrab dan mesra tetapi tidak dimaksudkan untuk rangasangan seksual sehingga dapat dilakukan orang tua di depan mata anak-anaknya. Belaian dan sentuhan lembut dirasakan sebagai sesuatu yang berarti untuk mengungkapkan rasa cinta dan mendekatkan hati Tim Pusat Pendampingan Keluarga “Brayat Minulyo”, 2006:34 Dengan komunikasi seperti ini maka sebuah keluarga akan mampu mengokohkan dan mempertahankan keluarganya, sehingga terwujudlah keluaga yang harmonis penuh cinta dan saling menyayangi satu sama lain. B. Komunikasi dari Kepala ke Kepala Menyelesaikan Konflik dalam Keluarga Banyak hal yang dapat memicu adanya konflik di dalam keluarga seperti perbedaa pandangan dan usia, anak-anak, kesulitan ekonomi, campur tangan orang ketiga, stres, masa lalu, perkataan yang menyakitkan, kesalahan yang tidak dibereskan, kebencian atu krisis cinta, serta sikap tidak terbuka, egois, dan sombong merupakan hal mendasar yang kerap menyebabkan timbulnya konflik. Dalam mengatasi konflik yang ada, diperlukan komunikasi yang baik seperti komunikasi dari hati ke hati; Komunikasi ini berupa pembicaraan yang berawal dari basa-basi, tukar informasi, sampai dengan tukar pikiran, tukar pendapat dan pandangan. Komunikasi semacam ini disebut “diskusi”. Di dalam komunikasi ini mencakup beberapa unsur seperti keterbukaan, kedewasaan, sikap tenang, sabar, tidak menghakimi, dan mencari jalan keluar yang terbaik bagi semua pihak. Konflik yang diselesaikan akan membuat sebuah keluarga lebih sehat dan harmonis, karena masing-masing pihak memahami, menerima, dan terbuka satu 72 dengan lainnya. Namun, sebaliknya konflik yang berkepanjangan hanya akan membuat keluarga hancur berantakan C. Komunikasi dalam Bentuk Dialog Membangun Keterbukaan dan Rasa Saling Percaya Adanya komunikasi yang efektif serta juga dapat meningkatkan keterbukaan dan rasa saling percaya dalam keluarga. Keterbukaan dan rasa saling percaya merupakan faktor yang paling penting dalam sebuah hubungan rumah tangga. Salah satu kunci keberhasilan dalam menjaga keutuhan rumah tangga ialah dengan selalu memberikan kepercayaan dan tetap menjaga kehormatan suami juga istri, komunikasi seperti ini terdapat dalam bentuk dialog. Dengan adanya komunikasi, kepercayaan, keterbukaan, serta tetap memegang teguh komitmen tentu semua masalah yang timbul dalam sebuah keluarga dapat teratasi. D. Komunikasi dalam Keluarga Menjadi Sarana Kasih Karunia Tuhan Dalam Efesus 4:25-29, mengatakan Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Janganlah ada perkataan 73 kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Jadi dengan kata lain, ada dua prinsip yang penting di sini yaitu yang pertama, kita harus mengatakan yang benar dalam keluarga. Jangan sampai kita mengatakan yang bohong dan kita harus mengatakannya dengan benar. Maka firman Tuhan berkata jangan sampai kita itu menimbun kemarahan, jangan sampai mengatakan kata-kata yang kotor. Jadi prinsip yang penting dalam firman Tuhan adalah katakan yang benar dan katakanlah dengan benar. Dengan cara itulah kita menjadi sarana kasih karunia Tuhan artinya lewat perkataan kita, kita membangun, mendorong dan menyampaikan kasih serta kepedulian kita kepada anggota keluarga kita sendiri. Hal ini bisa dilakukan bila seseorang terampil dalam komunikasi yakni berusaha memahami dan terampil dalam mengkomunikasikan pikiran seperti yang telah diungkapkan pada bab II. Dengan dua keterampilan itu maka perkataan atau pun tindakan kita akan memancarkan kasih Tuhan. E. Media Komunikasi Membantu Sebuah Keluarga Melakukan Komunikasi Jarak Jauh Sudah dipaparkan pada bagian pendahuluan bahwa tidak selalu media komunikasi efektif dalam mempermudah komunikasi seperti handphone, facebook, email, dsb. Namun bila digunakan secara tepat maka akan sangat membantu proses penyampaian pesan, misalnya sebuah keluarga terpisah oleh jarak yang sangat jauh maka media seperti email atau handphone akan membantu 74 untuk menyampaikan pesan lebih cepat. Meskipun begitu pertemuan secara personal harus diutamakan. F. Komunikasi Mendengarkan dengan Empatik Membantu Sebuah Keluarga Meneguhkan Hubungan Bila seseorang dalam keluarga bisa mendengarkan dengan empatik maka akan meneguhkan sebuah hubungan, karena mendengarkan dengan empatik berarti medengar melalui mata, hati, dan telinga, serta beruasaha menyelami perasaan lawan bicara sehingga dengan cara seperti ini lawan bicara akan merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaannya dan merasa diteguhkan. Untuk meneguhkan sebuah hubungan dengan berkomunikasi seseorang perlu terlebih dahulu mengerti perasaaan orang lain kemudian barulah dimengerti. G. Komunikasi Mendengarkan dengan Tulus Membantu Sebuah Keluarga Membangun Hubungan yang Intim Intimnya sebuah hubungan dalam sebuah keluarga ditentukan oleh pola komunikasi, dengan berusaha mendengarkan dengan tulus seseorang dalam sebuah keluarga akan menciptakan hubungan yang intim. Mendengarkan dengan tulus berarti seseorang mau meluangkan waktu untuk berusaha memahami dan mendengarkan orang lain, sehingga orang lain merasa dihargai begitu pun sebaliknya. 75 H. Komunikasi Menyatukan Tiap Individu dalam Keluarga Mengacu dari kata komunikasi itu sendiri bahwa UNI adalah satu, jadi tujuan dari komunikasi tidak lain adalah untuk menyatukan. Dari komunikasi yang baik yang terjadi di dalam keluarga maka akan mampu menyatukan tiap pribadi yang berbeda watak dan keinginannya berdasarkan latarbelakang maupun usia. Ketika komunikasi berlangsung dengan baik maka bukan tidak mungkin keluarga akan dapat membangun keluarga yang harmonis berdasarkan komunikasi yang baik.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Setelah memaparkan beberapa pengertian mengenai komunikasi dan keharmonisan keluarga, penulis melihat bahwa komunikasi memiliki peranan penting dalam membangun keluarga yang harmonis. Pada bagian ini penulis akan memaparkan beberapa hal yang perlu ditegaskan kembali sebagai kesimpulan dari seluruh rangkaian penulisan skripsi ini. Di akhir bagian ini penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu dalam membangun keluarga Katolik harmonis melalui komunikasi yang baik.

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau penyampaian pesan antar dua orang atau lebih. Untuk mencapai suatu komunikasi yang baik seseorang terutama dalam hal membangun sebuah keluarga baik suami dan istri juga antara orang tua dan anak harus memahami tahapan di dalam komunikasi yakni berusaha terlebih dahulu memahami kemudian baru mencoba untuk dimengerti atau dipahami. Pada sebuah keluarga dapat membangun komunikasi yang baik bila setiap anggota dalam keluarga mau belajar untuk saling mendengarkan, karna biasanya seseorang sulit membangun komunikasi yang baik karena kurangnya kesediaan untuk mendengarkan. Kesediaan untuk mendengarkan adalah kunci membangun suatu komunikasi yang baik. 77 Mendengarkan juga tidak hanya sekedar mendengarkan tetapi mendengarkan yang dimaksud adalah mendengarkan dengan empatik yaitu mendengarkan dengan sungguh apa yang disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini seseorang harus menekankan segi ethos, pathos, dan logos. Kiranya beberapa pola ini bisa dilakukan secara berkelanjutan. Dengan pola komunikasi seperti ini tentunya akan sangat membantu sebuah keluarga mewujudkan keluarga yang harmonis. Komunikasi yang baik dalam keluarga katolik disebut dengan dialog yaitu komunikasi dari hati ke hati. Melalui dialog keluarga katolik diajak untuk saling mendengarkan, saling menghormati, dan saling bekerjasama mewujudkan cinta kasih antar anggota keluarga maupun anggota keluarga dengan masyarakat di lingkungan sekitar. Keharmonisan sendiri artinya ialah ketersalingan atau keserasian di dalam sebuah keluarga. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tidak terwujudnya keluarga yang harmonis, di antaranya ialah: faktor ekonomi, seksualitas, hubungan dengan masyarakat, kehidupan iman, dan yang paling utama adalah komunikasi. Bila saja setiap keluarga terutama keluarga Katolik paham akan peranan dan fungsi komunikasi maka tidak akan sulit mencapai suatu keluarga Katolik yang harmonis. Komunikasi seharusnya dilakukan secara efektif dan berkelanjutan, karena keluarga sendiri merupakan suatu proses terus menerus dengan tujuan demi berlangsungnya kehidupan yang bahagia. Di dalam skripsi ini telah dijabarkan dan diperoleh gagasan bagaimana membangun sebuah keluarga Katolik yang harmonis dengan komunikasi. Dari uraian tersebut ditemukan peran penting komunikasi dalam hubungannya 78 mewujudkan keluarga yang harmonis, yakni sebagai penyatu, pengokoh dan jalan agar keharmonisan dapat dibangun. Komunikasi dikatakan menjadi aspek paling penting karena komunikasi membangun keintiman antar anggota keluarga di mana komunikasi menjembatani segala perbedaan antara beberapa individu suami dengan istri, orang tua dengan anak, anggota keluarga dengan lingkungan masyarakat. Dengan begitu komuikasi menjadi sangat penting demi kelangsungan sebuah keluarga terutama keluarga Katolik sehingga dapat menjadi teladan bagi keluarga-keluarga yang lain. Tujuan membangun keluarga pertama-tama adalah Tugas mulia dari Allah sendiri. Dengan tanggung jawab seperti itu maka seharusnya setiap keluarga mampu membangun sebuah keluarga yang baik sesuai dengan hakikatnya, di mana setiap orang dalam keluarga hidup saling mengasihi satu sama lain yang dengan demikian dapat memancarkan kasih Allah dalam keluarga maupun di tengah masyarakat. Keluarga yang baik seharusnya penuh dengan suasana harmonis di mana antara anggota dalam keluarga hidup saling mengasihi, saling memahami, dan mampu bekerjasama yang dibangun berdasarkan komunikasi yang baik. Banyak aspek yang harus diperhatikan agar menjadi suatu keluarga harmonis. Aspek- aspek tersebut antara lain kehidupan iman antar pasangan suami istri, latar belakang suami istri, kesamaan visi dan misi dalam membangun keluarga, ekonomi keluarga, pendidikan anak, hidup bermasyarakat, dan yang paling penting adalah komunikasi dalam keluarga.