Fungsi Kritik Tari Informasi untuk Guru
330
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK
i. Peserta didik diminta untuk mengemukakan atau mengkomunikasikan hasil analisisnya tentang pagelaran karya seni tari dalam bentuk kritik tari
baik lisan maupun tulisan.
Konsep Umum
Kritik adalah suatu imbalan bagi kerja keras. Dapat dibayangkan bagi seniman. Alangkah sia-sianya karya seni yang dengan susah payah diproduksi
dan ditampilkan tanpa ada komentar penonton. Setiap kreator tentu membutuhkan kritik yang akan menjadi rangsangan yang kuat. Kemudian
seniman dapat memulai percobaan-percobaan selanjutnya.
Fungsi kritik yang pertama adalah memberi penilaian. Kritik merupakan suatu jembatan. Dimana sebuah kritik mampu memberi penjelasan kepada
masyarakat tentang adanya suatu karya yang yang punya bobot, baik bobot artistik maupun bobot non artistik. Karena masyarakat sebenarnya secara
sederhana hanya mampu menangkap pada segi artistik; tentu saja kemampuan menangkap aspek tersebut sangat relatif, karena tergantung
pada sedikit banyaknya pengalaman yang ada. Tetapi pada segi teknis masyarakat tentu saja yang mampu memberikan penilaian. Apakah karya
tersebut berhasil dengan baik atau terdapat kelemahan-kelemahan. Pada sisi inilah seniman koreografer sangat mengharapkan kritik.
Kritik sebagai penilaian, seperti banyak orang mengungkapkan dan menjelaskan, kritik sebenarnya bukan suatu usaha penghakiman. Tetapi sebuah kritik
memberikan suatu usaha untuk memberikan penilaian, mengingat hal tersebut di atas, bahwa masyarakat dalam menikmati karya tari mempunyai bekal yang
tidak seragam. Semua tergantung sekali atas besar kecilnya kemampuan mengamati, dengan dasar pengalaman dan tingkat apresiasinya. Demikian
pula pada segi teknis, tidak juga sama penilaian teknis yang dipunyai oleh penonton untuk mampu menelaah sebuah karya tari. Mengingat karya yang
dipentaskan punya ciri dan karakteristik tersendiri, umpamanya karya-karya eksperimental. Seniman tari koreograferdalam menciptakan sebuah karya
mencoba berbagai macam teknik dan gaya, sudah barang tentu orang yang mampu membedahnya adalah orang yang telah mendapatkan pendidikan
atau pengalaman yang lebih, khususnya dalam hal teknik.
Dilihat dari segi fungsinya, kritikus dapat berfungsi tiga, yaitu:
1. Kritikus menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat yang sering mengalami hambatan
2. Kritikus menjadi alat ukur prestasi seniman. Kritikus sebagai pengamat seni yang jeli, kritikus dengan cara yang lebih obyektif memberi tanggapan
positif atau pun negatif suatu karya seni, sebab setiap orang tidak akan terhindar dari subyektivitasnya jika ia harus menilai hasil karyanya sendiri.
3. Pengapresiasi yang berkadar kemampuan lebih tinggi dari kebanyakan pengamat lainnya.
331
Seni Budaya
Menurut Sudarmaji 1970 melihat kritik memiliki dua fungsi, yakni:
1. Sebagai pemberitahuan bahwa ada penyuguhan hasil seni. Sebagai fungsi tak langsung, dan
2. Pembicaraan sesuatu gejala, memberikan pengantar, lalu menilai baik buruknya suatu prestasi, serta memberikan apresiasi.
Flaccus 1981 memandang kritik sebagai suatu studi rinci dan apresiatif dengan analisis cendekia atas suatu karya disertai tafsir dengan alasan-
alasannya. Sebagai aktivitas evaluasi, kritik seni harus sampai pada pernyataan tentang nilai baik dan buruk, atau bahkan sampai pada peletakan
posisinya dibanding dengan karya yang sejenis.
Agak beda dengan pendapat di atas, Jhon Dewey 1934 memandang bahwa kritik seni tidak usah sampai pada keputusan nilai, karena dengan deskripsi
yang lengkap dengan pembahasannya, dipandang sudah mencukupi bagi penangkapan makna estetik suatu karya.
Pada dasarnya para pakar kritik tidak keberatan bila kritik dinyatakan sebagai aktivitas analisis kajian secara rinci, untuk memahami kekuatan dan
kelemahan suatu karya, dan penarikan tafsir makna bagi pengembangan penghayatan.
Kritik berperan sebagai aktivitas penerjemahan karya untuk peningkatan apresiasi. Dalam konteks ini kritik berperan sebagai jembatan yang
menghubungkan antara seniman, karya seni dan penghayat seni. Dengan kritik, penghayat menjadi lebih mendapatkan tuntunan atau pedoman bagi
pemahaman karya seni yang secara langsung dapat mengembangkan sensitivitas estetiknya.