BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang 4.1.1.1. Geografis dan Kependudukan
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah dari 25 dua puluh lima kabupatenkota yang ada di Propinsi Sumatera Utara. Ibu kota kabupaten ini
berada di Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak dipinggir jalan lintas Sumatera ± 30 Km dari kota Medan. Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten
yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang membuat wilayah ini menjadi wilayah yang potensial untuk terus berkembang.
Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2 ˚57’ Lintang
Utara-3 ˚16’ Lintang Selatan dan 98˚33’-99˚27’ Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki
batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Langkat dan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Karo dan
kabupaten Simalungun, sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Serdang Bedagai dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan kabupaten
Langkat. Kabupaten Deli Serdang memiliki luas wilayah 2.497,72 km
2
yang terdiri 22 kecamatan dan 394 desakelurahan, yang luasnya mencapai 3,34 dari luas Propinsi
Sumatera Utara. Menurut Badan Pusat Statistik BPS, jumlah penduduk kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Deli Serdang ditahun 2012 adalah 1.845.615 jiwa, yang terdiri dari 928.434 laki-laki dan 917.181 perempuan, dengan sex ratio sebesar 101,23. Jumlah penduduk
terbanyak terdapat di 3 tiga kecamatan yaitu kecamatan Deli Tua 6677,67 jiwa per km
2
, kecamatan Sunggal 2719,14 jiwa per km
2
dan kecamatan Lubuk Pakam 2678,10 jiwa per km
2
dan jumlah penduduk paling sedikit adalah kecamatan Gunung Meriah 33,48 jiwa per km
2
. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk kabupaten Deli Serdang adalah 738,92 jiwakm
2
. Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah kecamatan Delitua yakni sebesar 6.489 orangkm
2
. Sedangkan Kecamatan yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah
kecamatan Gunung Meriah yaitu 32 orangkm
2
a. Dataran pantai yang terdiri dari 4 empat kecamatan Hamparan Perak, Labuhan
Deli, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu. Jumlah kelurahandesa sebanyak 64 enam puluh empat desa.
. Potensi utama Kabupaten Deli Serdang yaitu pertanian pangan, perkebunan rakyat, perkebunan besar, perikanan
laut, pertambakan, peternakan unggas, dan pariwisata. Kabupaten Deli Serdang terbagi kedalam tiga bagian yaitu:
b. Dataran rendah yang terdiri dari 11 sebelas kecamatan Sunggal, Pancur Batu,
Namorambe, Delitua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau dan Galang yang memiliki 197 seratus Sembilan puluh
tujuh desakelurahan
Universitas Sumatera Utara
c. Dataran Tinggi yang terdiri dari 7 tujuh kecamatan Kutalimbaru, Sibolangit,
Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah dan Bangun Purba, yang memiliki 133 seratus tiga puluh tiga desakelurahan.
Jarak antara masing-masing ibukota kecamatan dengan pusat pemerintahan kabupaten Deli Serdang, kota Lubuk Pakam sekitar antara 4-61 km. Ibukota
kecamatan yang paling jauh dari ibukota Kabupaten adalah Sibolangit dan STM Hulu yaitu 61 dan 51 km.
Penduduk kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku antara lain: Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain-lain.
Penduduk di Kabupaten ini umumnya memeluk agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hundu dan Budha. Jumlah penduduk yang besar dapat dimanfaatkan bagi
peningkatan pembangunan di segala bidang. Sehingga mampu meningkatkan derajat kehidupan masyarakat. Sejalan dengan perbaikan dan pengembangan yang terus
dilakukan oleh Pemerintah.
4.1.1.2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia. Salah satu modal dasar pembangunan adalah sumber daya
manusia yang sehat jasmani dan rohani,karena dengan keberhasilan pembangunan SDM yang sehat akan menghasilkan masyarakat yang sehat sehingga akan menjadi
pelaku dan sasaran pembangunan. Pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki peran yang sangat signifikan dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai program dibidang kesehatan. Tujuan
Universitas Sumatera Utara
dari program-program tersebut adalah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual, fisik,ekonomi dan moral sesuai dengan definisi
Kesehatan dalam Undang-undang Kesehatan tahun 2009 bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kabupaten Deli Serdang merupakan sasaran untuk penurunan Angka
Kematian Ibu dan Anak di Propinsi Sumatera Utara karena berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan 2012 Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi
penyumbang angka kematian Ibu terbesar di Indonesia dan Kabupaten Deli Serdang termasuk kabupaten yang memiliki angka kematian ibu yang tinggi dibandingkan
dengan beberapa kabupatenkota di Sumatera Utara. Berdasarkan profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang 2013 jumlah kematian ibu maternal kurun waktu lima
tahun dari tahun 2008-2013 mencapai 122 kasus dimana tahun 2008 sebanyak 32 kasus, tahun 2009 sebanyak 21 kasus, tahun 2010 sebanyak 20 kasus, tahun 2011
sebanyak 20 kasus, tahun 2012 sebanyak 15 kasus dan tahun 2013 sebanyak 14 kasus. Sedangkan jika dilihat cakupan K1 adalah 98,13 , cakupan K4 adalah 96,06
, ibu hamil yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 95,29 dan ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan adalah 93,45 sudah baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008-2013 No
Tahun Jumlah Kematian Ibu
1 2008
32 2
2009 21
3 2010
20 4
2011 20
5 2012
15 6
2013 14
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Tabel 4.2. Cakupan K1 dan K4 di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008-2013 No
Tahun Cakupan K1
Cakupan K4
1 2008
89.18 86.00
2 2009
96.05 93.13
3 2010
98.10 96.01
4 2011
98.13 96.06
5 2012
98.50 97.15
6 2013
98.26 96.20
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Menurut Kementerian Kesehatan RI 2010, peningkatan kesehatan ibu,
bayi, Balita dan Keluarga Berencana KB yang merupakan salah satu dari delapan fokus prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia tahun 2010-2014 dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005-2025. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Deli Serdang ikut mengambil bagian untuk
mewujudkan pencapaian dari pembangunan kesehatan di Indonesia melalui konsep Gerakan Deli Serdang Membangun GDSM untuk percepatan pembangunan wilayah
di bidang infrastruktur membuat kemajuan di Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Program Expanding Maternal and Neonatal Survival EMAS
Dalam upaya mempercepat penurunan angka kematian ibu AKI dan angka kematian neonatal AKN tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan
program Expanding Maternal and Neonatal Survival EMAS. Program ini merupakan program hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan lembaga
donor USAID, yang bertujuan menurunkan AKI dan AKN di Indonesia sebesar 25. Program ini dilaksanakan di propinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan
bayi yang besar yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan dan dilaksanakan pada 10 kabupaten. Sekitar 52,6 dari jumlah
kematian ibu di Indonesia berasal dari keenam propinsi tersebut Kementerian Kesehatan, 2012.
Di propinsi Sumatera Utara, program EMAS bekerja di 5 lima Kabupaten dan 2 dua kota, yang terbagi ke dalam 3 tiga yaitu:
a. Tahap I 2012-2013
: Deli Serdang, Asahan b.
Tahap II 2013-2014 : Labuhan batu, Langkat, Kota Sibolga dan kota Medan
c. Tahap III 2014-2015 : Mandailing Natal
Program ini bekerja dengan melibatkan 1 Satu RSUD Kabupen Deli Serdang, 3 RS Swasta yaitu RSU Muhammadiyah Medan , RSU Haji Medan, dan
RSU Sembiring dan 10 Puskesmas yaitu, Puskesmas Talun Kenas, Puskesmas Tanjung Morawa, Puskesmas Tiga Juhar, Puskesmas Aras Kabu, Puskesmas Bandar
Khalipah, Puskesmas Bangun Purba, Puskesmas Batang Kuis, Puskesmas Biru-Biru, Puskesmas Namorambe, Puskesmas Pantai Labu.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pelaksanaan program EMAS di Kabaputen Deli Serdang maka yang menjadi daerah penelitian adalah:
4.1.2.1. Gambaran Puskesmas Batang Kuis
a. Gambaran Puskesmas Batang Kuis
Puskesmas Batang Kuis terletak di Desa Batang Kuis Pekan Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
1 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu
2 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Beringin
3 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa
4 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan
b. Wilayah Kerja
Puskesmas Batang Kuis memiliki 11 sebelas desa yang menjadi wilayah kerjanya yaitu:
1 Batang Kuis Pekan
2 Desa Baru
3 Desa Paya Gambar
4 Desa Mesjid
5 Desa Tumpatan Nibung
6 Sidodadi
7 Sena
8 Tanjung Sari
9 Sugiharjo
Universitas Sumatera Utara
10 Bakaran Batu
11 Bintang Meriah
c. Demografi
Kecamatan Batang Kuis terdiri dari 11 sebelas desa dengan jumlah penduduk 59.053 jiwa dengan 15.267 kepala keluarga yang menempati area seluas
40, 34 ha. Desa yang paling padat di kecamatan ini berada di desa Tanjung Sari dengan jumlah penduduk 12.303 jiwa menempati daerah seluas 7,34 Ha.
Perkembangan penduduk menurut sex ratio berdasarkan data tahun 2012 ternyata ditemukan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan dengan
jumlah penduduk laki-laki.
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk berdasarkan Luas Wilayah di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Kecamatan Batang Kuis Tahun 2012
No Desa
Jenis Kelamin Jumlah
Penduduk Orang
Luas Ha
Jumlah Dusun
Laki-Laki Perempuan
1 Batang Kuis
Pekan 2.682
2.564 5.246
0,75 12
2 Baru
3.082 3.238
6.320 4,32
5 3
Paya Gambar 1.672
1.642 3.314
3,03 4
4 Mesjid
734 768
1.502 2,67
3 5
Tumpatan Nibung
2.918 2.819
5.737 3,70
8 6
Sidodadi 1.626
1.567 3.193
9,50 6
7 Sena
3.658 3.595
7.253 6,40
10 8
Tanjung Sari 5.729
6.574 12.303
7,34 11
9 Sugiharjo
2.510 2.421
4.931 1,53
5 10 Bakaran Batu
1.501 1.472
2.973 0,45
3 11 Bintang
Meriah 3.206
3.075 6.281
0,65 5
Jumlah 29.318
29.735 59.053
40,34 72
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan yang Ditolong Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas di Puskesmas Batang Kuis
Kecamatan Batang kuis Tahun 2012
Puskes- mas
Ibu Hamil Ibu Bersalin
Ibu Nifas Jum-
lah KI
K4 Jum-
lah Ditolong
Nakes Jum-
lah Men-
dapat Yankes
Batang Kuis
1333 1298 97,37 1260 94,52 1273 1220
95,84 1273 1200
94,27
Berdasarkan tabel diatas cakupan ibu hamil di Puskesmas Batang kuis tahun 2012 diperoleh informasi, dari 1333 ibu hamil ada 1298 ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan pada awal kehamilan K1 97,37, dan 94,52 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di akhir kehamilan K4. Jumlah ibu bersalin dari 1273
orang yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 1220 95,84, serta ibu nifas yang ada 1273 yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 1200 94,27.
d. Sumber Daya Manusia
Puskesmas Batang Kuis dipimpin oleh seorang dokter umum. Dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan kepala Puskesmas dibantu 33 tiga puluh tiga
tenaga yang ditempatkan berdasarkan kualifikasi pendidikan yang dimiliki masing- masing sumber daya manusia.
4.1.2.2 . Gambaran Rumah Sakit Umum RSU Sembiring
Rumah Sakit Umum Sembiring RSU berada dibawah naungan Yayasan RSU Sembiring yang juga mengelola institusi pendidikan yaitu Akademi
Keperawatan, Akademi Kebidanan dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Deli Husada. RS ini beralamat di Jln. Besar No. 77 Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
Rumah Sakit Umum RSU Sembiring pada mulanya didirikan sebagai rumah sakit Ibu dan Anak pada tahun 1954. Rumah Sakit ini terus berkembang hingga
menjadi Rumah Sakit Umum. RSU Sembiring tahun 2010 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kelas B melalui Keputusan Kementerian Kesehatan dengan no.
HK.03.05I201011. RS ini didirikan di atas tanah seluas 20.000 M
2
Dalam menjalankan pelayanannya RSU Sembiring dilandasi dengan visi, misi dan motto sebagai berikut
, yang berada satu kompleks dengan kampus Pendidikan Deli Husada.
1. Visi RSU Sembiring adalah menjadi Rumah Sakit dengan kualitas pelayanan
yang prima, didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap, dengan sumber daya manusia yang berkualitas
2. Misi, untuk mencapai visi, RSU Sembiring menjalankan misi sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat primer dan sekunder bersifat
spesialistik dan subspesialistis dalam bentuk tindakan preventif, kuratif dan rehabilitative
b. Menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan penunjang medis
bagi masyarakat pengguna jasa RS c.
Mengembangkan kemampuan professional kesehatan dengan didukung manajemen RS yang handal, berdasarkan atas etika profesi, etika pelayanan,
serta keselarasan lingkungan d.
Menciptakan suasana kerja yang ditandai oleh rasa kekeluargaan dan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan RSU Sembiring
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. RSU Sembiring Delitua
3. Moto RSU Sembiring adalah Pelayanan Yang Terbaik Adalah Pengabdian Kami.
Dalam menjalankan visi dan misi untuk mencapai tujuan, RSU Sembiring didukung oleh berbagai fasilitas sebagai berikut:
a. Instalasi Gawat Darurat, yang bertujuan memberikan pertolongan dengan cepat,
tepat, dan tanggap terhadap setiap pasien yang memerlukan pertolongan segera dan tanpa melalui prosedur yang terlalu panjang.
Gambar 4.2. Instalasi Gawat Darurat
Universitas Sumatera Utara
b. Poliklinik Spesialis
c. Pelayanan rawat inap yang terdiri dari ruangan VIP, ruangan kelas I, II, III
d. Ruang bersalin dan kamar bayi. Ruang bersalin RSU Sembiring dibuat
terpisah dari unit rawat inap lain untuk menjaga ketenangan ibu-ibu yang akan melahirkan. Ruang bersalin ini terdiri atas 4 bed, yaitu 2 bed
ginekologis dan 2 bed partus, sehingga ruangan ini mampu menangani pertolongan persalinan terhadap 4 ibu sekaligus pada saat yang bersamaan.
Gambar 4.3. Ruang Partus Bersalin RSU Sembiring Delitua
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4. Kamar Bayi RSU Sembiring Delitua
Gambar 4.5. Ruang Rawat Bayi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6. Ruang Rawat Bayi
Gambar 4.7. Ruang Rawat Bayi
Universitas Sumatera Utara
Bayi adalah individu yang sangat rentan terhadap penularan penyakit. Apalagi bayi-bayi yang dilahirkan melalui prosedur khusus, misalnya melalui operasi
sectio caesaria. Oleh karena itu RSU Sembiring Delitua menempatkan kamar bayi di lokal unit yang terpisah dari unit perawatan lainnya. Tujuannya adalah agar bayi
yang baru dirawat terhindar dari penyakit menular. Untuk merawat bayi-bayi yang bermasalah, ruang bayi dilengkapi dengan
inkubator type servo yang bisa mempertahankan temperatur di dalam inkubator pada suhu yang diinginkan. Inkubator ini dilengkapi dengan alat pemberian oksigen
khusus, dan mempunyai sumber daya batteray cadangan sehingga bisa berfungsi sebagai transport incubator.
Ruang bayi juga dilengkapi dengan alat-alat khusus sebagai berikut: • Infus pump “Baxter” untuk memberikan terapi cairan dengan volume dan
kecepatan yang sangat akurat. • Phototherapy unit, sebuah alat yang bisa menyebarkan cahaya spektrum
ultraviolet, digunakan untuk mengobati bayi-bayi yang mengalami “jaundice” atau kuning akibat kelemahan metabolisme livernya.
e. Kamar operasi
f. Ruang ICU Intensive care Unit
g. Unit Pemeriksaan penunjang terdiri dari radiologi, CT Scan, Laboratorium,
Pemeriksaan Elektokardiografi, Ultra Sono Grafi h.
Instalasi farmasi
Universitas Sumatera Utara
i. Laundry
j. Instalasi Pengolahan Air Limbah Medis
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini sejumlah 6 informan yang terdiri dari Kepala Puskesmas, Bidan Koordinator, Bidan pelaksana dan Manajemen RSU dan
Masyarakat dari Puskesmas Batang Kuis dan RSU Sembiring Deli Tua.
Tabel 4.5. Karakteristik Informan Informan
PuskesmasRS Jabatan
Pendidikan
Informan 1 Informan 2
Batang Kuis RSU Sembiring
Kepala Puskesmas Wakil Direktur
pelayanan Medik Dokter Umum S1
D3 Keperawatan dan S1 Kesehatan
Masyarakat
Informan 3 RSU Sembiring
Bidan pelaksana D3 Kebidanan
Informan 4 Informan 5
Informan 6 Batang Kuis
Batang Kuis Batang Kuis
Bidan Koordinator Masyarakat
Masyarakat D3 Kebidanan
SMA SMP
Program Expanding Maternal and Neonatal Survival merupakan program penurunan angka kematian ibu dan anak yang ditujukan khusus kepada propinsi yang
memiliki kontribusi tertinggi yang menyumbang angka kematian ibu di Indonesia. Salah satunya adalah Propinsi Sumatera Utara. EMAS dilaksanakan di 6 kabupaten di
Sumatera Utara, untuk tahap pertama dilakukan di kabupaten Deli Serdang dan Asahan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Matriks Hasil Wawancara Mendalam dengan Informan Matriks 4.1. Hasil Wawancara Mendalam dengan Informan
Topik 1 Pandangan Rumah Sakit dan Puskesmas sebagai tim vanguard
Informan 1 Kehadiran EMAS di Puskesmas ini sangat membantu kami
dalampenanganan kasus ibu dan bayi… Informan 2
EMAS inikan diperuntukkan untuk peningkatan kesehatan ibu dan bayinya, kalo programnya bagus, karena membantu kami
menangani pelayanan kasus kegawatdarutan secara cepat ditambah adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada
staf kami disini sehingga staf kami yang ikut pelatihan dapat mengupgrate ilmunya kembali…
Informan 3 Baik..karena membantu kami menguprate kembali ilmu yang
ada selama ini… Informan 4
Semenjak adanya program EMAS, saya merasa banyak terbantu kami dalam menangani kasus-kasus kegawatdaruratan yang
berkaitan dengan persalinan.dengan adanya EMAS ini makin mantaplah…
Informan 5 -
Informan 6 -
Topik 2 Tujuan dari program EMAS
Informan 1 Tujuannya ya…seperti yang saya sampaikan tadi, menurunkan
angka kematian ibu dan anak khususnya melalui berbagai kegiatan yang dilakukan salah satunya, seperti kemaren kami
pertemuan membahas apa yang menjadi kendala kami dalam melaksanakan program in…
Informan 2 “Tujuannya ya…. menurunkan angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia, dengan menekankan pertolongan penanganan kegawatdarutan babi baru lahir, penanganan kegawatdaruratan
ibu melahirkan dengan komplikasi pre eklamsia, perdarahan dll, selain itu juga menekankan sterilisasi penggunaan alat-alat
persalinan, kemaren sewaktu kami pelatihan itu diperkenalkan dengan zat klorin yang katanya mampu mematikan virus
HIVAIDS dan Hepatitis, nah…ini ilmu baru bagi kami, karena memang kita belum gunakan di RS….dan privasi ibu bersalin
juga disampaikan agar dijaga kenyamanan dan privasinya jangan sembarang dibukalah…melalui perbaikan-perbaikan
diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu..”
Universitas Sumatera Utara
Matriks 4.1. Lanjutan
Informan 3 …Menurunkan angka kematian ibu dan anak, juga kalo menurut
saya menambah kemampuan petugas kesehatan karena kami juga dilibatkan dalam segi pelatihan kegawatdarutan ibu dan
bayi…
Informan 4 Tujuannya menurunkan angka kematian ibu dan anak…
Informan 5 -
Informan 6 -
Topik 3 Program apa saja yang dilakukan oleh EMAS untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak Informan 1
Ada dua hal yang paling ditekankan dalam program ini yang pertama adalah perbaikan sistem rujukan dan penggunaan
telepon atau internet untuk mengatasi kasus kegawatdaruratan ibu dan bayi…
Informan 2 “Kalo program ya….tidak jauhlah dengan masalah ibu dan
anak, bagaimana kami diharapkan bisa menjadi tempat rujukan bagi Puskesmas sekitar jika ada masalah yang berkaitan
dengan kegawatdaruratan ibu dan anak, selain itu juga melalui pemanfaatn jejaring yang saat ini sedang dibangun dan
memang ada juga bantuan yang diberikan seperti panthom bayi, troli emergensi
Informan 3 Kami diikutsertakan dalam pelatihan seperti yang saya sebut
tadi sehingga kemampuan kami bertambah dalam hal penanganan kasus ibu dan anak…
Informan 4 “klo programnya ya pelatihan-pelatihanlah bu…mengenai
penanganan resusitasi bayi, pelatihan penanganan kegawatdaruratan ibu bersalin dan bayi dan ada juga bantuan
ke Puskesmas kami seperti panthom, troli emergensi…
Informan 5 -
Informan 6 -
Topik 4 Kerjasama Puskesmas dengan Rumah Sakit
Informan 1 Kerjasama dengan RS baik, karena sebelum adapun program
ini kalo ada masalah mengenai kegawatdarutan yang tidak bisa ditangani Puskesmas kita akan langsung rujuk ke RS,
karena kita juga punya Ambulance disini…
Informan 2 Kita sangat membina hubungan baik dengan puskesmas apalagi
dengan para bidan disini karena mereka juga sering rujuk kemari pasien yang mengalami komplikasi…
Informan 3 Baiklah…
Universitas Sumatera Utara
Matriks 4.1. Lanjutan
Informan 4 Baik..karena sebelum adapun program ini kita juga sering rujuk
pasien ke RS… Informan 5
- Informan 6
-
Topik 5 Pelatihan-pelatihan atau seminar yang diselenggarakan Program
EMAS Informan 1
Pelatihan banyak berkaitan dengan kegawatdarutan ibu dan bayilah…kalo seminar atau pertemuan sering juga
dilaksanakan..
Informan 2 Ada kalo pelatihan, memang lebih banyak ditujukan kepada
dokter dan bidan..karena memang yang secara teknis langsung bertemu dengan pasien..
Informan 3 Ada kalo pelatihan…kemarena ada pelatihan resusitasi bayi
baru lahir, langsung dilatih oleh dokter spesialis dari Amerika…..
Informan 4 Ada kami pelatihan penanagan gawatdarutlah…
Informan 5 -
Informan 6 -
Topik 6 Sistem informasi seperti apa yang dibangun program EMAS
Informan 1 Sistem informasi yang dibangun menggunakan handphone dan
jaringan internet hanya sampai sekarang belum terlaksana, agak susah melaksanakannya karena tauah kita tidak semua
bidan-bidan ini bisa, memang mereka punya hp…tapi hanya sekedar telepon untuk sms saja terkadang susah,
memang sedikit sih…tapi sulit menurut saya
Informan 2 “Program EMAS ini ingin membangun suatu sistem informasi
untuk menangani kasus kematian ibu dan bayi dengan sistem jejaring, istilahnya itu SIJARI EMAS sistem jaringan
informasi dimana server dan program dibuat di RS rujukan. Sistem ini sangat tergantung dari kekuatan signal, klo
signalnya lemah ya program ngga jalanlah…
Informan 3 Katanya sih..menggunakan internet gitu sewaktu ikut seminar
kemaren, nanti ada dibuat nomor sentral jika ada bidan desa atau puskesmas butuh merujuk mereka cukup sms ke no
tadi…kita akan persiapkan apa yang dibutuhkan
Informan 4 “Ada memang kemaren pas pelatihan tentang sistem ini cuma
belum jalan, karena belum tau sistemnya gimana… Informan 5
- Informan 6
-
Universitas Sumatera Utara
Matriks 4.1. Lanjutan Topik 7
Sistem pengelolaan teknologi informasi EMAS atau Sijari EMAS
Informan 1 Memang alat yang kita pakai untuk komunikasi ya hp kita
sendiri hanya mengirimkan SMS ke no sentral tentang kasus yang dihadapi…tapi tetap sama persoalannya seperti tadi, tidak
semua bidan mampu mengikuti instruksinya…
Informan 2 Seperti yang saya sampaikan tadi sistem ini kan menggunakan
server dan program dan semuanya ini di buat di RS. Sistem ini bekerja menggunakan modem. Memang semua alat disediakan
oleh EMAS, dan kemaren kami memang dilatih untuk menggunakannya, ada juga staf kita yang ikut kemaren…jadi
sistem ini bekerja dengan model sama seperti sms biasa, para bidan desa atau puskesmas jika mendapati pasien gawat
misalnya ibu gawat dengan mengalami perdarahan, mereka akan sms itu ke no sms sentral kita,saat sms masuk maka server
akan memberikan tanda alarm bunyinya seperti bunyi sirene ambulance, kemudian operator kita melihat bunyi sms…apa
yang dibutuhkan jika ibu perdarahan, kesadaran menurun maka kita akan siapkan obat-obat yang berhubungan atau siapkan
darah dan oksigen, sehingga saat pasien datang segala sesuatunya sudah standbay…
Hanya yang menjadi kendala untuk program ini kita tidak siap secara SDM, klo ditanya bidan-bidan itu mereka lebih suka
pake sms biasa, dari Hp kita ini..
Informan 3 Kita kan punya operator untuk menangani sistem ini, kami
hanya stand by saja, kalo ada panggilan kami segera mempersiapkan apa yang dibutuhkan..
Informan 4 Ada memang sistem informasi yang dikembangkan untuk
program ini, hanya sayapun memang kurang ngerti bu, pake internet lagi…
Informan 5 -
Informan 6 -
Topik 8 Kendala pelaksanaan dari program EMAS
Informan 1 Sama kek yang tadi…SDM kita ini kemampuannya masih
kurang….signal juga mempengaruhi untuk proses pengiriman informasi ke RS rujukan…
Universitas Sumatera Utara
Matriks 4.1. Lanjutan
Informan 2 Pada dasarnya semua program yang dibuat pemerintah baik kalo
saat ini program EMAS yang dilaksanakan ya baik juga…Cuma memang program ini menitikberatkan kepada penguatan sistem
informasi. Coba ibu perhatikan Delitua ini kondisinya ada yang dataran tinggi, dekat pantai dan dataran rendah ya pasti jaringan
komunikasi atau kekuatan signalnya ya berbeda-beda…dan server yang kita gunakan saat ini bergantung kepada modem, ada
gangguan jaringan adalah bidan kita sms mengenai pasien gawat, lama kita terima kan susah nantinya…
Informan 3 Kendalanya sih sepertinya ga ada…
Informan 4 Kalo menurut saya bu…ga ada kendalanya malah sangat
membantu kami disini… Informan 5
“Secara tenaga kita cukup walaupun daerah luas karena memang bidan-bidan tinggal didesa yang menjadi binaan mereka…
Informan 6 -
Topik 9 Rasio luas wilayah dengan Bidan
Informan 1 Tenaga kita cukup untuk daerah ini karena memang semuanya
tinggal di sekitar desa binaan… Informan 2
- Informan 3
- Informan 4
- Informan 5
- Informan 6
-
Topik 10 Pernah mendengar Program EMAS
Informan 1 -
Informan 2 -
Informan 3 -
Informan 4 -
Informan 5 Ngga bu..
Informan 6 Nggga…
Topik 11 Pandangan ibu tentang pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas
Informan 1 Informan 2
Informan 3 Informan 4
Informan 5 Ya…bidannya baik tapi agak cerewet
Informan 6 Bagus…Cuma kami sering menunggu karena bu
bidan belum datang atau dokternya lagi diluar…
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN