14
2.3. Pangan Fungsional
Menurut Badan POM 2011, pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen pangan yang berdasarkan kajian
ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu diluar fungsi dasarnya, terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan. Menurut Winarti Nurdjanah
2005, berbagai jenis pangan fungsional telah beredar di pasaran, mulai dari produk susu probiotik tradisional seperti yoghurt, kefir dan coumiss sampai
produk susu rendah lemak siap dikonsumsi yang mengandung serat larut. Berbagai minuman telah tersedia dan berkhasiat menyehatkan tubuh yang
mengandung komponen aktif rempah-rempah seperti kunyit asam, minuman sari jahe, sari temulawak, beras kencur, serbat, dan bandrek.
Pangan fungsional dikonsumsi layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur, dan cita rasa
yang dapat diterima oleh konsumen, serta tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberikan efek samping terhadap metabolisme zat gizi lainnya jika
digunakan pada jumlah penggunaan yang dianjurkan. Meskipun mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, pangan fungsional tidak berbentuk
kapsul, tablet atau bubuk yang berasal dari senyawa alami Winarti et al.,2005 dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM, 2001.
Pangan fungsional mempunyai tiga fungsi dasar antara lain sensory warna dan penampilan menarik, citarasanya enak, nutritional bernilai gizi, dan
physiological memberikan pengaruh fisiologis, menguntungkan bagi tubuh. Fungsi fisiologis dari suatu pangan fungsional antara lain: a mencegah penyakit
15
yang berhubungan dengan konsumsi pangan, b meningkatkan daya tahan tubuh regulating bio-defensiveness, c meregulasi rithme kondisi fisik tubuh, d
memperlambat proses penuaan aging, dan e penyehatan kembali recovery tubuh setelah menderita penyakit tertentu Muchtadi, 2004.
Dewasa ini produk pangan fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan mulai banyak diminati oleh konsumen karena kesadaran akan pentingnya hidup
sehat semakin meningkat. Senyawa fitokimia sebagai senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kesehatan termasuk fungsinya dalam pencegahan terhadap penyakit degeneratif. Beberapa senyawa fitokimia yang diketahui mempunyai fungsi fisiologis adalah
karotenoid, fitosterol, saponin, glikosinolat, polifenol, inhibitor protease, monoterpen, fitoestrogen, sulfide dan asam fitat Winarti et al., 2005. Komponen
fenolik dalam tanaman diketahui dapat menghambat pertumbuhan kanker dan mempunyai aktivitas antimutagenik. Pertumbuhan kanker yang dapat ditekan oleh
senyawa fenolik antara lain kanker usus, payudara, paru-paru, dan kulit Craig, 1999.
2.4. Minuman Sari Buah