1.9 Sistematika Penulisan BAB I :
PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hiotesis, definisi konsep,
definisi operasional, dan sistematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian , lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasai yang akan di analisa, serta memuat pembahasan atau
interpretasi dari data-data yang disajikanpada bab sebelumnya.
BAB V: ANALISA DATA
Bab ini berisi analisa dari hasil di lapangan dan dokumentasi.
BAB VI: PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN
II.1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan judul tersebut maka bentuk penelitian ini adalah bentuk korelasional dan dilakukan dengan kuantitatif, dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu
menganalisa data dan fakta yang diperoleh di lapangan.
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan Sumatera Utara.
II.3. Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertetu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya Sugiyono, 2005:90.Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Asahan yang berjumlah 36 orang.
II.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif Sugiyono, 2005:91.
Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
jumlah popuilasi. Hal ini dikarenaka jumlah populasi yang kurang dari 100 orang. Maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 36 orang.
Dalam penelitian ini peneliti juga memakai key informan untuk mendukung penjelasan data kuesioner dalam penelitian ini, adapun key informan dalam penelitian ini adalah kepala
Dinas, Sekretaris, dan Kasubbag UmumKepegawaian yang keseluruhannya berjumlah 3 orang yang diambil dengan menggunakan metode purposive atau secara sengaja berdasarkan
pertimbangan tertentu. II.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu :
1. Teknik pengumpulan data primer Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut :
a. Metode Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang yang berhubungan dengan
penelitian. Penelitian ini melakukan wawancara langsung dengan kepala Camat, kaur sosial kemasyarakatan, dan kepala desa yang keseluruhannya berjumlah 5
orang b. Metode Angketkuesioner digunakan sebagai alat pendamping dalam
mengumpulkan data. Daftar pertanyaan dibuat semi terbuka yang memberi pilihan jawaban pada responden dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan
oleh penulis. c. Metode Observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Universitas Sumatera Utara
2. Teknik pengumpulan data sekunder : a. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui
literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan masalah-masalah yang diteliti. II.5. Teknik Penentuan Skor
Teknik pengumpulan oleh nilai yang digunakan untuk penelitian ini adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden Singarimbun,
1995:102 Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing
alternatif jawaban apakah tergolong dengan skala sebagai berikut : 1.
Untuk pilihan jawaban a diberi nilai skor 3 2.
Untuk pilihan jawaban b diberi nilai skor 2 3.
Untuk pilihan jawaban c diberi nilai skor 1 Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing
variable tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Banyak bilangan Skor tertinggi – skor terendah
3 - 1 3
= 0,66
Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden masing-masing
variabel, yaitu : a. skor untuk kategori tinggi
= 2.34 – 3.00 b. skor untuk kategori sedang
= 1.67 – 2.33 c. skor untuk kategori rendah
= 1.00 – 1.66 II.6. Teknik Analisa Data
Korelasi sederhana digunakan untuk mengukur besarnya hubungan variabel bebas X dengan variabel terikat Y adalah korelasi Pearson Product Moment. Penggunaan teknik
korelasi seperti ini didasarkan atas sumber yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong tinggi, sedang atau rendah.
1. Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Adapun rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment Sugiyono 2004:212 adalah sebagai berikut:
{ }
{ }
2 2
2 2
. .
.
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
y y
N x
x N
y x
xy N
r
xy
keterangan :
xy
R
= Angka indeks korelasi “r” Pearson Product Moment N
= Populasi
Universitas Sumatera Utara
∑
xy
= Jumlah perkalian antara skor x dan y
∑
x
= Jumlah skor x
∑
y
= Jumlah skor y Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Nilai r yang positif menunjukkan hubunggan kedua variabel positif, artinya
kenaikan nilai variabel yang satu diakui oleh nilai variabel yang lain. b.
Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative, artinya menurunya nilai variabel yang satu dengan diikuti meningkatnya nilai variabel yang
lain. c.
Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainya berubah .
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r Koefisien Korelasi, digunakan penafsiran interprestasi angka yang
dikemukakan oleh Sugiyono 2004:214, yaitu:
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399
0,40 – 0,599 0,60 – 0,799
Sangat rendah Rendah
Sedang Tinggi
Universitas Sumatera Utara
0,80 – 1,000 Sangat tinggi
Sumber : Sugiyono 2004:214
Dengan nilai
xy
R
yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak, table korelasi
ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan, 5,00 bila nilai r yang signifikan artinya, hipotesis alternative dapat diterima.
2. Koefisien Determinant
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas indevenden X terhadap variabel terikat devenden Y. Perhitungan dilakukan dengan
menguadratkan Nilai Koefisien Pearson Product Moment
2 xy
R x 100 .
D =
2 xy
R x 100 .
Keterangan: D
= Koefisien Determinan
2 xy
R = Koefisien Pearson Product Moment antara x dan y.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
I.Gambaran Umum Kabupaten Asahan 1.1 Sejarah berdirinya Kabupaten Asahan
Pada hakikatnya, kita tentu harus mengetahui secara merinci bagaimana hal-hal yang melatarbelakangi suatu lokasi penelitian tepatnya daerah yang diteliti adalah Kabupaten Asahan
yang memiliki sejarah daerah dimana dari pemberian nama daerah tersebut hingga pengesahan daerah tersebut menjadi kabupaten yang telah di legalisasikan oleh pemerintah pusat melalui
pemerintahan daerah. Berikut adalah gambaran sejarah terbentuknya kabupaten tersebut yang berawal dari
perjalanan Sultan Aceh “Sultan Iskandar Muda” ke Johor dan Malaka pada tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari Sejarah Asahan. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan
Iskandar Muda beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai, yang kemudian dinamakan ASAHAN. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah “Tanjung” yang merupakan pertemuan antara
sungai Asahan dengan sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga, Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai “Balai” untuk tempat
menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah ini cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari Aceh dan Malaka, sekarang ini dikenal
dengan “Tanjung Balai”.
Dari hasil perkawinan Sultan Iskandar Muda dengan salah seorang puteri Raja Simargolang lahirlah seorang putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari
Universitas Sumatera Utara
kesultanan Asahan. Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun 1630 yaitu sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s.d. XI. Selain itu di
daerah Asahan, pemerintahan juga dilaksanakan oleh datuk-datuk di Wilayah Batu Bara dan ada kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Tanggal 22 September 1865, kesultanan Asahan
berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di AsahanTanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler,
yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah
pemerintahan dibagi menjadi 3 tiga yaitu: 1.
Onder Afdeling Batu Bara 2.
Onder Afdeling Asahan 3.
Onder Afdeling Labuhan Batu. Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui oleh
Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya. Wilayah pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik yaitu:
1. Distrik Tanjung Balai dan Onder Distrik Sungai Kepayang.
2. Distrik Kisaran.
3. Distrik Bandar Pulau dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge.
Sedangkan wilayah pemerintahan Datuk-datuk di Batu Bara dibagi menjadi wilayah Self Bestuur yaitu:
1. Self Bestuur Indrapura
2. Self Bestuur Lima Puluh
3. Self Bestuur Pesisir
Universitas Sumatera Utara
4. Self Bestuur Suku Dua Bogak dan Lima Laras .
Pemerintahan Belanda berhasil ditundukkan Jepang tanggal 13 Maret 1942, sejak saat itu Pemerintahan Fasisme Jepang disusun menggantikan Pemerintahan Belanda. Pemerintahan
Fasisme Jepang dipimpin oleh Letnan T. Jamada dengan struktur pemerintahan Belanda yaitu Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batu bara. Selain itu, wilayah yang lebih kecil di
bagi menjadi Distrik yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran, Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang. Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 dan 17
Agustus 1945 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diproklamirkan. Sesuai dengan perkembangan Ketatanegaraan Republik Indonesia, maka berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1945,
Komite Nasional Indonesia Wilayah Asahan di bentuk pada bulan September 1945. Pada saat itu pemerintahan yang di pegang oleh Jepang sudah tidak ada lagi, tapi pemerintahan Kesultanan
dan pemerintahan Fuku Bunsyu di Batu Bara masih tetap ada. Tanggal 15 Maret 1946, berlaku struktur pemerintahan Republik Indonesia di Asahan dan wilayah Asahan di pimpin oleh
Abdullah Eteng sebagai kepala wilayah dan Sori Harahap sebagai wakil kepala wilayah, sedangkan wilayah Asahan dibagi atas 5 lima Kewedanan, yaitu:
1. Kewedanan Tanjung Balai
2. Kewedanan Kisaran
3. Kewedanan Batubara Utara
4. Kewedanan Batubara Selatan
5. Kewedanan Bandar Pulau.
Kemudian setiap tahun tanggal 15 Maret diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Asahan.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Kondisi Geografis Kabupaten Asahan
Setelah penjelasan gambaran bagaimana sejarah daerah Kabupaten Asahan , maka seyogyanya harus mengetahui bagaimana potensi dan sumber daya yang meliputi kondisi
geografis, iklim, dataran, perbukitan dan lain-lain serta aspek-aspek yang mencakup politik, ekonomi, sosial dan budaya dari masayarakat yang mendiami kabupaten Asahan tersebut.
Berikut adalah gambaran jelasa Kabupaten Asahan :
Letak dan Geografi
Asahan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2
03’00”- 3 26’00 Lintang Utara,
99 01-100
00 Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 1.000 m di atas permukaan laut.
Kabupaten Asahan menempati area seluas 371.945 Ha yang terdiri dari 13 Kecamatan, 176 DesaKelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Asahan di sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Batu Bara, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan
dengan Selat Malaka.
Iklim
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.
Universitas Sumatera Utara
Menurut catatan Stasiun Klimatologi PTPN III Kebun Sei Dadap, pada tahun 2007 terdapat 132 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak 2.150 mm. Curah hujan terbesar
terjadi pada bulan September yaitu 342 mm dengan hari hujan sebanyak 12 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi
pada bulan Maret sebesar 8 mm dengan hari 3 hari. Rata-rata curah hujan tahun 2007 mencapai b
Wilayah pesisir Asahan pada umumnya datar dengan kemiringan lereng 0 – 3. Pada daerah berbukit di sebelah Barat Daya, umumnya merupakan wilayah bergelombang dengan
kemiringan 3 – 8 . Dataran pesisir Asahan merupakan dataran rendah dengan elevasi 0 – 200 m. Pesisir pantai terdapat di Timur Laut, sementara wilayah Barat Daya merupakan tempat titik-
titik tertingginya, sehingga wilayah tersebut melereng dari Barat Daya ke Timur Laut.
Pada wilayah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge terdapat Dk. Haboko yang merupakan pegunungan memanjang dari Selatan ke Utara yang memiliki lereng terjal, sementara di sebelah
Barat Daya juga terdapat kelurusan gunung dengan arah yang sama dengan tebing terjal juga wilayah pada Kecamatan Bandar Pasir Mandoge yang bukan merupakan pesisir Asahan.
Sementara diantara pegunungan dan Dk. Haboko merupakan wilayah dataran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut mempunyai struktur lipatan dengan lapisan-lapisan
batuan keras dan lunak.
Wilayah pesisir Asahan merupakan dataran yang sering mengalami banjir, baik yang disebabkan arus sungai maupun laut. Hal tersebut membentuk beberapa jenis dataran, antara lain:
dataran pantai, dataran banjir, dataran rawa, dataran tanah bencah dan delta. Banjir yang sering terjadi juga menyebabkan suburnya wilayah ini karena endapan aluvial yang terbawa banjir ke
Universitas Sumatera Utara
dataran. Karena itu banyak wilayah yang dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan besar di kawasan ini.
Dataran pantai merupakan dataran yang dibentuk oleh wilayah laut yang muncul ke darat. Dataran ini membentuk pantai yang landai yang makin lama makin meninggi. Sebagian pantai
merupakan rawa dan tanah bencah, karena sering terjadi pasang di wilayah tersebut yang menyebabkan tanah berair dan membentuk rawa. Dataran rawa juga terbentuk di muara-muara
sungai, di daerah pertemuan sungai dan penyempitan sungai.
Perbukitan
Perbukitan di wilayah pesisir Asahan tidak banyak dijumpai. Daerah berbukit terdapat di bagian Barat Daya, yaitu Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dan Kecamatan Bandar Pulau.
Ketinggiannya hanya mencapai ± 200 m. Bukit tersebut memiliki lereng yang landai, kecuali Dk. Haboko yang merupakan bukit memanjang dan memiliki lereng yang terjal dengan kemiringan
30 – 50. Secara umum bukit-bukit tidak memperlihatkan pola yang teratur, karena merupakan bukit-bukit tua yang sudah dikikis arus sungai. Kikisan arus sungai tersebut membentuk bukit-
bukit kecil berlereng landai yang tidak berpola.
Sungai
Wilayah pesisir Asahan merupakan pesisir di laut pedalaman, berbatasan dengan Selat Malaka. Arus laut mengalir di sepanjang pantai dari Utara ke Selatan atau sebaliknya, bukan
merupakan arus yang tegak lurus pantai. Karena itu, daya kikis yang dimiliki air laut tidak begitu kuat. Sementara bentuk dataran yang sangat landai dan sungai-sungai tua yang lebar
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa wilayah Asahan sangat dipengaruhi oleh pengikisan dan pengendapan aliran sungai dibanding arus laut.
Pada umumnya sungai yang terdapat di wilayah pesisir Asahan mempunyai pola dendritik. Hal ini disebabkan oleh bentuk wilayahnya yang melereng dari arah Barat Daya ke
Timur Laut. Sungai-sungai muda terdapat di bagian Barat Laut yang mengalir seperti cabang- cabang pohon ke induk sungainya. Induk-induk sungai tersebut mengalami proses pengikisan
dan pengendapan dan beralih menjadi sungai dewasa dan tua di sebelah Timur Laut. Hampir semua induk-induk sungai tersebut mengalir ke Sungai Asahan yang merupakan sungai tua di
bagian Timur Laut.
Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di wilayah pesisir Asahan. Sungai ini memiliki meanders besar, banyak endapan di tengah sungai, hampir tanpa kecepatan, gradien kecil, dan
lembah sungai yang lebar, yaitu sampai ± 1 km di daerah muaranya. Sungai ini sering mengakibatkan banjir karena mengalir di daerah datar dan memiliki banyak pertemuan dengan
sungai dewasa dan sungai tua lain yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga membentuk delta sungai yang merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai tersebut
dengan laut.
1.3 Pembagian Wilayah Kabupaten Asahan
Pembagian wilayah kabupaten Asahan berdasarkan pada Konferensi Pamong Praja se- Keresidenan Sumatera Timur pada bulan Juni 1946 diadakan penyempurnaan struktur
pemerintahan, yaitu:
1. Sebutan Wilayah Asahan diganti dengan Kabupaten Asahan
Universitas Sumatera Utara
2. Sebutan Kepala Wilayah diganti dengan sebutan Bupati
3. Sebutan Wakil Kepala Wilayah diganti dengan sebutan Patih
4. Kabupaten Asahan dibagi menjadi 15 lima belas Wilayah Kecamatan terdiri dari;
a. Kewedanan Tanjung Balai dibagi atas 4 empat Kecamatan, yaitu :
•
Kecamatan Tanjung Balai
•
Kecamatan Air Joman
•
Kecamatan Simpang Empat
•
Kecamatan Sei Kepayang b. Kewedanan Kisaran dibagi atas 3 tiga Kecamatan, yaitu :
•
Kecamatan Kisaran
•
Kecamatan Air Batu
•
Kecamatan Buntu Pane c. Kewedanan Batubara Utara terdiri atas 2 dua Kecamatan, yaitu :
•
Kecamatan Medang Deras
•
Kecamatan Air Putih d. Kewedanan Batu Bara Selatan terdiri atas 3 tiga Kecamatan, yaitu:
•
Kecamatan Talawi
•
Kecamatan Tanjung Tiram
•
Kecamatan Lima Puluh e. Kewedanan Bandar Pulau terdiri atas 3 tiga Kecamatan, yaitu :
•
Kecamatan Bandar Pulau
•
Kecamatan Pulau Rakyat
Universitas Sumatera Utara
•
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge.
Berdasarkan keputusan DPRD-GR Tk. II Asahan No. 3DPR-GR1963 Tanggal 16 Pebruari 1963 diusulkan ibukota Kabupaten Asahan dipindahkan dari Kotamadya Tanjung Balai
ke kota Kisaran dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat mengembangkan diri dan juga letak Kota Kisaran lebih strategis untuk wilayah Asahan. Hal ini baru teralisasi
pada tanggal 20 Mei 1968 yang diperkuat dengan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1980, Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 28, Tambahan Negara Nomor 3166.
Pada tahun 1982, Kota Kisaran ditetapkan menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1982, Lembaran Negara Nomor 26 Tahun 1982. Dengan
adanya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 821.26-432 tanggal 27 Januari 1986 dibentuk Wilayah Kerja Pembantu Bupati Asahan dengan 3 tiga wilayah Pembantu Asahan, yaitu :
Pembantu Bupati Wilayah-I berkedudukan di Lima Puluh meliputi : 1.
Kecamatan Medang Deras 2.
Kecamatan Air Putih 3.
Kecamatan Lima Puluh 4.
Kecamatan Talawi 5.
Kecamatan Tanjung Tiram Pembantu Bupati Wilayah-II berkedudukan di Air Joman meliputi :
1. Kecamatan Air Joman
2. Kecamatqan Meranti
3. Kecamatan Tanjung Balai
Universitas Sumatera Utara
4. Kecamatan Simpang Empat
5. Kecamatan Sei Kepayang
Pembantu Bupati Wilayah-III berkedudukan di Buntu Pane meliputi: 1.
Kecamatan Buntu Pane 2.
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge 3.
Kecamatan Air Batu 4.
Kecamatan Pulau Rakyat 5.
Kecamatan Bandar Pulau Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 4 Tahun 1981 dan Peraturan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pembentukan, Penyatuan, Pemecahan dan Penghapusan Desa di Daerah Tingkat II Asahan telah dibentuk 40 empat
puluh Desa Persiapan dan Kelurahan Persiapan sebanyak 15 lima belas yang tersebar dibeberapa Kecamatan, yang peresmian pendefinitifan-nya dilaksanakan oleh Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 20 Pebruari 1997, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 1462622SKTahun 1996 tanggal 7
Agustus 1996. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 138
814.KTahun 1993 tanggal 5 Maret 1993 telah dibentuk Perwakilan Kecamatan di 3 tiga Kecamatan, masingmasing sebagai berikut :
1. Perwakilan Kecamatan Sei Suka di Kecamatan Air Putih
2. Perwakilan Kecamatan Sei Balai di Kecamatan Tanjung Tiram
3. Perwakilan Kecamatan Aek Kuasan di Kecamatan Pulau Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Asahan no. 323 tanggal 20 September 2000 dan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan no. 28 tanggal 19 September 2000 telah menetapkan tiga kecamatan
perwakilan yaitu Kecamatan Sei Suka, Aek Kuasan dan Sei Balai menjadi kecamatan yang Definitif. Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 9 Tahun 2006 tanggal 30
Oktober 2006 dibentuk 5 lima desa baru hasil pemekaran yaitu :
•
Desa Tomuan Holbung, pemekaran dari desa Huta Padang, Kec. BP Mandoge
•
Desa Mekar Sari, pemekaran dari desa Pulau Rakyat Tua, Kec. Pulau Rakyat
•
Desa Sipaku Area, pemekaran dari desa Simpang Empat, kec. Simpang Empat
•
Desa Sentang, pemekaran dari desa Lima Laras, kec. Tanjung Tiram
•
Desa Suka Ramai, pemekaran dari desa Limau Sundai, kec. Air Putih. Pada pertengahan tahun 2007 berdasarkan Undang-undang RI Nomor 5 tahun 2007 tanggal 15
Juni 2007 tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Asahan dan Batu Bara. Wilayah Asahan terdiri atas 13 kecamatan
sedangkan Batu Bara 7 kecamatan. Tanggal 15 Juni 2007 juga dikeluarkan keputusan Bupati Asahan Nomor 196-Pem2007 mengenai penetapan Desa Air Putih, Suka Makmur dan Desa
Gajah masuk dalam wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Sebelumnya ketiga desa tersebut masuk dalam wilayah kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara, namun mereka
memilih bergabung dengan Kabupaten Asahan. Struktur Pemerintahan Kabupaten Asahan pada saat ini terdiri dari :
•
Sekretariat Daerah Kab. Asahan
•
Sekretariat DPRD Kab. Asahan
•
Inspektorat
•
16 Dinas Daerah
Universitas Sumatera Utara
•
7 Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan dan 3 berbentuk Kantor.
•
13 Kecamatan
•
149 D e s a
•
27 Kelurahan
2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Asahan
Struktur Organisasi harus memiliki struktur, dimana struktur organisasi adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-oranga yang ada
dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Adapun susunan organisasi pada Badan Peremcanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Asahan adalah sebagai berikut:
A. Kepala Daerah
B. Sekretaris Daerah, membawahi :
1. Sub bagian Rencana Kegiatan
2. Sub bagian umum
3. Sub bagian Keuangan
C. Bidang Bina Pendaftaran
1. Sub bidang Administrasi pengumpulan dan analisa data
2. Sub bidang Pemerintahan.
3. Sub bidang Ekonomi, sosial , pembangunan dan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
4. Sub bidang evaluasi dan pengujian.
D. Bidang Bina Pencatatan
1. Sub bidang pertanian
2. Sub bidang industry, pertambangan dan energi
3. Sub bidang perekonomian daerah dan dunia usaha.
E. Bidang Pengolahan Data dan Informasi
1. Sub bidang pertanian
2. Sub bidang Perhubungan dan pariwisata.
3. Sub bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup
4. Sub bidang pemukiman.
F. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Penduduk
1. Sub bidang kesejahteraan rakyat
2. Sub bidang pemerintahan dan penerangan
3. Sub bidang kependudukan
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Kabupaten Asahan
2.2.1 Kepala Daerah
1. Perumusan Kebijakan teknis dalam lingkup perencanaan pembangunan daerah.
2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dalam bidang
perencanaan pembangunan daerah. 3.
Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
4. Mengkoordinir dinasinstansi dan kecamatan di daerah dalam perencanaan
pembangunan daerah. 5.
Pembinaan staf dilingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
2.2.2.Sekretaris Daerah
1. Menyusun laporan kegiatan Badan perencanaan pembangunan daerah.
2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian,
perlengkapan dan kerumahtanggaan dilingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
3. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil. 4.
Membina staf bidang sekretariat. 5.
Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
1. Sub Bagian Rencana Kegiatan
1. Menyiapkan penyusunan jadwal rencana kegiatan tahunan Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil. 2.
Melakukan koordinasi dengan setiap bidang untuk persiapan pelaksanaan jadwal kegiatan.
3. Memonitor dengan mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.
2. Sub Bagian Umum
1.
Menyusun rencana dan program kerja pada urusan umum.
2. Menyelenggarakan urusan tata usaha termasuk penangan arsip dilingkungan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
3.
Melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha naskah dinas.
3. Sub Bagian Keuangan
1. Mempersiapkan bahan dan rencana anggaran.
2. Melaksanakan penyusunan rencanan anggaran dan program kerja keuangan dilingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
2.2.3 Bidang Bina Pendaftaran
1, Menyusun program dibidang penelitian dan pembangunan 3.
Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang penelitian dan pengembangan serta mencari langkah-langkah pemecahan masalah.
Universitas Sumatera Utara
1. Sub bidang pengumpulan dan analisa data
1. Melakukan pengelolaan data pendukung perencanaan pembangunan dari berbagai
aspek. 2.
Mensistemasi data dimaksud sehingga dapat memudahkan dalam penggunaan perencanaan maupun penelitian.
2. Sub bidang pemerintahan
1. Menginventarisasi hasil penyelenggaran pemerintahan.
2. Menginventarisasi permasalahan dan mempersiapkan perumusan pemecahannya.
3. Sub bagian ekonomi, sosial, pembangunan dan keuangan.
1.
Menginventarisasi hasil pembangunan.
2. Menginventarisasi permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan bidang
ekonomi, sosial , pembangunan dan keuangan. 4. Sub bidang evaluasi dan pengujian
1. Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. 2. Menginventarisasi permasalahan pelaksanaa rencana pembangunan.
2.2.4 Bidang Ekonomi
1. Melakukan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang ekonomi baik jangka
pendek , menengah maupun jangka panjang. 2.
Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dibidang ekonomi.
1. Sub bidang pertanian
Universitas Sumatera Utara
1. Mengkoordinasikan penyusunan program dilingkungan pertanian termasuk jangka
pendek, menengah dan jangka panjang. 2.
Menyiapkan penyusunan program dan kegiatan pembangunan dibidang pertanian.
2. Sub bidang Industri, pertambangan dan energy
1. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan industry, pertambangan dan energy.
2. Menyiapkan bahan untuk menyusun pemecahan masalah industry, pertambangan dan energy.
3. Sub bidang perekonomian daerah dan dunia usaha.
1. Mengkoordinasikan penyusunan program dibidang perekonomian daerah dan
dunia usaha baik jangka pendek , menengah maupun jangka panjang. 2.
Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dibidang fisik dan prasarana daerah,
3. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang perencanaan fisik dan prasarana
daerah serta mencari langkah-langkah pemecahan dan pengambilan keputusan.
2.2.5Bidang Fisik dan prasarana
1. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang fisik dan prasarana daerah.
2. Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dibidang fisik dan prasarana daerah.
Universitas Sumatera Utara
3. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang perencanaan fisik dan prasarana daerah serta mencari langkah-langkah pemecahan dan pengambilan keputusan.
1. Sub bidang pengairan
1. Mengkoordinasikan perencanaam program dan kegiatan pembangunan dibidang
pengairan dengan instansi terkait merencanakan pembangunan pengairan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
pengairan.
2. Sub bidang perhubungan pariwisata
1. Mengkoordinasikan dan melakukan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang perhubungan dan pariwisata baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
2. Memadukan rencana pembangunan perhubungan dan pariwisata.
3.Sub bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup
1. Mempersiapkan penyusunan program dan kegiatan pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2.Mengkordinasikan dan melakukan kegiatan perencanaan pembangunan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup baik jangka pendek,menengah maupun
jangka panjang.
4. Sub bidang pemukiman
Universitas Sumatera Utara
1. Mempersiapkan penyusunan program dan kegiatan pembangunan pemukiman. 2. Mengkoordinasikan dan melakukan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang
pemukiman baik jangka pendek , menengah dan jangka panjang. 3. Melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan bidang pemukiman sesuai perintah
atasan.
2.2.6 Bidang Sosial Budaya
1. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang sosial budaya dan merumuskan langka-langka kebijaksanaa pemecahannya.
2. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi dibidang pembangunan sosial budaya.
1. Sub bidang kesejahteraan rakyat
1, Menyusun bahan rencana program pembangunan kesehatan, sosial dan peranan wanita.
2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana program pembangunan kesejahteraan rakyat dengan dinasinstansu terkait.
3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan pemerintahan dan penerangan.
2. Sub bidang pemerintahan dan penerangan
1. Mempersiapkan bahan penyusunan rencana pembangunan dibidang
informasi,komunikasi, penerangan, pemerintahan, dan ketatalaksanaan. 2.
Mengkoordinasikan penyusunan rencana program pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaa rencana pembangunan
pemerintahan dan penerangan.
3. Sub bidang kependudukan dan keluarga berencana
1. Mempersiapkan bahan penyusunan rencana pembangunan dibidang kependudukan, ketenagakerjaan, transmigrasi, keluarga berencana.
2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana pembangunan kependudukan dan keluarga berencana dengan dinasinstansi yang terkait.
3. Menginventarisasikan permasalahan dan merumuskan kebijaksanaan pemecahan masalah dibidang kependudukan dan keluarga berencana.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa penyajian data-data- primer yang diperoleh selama penelitian dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan pada
30 orang responden yang terpilih sebagai salmpel. Adapun pendapat responden tersebut dapatat dibagi 3 bagian yaitu :
Identitas Responden Penyajian dan identitas, bertujuan untuk mengenal keadaan responden yang diteliti,
sehingga lebih mudah dalam meneliti permasalahan yang diperoleh di dalam penelitian ini.
1. Identitas Responden Table 2 : Distribusi Jawaban Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis kelamin
Prekwensi persentase
1 Pria
18 60
2 Wanita
12 40
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang dijadikan sample sebanyak
30 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki 60, dan perempuan 12 orang 40 berdasarkan jenis kelamin.
Hal ini menujukan bahwa jumlah pegawai pria yang bekerja di kantor bappeda lebih banyak dibandikan jumlah pegawai wanitanya.
Universitas Sumatera Utara
Table 3 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia No
Usia Prekwensi
persentase
1 19-26
2 6,67
2 27-34
6 20
3 35-42
2 6,67
4 43-50
13 43,33
5 51 tahun keatas
7 23,33
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berusia antara 19-
26 tahun yaitu 2 orang 6,67, dan responden yang berusia antara 27-34 yahun yaitu 6 orang 20, kemudian responden yang berusia 35-42 tahun yaitu 2 orang 6,67 sedangkan
responden yang berusia 43-50 tahun yaitu 13 orang 43,33 dan responden yang berusia 51 tahun keatas yaitu 7 orang 23,33
Table 4 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan pendidikan No
pendidikan Prekwensi
persentase
1 SLTP
- -
2 SLTA
9 30
3 D-3
- -
4 S1
20 1-66,67
5 S2
1 3,33
Jumlah 30
100
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan SLTP
dan D-3 tidak ada sedangkan responden yang berpendidkan SLTA sebanyak 9 orang 30, sedangkan responden yang berpendidkan S1 sebanyak 20 orang 66,67, dan responden yang
berpendidikan S2 sebanyak 1 orang 3,33. Hal ini menujukan bahwa tingkat pendidikan dikantor Beppeda sudah sangat baik
Table 5 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Masa Bekerja No
Masa Bekerja Prekwensi
persentase
1 0-5 tahun
6 20
2 6-10 tahun
8 26,67
3 11-15 tahun
8 26,67
4 16-20 tahun
4 13,33
5 21 tahun keatas
4 13,33
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang mempunyai masa
kerja 0-5 tahun sebanyak 6 orang 20, dan responden yang mempunyai masa kerja 6-10 tahun sebanyak 8 orang 26-67. Responden yang mempunyai masa kerja 11-15 tahun sebanyak 8
orang26,67, kemudian responden yang memiliki masa kerja 16-202 tahun sebanyak 4 orang 13,33, dan responden yang memiliki masa kerja 12 tahun keatas 4 orang 13,33. Hal ini
menujukan bahwa hamper seluruh pegawai cukup berpengalaman.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Penelitian Varibel x Peranan Sistem Inpormasi Manajemen
Data dan tanggapan responden dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 6 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengolahan DataInformasi Dengan Komputer
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering kali lebih dari 2x sehari
6 20
2 Sering kurang dari 2x dalam sehari
7 23,33
3 Kadang-kadangtidak setiap hari
mengolah data dengan komputer 11
36,67
4 Jarang dalam 1 minggu terkadang
tidak mengolah data dengan komputer 2
6,67 5
Tidak pernah 4
13,33
Jumlah 30
100 Sumber : Angket Penelitian, 2010
Dari table diatas dapat diketahui bahwa responden yang sering melakukan pengolahan data informasi informasi dengan computer sebanyak 6 orang 20, dan 7 orang 23,33
mengatakan sering atau kurang dari 2x dalam sehari, sedangkan 11 orang 36,67 mengatakan kadang-kadang atau tidak setiap hari mengolah data dengan computer. Kemudian dengan
mengatakan jarang sebanyak 2 orang 6,67 dan responden yang menyatakan tidak pernah dengan melakukan pengolahan data dengan computer sebanyak 4 orang 13,33. Berdasarkan
data yang diatas bahwa para pegawau hamir seluruhya pernah melakukan pengolahan data dengan computer.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan Teknologi Informasi Dapat Meningkatkan Mutu Pelayanan Pemerintah Kepada Masyarakat
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering kali
2 6,67
2 Sering
19 63,33
3 Kadang-kadang
9 30
4 Jarang
- -
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasrkan data diatas dapat diketahui bahwa 2 orang 6,67 menyatakan bahwa
penggunaan teknologi inpormasi sring kali dapat menikatkan mutu pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Sedangkan 19 orang 63,33 mengatakan bahwa penggunaan teknologi informasi
sering meningkatkan mutu pelayanan pemerintah, dan 9 orang 30 mengatakan bahwa penggunaak teknologi informasi kadang-kadang dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada
masyarakat. Kemudian menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi jarang dan tidak pernah dapat menikatkan mutu pelayanan pemerintah kepada masyarakat tidak ada. Dapat
disimpulkan bahwa dengan ada penggunaan teknologi informasi dapat menikatkan mutu pelayanan pemerintah kepada masyarakat karena para pegawai dapat lebih mudah
menyelesaikan pekerjaanya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan Program Tertentu Dalam Meyelelesaikan Pekerjaan
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering kali
2 6,67
2 Sering
7 23,33
3 Kadang-kadang
18 60
4 Jarang
3 10
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa responden yang sering kali menggunakan
program tertentu dalam menyelesaikan pekerjaan sebanyak dua orang 6,67, dan 7 orang 23,33 responden yang sering menggunakan program tertentu dalam meyelesaikan pekerjaan.
Kemudian 18 orang 60 responden yang kadang-kadang menggunakan seterusnya 3 orang 10 responden yang menyatakan jarang menggunakan program tertentu dalam menyelesaikan
pekerjaan. Dapat disimpulkan bahwa para pegawai mahir dalam menggunakan computer untuk meyekesaikan pekerjaanya
Tabel 9 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Tentang System Inpormasi Yang Fleksibilitas Dalam Mengolah Data Untuk Memudahkan Proses Perbaikan Apabila
Terjadi Kesalahan No
Tanggapan Prekwensi
persentase
1 Ya, setuju sekali
9 30
Universitas Sumatera Utara
2 Setuju
12 40
3 Kurang setuju
9 30
4 Tidak setuju
- -
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 9 orang 30 setuju sekali bahwa system
informasi fleksibilitas dalam menglah data untuk proses perbaikan apabila terjadi kesalahan, dan 12 orang 40 menyatakan setuju kemudian bagi responden yang menyatakan kurang setuju
sebanyak 9 orang 30 responden, dan bagi jawaban tidak setuju sangat tidak setuju tidak ada. Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa banyak pegawai yang mendapatkan manfaat dari
pemakaian system informasi
Tabel 10 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan system computer untuk mengolah data dengan kecepatan tinggi dalam memperoleh data tepat waktu
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering kali
- -
2 Sering
10 33,33
3 Kadang-kadang
10 33,33
4 Jarang
5 16,67
5 Tidak pernah
5 16,67
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sering kali menggunakan system computer untik mengelola data dengan kecepatan tinggi dalam
memperoleh data tepat waktu, 10 orang 33,33 responden menyatakan sering, dan 10 orang 33,33 responden kadang-kadang mengelola data dengan system komputer dalam memperoleh
data tepat waktu, kemudian 5 orang 16,67 responden mengatakan jarang dan 5 orang 16,67 responden yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa pegawai rata-
rata menggunakan sistem komputer dalam mengelola data untuk memperoleh dan tepat waktu sehingga memudahkan proses penyelesaian pekerjaanya.
Tabel 11 : Distribusi Jawaban Responden Tentang system informasi manajemen yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan waktu
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering kali
2 6,67
2 Sering
8 26,67
3 Kadang-kadang
16 53,33
4 Jarang
4 13,33
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 2 orang 6,67 responden mengatakan sering
kali system informasi manajemen digunakan dalam proses pengambilan keputusan. 8 orang 26,67 responden mengatakan sering, 16 orang responden 53,33 mengatakan kadang-
kadang. Kemudian 4 orang 13,33 responden mengatakan jarang dan responden mengakatan
Universitas Sumatera Utara
tidak pernah tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan sistem informasi digunakan untuk mendukung keefektifan kegiatan pemerintahan.
Tabel 12 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Sistem Informasi Manajemen Sebagai Pedoman Dalam Menyelesaikan Pekerjaan
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering kali
1 3,33
2 Sering
7 23,33
3 Kadang-kadang
17 56,67
4 Jarang
5 16,67
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas diketahui 1 orang responden 3,33 mengatakan sering kali
menjadi sistem informasi manajemen sebagai pedoman dalam meyelesaikan pekerjaan, 7 orang 23,33 responden mengatakan sering dan 17 orang 56,67 responden kadang-kadang.
Kemudian diantara 5 orang responden 16,67 mengatakan jarang menggunakan sistem informasi manajemen sebagai pedoman dalam menyelesaikan pekerjaan. Dan yang menyatakan
tidak pernah menjadikan sistem informasi manajemen dalam menyelesaikan pekerjaan tidak ada. Dapat disimpulakan bahwa bagi para pegawai sistem informasi mendukung peyelesaian
kegiatan para pegawai karena dapat dijadikan pedoman bagi kegiatan para pegawai tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuan Sistem informasi dalam mendukung fungsi-fungsi manajemen guna mencapai keinginan yang diinginkan
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Saya setuju sekali
21 70
2 Setuju
6 20
3 Kurang setuju
2 6,67
4 Tidak setuju
1 3,33
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa 21 orang responden 70 mengatakan
setuju sekali bahwa sistem informasi mampu mendukung fungsi-fungsi manajemen dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 6 orang responden 20 setuju sistem informasi mampu
mendukung fungsi-fungsi manajemen guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dan 2 orang responden 6,67 mengatakan kurang setuju, sedangkan yang menyatakan tidak setuju
sebanyak 1 orang responden 3,33 dan yang menyatakan tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa para pegawai umunya merasakan manfaat sistem informasi dalam mencapai
tujuan yang diinginkan.
Tabel 14 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan sistem informasi manajemen untuk pengumpulan fakta, data dan informasi dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang akan dilakukan. No
Tanggapan Prekwensi
persentase
1 Ya, Sering kali
2 3,33
Universitas Sumatera Utara
2 Sering
8 26,67
3 Kadang-kadang
16 63,33
4 Jarang
4 13,33
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 2 orang responden 3,33
mengatakan sering kali sistem informasi manajemen mendukung fakta, data dan informasi dalam proses pengambilan keputusan dan tingkat yang akan dilakukan. 8 orang 26,67 responden
mengatakan sering, 16 orang responden 53,33 kadang-kadang, 4 orang 13,33 responden mengatakan jarang, kemuadian yang menyatakan tidak pernah sistem informasi manajemen
mendukung pengumpulan data dan informasi tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen semakin memudahkan proses pengambilan keputusan dan hal-hal yang
dapat dilakukan dalam proses pengambilan keputusan.
Tabel 15 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan system informasi dan pendukung keputusan dalam meyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering kali
1 3,33
2 Sering
9 30
3 Kadang-kadang
14 46,67
4 Jarang
6 20
5 Tidak pernah
- -
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 1 orang responden 3,33 sering kali
menggunakan sistem informasi data pendukung keputusan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kemudian 9 orang 30 responden mengatakan sering, 14 orang responden
46,67 kadang-kadang dan 6 orang 20 responden mengatakan jarang. Sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa para pegawai
menjalankan tugas dengan baik karena mereka dapat memanfaatkan sistem informasi dalam menyelesaikan tugas-tugas
Tabel 16 : Distribusi Jawaban Responden Tentang teknologi informasi yang menumbuhkan kemandirian karena pegawai dapat berpartisipasi dan beradap tasi
terhadap perubahan sosial yang relatif cepat. No
Tanggapan Prekwensi
persentase
1 Ya, setuju sekali
2 6,67
2 setuju
16 53,33
3 Kurang setuju
7 23,33
4 Tidak setuju
5 16,67
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dua orang responden 6,67 mengatakan setuju
sekali bahwa teknologi informasi yang menimbulkan kemandirian karena pegawai dapat
Universitas Sumatera Utara
berpartisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan sosial yang relatif cepat. 16 orang responden 53,33 mengatakan setuju, 7 orang responden 23,33 mengatakan kurang setuju apabila
teknologi informasi dikatakan dapat menumbuhkan kemandirian bagi pegawai. Kemudian 5 orang responden 16,67 yang mengatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang
mengatakan tidak sangat setuju. Kesimpulan dari pendapat diatas bahwa bagi pegawai teknologi informasi mendukung prilaku para pegawai untuk menyesuaikan kegiatan terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi sehingga mendukung pegawai untuk lebih maju.
Tabel 17 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemanfaatan komputer secara optimal dalam memperoleh informasi untuk meyelesaikan pekerjaan.
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Ya, Sering kali
2 6,67
2 Sering
8 26,67
3 Kadang-kadang
16 53,33
4 Jarang
4 13,33
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 2 orang responden 6,67 mengatakan
sering kali memanfaatkan komputer secara optimal dalam memperoleh informasi untuk meyelesaikan pekerjaan. 8 orang 26,67 responden mengatakan sering, 16 orang responden
53,33 mengatakan kadang-kadang, kemudian 4 orang responden 13,33 mengatakan jarang dan yang mengatakan tidak pernah tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa sebagai pegawai
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan komputer secara optimal dan sebagai pegawai tidak begitu memanfaatkan komputer secara optimal.
Tabel 18 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan teknologi informasi dalam melakukan pengelolahan data yang cepat dan epesien dibandingkan dengan cara
manualbiasa. No
Tanggapan Prekwensi
persentase
1 Lebih cepat
8 26,67
2 Cepat
15 50
3 Biasa saja
6 20
4 Lambat
1 3,33
5 Lebih lambat
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas 8 orang 26,67responden lebih cepat menggunakan teknologi
informasi dalam melakukan pengolahan data dibandingkan dengan cara manualbiasa. Kemudian 15 orang responden 50 mengatakan cepat dan 6 orang 20 responden mengatakan biasa
saja, dan 1 orang responden 3,33 yang mengatakan lambat dan tidak ada responden mengatakan lebih lambat. Kesimpulan bahwa para pegawai merasa puas terhadap penggunaan
teknologi informasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 19 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemanfaatan komputer untuk penyimpanan arsip dan dokumen
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Ya, sering sekali
5 16,67
2 Sering
9 30
3 Kadang-kadang
10 33,33
4 Jarang
5 16,67
5 Tidak pernah
1 3,33
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 5 orang responden 16,67 mengatakan
sering sekali memanfaatkan komputer untuk penyimpanan arsip dan dokumen. 9 orang responden 30 dari memanfaatkan komputer untuk penyimpanan arsip dan dokumen, 10
orang responden 33,33 mengatakan kadang-kadang. Kemudian 5 orang 16,67 responden mengatakan jarang dan tidak ada responden yang mengatakan tidak pernah dalam hal
pemanfaatan komputer untuk penyimpanan arsip dan dokumen. Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa para pegawai cukup sering meympan arsip dan dokumen dengan manfaat
komputer.
Tabel 20 : Distribusi Jawaban Responden Tentang kemanfaatan teknologi informasi yang tergantung pada manusia penggunaanya
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Setuju sekali
8 26,67
Universitas Sumatera Utara
2 Setuju
15 50
3 Kurang setuju
3 10
4 Tidak setuju
4 13,33
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas 8 orang 26,67 responden mengatakan setuju sekali bahwa
kemanfaatan tenologi informasi yang tergantung pada manuusia penggunaanya. Kemudian 15 orang responden 50 mengtatakan setuju, tidak ada responden yang mengatakan kurang setuju
dan 3 orang responden 10 mengatazkan kurang setuju. Sedangkan 4 orang responden 13,33 yang mengatakan tidak setuju. Kemudian tidak ada responden yang mengatakan tidak
ada. Dapat disimpulkan bahwa para pegawai cukup peduli terhadap perkembangan pengetahuan tentang teknologi informasi yang sangat tergantung pada paktor penggunaanya.
3. Variabel Bebas Y Efektivitas Kerja.
Dari variabel y efektivitas kerja atau tanggapan responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut i ni
Tabel 21 : Distribusi Jawaban Responden Tentang sistem informasi manajemen dalam memperoleh datainformasi yang setabil; dan konsisten
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Ya, Setuju sekali
4 13,33
2 Setuju
20 66,67
3 Kurang setuju
5 10
Universitas Sumatera Utara
4 Tidak setuju
1 3,33
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 4 orang responden 13,33 mengatakan
setuju sekali bahwa sistem informasi manajemen dapat memperoleh data yang setabil dan konsisten. 20 orang responden 66,67 mengtatakan setuju, 5 orang responden 10 kurang
setuju, dan 1 orang responden 3,33 yang mengtakan tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen yang dapat digunakan untuk memperoleh datainformasi yang
setabil dan konsisten bagi para pegawai.
Tabel 22 : Distribusi Jawaban Responden Tentang penggunaan sistem informasi manajemen dalam memprksikan datainformasi yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan No
Tanggapan Prekwensi
persentase
1 Sering sekali
2 6,67
2 Sering
10 33,33
3 Kadang-kadang
16 53,33
4 Jarang
2 6,67
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas 2 orang responden 6,67 mengatakan sering sekali menggunakan sistem impormasi manajemen dalan memperediksikan data inpormasi yang
diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan. Kemudian 10 orang 33,33 responden mengatakan sering, 16 orang 35,33 responden mengatakan kadang-kadang dan 2 orang responden
6,67 yang mengatakan jarang dan tidak ada responden yang yang mengatakan tidak pernah tidak ada. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua pegawai
memanfaatkan sistem informasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
Tabel 23 : Distribusi Jawaban Responden Tentang teknologi informasi mampu menghemat pemakaian waktu, dana dan fikiran dalam bekerja.
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Ya, sering sekali
6 20
2 Sering
18 60
3 Kadang-kadang
5 16,67
4 Jarang
1 3,33
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa 6 orang responden 20 mengatak setuju
sekali bahwa tehnoli informasi mampu menghemap pemakaian waktu, dana dan fikiran dalam bekerja. 18 orazng responden 60 mengatakan setuju, 5 orang responden 16,67 yang
mengatakan biasa saja 1 orang responden 3,33 yang mengtakan kurang setuju dan tidak ada responden yang mengatakan tidak tau. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa para pegawai
Universitas Sumatera Utara
cukup memanfaatkan teknologi informasi dengan baik karena memudahkan proses penyelesaian pekerjaan.
Tabel 24 : Distribusi Jawaban Responden Tentang jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam sehari dengan adanya teknologi sistem informasi
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Banyak sekali
3 10
2 Banyak
15 50
3 Biasa saja
12 40
4 Sedikit
- -
5 Sedikit sekali
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berfdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa 3 orang responden 10 mengatakan
banyak sekali jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam sehari dengan adanya teknolgi system informasi. Kemudian 15 orang responden 50 mengatakan banyak, 12 orang 40
responen mengatakan biasa saja, dan tidak ada responden yeng mengatakan sedikit dan sedikit kali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai
rata-rata tidak semuanya menggunakan teknologi system informasi karena harus disesuaikan dengan tingkat keperluanya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 25 : Distribusi Jawaban Responden Tentang teknologi informasi data yang diterima akan lebih mudah diolah dibandingkan dengan cara manualbiasa
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Setuju sekali
4 13,33
2 Setuju
15 50
3 Biasa saja
11 36,67
4 Tidak setuju
- -
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas 4 orang 13,33 responden mengatakan setuju sekali bahwa
kemanfaatan tenologi informasi yang tergantung pada manuusia penggunaanya. Kemudian 15 orang responden 50 mengtatakan setuju, tidak ada responden yang mengatakan kurang setuju
dan 11 orang responden 36,67 mengatazkan kurang setuju. Sedangkan 4 orang responden 13,33 yang mengatakan tidak setuju. Kemudian tidak ada responden yang mengatakan tidak
ada. Dapat disimpulkan para pegawai lebih mudah dalam menjalankan tugasnya
.Tabel 26 : Distribusi Jawaban Responden Tentang menyelesaikan tugas yang diberikan secara tepat waktu.
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering sekali
2 6,67
2 Sering
11 36,67
3 Kadang-kadang
7 20
Universitas Sumatera Utara
4 Jarang
9 30
5 Tidak pernah
1 3,33
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas 2 orang 6,67 responden mengtakan sering kali
menyelesaikan tugas yang diberikan secara tepat waktu. Responden yang menyatakan sering ebanyak 11 orang 36,67 respoden, dan 7 orang responden 20 mengatakan kadang-kadang,
dan 9 orang responden 30 yang mengtakan jarang dan 1 orang 3,33 responden mengatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa para pegawai cukup disiplin dalam
menjelaskan tugas yang diberikan pada mereka.
Tabel 27 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pengawasan dalam melakukan pekerjaan yang menggunakan sistem informasi.
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering sekali
4 13,33
2 Sering
7 23,33
3 Kadang-kadang
12 40
4 Jarang
6 20
5 Tidak pernah
1 3,33
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 4 orang responden 13,33 mengatakan sering sekali harus diawasi dalam melakukan pekerjaan yang melakukan sistem informasi, 7
orang responden 23,33 mengatak sering dan 12 orang responden 40 mengatakan kadang.kadang. sedangkan responden yang mengtakan jarang sebanyak 6 orang 20, dan
responden yang mengatakan tidak pernah sebanyak 1 orang 3,33 responden. Berdasarkan yabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua pegawai harus diawasi dalam melakukan
pekerjaanya, masing-masing pegawai merasa mempunyai tanggung jawab sendiri dalam melakukan pekerjaanya dengan menggunakan sistem informasi.
Tabel 28 : Distribusi Jawaban Responden Tentang sistem informasi memotivasi untuk bekerja lebih baik.
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Lebih baik
6 20
2 Baik
8 26,67
3 Biasa saja
16 53,33
4 Buruk
- -
5 Lebih buruk
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 6 orang responden 20 mengatakan lebih baik
dengan adanya sistem informasi memotivasi untuk bekerja lebih baik. 8 orang responden 26,67 mengatakan baik dengan adanya sistem momotivasi untuk bekerja lebih baik.
Kemudian 16 orang responden 53,33 mengatakan biasa saja, dan tidak ada responden yang
Universitas Sumatera Utara
mengatakan buruk dan lebih buru. Dapat disimpulkan bahwa para pegawai cukup antusia dalam memanfaatkan sistem informasi unruk bekerja lebih baik, sehingga pegawai lebih kreatif.
Tabel 29 : Distribusi Jawaban Responden Tentang teknologi informasi yang memperngaruhi perilaku dalam menyelesaikan pekerjaan.
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Ya, Sering sekali
1 3,33
2 Sering
6 20
3 Kadang-kadang
17 56,67
4 Jarang
6 20
5 Tidak pernah
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 1 orang responden 3,33 mengatakn
sering sekali teknologi informasi mempengaruhi prilaku dalam menyelesaikan pekerjaan, kemudian 6 orang responen 20 mengatakan sering, 17 orang responden 56,67
mengatakan kadang-kadang dan 6 orang responden 20 mengatakan jarang. Sedangakan responden yang mengtakan tidak pernah tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa para pegawai tidak
selalu beriroentasi pada sistem informasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 30 : Distribusi Jawaban Responden Tentang sistem informasi manajemen yang mendorong kesadaran pegawai untuk metaati peraturan dengan baik
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Ya lebih baik
1 3,33
2 Baik
8 26,67
3 Biasa saja
15 50
4 Buruk
6 20
5 Lebih buruk
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Tabel 31 : Distribusi Jawaban Responden Tentang penyelesaian tugas yang berpedoman pada jumlahstandar yang telah ditentuakan.
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Sering kali
3 10
2 Sering
12 40
3 Kadang-kadang
15 50
4 Jarang
- 5
Tidak pernah -
-
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 3 orang responden 10 mengatakan sering kali menyelesaikan tugas berpedoman pada jumlahstandar yang telah ditentukan. 12
orang responden 40 mengatakan sering, 15 orang 50 responden mengatakan kadang- kadang, dan jawaban jarang dan tidak pernah tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa para pegwai
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan. Tabel 32 : Distribusi Jawaban Responden Tentang teknologi informasi komputer yang
dapat mengolah dataomfomasi sesuai dengan standar waktu kerja yang ditentukan
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Setuju sekali
1 3,33
2 Setuju
18 60
3 Kurang setuju
8 50
4 Tidak setuju
3 10
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 orang 3.33 mengatakan setuju
sekali teknologi informasi computer yang dapat mengolah datainformasi sesuai dengan standar waktu kerja yang telah ditentukan. Kemudian 18 orang responden 60 mengatakan setuju, 8
orang responden 26,67 mengatakan setuju, 3 orang responden 10 tidak setuju,dan responden, dan responden yang mengatakan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan
bahwa para pegawai lebih mudah dalam menyelesaikan pekerjaanya karena didukung oleh pemakai teknologi informasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 33 : Distribusi Jawaban Responden Tentang penguasaan sistem infomasi, waktu yang diperlukan utuk menyelesaikan pekerjaan yang mengunakan komputer akan lebih
tepat dan cepat
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Setuju sekali
4 3,33
2 Setuju
19 63,33
3 Kurang setuju
7 23,33
4 Tidak setuju
- -
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 4 orang responden 13,33 mengatakan setuju
sekali bahwa dengan penggunaan system infomasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menggunakan computer akan lebih tepat dan cepat. Kemudian 19 orang
responden 63,33 mengatakan setuju, 7 orang 23,33 kurang setuju, responden yang mengatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.
Dapat disimpulkan bahwa para pegawai memanfaatkan sistem inromasi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Tabel 34 : Distribusi Jawaban Responden Tentang teknologi informasi memerlukan keahlian dalam
memperoleh informasi agar tercipta kecepatan penggunanya
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Setuju sekali
7 3,33
2 Setuju
19 63,33
3 Kurang setuju
4 13,33
Universitas Sumatera Utara
4 Tidak setuju
- -
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 7 orang respoden 23,33 mengatakan setuju
sekali bahwa teknologi informasi memerlukan keahlian dan keterampilan dalam mengolah data dan memperoleh informasi agar tercipta kecepatan dan ketepatan dalam penggunanya. Kemudian
19 orang 93,33 responden setuju, 4 orang 13,33 responden kurang setuju. Responden yang mengatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa para
pegawai mempunyai tingkat kesadaran tinggi untuk menguasai teknologi informasi terutama computer dalam memudahkan penyelesaian pekerjaan.
Tabel 32 : Distribusi Jawaban Responden Tentang teknologi informasi informasi yang mendorong pegewai untuk lebih kreatif dan inovatif
No Tanggapan
Prekwensi persentase
1 Setuju sekali
2 6,67
2 Setuju
21 10
3 Kurang setuju
7 23,33
4 Tidak setuju
- -
5 Sangat tidak setuju
- -
Jumlah 30
100
Sumber : Angket Penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas 2 responden 6,67 mengatakan setuju sekali teknologi informasi dapat mendorong pegwai untuk lebih kreatif dan inovatif . 21 orang responden 70
mengatakan setuju. 7 orang 23,33 mengatakan biasa saja. Kemudian reponden yang mengatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa para pegewai
menggunakan teknologi informasi untuk menambah wawasan dan meningkatkan kreatifitas dalam membangun intektualitas diri.
4. Interpretasi Data
Berdasarkan data-data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebahagian besar pegawai telah mengerti peranan sistem inromasi manajemen yang begitu penting dalam meningkatkan
efektifitas kerja pegawai di lingkungan kerja. Dan perkembangan teknologi informasi yang membawa perubahan begitu besar terhadap efektitifan suatu organisasi pemerintahan dalam
melaksanakan aktivitas pemerintahan dalam memperoleh informasi, mengolah data dan menambah wawasan bagi pembuatan keputusan dan meningkatkan kreatifitas serta inovasi kerja
bagi pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan. Kegiatan pemerintahan yang mengharuskan kenyamanan dalam pelayanan kepada
masyarakat dengan dukungan sistem informasi manajemen yang baik dalah hal penyusunan perencanaan program-program pemerintah dan kemduahan dalam menyusun anggaran
perencanaan pembangunan daerah dan pengembangan daerah otonomi. Dalam hal ini harus didukung oleh informasi yang menunjukan secata tepat dan cepat mengenai situasi dan kondisi
daerah serta kegiatan yang akan dilakukan dalam menyusun perencanaan program-program perencanaan tersebut. Kegiatan dilapangan yang membutuhkan perangkat-perangkat seperti
computer dan sebagainya untuk mendukung proses kegiatan Dinas Kependudukan dan Catatan
Universitas Sumatera Utara
Sipil Kabupaten Asahan di lapangan. Kemudian dibutuhkan pula keahlian dan keterampulan dalam memanfaatkan teknologi informasi yang ada sehingga kegunaanya dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin untuk mendukung proses kegiatan pemerintah bagi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan, baik di kantor maupun di lapangan.
Selain itu pemakaian sistem infomasi untuk mempercepat proses pengembalian keputusan yang benar-benar sesuai dengan efektivitas kegiatan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Asahan maka sangat diperlukan informasi yang dapat dipercaya, yang hanya mungkin hanya dapat dihasilkan melalui pelaksanaan sebuah sistem infomasi yang baik
dan benar. Salah satu karateristik sistem informasi adalah seberapa jauh efektivitas yang dihasilakan oleh kinerja sistem informasi tersebut terhadap fungsinya sebagai pendukung
manajemen dalam menjalankan kegiatan pemerintah. Dalam hal ini evaluasi terhadap kinerja juga perlu dilakukan pemakaian teknologi informasi, dengan melihat dari pengerahuan mengenai
pekerjaanya, kulaitas pekerjaan yang dialakukan, kecakapan dalam perencanaan kemampuan manyatakan pendapat dan komunikasi, kreatifitas sehingga dapat dilihat bagaimana sistem
informasi manajemen mampu meningkatkan efektivitas kerja para pegawai yang ada di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan. Selain itu dapat juga dilihat tingkat
keaktifan para pegawai terhadap pekerjaanya yang sangat erat hubunganya dengan tugas dan kewajiban yang tercantum pada pekerjaanya, sesuai dengan teori bahwa efektivitas deartikan
juga sebagai kemampuan untuk mengerjakan hal yang benar. Dalam hal ini pegawai diharapkan cukup memahami bidang pekerjaanya.
Kendala-kendala yang sering dihadapi yaitu kurangya pelatihan dalam menggunakan teknologi informasi kepada para pegawai sehingga pekerjaan terlalu menoton yang artinya hanya
dalam batas tugas yang itu-itu saja, sehingga pegawai mengalami kesulitan dalam
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan kreatifitas dan inovasinya dalam memanfaatkan sistem informasi. Kurangnya kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan karena kurangnya keahlian dan
keterampilan dalam mengguanakn teknologi informasi. Masih adanya tugas-tugas yang harus diselesaikan secara manual sehingga memperlambat penyelesaian pekerjaan bagi para pegawai.
Kurangnya keahlian dalam memperediksi data dengan mengguanakan program tertentu di computer karena kurangnya keahlian dalam mengguanakan teknologi informasi tersebut. Selain
itu factor perilaku pegawai menjadi factor yang menentukan efektivitas sistem informasi manajemen pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan. Rendahnya
tingkat adaptasi pegawai terhadap perubahan dibandingkan dengan cepatnya perkembangan teknologi dapat menghambat sistem infomasi manajemen itu sendiri.
Efektivitas sistem infomasi manajemen tidak hanya membutuhkan informasi yang sifatnya terprogram namun juga informasi yang sifatnya informal. Supaya Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan mampu meningkatkan efisiensi dan mampu memberikan pelayanan umum yang lebih baik penanganan infomasi tidak dapat dilakukan dengan sekedar
komputerisasi yang berupa pengadaan perangkat keras tetapi juga pengembangan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan secara berkesinambungan. Pengembangan
organisasi pemerintah ini dimaksudkan agar organisasi mampu mengantisipasi dan menajwab perubahan-perubahan yang terjadi akibat tuntutan masyarakat yang makin kompleks terhadap
pengembangan otonom. Dan agar Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan dapat tetap eksis sesuai dengan misi dan tujuan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Asahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA