Sifat-sifat dan Cara Penyerahan Objek Perjanjian Jual Beli

5. Asas Kepribadian Pada umumnya tidak seorang pun dapat mengadakan perjanjian kecuali untuk dirinya sendiri. Pengecualiannya terdapat dalam Pasal 1317 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang janji untuk pihak ketiga. Namun, menurut Mariam Darus ada 10 asas perjanjian, yaitu : a. Kebebasan mengadakan perjanjian b. Konsensualisme c. Kepercayaan d. Kekuatan Mengikat e. Persamaan Hukum f. Keseimbangan g. Kepastian Hukum h. Moral i. Kepatutan j. Kebiasaan

D. Sifat-sifat dan Cara Penyerahan Objek Perjanjian Jual Beli

Penyerahan barang dalam jual-beli, merupakan tindakan pemindahan barang yang dijual kedalam kekuasaan dan pemilikan pembeli. Dalam Pasal 1475 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menjelaskan bahwa agar pemilikan pembeli menjadi sempurna, pembeli harus menyelesaikan penyerahan tersebut. Misalnya penjualan rumah atau tanah secara yuridis, dengan Universitas Sumatera Utara jalan melakukan akte balik nama overschrijving dari nama penjual kepada nama pembeli. 40 Saat terjadinya jual beli adalah seketika setelah tercapainya kesepakatan dari kedua belah pihak atas benda dan harganya meskipun benda tersebut belum diserahkan dan harganya belum dibayar. Ketentuan ini sebagaimana umumnya perjanjian, maka jual-beli ini menganut asas konsensualisme. Hak dari Penjual menerima harga barang yang telah dijualnya dari pihak pembeli sesuai dengan kesepakatan harga antara kedua belah pihak. Sedangkan kewajiban penjual adalah sebagai berikut : 1. Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenal tiga jenis benda yaitu benda bergerak, benda tidak bergerak dan benda tidak bertubuh maka penyerahan hak miliknya juga ada tiga macam yang berlaku untuk masing- masing barang tersebut yaitu : 41 a. Penyerahan Benda Bergerak Mengenai Penyerahan benda bergerak terdapat dalam Pasal 612 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan penyerahan kebendaan bergerak, terkecuali yang tak bertubuh dilakukan dengan penyerahan yang nyata akan kebendaan itu oleh atau atas nama pemilik, atau dengan penyerahan kunci-kunci dari bangunan dalam mana kebendaan itu berada. Mengenai Penyerahan benda bergerak terdapat 40 R. Subekti, Op.Cit , hal.305 41 Ahmad Miru, Op.Cit , hal. 128. Universitas Sumatera Utara dalam Pasal 612 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau akta dibawah tangan yang harus diberitahukan kepada dibitur secara tertulis, disetujui dan diakuinya. Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat bawa dilakukan dengan penyerahan surat itu, penyerahan tiap-tiap piutang karena surat tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat disertai dengan endosemen. b. Penyerahan Benda Tidak Bergerak Mengenai Penyerahan benda tidak bergerak diatur dalam Pasal 616- 620 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa penyerahan barang tidak bergerak dilakukan dengan balik nama. Untuk tanah dilakukan dengan Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah sedangkan yang lain dilakukan dengan akta notaris. c. Penyerahan Benda Tidak Bertubuh Diatur dalam Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan penyerahan akan piutang atas nama dilakukan dengan akta notaris 2. Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggung terhadap cacat-cacat tersembunyi. Pasal 30 sampai dengan pasal 52 United Nations Convention on Contra ct for the Interna tiona l Sa le of Goods mengatur tentang kewajiban pokok dari penjual yaitu sebagai berikut : 42 a. Menyerahkan barang 42 Salim H.S., Op.Cit , hal. 56. Universitas Sumatera Utara b. Menyerahterimakan dokumen c. Memindahkan Hak Milik Hak dari Pembeli adalah menerima barang yang telah dibelinya, baik secara nyata maupun secara yuridis. Di dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penjualan barang-barang Internasional United Na tions Convention on Contra ct for the Interna tiona l Sa le of Goods telah diatur tentang kewajiban antara penjual dan pembeli. 43 Pasal 53 sampai 60 United Na tions Convention on Contra ct for the Interna tiona l Sa le of Goods mengatur tentang kewajiban pembeli. Ada 3 kewajiban pokok pembeli yaitu: 44 a. Memeriksa barang-barang yang dikirim oleh Penjual b. Membayar harga barang sesuai dengan kontrak c. Menerima penyerahan barang seperti disebut dalam kontrak Kewajiban pembeli untuk membayar harga barang termasuk tindakan mengambil langkah-langkah dan melengkapi dengan formalitas yang mungkin dituntut dalam kontrak atau oleh hukum dan peraturan untuk memungkinkan pelaksanaan pembayaran. Tempat pembayaran di tempat yang disepakati kedua belah pihak. Kewajiban Pihak Pembeli adalah : 1. Membayar harga barang yang dibelinya sesuai dengan janji yang telah dibuat 2. Memikul biaya yang ditimbulkan dalam jual beli, misalnya ongkos antar, biaya akta dan sebagainya kecuali kalau diperjanjikan 43 Ibid, hal.57 44 Ibid, hal.58 Universitas Sumatera Utara sebaliknya. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa kewajiban dari pihak pembeli adalah merupakan hak bagi pihak penjual dan sebaliknya kewajiban dari pihak penjual adalah merupakan hak bagi pihak pembeli. Mengenai tempat penyerahan menurut ketentuan Pasal 1393 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ada beberapa kemungkinan, yaitu : 1. di tempat sebagai yang ditetapkan dalam perjanjian; 2. di tempat barang itu berada pada saat terjadinya perjanjian; 3. di tempat tinggal pembeli; 4. di tempat tinggal penjual. Perlu dingatkan bahwa istilah “pembayaran” yang disebutkan dalam Pasal 1393 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus diartikan setiap penunaian kewajiban. Jadi, setiap penyerahan adalah pembayaran. 45 Mengenai waktu penyerahan tidak diatur dalam undang-undang, biasanya hal demikian diatur dalam perjanjian yang bersangkutan. Menurut Pasal 1474 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, penjual berkewajiban menyerahkan barang kepada pembeli, sedangkan penyerahan itu harus menurut hukum Pasal 1459 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Penyerahan menurut hukum itu ada dua jenis, yaitu : 1. Penyerahan yuridis, dan 2. Penyerahan nyata feitelijk 45 H.M.N.Purwosutjipto, Op.Cit , hal.15 Universitas Sumatera Utara Menurut Pasal 612 dan 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, ada beberapa jenis penyerahan mengenai benda bergerak, yaitu : 1. Penyerahan fisik, yakni penyerahan barang dari tangan ke tangan; 2. Penyerahan kunci gudang, didalam mana benda bergerak yang diserahkan itu tersimpan; 3. Penyerahan akta sesi atau andosemen bagi benda bergerak tak bertubuh; 4. Penyerahan dokumen. Penyerahan semacam ini sudan menjadi kebiasaan dalam jual beli perusahaan. Pemegang dokumen ini berhak memiliki barang-barang yang disebut dalam dokumen itu. Dokumen itu adalah surat berharga, yakni surat tanda bukti tuntutan utang, mengandung hak dan mudah dijualbelikan. Untuk bersifat mudah diperjualbelikan, dokumen itu harus berbentuk aan order atau atas pembawa aan tonder. Dokumen-dokumen itu mudah diserahkan kepada orang lain, yakni dengan diserahkan secara fisik saja atau andosemen. Universitas Sumatera Utara BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI PT LAFARGE CEMENT INDONESIA

A. Pengertian Perseroan Terbatas dan Dasar Hukumnya