praktis. Akan tetapi pondok pesantren adalah tempat pengajaran pendidikan untuk pengembangan dakwah dan pembinaan umat.
33
D. Fungsi dan Peranan Pondok Pesantren
Kurun waktu yang cukup lama fungsi pesantren berjalan secara dinamis, berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global.
Menunjukan bahwa pesantren mampu bertindak sebagai trasnformator terhadap semua segi nilai yang ada di dalam masyarakat muslim Indonesia. Ini telah di
buktikan keberhasilannya pada saat K.H. Muhammad Istichori Addurrahman diwaktu merintis berdirinya pondok pesantren Daruttafsir yang kondusip dan
dapat diterima oleh masyarakat. Hal inilah yang menyatakan pondok pesantren Daruttafsir sebagai lembaga independent atau mengatur falsafah ”Laasarkiyyah
Wala Ghorbiyyah”. Falsafah ini dimaksudkan bahwa pondok pesantren
Daruttafsir tidak berafiliasi dengan organisasi politik, organisasi keagamaan, organisasi masa manapun. Sehingga dengannya diharapkan sesuai dengan
misinya mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa dan ukhuwah Islamiyah umat sedunia.
Dalam perjalanannya hingga sekarang, sebagai lembaga sosial, pesantren telah menyelenggarakan pendidikan formal baik berupa sekolah umum maupun
sekolah agama madrasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi. Disamping itu, pesantren juga menyelenggarakan pendidikan non formal berupa madrasah
diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja. Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga solidaritas sosial dengan
33
Wawancara Penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir. K.H. Nu’man Istichori.
menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim dan memberi pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan tingkat sosial ekonomi
mereka. Bahkan melihat kinerja dan karisma kiainya, pesantren cukup efektif untuk
berperan sebagai perekat hubungan dan pengayom masyarakat, baik pada tingkat lokal, regional dan nasional. Pada tataran lokal, arus kedatangan tamu kepada kiai
sangat besar, di mana masing-masing tamu dengan niat yang berbeda-beda. Ada yang ingin bersilaturrahim, ada pula yang ingin berkonsultasi, meminta nasihat,
memohon do’a, berobat, dan ada pula yang ingin meminta jimat untuk sugesti penangkal gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Para kiai juga sering
memimpin majlis taklim, baik atas inisiatif sendiri atau atas inisiatif panitia pengundang yang otomatis dapat memberikan pembelajaran berbangsa dan
bernegara kepada masyarakat di atas nilai-nilai hakiki kebenaran al Qur’an dan al Hadits dan asasi dengan berbagai bentuk, baik melalui ceramah umum atau
dialog interaktif. Oleh karenanya, tidak diragukan lagi kiai dapat memainkan peran sebagai orang yang menyampaikan pesan-pesan pembangunan dalam
dakwah-dakwahnya, baik secara lisan dan tindakan bil hal, uswah hasanah. Dengan berbagai peran yang potensial dimainkan oleh pesantren di atas,
dapat dikemukakan bahwa pesantren memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya, sekaligus menjadi rujukan moral reference of
morality bagi kehidupan masyarakat umum. Fungsi-fungsi ini akan tetap
terpelihara dan efektif manakala para kiai pesantrten dapat menjadi independensinya dari intervensi “pihak luar”.
34
34
Ibid., h. 90-91.
Pengembangan apapun yang dilakukan dan dijalani oleh pesantren tidak mengubah ciri pokoknya sebagai lembaga pendidikan dalam arti luas. Ciri inilah
yang menjadikan tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Disebut dalam arti luas, karena tidak semua pesantren menyelenggarakan madrasah, sekolah dan kursus
seperti yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di luarnya. Keteraturan pendidikan di dalamnya terbentuk karena pengajian yang bahannya diatur sesuai
urutan penjenjangan kitab. Penjenjangan ini diterapkan secara turun-temurun membentuk tradisi kulikuler yang terlihat dari segi standar-standar isi, kualitas
pengajar dan santri lulusannya.
35
35
Nafi, Praksis Pembelajaran Pesantren, h. 11.
BAB IV RELASI ANTARA PARTAI POLITIK PPP DENGAN PONDOK