30 Data hasil pengukuran absorbansi larutan baku dan perhitungan persamaan
garis kalsium dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 52 dan besi dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 54
4.2.2 Penetapan Kadar Kalsium dan Besi dalam Sampel
Penetapan kadar kalsium dan besi dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Sumber nyala yang dipakai adalah udara-asitilen dengan suhu
nyala 2200
o
C yang dapat mengatomisasi hampir semua elemen. Kalsium pada dasarnya merupakan logam alkali yang dapat terionisasi sempurna dengan udara
dinitrogen oksida tetapi dalam hal keterbatasan alat dan bahan sangat diperhitungkan, sedangkan besi terionkan sempurna dengan udara asetilen
Gandjar dan Rohman, 2007. Konsentrasi kalsium dan besi dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku
masing-masing. Konsentrasi kalsium belum berada dalam rentang kalibrasi sehingga perlu diencerkan pengenceran 50 kali dan besi dalam sampel sudah
berada pada rentang kurva kalibrasi maka sampel tidak diencerkan lagi faktor pengenceran = 1.
Pengujian dilanjutkan dengan perhitungan statistik. Hasil Analisis kadar kalsium dan besi dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 64, serta contoh
perhitungan kadar kalsium dan besi dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 59. Hasil penetapan kadar kalsium dan besi pada sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut:
31
Tabel 4.1 Hasil penetapan kadar kalsium dan besi dalam sampel
No Sampel
Kadar air
Kadar kalsium mg100 g
Kadar besi mg100 g
1. Umbi ubi kayu kuning
59,61 29,6768 ± 0,5899
0,4212 ± 0,0065 2.
Umbi ubi kayu putih 60,56
33,6412 ±0,4633 0,4396 ± 0,0171
3 Gaplek umbi ubi kayu
kuning 12,64
60,5842 ± 0,5701 0,8690 ± 0,0055
4 Gaplek umbi ubi kayu
putih 14,64
61,7633 ± 0,8617 0,8081 ± 0,0981
Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa kadar kasium dan besi pada sampel umbi ubi kayu kuning dan kadar besi pada umbi ubi kayu putih lebih kecil
dibandingkan dengan yang disebutkan oleh Derektorat Gizi Depkes RI 1981 namun kadar kalsium pada umbi ubi kayu putih lebih besar dibandingkan dengan
yang disebutkan oleh Derektorat Gizi Depkes RI 1981 yakni 33 mg100g untuk kalsium dan 0,7 mg100g untuk besi. Menurut Fitriani, dkk 2012 perbedaan
kadar mineral ini disebabkan karena perbedaan umur tanaman, tempat tumbuh dan kesuburan tanah yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan
biologi bagian tubuh tanah. Kadar mineral kalsium dan besi pada gaplek umbi ubi kayu kuning dan
gaplek umbi ubi kayu putih lebih kecil dibandingakan dengan yang disebutkan oleh Derektorat Gizi Depkes RI 1981 yaitu 80 mg100g untuk kalisum dan 1,9
mg100g untuk besi. perbedaan kadar ini dapat disebabkan karena proses pengeringan yang kurang sempurna.
Data yang didapat kemudian dihitung berapa besar persentase peningkatan kadar dari masing-masing mineral pada sampel yaitu peningkatan kadar kalsium
dan besi pada umbi ubi kayu kuning menjadi gaplek umbi ubi kayu kuning dan
32 umbi kayu putih menjadi gaplek umbi ubi kayu putih perhitungan dapat dilihat
pada Lampiran 14 pada halaman 81. Tabel 4.2
Hasil peningkatan kadar kalsium dan besi pada umbi ubi kayu kuning uk menjadi gaplek umbi ubi kayu kuning gk
Mineral Kadar Sampel mg100 g
Peningkatan Kadar Uk
Gk Kalsium
29,6768 60,5842
104,13 Besi
0,4212 0,8690
106,32 Tabel 4.3
Hasil peningkatan kadar kalsium dan besi pada umbi ubi kayu putih up menjadi gaplek umbi ubi kayu putih gp
Mineral Kadar Sampel mg100 g
Peningkatan Kadar Up
Gp Kalsium
33,6412 61,7633
83,59 Besi
0,4396 0,8081
83,83
Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kadar kalsium dan besi pada umbi ubi kayu kuning menjadi gaplek
umbi ubi kayu kuning dan umbi ubi kayu putih menjadi gaplek umbi ubi kayu putih. Dimana peningkatan kadar pada umbi ubi kayu kuning menjadi gaplek
umbi ubi kayu kuning lebih besar dari pada umbi ubi kayu putih menjadi gaplek umbi ubi kayu putih. Hal ini disebabkan dalam bentuk gaplek ubi kayu kuning
memiliki kadar air lebih kecil dari pada gaplek umbi ubi kayu putih. Gaplek umbi ubi kayu kuning memilki kadar air sebesar 12,64 dan gaplek ubi kayu putih
memiki kadar air sebesar 14,64. Kadar air menunjukkan jumlah air yang terkandung dalam bahan. Selama pengeringan, bahan pangan kehilangan kadar air
yang menyebabkan naiknya kadar zat gizi di dalam massa yang tertinggal Putri, 2012.
33 Untuk mengetahui kandungan kalsium dan besi pada sampel yang lebih
besar maka dilakukan perhitungan konversi diangkap bahwa sampel setelah dikeringkan memiliki kadar air 0. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15
halaman 83.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kadar kalsium dan besi Jika dianggap kadar airnya
No Sampel Kadar mineral sebelum dikeringkan mg100g
Kadar Mineral Setelah dikeringkan kadar air 0
mg100g
Kalsium Besi
Kalsium Besi
1 UK
29,6768 0,4212
73,4756 1,0428
2 UP
33,6412 0,4396
85,2972 1,1146
3 GK
60,5842 0,8690
69,3500 0,9947
4 GP
61,7633 0,8180
72,3562 0,9583
Keterangan : UK = umbi ubi kayu kuning
UP = umbi ubi kayu putih GK = Gaplek umbi ubi kayu kuning
GP = Gaplek umbi ubi kayu putih
Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa jika dianggap sampel memiliki kadar air 0 maka kadar kalsium dan besi pada umbi ubi kayu putih kering lebih besar
dari pada umbi ubi kayu kuning kering.
4.2.3 Pengujian Beda Nilai Rata-rata Kadar Kalsium dan Besi pada Sampel