Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai
PERANAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
ASLI DAERAH (PAD) KOTA MEDAN
( Studi pada Dinas Pendpatan Derah Kota Medan )
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1)
Pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
SKRIPSI
O
L
E
H
050903044
FAHRI ISWAHYUDI
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim
Assalaamua’laikum warohmatullaahi wabarokaatuh
Puji dan syukur senantiasa Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatNya sehingga skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam juga tak lupa diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kelak kita mendapat syafaat dan pertolongan dari beliau sekaligus diakui sebagai umatnya. Amin.
Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara serta sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip good governance oleh Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir dan tingkat efektivitas kerja pegawai di Dinas Sosial.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam hal isi maupun penulisan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, Penulis sangat mengharapkan kritik atau saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini Penulis banyak sekali dibantu oleh segenap keluarga besar, kerabat dan teman-teman sesama mahasiswa. Oleh karena itu, dalam kesempatan bahagia ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya, terutama kepada kedua orang tua terkasih, Ayahanda Robert Ismet dan Ibunda yang dengan setia
(3)
memberikan dukungan dan kasih sayang yang tiada henti, yang tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun jua.
Secara khusus ungkapan terima kasih dan rasa hormat juga ingin diungkapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu kepada:
Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih. Wassalamualaikum Wr. WB.
Medan, November 2010
Penulis
(4)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Kerangka teori ... 5
1.5.1. Sistem Informasi Manajemen ... 5
1.5.2. Efektivitas Kerja... 11
1.5.3.Hubungan antara Sistem Informasi Manajemen dengan Efektivitas Kerja ... 13
1.6. Hipotesis………14
1.7. Defenisi Konsep ... 15
1.8. Defenisi Operasional ... 16
1.9. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian ... 19
II.2 Lokasi Penelitian ... 19
II.3 Populasi dan Sampel ... 19
II.3.1. Populasi ... 19
II.3.2. Sampel ... 19
II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20
II.5. Teknik penentuan Skor ... 21
II.5. Teknik Analisa Data ... 22
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1 Gambaran Umum Kabupaten Asahan ... 25
(5)
III.1.1 Sejarah Kabupaten Asahan ... 25
III.1.2 Kondisi Geografis Kabupaten Asahan ... 28
III.1.3 Pembagian Wilayah Kabupaten Asahan ... 31
III.2.1` Struktur Organisasi Kabupaten Asahan ... 36
III.2.2. Tugas dan Fungsi Kabupaten Asahan ... 38
BAB IV PENYAJIAN DATA IV.1 Identitas Responden ... 45
IV.2 Variabel Responden ... 48
IV.3 Variabel Efektivitas Kerja ... 60
IV. 4 Inter pretasi Data……….72
BAB V ANALISA DATA V.1 Pengujian Hipotesa ... 75
V.2 Analisis Keseluruhan Variabel ... 75
V.3 Ananlisi Korelasi Product Moment ... 78
V.4 Analisa Koefisien Determinan……….80
BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan ... 82
VI..2 Variabel Responden ... 83
DAFTAR PUSTAKA……….. 94
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kategori Jawaban Responden ... 29
Tabel 2. Interpretasi Korelasi Product Moment ... 30
Tabel 3. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46
Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Golongan/Pangkat ... 46
Tabel 5. Identitas responden berdasarkan usia ... 46
Tabel 6. Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 47
Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemahaman Tugas, Fungsi dan Wewenang Sebagai Pegawai Dinas Sosial ... 48
Tabel 8. Distribusi jawaban responden mengenai penyusunan laporan akuntabilitas kinerja ………...………. 48
Tabel 9. Distribusi Jawaban responden mengenai komunikasi Organisasi Dinas Sosial dengan masyarakat... 49
Tabel 10. Distribusi Jawaban responden mengenai sosialisai program kerja ... 49
Tabel 11. Distribusi Jawaban responden mengenai aliran dana kas ... 50
Tabel 12. Distribusi Jawaban responden mengenai keterampilan pegawai ... 51
Tabel 13. Distribusi Jawaban responden menjalankann tugas ... 52
Tabel 14. Distribusi Jawaban responden mengenai pembinaan pegawai ... 53
Tabel 15. Distribusi Jawaban responden mengenai kebutuhan rakyat ... 54
Tabel 16. Distribusi Jawaban responden dalam mempertimbangkan Aspirasi masyarakat ... 55
Tabel 17. Distribusi Jawaban responden mengenai penting tidaknya aspirasi masyarakat ... 55
(7)
Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden Mengenai perlakuan
Adil Terhadap Pegawai ... 56
Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keadilan dan kesetaraan ... 57
Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Menyelesaikan tugas ... 57
Tabel 21. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pencapaian Sasaran ... 58
Tabel 22. Distribusi Jawaban Responden Mengenai mencari sendiri alternative solusi masalah ... 59
Tabel 23. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Meminta bantuan kepada rekan kerja ... 60
Tabel 24. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kehadiran di tempat kerja .... 61
Tabel 25. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keberadaan di tempat kerja .. 61
Tabel 26. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penundaan pekerjaan ... 62
Tabel 27. Distribusi Jawaban Responden Mengenai motivasi yang diberikan atasan ... 63
Tabel 28. Distribusi Jawaban Responden Mengenai semangat kerja ... 64
Tabel 29. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Kerja ... 64
Tabel 30. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Beban pekerjaan... 65
Tabel 31. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keahlian pegawai ... 66
Tabel 32. Distribusi Jawaban Responden Mengenai dana yang diberikan ... 67
Tabel 33. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Fasilitas yang tersedia ... 67
Tabel 34. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Menyelesaikan Tugas tepat waktu ... 68
(8)
Tabel 35. Distribusi Jawaban Responden dalam waktu menyelesaikan tugas ... 69 Tabel 36. Distribusi Jawaban Responden Mengenai kendala dalam tugas ... 69 Tabel 37. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Penerapan
Prinsip- Prinsip Good Governance ... 76 Tabel 38. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Tingkat
Efektivitas Kerja pegawai ... 81 Tabel 39. Koefisien Korelasi product moment ... 84
(9)
ABSTRAKSI
PERANAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA MEDAN
( Studi pada Dinas Pendpatan Derah Kota Medan )
Skripsi ini disusun oleh :
Nama : Fahri Iswahyudi
NIM : 050903044
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Burhanuddin, M.Si
Didirikannya organisasi pada dasarnya ingin mencapai tujuan yang telah disepakati bersama dengan lebih efisien dan efektif, dan dengan tindakan yang dilakukan bersama – sama dengan penuh rasa tanggung jawab. Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Tercapainya efektifitas kerja bukan saja ditentukan dari banyaknya jumlah pegawai, akan tetapi juga dipengaruhi oleh factor lain, seperti pengelolaan organisasi, pengendalian yang baik yang disebut dengan system informasi manajemen.
Good Governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel oleh organisasi-organisasi pemerintah seperti organisasi public pemerintah. Di dalam Good Governance, terdapat prinsip diantaranya prinsip akuntabilitas, transparansi, responsivitas, partisipasi dan keadilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan penerapan prinsip-prinsip good governance terhadap tingkat efektivitas Kerja pegawai. Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research yaitu untuk menguji hubungan antara variabel penerapan prinsip-prinsip good governance (X) dengan variabel tingkat efektivitas kerja pegawai (Y). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 orang yang terdiri dari 1 orang kepala dinas dan 46 orang pegawai dinas. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis penelitian menggunakan analisis korelasi product moment Pearson dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip good governance memiliki hubungan yang kuat/tinggi dengan tingkat efektivitas kerja pegawai dinas. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,61. Ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara penerapan prinsip-prinsip good governance dengan tingkat efektivitas kerja pegawai, dimana nilai kritiknya pada taraf signifikan 5% adalah 0,291. Sementara koefisien determinan diperoleh sebesar 37,21%. Hal ini menunjukkan tingkat efektivitas fungsi pemerintah desa dipengaruhi oleh penerapan prinsip-prinsip good local governance sebesar 37,21% sementara 62,79% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.
(10)
ABSTRAKSI
PERANAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA MEDAN
( Studi pada Dinas Pendpatan Derah Kota Medan )
Skripsi ini disusun oleh :
Nama : Fahri Iswahyudi
NIM : 050903044
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Burhanuddin, M.Si
Didirikannya organisasi pada dasarnya ingin mencapai tujuan yang telah disepakati bersama dengan lebih efisien dan efektif, dan dengan tindakan yang dilakukan bersama – sama dengan penuh rasa tanggung jawab. Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Tercapainya efektifitas kerja bukan saja ditentukan dari banyaknya jumlah pegawai, akan tetapi juga dipengaruhi oleh factor lain, seperti pengelolaan organisasi, pengendalian yang baik yang disebut dengan system informasi manajemen.
Good Governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel oleh organisasi-organisasi pemerintah seperti organisasi public pemerintah. Di dalam Good Governance, terdapat prinsip diantaranya prinsip akuntabilitas, transparansi, responsivitas, partisipasi dan keadilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan penerapan prinsip-prinsip good governance terhadap tingkat efektivitas Kerja pegawai. Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research yaitu untuk menguji hubungan antara variabel penerapan prinsip-prinsip good governance (X) dengan variabel tingkat efektivitas kerja pegawai (Y). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 orang yang terdiri dari 1 orang kepala dinas dan 46 orang pegawai dinas. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis penelitian menggunakan analisis korelasi product moment Pearson dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip good governance memiliki hubungan yang kuat/tinggi dengan tingkat efektivitas kerja pegawai dinas. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,61. Ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara penerapan prinsip-prinsip good governance dengan tingkat efektivitas kerja pegawai, dimana nilai kritiknya pada taraf signifikan 5% adalah 0,291. Sementara koefisien determinan diperoleh sebesar 37,21%. Hal ini menunjukkan tingkat efektivitas fungsi pemerintah desa dipengaruhi oleh penerapan prinsip-prinsip good local governance sebesar 37,21% sementara 62,79% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda dalam bekerja serta melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam era globalisasi dimana persaingan semakin ketat, kebutuhan manusia akan informasi tak bias dielakkkan. Teknologi informasi merupakan komponen penting bagi pemerintah di era globalisasi. Dalam rangka peningkatan aktivitas social dan ekonomi, masyarakat dunia telah memasuki suatu masyarakat yang berorientasi kepada informasi. Sistem informasi dan teknologinya telah digunakan di berbagai sector kehidupan mulai dari perdagangan, pendidikan (electronic education), pemerintahan (E-government), kesehatan (Telemedicine) dan sebagainya. Teknologi informasi mencakup masalah system yang mengumpulkan (collect), menyimpan (store), memproses, memproduksi dan mengirimkan informasi dari dan ke masyarakat secara efektif dan cepat.
Para pakar telah mengembangkan orientasi baru dalam bidang informasi yang dikenal dengan nama Sistem Informasi Manajemen (Information Management System). Kemampuan manajemen memanfaatkan informasi dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial akan turut menetukan berhasil tidaknya manajemen yang bersangkutan meraih keberhasilan dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya. Dengan berkembangnya teknologi dan dengan berubahnya cara organisasi untuk beroperasi dan berkompetensi maka peranan Sistem Informasi Manajemen juga dituntut untuk berubah. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, teknologi informasi dan komunikasi perlu menjadi pertimbangan bagi para penyelenggara pemerintahan
(12)
untuk memanfaatkan, mengembangkan dan menguasainya dalam rangka meningkatkan daya saing dan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Dengan adanya keterlibatan manajemen dalam SIM merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan. Adanya pelaksanaan yang tidak mencukupi, prosedur birokrasi yang berbelit-belit, lamban, biaya yang tinggi dan inefisiensi sehingga pada akhirnya akan menghambat optimalisasi pelaksanaan otonomi daerah, kurangnya system yang mendukung kelancaran pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan rendahnya kualitas dan kuantitas SDM yang menguasai teknologi informasi yang mendukung pengembangan dan penyelenggaraan system informasi di daerah, serta kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pemerintahan terutama yang berhubungan dengan informasi dan tidak didukung oleh system manajemen yang terarah. Sehingga hal ini menghambat dan mengurangi keefektifan aktivitas penyelenggara pemerintahan.
Dengan semakin efektifnya kerja para pegawai dapat menjadikan organisasi semakin tangguh mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. Dengan adanya manajemen suatu organisasi semakin mampu berperan dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Efektivitas kerja yang didefenisikan sebagai penyelesaian pekerjaan sesuai dengan yang ditentukan sebelumnya dimana selama dipengaruhi pikirannya, tenaga, cara yang paling cepat (waktu) serta kondisi ruangan yang dapat mendukung semangat kerja pegawai. Dengan adanya standart manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja agar hasil akhir memuaskan pada pihak-pihak yang mendapatkan pelayanan. Dengan semakin jelasnya manfaat teknologi informasi maka dapat diperoleh bukti bahwa memang benar informasi telah memberikan kontribusi bagi pencapaian keinginan maupun masalah yang dihadapi, maka tentu saja pengalaman baik ini akan memberikan sebuah saksi pembelajaran tak ternilai bagi para pemakai
(13)
teknologi informasi khususnya para pegawai pemerintahan maka secara sadar mereka akan memberlakukan informasi sebagai sebuah asset yang tak ternilai.
Sistem Informasi dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan data dan informasi untuk unit-unit fungsional organisasi pemerintah. Serta dalam menetapkan berbagai kebijakan pemerintah dan perencanaan pembangunan baik pada tingkat konseptual maupun pada tingkat operasional, diperlukan adanya berbagai data dan informasi yang akurat, tepat dan cepat guna pengambilan keputusan sejalan dengan tingkat perkembangan yang semakin maju. Sebagaimana semakin berkembangnya teknologi informasi yang dapat meningkatkan efektivitas kerja sehingga dapat meningkatkan pula kualitas kerja yang tinggi, pegawai yang mempunyai motivasi yang tinggi, untuk mendukung aktivitas-aktivitas pemerintahan, yang meliputi aktivitas intern pemerintah dalam satu lembaga maupun anatar lembaga pemerintahan, serta aktivitas pemberian layanan pemerintah untuk masyarakat. Intinya dengan adanya Sistem Informasi Manajemen harus lebih banyak memberikan kemudahan bukan menambah kerumitan atau kesulitan baru khususnya bagi penyelenggara pemerintahan dan umumnya bagi masyarakat. Oleh karena itu penggunaan teknologi informasi khususnya komputerisasi bagi pemerintah harus lebih banyak ditingkatkan karena memberikan kemudahan dalam urusan-urusan penyelenggaraan pemerintahan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan”
(14)
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Bagaimana Pelaksanaaa Sistem Informasi Manajemen di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan?”
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, yakni untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan.
2. Untuk mengetahui adakah peranan Sistem Informasi Manajemen dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan.
3. Untuk mengetahui adakah hubungan positif Sistem Informasi Manajemen dengan Efektivitas Kerja Pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan.
I.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah :
1. Manfaat sesara ilmiah
Untuk menambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam studi administrasi dan pembangunan umumnya dan pembangunan bidang pelayanan publik khususnya dengan implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM).
(15)
Manfaat secara praktis
Secara paraktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memeberikan manfaat sebagai berikut :
a. Dapat dijadikan sebagai kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang terkait dengan operasionalisasi Sistem Informasi Manajemen (SIM).
b. Sebagai masukan baru baik bagi penulis maupun dalam literatur perpustakaan yang berkaitan dengan masalah-masalah studi administrasi dan pembangunan. 3. Manfaat secara akademis.
Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi strata-1 di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1.5 Kerangka Teori
Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti ini. Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. (Suyanto, 2005:34)
Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.
I.5.1. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada 3 kata pembentuknya, yaitu “Sistem, Informasi, dan Manajemen”
(16)
a. Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk suatu kesatuan untuk melaksanakan fungsi guna mencapai suatu tujuan (Sutanta, 2003:4).
Suatu system adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Filippo dalam Paulus, 2005:23).
Komponen-komponen atau subsistem dalam suatu system dapat berdiri sendiri-sendiri, komponen-komponen atau subsistem-subsistem tersebut saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran system tersebut dapat tercapai.
Pengembangan system dapat berarti menyususn suatu system yang baru untuk menggantikan system yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki system yang telah ada. Proses pengembangan system melewati beberapa tahapan dari mulai system itu direncanakan sampai dengan system tersebut diterapkan, dioperasikan, dan dipelihara.
b. Informasi
Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperoleh informasi, diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit pengolah (Sutanta, 2003:10).
(17)
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen system tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing (Sutedjo, 2002:168)
Berdasarkan pendapat Griffin (2002:227-228), bentuk informasi yang bermanfaat adalah sebagai berikut :
1. Akurasi, informasi masih menyediakan refleksi realita yang valid dan dapat dipercaya.
2. Tepat waktu, informasi tersedia tepat pada saat pemimpin membutuhkannya untuk membuat keputusan.
3. Kelengkapan, informasi harus lengkap dan jika kurang lengkap maka cenderung akan mendapatkan gambaran realita yang tidak akurat.
4. Relevansi, informasi harus relevan agar berguna bagi organisasi. Relevansi seperti halnya ketepatan waktu, ditentukan oleh kebutuhan dan situasi organisasi.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap suatu informasi adalah fungsi, biaya, nilai, dan mutu informasi. Informasi mempunyai beberapa fungsi, anatara lain :
1. Menambah pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan
(18)
Adanya informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.
3. Mengurangi resiko kegagalan
Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan, karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan.
4. Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan
Adanya informasi akan mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan, karena keputusan yang akan diambil lebih terarah.
5. Memeberi standart aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan yang menetukan pencapaian sasaran dan tujuan.
Adanya informasi akan memberikan standart, aturan, ukuran, dan keputusan-keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasarn dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh.
c. Manajemen
Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen juga dapat dimaksudkan sebagai suatu system kekuasaan dalam organisasi agar orang-orang menjalankan pekerjaan. Umumnya, sumber daya yang tersedia dalam manajemen meliputi manusia, material, dan modal. Dalam Sistem Informasi Manajemen, sumber daya manajemen meliputi tiga sumber daya tersebut ditambah dengan sumber daya berupa informasi.
(19)
Mengenai pengertian manajemen banyak ahli memberikan definisinya misalnya James A.F. Stoner memberikan definisi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sutedjo, 2002:2, : “Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Ada 3 alasan utama mengapa manajemen diperlukan, adapun alsan-alasan tersebut : 1) Untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi dan pribadi.
2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, pelanggan, konsumen dan pemerintah.
3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara umum adalah efisiensi dan efektivitas.
d. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen dapat didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara satu bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian
(20)
mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.
Pendapat Kronke, David, 1989 dalam Sutedjo, 2002:168, mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen adalah pengembangan dan penggunaan system-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi”.
Pendapat Mc Leod, 1995 dalam Sutedjo, 2002:168 juga mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen didefenisikan sebagai suatu system berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa”.
Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu system utamanya mengenai apa yang telah terjadi sekarang dan apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan informasi tersebut tersedia dalam laporan periodic, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka buat keputusan untuk memecahkan masalah.
Selain itu Stoner, 1996 dalam Sutedjo, 2002:168 mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian.
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu system yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Pemanfaatan data disini dapat
(21)
berarti penunjangan pada tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau untuk pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut.
I.5.2. Efektivitas Kerja
Efektivitas menunjukkan perbandingan antara keluaran (output) dan tujuan. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dan tujuan yang ingin dicapai. Efektivitas dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk mengerjakan hal yang benar.
Pendapat Emerson yang dikutip Handayaningrat (1985:16) mengemukakan bahwa “Efektivitas adalah suatu pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas merupakan tercapainya sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama (Chester, Bernard, 1992:27).
The Liang Gie (1981:35-36), Efektivitas yaitu “Suatu yang berhubungan dengan hasil-hasil yang dicapai”.
Sondang P. Siagian (1981:35-36) mengemukakan bahwa “Efektivitas adalah suatu penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, artinya apakah pekerjaan itu diselesaikan, dan tidak menjawab pertanyaan bagaimanakah cara melaksanakan dan berupa biaya yang dikeluarkan untuk itu”
Pendapat Katz dan Kahn yang dikutip oleh Richard M. Streers (1980:51-52) mengemukakan bahwa “Efektivitas sebagai suatu usaha mencapai keuntungan maksimal bagi organisasi dengan berbagai cara.
Sarwoto (1987:45), Efektivitas adalah sesuatu yang berhasil guna yaitu : pelayanan baik corak maupun mutunya, dan penggunaannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan lini dalam mencapai tujuan.
(22)
Dalam Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis dan Manajemen (1992:163), “Efektivitas adalah ukuran keberhasilan yang dicapai seseorang atas suatu organisasi atas kegiatan yang dijalankannya”. Menurut Komaruddin (1994:269), Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkatan keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu.
Efektivitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana sasaran dapat dicapai, sedangkan efisiensi menggambarkan bagaimana sumber daya dikelola secara tepat dan benar. Produktivitas adalah ukuran mengenai apa yang diperoleh dari apa yang diberikan seberapa jauh masukan (input) dapat menghasilkan keluaran (output), baik kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan standart (baku) yang telah ditetapkan.
Menurut Siagian (2002:40), Produktivitas kerja dipengaruhi oleh factor : a. Motivasi
b. Kemampuan
c. Ketepatan penugasan
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja dan kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan ini dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
Pendapat Moorse (1993:128) mengemukakan bahwa : kepuasan kerja tergantung kepada apa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya dan apa yang mereka peroleh.
Pendapat Gezels dan Guba (1957:129) mengungkapkan bahwa kepuasan adalah fungsi dari tingkat keserasian antara apa yang diharapkan dengan apa yang diperoleh, atau antara kebutuhan dan penghargaan.
(23)
Faktor-faktor penetu kepuasan kerja, beberapa peneliti (seperti Glison dan Durick, 1998:56, Rosseau, 1978:129) mengemukakan bahwa variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu :
1) Karakteristik pekerjaan terdiri dari keanekaragaman ketrampilan, identitas tugas, otonomi, keberatan tugas.
2) Karakteristik organisasi terdiri dari formalisasi, sentralisasi, kepemimpinan. 3) Karakteristik individu terdiri dari : jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa
kerja dan sebagainya.
Efektivitas kerja pegawai yaitu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan yang ditentukan sebelumnya dimana semua dipengaruhi pikiran, tenaga, cara yang paling cepat (waktu) serta kondisi ruangan yang dapat mendukung semangat kerja pegawai.
Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan mengenai efektivitas, maka dapatlah disimpulkan bahwa yang dikatakan efektivitas adalah suatu bentuk usaha yang dilaksanakan secara bersama terhadap pencapaian dan pemenuhan beberapa ketentuan, yang dicapai sesuai dengan standart yang berlaku dalam organisasi bersangkutan.
I.5.3. Hubungan antara Sistem Informasi Manajemen dengan Efektivitas Kerja Sistem Informasi Manajemen sebagai metode formal menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen yang diperlukan untuk mempermudah proses pengambilan fungsi perencanaan, pengendalian dan operasi secara efektif. Sistem menyediakan informasi mengenai masa lalu, masa kini, dan proyeksi masa depan serta mengetahui peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar organisasi.
Peranan computer dapat membantu secara maksimal, karena output computer memang menghasilkan informasi yang terotomatisasi dan dapat diformalisasikan. Penggunaan Sistem
(24)
Informasi Manajemen yang menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Sistem Informasi Manajemen menyediakan informasi dalam jumlah banyak yang tepat waktu dan rinci yang diambil dari operasi sehari-hari. Sistem Informasi Manajemen dapat membuat rencana strategis dan pengendalian manajemen sehingga tujuan orrganisasi dapat dicapai dengan efektif.
Sistem Informasi Manajemen yang mampu memberikan informasi yang canggih dan cepat merupakan keniscayaan dari adaptasi yang diperlukan. Sungguh, kecenderungan utama dalam system informasi adalah kearah pengembangan kemampuan yang dimaksud untuk menampung penyesuaian terhadap perubahan organisasi yang cepat. Pengembangan suatu Sistem Informasi Manajemen merupakan keharusan mutlak apabila pimpinan organisasi ingin melakukan tugas-tugas kepemimpinan dengan efektif. Sistem Informasi Manajemen akan dapat mengurangi pemborosan dan inefisiensi, serta meningkatkan produktivitas para pegawai. Sistem Informasi Manajemen dapat menjadi mekanisme penting pengendalian untuk memastikan operasi secara efektif dalam organisasi. Operasi dapat diatur secara logis, dirampingkan, dan dimonitor di berbagai tempat menggunakan Sistem Informasi Manajemen dalam computer diseluruh organisasi. Dalam pengertian ini Sistem Inforamsi Manajemen berfungsi sebagai semacam struktur organisasi yang paralel dengan garis wewenang formal organisasi. Keduanya membuat struktur pengendalian apa yang terjadi didalam organisasi. Sistem Informasi Manajemen menjadi semacam pendamping bagi perencanaan strategis dan manajemen operasi seperti organisasi.
I.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana kebenaranya perlu untuk diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
(25)
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. (Sugiyono, 2005:70).
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu hipotesis yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu dengan adanya Sistem Informasi Manajemen maka diharapkan Efektivitas Kerja Pegawai dapat ditingkatkan.
Adapun hipotesisnya adalah:
Ho: Tidak ada hubungan Sistem Informasi Manajemen dengan Efektivitas Kerja
Ha: Ada hubungan positif antara Sistem Informasi Manajemen dengan Efektivitas Kerja Pegawai.
I.7. Defenisi Konsep
Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang merujuk ke gejala nyata ke alam empirik. Konsep adalah sarana merujuk kedua empiris, dan bukan merupakan refleksi sempurna (mutlak) dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan :
1) Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kegiatan pengolahan data-data menjadi informasi-informasi tidak atau dengan menggunakan computer dimana informasi yang dihasilkan akan memberikan akses dalam pengambilan keputusan. 2) Efektivitas Kerja merupakan suatu pekerjaan yang mencapai tujuan dapat berhasil
(26)
serta berpedoman kepada rencana kerja yang telah ditetapkan atau juga bagaimana pegawai dalam bekerja mampu memenuhi hasil yang sesuai dengan kualitas kerja, kepuasan kerja, serta produktivitas kerja yang terdapat dalam bagian kerjanya, jika sesuatu yang ingin dicapai itu betul-betul dapat diraih, maka tujuann\ya efektif.
I.8. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel melalui indikator-indikatornya.
Variabel bebas adalah Sistem Informasi Manajemen dengan indikatornya:
Variabel Bebas (X)
1) Pengumpulan data yang mempunyai sifat tepat waktu, tepat guna, tepat sasaran, dapat dipercaya, jelas (tidak memberikan tafsiran yang berlainan) dan fleksibel (mudah dan cepat menyesuaikan).
2) Mengefektifkan proses pengambilan keputusan, sehingga didapat keputusan-keputusan yang mempunyai sifat tidak terlambat, memperhatikan semua factor, sesuai dengan masalah yang dihadapi, tidak ragu-ragu dan telah mengikuti proses pengambilan keputusan dengan konsisten.
3) Membebaskan pimpinan dan staf dari kegiatan mengolah data atau informasi (kecuali informasi yang bersifat rahasia), sehingga kesediaan waktu akan meningkat untuk menjalankan fungsi-fungsi.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Efektivitas Kerja dengan indicator sebagai berikut :
(27)
1) Kualitas Kerja, dengan indicator :
a. Reliabilitas, yakni kestabilan atau konsistensi b. Prediksi, yakni prakiraan atau ramalan
c. Efisiensi, yakni ketepatan cara menjalankan tugas dengan baik dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya
2) Kepuasan Kerja, dengan indicator :
a. Kedisiplinan, yakni kesadaran dan kesediaan dalam menaati peraturan dan norma-norma social yang berlaku
b. Moral Kerja, yakni sikap, perbuatan, kewajiban atau kondisi yang membuat orang tetap berani, bersemangat
3) Produktivitas Kerja, dengan indicator :
a. Kuantitas Kerja, yakni jumlah atau standart yang harus diselesaikan dan berapa banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan
b. Ketepatan Waktu, yakni dapat menentukan standart jangka waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
c. Keahlian atau Ketrampilan, yakni memiliki ketrampilan, baik teknis maupun yang manajerial. Terampil apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu
(28)
1.9 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hiotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian , lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasai yang akan di analisa, serta memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikanpada bab sebelumnya.
BAB V: ANALISA DATA
Bab ini berisi analisa dari hasil di lapangan dan dokumentasi. BAB VI: PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.
(29)
BAB II
METODE PENELITIAN
II.1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan judul tersebut maka bentuk penelitian ini adalah bentuk korelasional dan dilakukan dengan kuantitatif, dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh di lapangan.
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan Sumatera Utara.
II.3. Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertetu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2005:90).Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan yang berjumlah 36 orang.
II.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2005:91). Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan
(30)
jumlah popuilasi. Hal ini dikarenaka jumlah populasi yang kurang dari 100 orang. Maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 36 orang.
Dalam penelitian ini peneliti juga memakai key informan untuk mendukung penjelasan data kuesioner dalam penelitian ini, adapun key informan dalam penelitian ini adalah kepala Dinas, Sekretaris, dan Kasubbag Umum/Kepegawaian yang keseluruhannya berjumlah 3 orang yang diambil dengan menggunakan metode purposive atau secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.
II.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu :
1. Teknik pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut :
a. Metode Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini melakukan wawancara langsung dengan kepala Camat, kaur sosial kemasyarakatan, dan kepala desa yang keseluruhannya berjumlah 5 orang
b. Metode Angket/kuesioner digunakan sebagai alat pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyaan dibuat semi terbuka yang memberi pilihan jawaban pada responden dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh penulis.
c. Metode Observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.
(31)
2. Teknik pengumpulan data sekunder :
a. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.
II.5. Teknik Penentuan Skor
Teknik pengumpulan oleh nilai yang digunakan untuk penelitian ini adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden (Singarimbun, 1995:102)
Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong dengan skala sebagai berikut :
1. Untuk pilihan jawaban a diberi nilai / skor 3 2. Untuk pilihan jawaban b diberi nilai / skor 2 3. Untuk pilihan jawaban c diberi nilai / skor 1
Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variable tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut :
(32)
Banyak bilangan Skor tertinggi – skor terendah
3 - 1 3
= 0,66
Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu :
a. skor untuk kategori tinggi = 2.34 – 3.00
b. skor untuk kategori sedang = 1.67 – 2.33 c. skor untuk kategori rendah = 1.00 – 1.66
II.6. Teknik Analisa Data
Korelasi sederhana digunakan untuk mengukur besarnya hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) adalah korelasi Pearson Product Moment. Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong tinggi, sedang atau rendah.
1. Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Adapun rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono 2004:212) adalah sebagai berikut:
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
. . .
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − = y y N x x N y x xy N rxy keterangan : xy R= Angka indeks korelasi “r” Pearson Product Moment N = Populasi
(33)
∑
xy = Jumlah perkalian antara skor x dan y∑
x = Jumlah skor x∑
y = Jumlah skor yUntuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Nilai r yang positif menunjukkan hubunggan kedua variabel positif, artinya
kenaikan nilai variabel yang satu diakui oleh nilai variabel yang lain.
b. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative, artinya menurunya nilai variabel yang satu dengan diikuti meningkatnya nilai variabel yang lain.
c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainya berubah .
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (Koefisien Korelasi), digunakan penafsiran interprestasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:214), yaitu:
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
(34)
0,80 – 1,000 Sangat tinggi
Sumber : Sugiyono (2004:214)
Dengan nilai Rxy yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel
korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak, table korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan, 5,00 (%) bila nilai r yang signifikan artinya, hipotesis alternative dapat diterima.
2. Koefisien Determinant
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas / indevenden (X) terhadap variabel terikat / devenden (Y). Perhitungan dilakukan dengan
menguadratkan Nilai Koefisien Pearson Product Moment
( )
2 xy
R
x 100 (%).
D =
( )
2 xy
R
x 100 (%). Keterangan:
D = Koefisien Determinan
( )
2xy
R
(35)
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
I.Gambaran Umum Kabupaten Asahan 1.1 Sejarah berdirinya Kabupaten Asahan
Pada hakikatnya, kita tentu harus mengetahui secara merinci bagaimana hal-hal yang melatarbelakangi suatu lokasi penelitian tepatnya daerah yang diteliti adalah Kabupaten Asahan yang memiliki sejarah daerah dimana dari pemberian nama daerah tersebut hingga pengesahan daerah tersebut menjadi kabupaten yang telah di legalisasikan oleh pemerintah pusat melalui pemerintahan daerah.
Berikut adalah gambaran sejarah terbentuknya kabupaten tersebut yang berawal dari perjalanan Sultan Aceh “Sultan Iskandar Muda” ke Johor dan Malaka pada tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari Sejarah Asahan. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai, yang kemudian dinamakan ASAHAN. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah “Tanjung” yang merupakan pertemuan antara sungai Asahan dengan sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga, Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai “Balai” untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah ini cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari Aceh dan Malaka, sekarang ini dikenal dengan “Tanjung Balai”.
Dari hasil perkawinan Sultan Iskandar Muda dengan salah seorang puteri Raja Simargolang lahirlah seorang putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari
(36)
kesultanan Asahan. Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun 1630 yaitu sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s.d. XI. Selain itu di daerah Asahan, pemerintahan juga dilaksanakan oleh datuk-datuk di Wilayah Batu Bara dan ada kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Tanggal 22 September 1865, kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda.
Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Onder Afdeling Batu Bara 2. Onder Afdeling Asahan
3. Onder Afdeling Labuhan Batu.
Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya. Wilayah pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik yaitu:
1. Distrik Tanjung Balai dan Onder Distrik Sungai Kepayang. 2. Distrik Kisaran.
3. Distrik Bandar Pulau dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge.
Sedangkan wilayah pemerintahan Datuk-datuk di Batu Bara dibagi menjadi wilayah Self Bestuur yaitu:
1. Self Bestuur Indrapura 2. Self Bestuur Lima Puluh 3. Self Bestuur Pesisir
(37)
4. Self Bestuur Suku Dua ( Bogak dan Lima Laras ).
Pemerintahan Belanda berhasil ditundukkan Jepang (tanggal 13 Maret 1942), sejak saat itu Pemerintahan Fasisme Jepang disusun menggantikan Pemerintahan Belanda. Pemerintahan
Fasisme Jepang dipimpin oleh Letnan T. Jamada dengan struktur pemerintahan Belanda yaitu Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batu bara. Selain itu, wilayah yang lebih kecil di bagi menjadi Distrik yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran, Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang. Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diproklamirkan. Sesuai dengan perkembangan Ketatanegaraan Republik Indonesia, maka berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1945, Komite Nasional Indonesia Wilayah Asahan di bentuk pada bulan September 1945. Pada saat itu pemerintahan yang di pegang oleh Jepang sudah tidak ada lagi, tapi pemerintahan Kesultanan dan pemerintahan Fuku Bunsyu di Batu Bara masih tetap ada. Tanggal 15 Maret 1946, berlaku struktur pemerintahan Republik Indonesia di Asahan dan wilayah Asahan di pimpin oleh Abdullah Eteng sebagai kepala wilayah dan Sori Harahap sebagai wakil kepala wilayah, sedangkan wilayah Asahan dibagi atas 5 (lima) Kewedanan, yaitu:
1. Kewedanan Tanjung Balai 2. Kewedanan Kisaran
3. Kewedanan Batubara Utara 4. Kewedanan Batubara Selatan 5. Kewedanan Bandar Pulau.
(38)
1.2. Kondisi Geografis Kabupaten Asahan
Setelah penjelasan gambaran bagaimana sejarah daerah Kabupaten Asahan , maka seyogyanya harus mengetahui bagaimana potensi dan sumber daya yang meliputi kondisi geografis, iklim, dataran, perbukitan dan lain-lain serta aspek-aspek yang mencakup politik, ekonomi, sosial dan budaya dari masayarakat yang mendiami kabupaten Asahan tersebut. Berikut adalah gambaran jelasa Kabupaten Asahan :
Letak dan Geografi
Asahan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2003’00”- 3026’00" Lintang Utara,
99001-100000 Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 1.000 m di atas permukaan laut.
Kabupaten Asahan menempati area seluas 371.945 Ha yang terdiri dari 13 Kecamatan, 176 Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Asahan di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Batu Bara, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka.
Iklim
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.
(39)
Menurut catatan Stasiun Klimatologi PTPN III Kebun Sei Dadap, pada tahun 2007 terdapat 132 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak 2.150 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan September yaitu 342 mm dengan hari hujan sebanyak 12 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi
pada bulan Maret sebesar 8 mm dengan hari 3 hari. Rata-rata curah hujan tahun 2007 mencapai b
Wilayah pesisir Asahan pada umumnya datar dengan kemiringan lereng 0 – 3%. Pada daerah berbukit di sebelah Barat Daya, umumnya merupakan wilayah bergelombang dengan kemiringan 3 – 8 %. Dataran pesisir Asahan merupakan dataran rendah dengan elevasi 0 – 200 m. Pesisir pantai terdapat di Timur Laut, sementara wilayah Barat Daya merupakan tempat titik-titik tertingginya, sehingga wilayah tersebut melereng dari Barat Daya ke Timur Laut.
Pada wilayah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge terdapat Dk. Haboko yang merupakan pegunungan memanjang dari Selatan ke Utara yang memiliki lereng terjal, sementara di sebelah Barat Daya juga terdapat kelurusan gunung dengan arah yang sama dengan tebing terjal juga (wilayah pada Kecamatan Bandar Pasir Mandoge yang bukan merupakan pesisir Asahan). Sementara diantara pegunungan dan Dk. Haboko merupakan wilayah dataran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut mempunyai struktur lipatan dengan lapisan-lapisan batuan keras dan lunak.
Wilayah pesisir Asahan merupakan dataran yang sering mengalami banjir, baik yang disebabkan arus sungai maupun laut. Hal tersebut membentuk beberapa jenis dataran, antara lain: dataran pantai, dataran banjir, dataran rawa, dataran tanah bencah dan delta. Banjir yang sering terjadi juga menyebabkan suburnya wilayah ini karena endapan aluvial yang terbawa banjir ke
(40)
dataran. Karena itu banyak wilayah yang dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan besar di kawasan ini.
Dataran pantai merupakan dataran yang dibentuk oleh wilayah laut yang muncul ke darat. Dataran ini membentuk pantai yang landai yang makin lama makin meninggi. Sebagian pantai merupakan rawa dan tanah bencah, karena sering terjadi pasang di wilayah tersebut yang menyebabkan tanah berair dan membentuk rawa. Dataran rawa juga terbentuk di muara-muara sungai, di daerah pertemuan sungai dan penyempitan sungai.
Perbukitan
Perbukitan di wilayah pesisir Asahan tidak banyak dijumpai. Daerah berbukit terdapat di bagian Barat Daya, yaitu Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dan Kecamatan Bandar Pulau. Ketinggiannya hanya mencapai ± 200 m. Bukit tersebut memiliki lereng yang landai, kecuali Dk. Haboko yang merupakan bukit memanjang dan memiliki lereng yang terjal dengan kemiringan 30 – 50%. Secara umum bukit-bukit tidak memperlihatkan pola yang teratur, karena merupakan bukit tua yang sudah dikikis arus sungai. Kikisan arus sungai tersebut membentuk bukit-bukit kecil berlereng landai yang tidak berpola.
Sungai
Wilayah pesisir Asahan merupakan pesisir di laut pedalaman, berbatasan dengan Selat Malaka. Arus laut mengalir di sepanjang pantai dari Utara ke Selatan atau sebaliknya, bukan merupakan arus yang tegak lurus pantai. Karena itu, daya kikis yang dimiliki air laut tidak begitu kuat. Sementara bentuk dataran yang sangat landai dan sungai-sungai tua yang lebar
(41)
menunjukkan bahwa wilayah Asahan sangat dipengaruhi oleh pengikisan dan pengendapan aliran sungai dibanding arus laut.
Pada umumnya sungai yang terdapat di wilayah pesisir Asahan mempunyai pola dendritik. Hal ini disebabkan oleh bentuk wilayahnya yang melereng dari arah Barat Daya ke Timur Laut. Sungai-sungai muda terdapat di bagian Barat Laut yang mengalir seperti cabang-cabang pohon ke induk sungainya. Induk-induk sungai tersebut mengalami proses pengikisan dan pengendapan dan beralih menjadi sungai dewasa dan tua di sebelah Timur Laut. Hampir semua induk-induk sungai tersebut mengalir ke Sungai Asahan yang merupakan sungai tua di bagian Timur Laut.
Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di wilayah pesisir Asahan. Sungai ini memiliki meanders besar, banyak endapan di tengah sungai, hampir tanpa kecepatan, gradien kecil, dan lembah sungai yang lebar, yaitu sampai ± 1 km di daerah muaranya. Sungai ini sering mengakibatkan banjir karena mengalir di daerah datar dan memiliki banyak pertemuan dengan sungai dewasa dan sungai tua lain yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga membentuk delta sungai yang merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai tersebut dengan laut.
1.3 Pembagian Wilayah Kabupaten Asahan
Pembagian wilayah kabupaten Asahan berdasarkan pada Konferensi Pamong Praja se-Keresidenan Sumatera Timur pada bulan Juni 1946 diadakan penyempurnaan struktur pemerintahan, yaitu:
(42)
2. Sebutan Kepala Wilayah diganti dengan sebutan Bupati 3. Sebutan Wakil Kepala Wilayah diganti dengan sebutan Patih
4. Kabupaten Asahan dibagi menjadi 15 (lima belas ) Wilayah Kecamatan terdiri dari;
a. Kewedanan Tanjung Balai dibagi atas 4 (empat) Kecamatan, yaitu : • Kecamatan Tanjung Balai
• Kecamatan Air Joman • Kecamatan Simpang Empat • Kecamatan Sei Kepayang
b. Kewedanan Kisaran dibagi atas 3 (tiga) Kecamatan, yaitu : • Kecamatan Kisaran
• Kecamatan Air Batu • Kecamatan Buntu Pane
c. Kewedanan Batubara Utara terdiri atas 2 (dua) Kecamatan, yaitu : • Kecamatan Medang Deras
• Kecamatan Air Putih
d. Kewedanan Batu Bara Selatan terdiri atas 3 (tiga) Kecamatan, yaitu: • Kecamatan Talawi
• Kecamatan Tanjung Tiram • Kecamatan Lima Puluh
e. Kewedanan Bandar Pulau terdiri atas 3 (tiga) Kecamatan, yaitu : • Kecamatan Bandar Pulau
(43)
• Kecamatan Bandar Pasir Mandoge.
Berdasarkan keputusan DPRD-GR Tk. II Asahan No. 3/DPR-GR/1963 Tanggal 16 Pebruari 1963 diusulkan ibukota Kabupaten Asahan dipindahkan dari Kotamadya Tanjung Balai ke kota Kisaran dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat mengembangkan diri dan juga letak Kota Kisaran lebih strategis untuk wilayah Asahan. Hal ini baru teralisasi pada tanggal 20 Mei 1968 yang diperkuat dengan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1980, Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 28, Tambahan Negara Nomor 3166.
Pada tahun 1982, Kota Kisaran ditetapkan menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1982, Lembaran Negara Nomor 26 Tahun 1982. Dengan adanya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 821.26-432 tanggal 27 Januari 1986 dibentuk Wilayah Kerja Pembantu Bupati Asahan dengan 3 (tiga) wilayah Pembantu Asahan, yaitu :
Pembantu Bupati Wilayah-I berkedudukan di Lima Puluh meliputi : 1. Kecamatan Medang Deras
2. Kecamatan Air Putih 3. Kecamatan Lima Puluh 4. Kecamatan Talawi
5. Kecamatan Tanjung Tiram
Pembantu Bupati Wilayah-II berkedudukan di Air Joman meliputi : 1. Kecamatan Air Joman
2. Kecamatqan Meranti 3. Kecamatan Tanjung Balai
(44)
4. Kecamatan Simpang Empat 5. Kecamatan Sei Kepayang
Pembantu Bupati Wilayah-III berkedudukan di Buntu Pane meliputi: 1. Kecamatan Buntu Pane
2. Kecamatan Bandar Pasir Mandoge 3. Kecamatan Air Batu
4. Kecamatan Pulau Rakyat 5. Kecamatan Bandar Pulau
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 4 Tahun 1981 dan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pembentukan, Penyatuan, Pemecahan dan Penghapusan Desa di Daerah Tingkat II Asahan telah dibentuk 40 ( empat puluh) Desa Persiapan dan Kelurahan Persiapan sebanyak 15 (lima belas) yang tersebar dibeberapa Kecamatan, yang peresmian pendefinitifan-nya dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 20 Pebruari 1997, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 146/2622/SK/Tahun 1996 tanggal 7 Agustus 1996.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 138/ 814.K/Tahun 1993 tanggal 5 Maret 1993 telah dibentuk Perwakilan Kecamatan di 3 (tiga) Kecamatan, masingmasing sebagai berikut :
1. Perwakilan Kecamatan Sei Suka di Kecamatan Air Putih 2. Perwakilan Kecamatan Sei Balai di Kecamatan Tanjung Tiram 3. Perwakilan Kecamatan Aek Kuasan di Kecamatan Pulau Rakyat.
(45)
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Asahan no. 323 tanggal 20 September 2000 dan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan no. 28 tanggal 19 September 2000 telah menetapkan tiga kecamatan perwakilan yaitu Kecamatan Sei Suka, Aek Kuasan dan Sei Balai menjadi kecamatan yang Definitif. Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 9 Tahun 2006 tanggal 30 Oktober 2006 dibentuk 5 (lima ) desa baru hasil pemekaran yaitu :
• Desa Tomuan Holbung, pemekaran dari desa Huta Padang, Kec. BP Mandoge • Desa Mekar Sari, pemekaran dari desa Pulau Rakyat Tua, Kec. Pulau Rakyat • Desa Sipaku Area, pemekaran dari desa Simpang Empat, kec. Simpang Empat • Desa Sentang, pemekaran dari desa Lima Laras, kec. Tanjung Tiram
• Desa Suka Ramai, pemekaran dari desa Limau Sundai, kec. Air Putih.
Pada pertengahan tahun 2007 berdasarkan Undang-undang RI Nomor 5 tahun 2007 tanggal 15 Juni 2007 tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Asahan dan Batu Bara. Wilayah Asahan terdiri atas 13 kecamatan sedangkan Batu Bara 7 kecamatan. Tanggal 15 Juni 2007 juga dikeluarkan keputusan Bupati Asahan Nomor 196-Pem/2007 mengenai penetapan Desa Air Putih, Suka Makmur dan Desa Gajah masuk dalam wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Sebelumnya ketiga desa tersebut masuk dalam wilayah kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara, namun mereka memilih bergabung dengan Kabupaten Asahan.
Struktur Pemerintahan Kabupaten Asahan pada saat ini terdiri dari : • Sekretariat Daerah Kab. Asahan
• Sekretariat DPRD Kab. Asahan • Inspektorat
(46)
• 7 Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan dan 3 berbentuk Kantor. • 13 Kecamatan
• 149 D e s a • 27 Kelurahan
2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Asahan
Struktur Organisasi harus memiliki struktur, dimana struktur organisasi adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-oranga yang ada dalam organisasi untuk mencapai tujuan.
Adapun susunan organisasi pada Badan Peremcanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan adalah sebagai berikut:
A. Kepala Daerah
B. Sekretaris Daerah, membawahi : 1. Sub bagian Rencana Kegiatan 2. Sub bagian umum
3. Sub bagian Keuangan
C. Bidang Bina Pendaftaran
1. Sub bidang Administrasi pengumpulan dan analisa data 2. Sub bidang Pemerintahan.
(47)
4. Sub bidang evaluasi dan pengujian.
D. Bidang Bina Pencatatan 1. Sub bidang pertanian
2. Sub bidang industry, pertambangan dan energi 3. Sub bidang perekonomian daerah dan dunia usaha.
E. Bidang Pengolahan Data dan Informasi 1. Sub bidang pertanian
2. Sub bidang Perhubungan dan pariwisata.
3. Sub bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup 4. Sub bidang pemukiman.
F. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Penduduk 1. Sub bidang kesejahteraan rakyat
2. Sub bidang pemerintahan dan penerangan 3. Sub bidang kependudukan
(48)
2.2 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Kabupaten Asahan
2.2.1 Kepala Daerah
1. Perumusan Kebijakan teknis dalam lingkup perencanaan pembangunan daerah. 2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dalam bidang
perencanaan pembangunan daerah.
3. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
4. Mengkoordinir dinas/instansi dan kecamatan di daerah dalam perencanaan pembangunan daerah.
5. Pembinaan staf dilingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
2.2.2.Sekretaris Daerah
1. Menyusun laporan kegiatan Badan perencanaan pembangunan daerah.
2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan kerumahtanggaan dilingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
3. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
4. Membina staf bidang sekretariat.
5. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
(49)
1. Sub Bagian Rencana Kegiatan
1. Menyiapkan penyusunan jadwal rencana kegiatan tahunan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
2. Melakukan koordinasi dengan setiap bidang untuk persiapan pelaksanaan jadwal kegiatan.
3. Memonitor dengan mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.
2. Sub Bagian Umum
1. Menyusun rencana dan program kerja pada urusan umum.
2. Menyelenggarakan urusan tata usaha termasuk penangan arsip dilingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
3. Melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha naskah dinas.
3. Sub Bagian Keuangan
1. Mempersiapkan bahan dan rencana anggaran.
2. Melaksanakan penyusunan rencanan anggaran dan program kerja keuangan dilingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
2.2.3 Bidang Bina Pendaftaran
1, Menyusun program dibidang penelitian dan pembangunan
3. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang penelitian dan pengembangan serta mencari langkah-langkah pemecahan masalah.
(50)
1. Sub bidang pengumpulan dan analisa data
1. Melakukan pengelolaan data pendukung perencanaan pembangunan dari berbagai aspek.
2. Mensistemasi data dimaksud sehingga dapat memudahkan dalam penggunaan perencanaan maupun penelitian.
2. Sub bidang pemerintahan
1. Menginventarisasi hasil penyelenggaran pemerintahan.
2. Menginventarisasi permasalahan dan mempersiapkan perumusan pemecahannya.
3. Sub bagian ekonomi, sosial, pembangunan dan keuangan. 1. Menginventarisasi hasil pembangunan.
2. Menginventarisasi permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan bidang ekonomi, sosial , pembangunan dan keuangan.
4. Sub bidang evaluasi dan pengujian
1. Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. 2. Menginventarisasi permasalahan pelaksanaa rencana pembangunan.
2.2.4 Bidang Ekonomi
1. Melakukan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang ekonomi baik jangka pendek , menengah maupun jangka panjang.
2. Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dibidang ekonomi.
(51)
1. Mengkoordinasikan penyusunan program dilingkungan pertanian termasuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2. Menyiapkan penyusunan program dan kegiatan pembangunan dibidang pertanian.
2. Sub bidang Industri, pertambangan dan energy
1. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan industry, pertambangan dan energy.
2. Menyiapkan bahan untuk menyusun pemecahan masalah industry, pertambangan dan energy.
3. Sub bidang perekonomian daerah dan dunia usaha.
1. Mengkoordinasikan penyusunan program dibidang perekonomian daerah dan dunia usaha baik jangka pendek , menengah maupun jangka panjang.
2. Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dibidang fisik dan prasarana daerah,
3. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang perencanaan fisik dan prasarana daerah serta mencari langkah-langkah pemecahan dan pengambilan keputusan.
2.2.5Bidang Fisik dan prasarana
1. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang fisik dan prasarana daerah.
2. Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dibidang fisik dan prasarana daerah.
(52)
3. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang perencanaan fisik dan prasarana daerah serta mencari langkah-langkah pemecahan dan pengambilan keputusan.
1. Sub bidang pengairan
1. Mengkoordinasikan perencanaam program dan kegiatan pembangunan dibidang pengairan dengan instansi terkait merencanakan pembangunan pengairan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan pengairan.
2. Sub bidang perhubungan pariwisata
1. Mengkoordinasikan dan melakukan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang perhubungan dan pariwisata baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. 2. Memadukan rencana pembangunan perhubungan dan pariwisata.
3.Sub bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup
1. Mempersiapkan penyusunan program dan kegiatan pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2.Mengkordinasikan dan melakukan kegiatan perencanaan pembangunan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup baik jangka pendek,menengah maupun jangka panjang.
(53)
1. Mempersiapkan penyusunan program dan kegiatan pembangunan pemukiman. 2. Mengkoordinasikan dan melakukan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang pemukiman baik jangka pendek , menengah dan jangka panjang.
3. Melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan bidang pemukiman sesuai perintah atasan.
2.2.6 Bidang Sosial Budaya
1. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang sosial budaya dan merumuskan langka-langka kebijaksanaa pemecahannya.
2. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi dibidang pembangunan sosial budaya. 1. Sub bidang kesejahteraan rakyat
1, Menyusun bahan rencana program pembangunan kesehatan, sosial dan peranan wanita.
2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana program pembangunan kesejahteraan rakyat dengan dinas/instansu terkait.
3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan pemerintahan dan penerangan.
2. Sub bidang pemerintahan dan penerangan
1. Mempersiapkan bahan penyusunan rencana pembangunan dibidang informasi,komunikasi, penerangan, pemerintahan, dan ketatalaksanaan.
(54)
3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaa rencana pembangunan pemerintahan dan penerangan.
3. Sub bidang kependudukan dan keluarga berencana
1. Mempersiapkan bahan penyusunan rencana pembangunan dibidang kependudukan, ketenagakerjaan, transmigrasi, keluarga berencana.
2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana pembangunan kependudukan dan keluarga berencana dengan dinas/instansi yang terkait.
3. Menginventarisasikan permasalahan dan merumuskan kebijaksanaan pemecahan masalah dibidang kependudukan dan keluarga berencana.
(55)
BAB IV PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa penyajian data-data-primer yang diperoleh selama penelitian dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan pada 30 orang responden yang terpilih sebagai salmpel.
Adapun pendapat responden tersebut dapatat dibagi 3 bagian yaitu : Identitas Responden
Penyajian dan identitas, bertujuan untuk mengenal keadaan responden yang diteliti, sehingga lebih mudah dalam meneliti permasalahan yang diperoleh di dalam penelitian ini.
1. Identitas Responden
Table 2 : Distribusi Jawaban Responden Menurut Jenis Kelamin No Jenis kelamin Prekwensi persentase
1 Pria 18 60
2 Wanita 12 40
Jumlah 30 100%
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang dijadikan sample sebanyak 30 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki (60%), dan perempuan 12 orang (40%) berdasarkan jenis kelamin.
Hal ini menujukan bahwa jumlah pegawai pria yang bekerja di kantor bappeda lebih banyak dibandikan jumlah pegawai wanitanya.
(56)
Table 3 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia
No Usia Prekwensi persentase
1 19-26 2 6,67
2 27-34 6 20
3 35-42 2 6,67
4 43-50 13 43,33
5 51 tahun keatas 7 23,33
Jumlah 30 100%
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berusia antara 19-26 tahun yaitu 2 orang (6,67%), dan responden yang berusia antara 27-34 yahun yaitu 6 orang (20%), kemudian responden yang berusia 35-42 tahun yaitu 2 orang (6,67%) sedangkan responden yang berusia 43-50 tahun yaitu 13 orang (43,33%) dan responden yang berusia 51 tahun keatas yaitu 7 orang (23,33%)
Table 4 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan pendidikan
No pendidikan Prekwensi persentase
1 SLTP - -
2 SLTA 9 30
3 D-3 - -
4 S1 20 1-66,67
5 S2 1 3,33
(57)
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan SLTP dan D-3 tidak ada sedangkan responden yang berpendidkan SLTA sebanyak 9 orang (30%), sedangkan responden yang berpendidkan S1 sebanyak 20 orang (66,67%), dan responden yang berpendidikan S2 sebanyak 1 orang (3,33%). Hal ini menujukan bahwa tingkat pendidikan dikantor Beppeda sudah sangat baik
Table 5 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Masa Bekerja No Masa Bekerja Prekwensi persentase
1 0-5 tahun 6 20
2 6-10 tahun 8 26,67
3 11-15 tahun 8 26,67
4 16-20 tahun 4 13,33
5 21 tahun keatas 4 13,33
Jumlah 30 100%
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang mempunyai masa kerja 0-5 tahun sebanyak 6 orang (20%), dan responden yang mempunyai masa kerja 6-10 tahun sebanyak 8 orang (26-67%). Responden yang mempunyai masa kerja 11-15 tahun sebanyak 8 orang(26,67%), kemudian responden yang memiliki masa kerja 16-202 tahun sebanyak 4 orang (13,33%), dan responden yang memiliki masa kerja 12 tahun keatas 4 orang (13,33%). Hal ini menujukan bahwa hamper seluruh pegawai cukup berpengalaman.
(1)
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA DISPENDA
Nama
: Ir. H.L.Silitonga MM
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Pendidikan Terakhir
: S2
Jabatan
: Kepala Dinas Pendapatan Daerah
Variabel Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance
1.
Sebagai Instansi Pemerintah, Dinas Sosial dituntut untuk membuat laporan mengenai
kinerjanya kepada masyarakat, Badan Pengawasan Daerah, dan Bupati. Selama ini
apakah sudah disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas pendapatan daerah?
Jawab :
ya, laporan kinerja sudah disusun setiap akhir tahun anggaran.
2.
Dalam mengambil kebijakan dan program menyangkut dinas, apakah masyarakat selalu
dilibatkan selama ini?
Jawab :
dalam mengambil kebijakan kami memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk
berpartisipasi, karena pada dasaranya, kebujakan yang dibuat adalah untuk kepentingan
masyarakat juga.
3.
Selama ini bagaimana metode yang digunakan oleh Dinas pendapatan daerah dalam
menyampaikan informasi (pengumuman maupun program) kepada masyarakat?
Jawab :
biasanya kita sampaikan sewaktu pertemuan dengan masyarakat, disanalah di
jelaskan program-program apa saja yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial, agar
masyarakat dapat mengerti. Atau kadang-kadang juga kita tempelkan di depan Dinas
Sosial, sehingga masyarakat yang lewat bisa mengetahuinya.
4.
Apakah metode tersebut sudah efektif?
Jawab:
mungkin sudah efektif, mengingat sejauh ini tidak ada masyarakat yang complain
mengenai informasi yang kami berikan.
5.
Selama ini bagaimana cara yang dilakukan pemerintah terutama Dinas pendapatan daerah
dalam menggalang partisipasi masyarakat?
(2)
Jawab :
melalui musyawarah perencanaan pembangunan atau MUSREMBANG, jadi
beberapa masyarakat, tokoh dan LSM bersama kepala Dinas sama-sama
bermusyawarah.
6.
Apakah selama ini Dinas pendapatan daerah melaksanakan musyawarah secara rutin?
Jawab :
enam bulan sekali dilaksanakan musyawarah dengan masyarakat.
7.
Selama ini apakah Dinas pendapatan daerah sudah melakukan sosialisasi kepada warga
mengenai kebijakan yang akan dijalankan?
Jawab :
Sudah, Jadi setipa program yang akan dijalankan akan disosialisasikan kepada
masyarakat di dalam musyawarah, kemudian masyarakat dan LSM menyebarkan nya
kepada masyarakat lainnya.
Variabel Efektifitas Kerja Pegawai
1.
Sejauh ini, nenurut Bapak apakah pegawai Dinas pendapatan daerah sudah efektif
melakukan tugas nya?
Jawab :
pegawai Dinas Sosial sudah melakukan tugasnya hampir 90 persen, namun
masih ada beberapa orang pegawai yang terkadang malas untuk melakukan tugasnya.
2.
Apakah yang menyebabkan pegawai tersebut tidak menjalankan tugasnya?
Jawab:
factor kemampuan dan keahlian yang mempengaruhi nya, mereka terkadang
kurang mengerti bagaimana mentelesaikan tugasnya. Namun dengan adanya program
pembinaan pegawai, mungkin hal itu lambat laun bisa teratasi.
3.
Apakah ada kesulitan yang dihadapi oleh pegawai dalam menjalankan tugasnya?
Jawab:
yang menjadi kendala mungkin kurangnya dana operasional serta
fasilitas-fasilitas kantor belum memadai.
4.
Sejauh ini, apakah Bapak sering memotivasi pegawai agar giat bekerja?
Jawab :
Ya, sering.
5.
Bentuk motivasi seperti apa yang Bapak berikan?
Jawab :
Motivasi yang saya berikan berupa dorongan moral kepada pegawai serta
adanya pemberian bonus bagi pegawai yang hasil kinerja nya baik. Sejauh ini sudah
berhasil, buktinya pegawai-pegawai sebagian besar semangat dalam menjalankan
tugasnya.
(3)
6.
Apakah Bapak selalu menindak pegawai yang tidak disiplin, seperti bolos pada saat jam
kerja?
Jawab :
ya, dengan memberikan peringatan tegas kepada pegawai. Apabila pegawai
sering tidak masuk kerja tanpa ada alasan yang jelas, maka gajinya akan di kurangin.
Sejauh ini sudah sangat efektif tindakan yang saya lakukan bagi pegawai yang tidak
disiplin.
(4)
Data Kuesioner Penelitian Variabel Sistem Informasi Manajemen (X)
No. Resp
Skor Jawaban Responden Untuk Item Pertanyaan No. JLH Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 5 5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 59 2 5 5 4 4 3 4 4 4 4 1 3 3 5 51 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 2 5 60 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 5 3 4 57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 61 6 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 4 3 5 57 7 5 5 5 5 4 5 5 2 5 2 4 2 5 54 8 5 5 4 4 3 4 4 4 4 1 3 2 5 44 9 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 63 10 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 64 11 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 62 12 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 62 13 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 62 14 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 62 15 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 62 16 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 61 17 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 63 18 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 62 19 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 64 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 5 60 21 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 62 22 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 61 23 5 5 4 5 3 4 4 3 5 1 5 5 5 54 24 5 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 4 5 55 25 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 64 26 5 5 5 3 4 2 4 5 4 2 3 1 1 44 27 5 5 4 5 3 4 4 3 5 1 5 5 5 54 28 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 61 29 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 62 30 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 61 31 5 5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 59 32 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 62 33 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 61 34 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 63 35 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 62 36 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 64 37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 5 60 38 5 5 5 5 4 5 5 2 5 2 4 2 5 54 39 5 5 4 4 3 4 4 4 4 1 3 2 5 44 40 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 63 41 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 64 42 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 62 43 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 61 44 5 5 4 5 3 4 4 3 5 1 5 5 5 54 45 5 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 4 5 55 46 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 62
(5)
Data Kuesioner Penelitian Variabel Efektifitas Kerja Pegawai (Y)
No. Skor Jawaban Responden Untuk Item Pertanyaan No. JLH Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 3 4 3 4 5 3 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 67 2 4 3 5 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 4 4 2 68 3 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 66 4 4 3 5 4 5 4 3 4 3 5 2 4 4 4 4 4 4 66 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 4 4 2 4 4 5 70 6 4 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 71 7 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 2 5 4 4 4 4 3 66 8 4 5 4 2 4 2 3 5 4 5 4 4 3 4 3 3 4 63 9 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 75
10 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 66 11 4 5 5 3 3 4 3 5 5 4 4 5 2 4 4 5 3 68 12 4 4 4 4 5 5 5 2 5 2 5 4 4 4 4 4 5 66 13 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 71 14 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 71 15 4 5 4 2 5 2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 67 16 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 72 17 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 71 18 4 5 4 2 5 2 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 68 19 4 4 5 4 4 5 5 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 68 20 4 2 2 3 4 4 3 5 4 5 3 4 2 2 4 4 4 59
21 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 2 4 4 4 4 67 22 4 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 2 2 4 5 4 68 23 3 5 4 2 5 2 3 5 4 5 4 4 4 2 4 4 5 65 24 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 3 66 25 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 3 66 26 4 5 4 2 4 2 3 5 4 5 4 4 1 1 3 4 2 57 27 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 2 2 4 4 3 65 28 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 2 4 4 5 65 29 4 5 4 2 3 2 3 5 5 4 4 5 2 4 4 5 3 64 30 4 4 5 3 5 4 5 2 5 2 4 4 4 4 4 4 5 64 31 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 70 32 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 4 2 2 4 4 4 67 33 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 66 34 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 3 4 2 2 4 5 4 69 35 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 4 3 4 3 3 4 67 36 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4 5 73 37 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 67 38 4 4 5 5 3 3 3 5 5 4 3 5 2 4 4 5 3 67 39 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 71 40 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 73 41 4 4 5 3 4 4 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 5 67 42 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 4 2 2 4 4 4 67 43 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 4 4 2 4 4 3 66 44 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 3 66 45 4 4 5 5 4 3 3 5 4 5 3 4 1 1 3 4 2 60 46 4 4 4 4 3 5 3 5 5 4 5 5 2 4 4 5 3 69
(6)
DATA DISTRIBUSI HASIL KUESIONER
X
2,
Y
2, XY
No. X Y XY 2
X
Y
21 59 67 3953 3481 4498
2 51 68 3468 2601 4624
3 60 66 3960 3600 4356
4 57 66 3762 3249 4356
5 61 70 4270 3721 4900
6 57 71 4047 3249 5041
7 54 66 3564 2916 4356
8 44 63 2772 1936 3969
9 63 75 4725 3969 5625
10 64 66 4224 4096 4356
11 62 68 4216 3844 4624
12 62 66 4092 3844 4356
13 62 71 4402 3844 5041
14 62 71 4402 3844 5041
15 62 67 4154 3844 4498
16 61 72 4392 3721 5184
17 63 71 4473 3969 5041
18 62 68 4216 3844 4624
19 64 68 4352 4096 4624
20 60 59 3540 3600 3481
21 62 67 4154 3844 4498
22 61 68 4148 3721 4624
23 54 65 3510 2916 4225
24 55 66 3630 3025 4356
25 64 66 4224 4096 4356
26 44 57 2508 1936 3249
27 54 65 3510 2916 4225
28 61 65 3965 3721 4225
29 62 64 3968 3844 4096
30 61 64 3904 3721 4096
31 59 70 4130 3481 4900
32 62 67 4154 3844 4498
33 61 66 4026 3721 4356
34 63 69 4347 3969 4761
35 62 67 4154 3844 4498
36 64 73 4672 4096 5329
37 60 67 4020 3600 4498
38 54 67 3618 2916 4498
39 44 71 3124 1936 5041
40 63 73 4599 3969 5329
41 64 67 4288 4096 4498
42 62 67 4154 3844 4498
43 61 66 4026 3721 4356
44 54 66 3564 2916 4356
45 55 60 3300 3025 3600
46 62 69 4278 3844 4761
Jumlah 2718 3091 184250 161830 213322