dengan media biakan. Pada dasarnya semua media biakan berbentuk cair, semipadat atau padat. Cappucino dan Sherman, 2013
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi yang terdiri dari berbagai spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan murni, sumber bakteri harus
diperlakukan dengan pengenceran agar didapat hanya 100-200 bakteri yang ditransfer ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi koloni yang berasal dari bakteri tunggal.
Ada beberapa metode untuk mengionokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya yaitu:
1. Metode gores atau streak plateadalah metode isolasi kualitatif, menggunakan
loop ose dan menggoreskannnya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan,hanya sel-sel bakteri tunggal yang
terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel- sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium
selanjutnya agar didapatkan biakan murni. 2.
Metode sebar atau spread plate. Metode ini membutuhkan campuran suspensi sebelumnya dari mikroorganisme yang digunakan. Dilakukan dengan
menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara
individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal. 3.
Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50
o
C kemudian menuangkannya pada petridisk atau denganmenyemprotkan suspensi pada
dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing
dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
Cappucino dan Sherman, 1996
2.6 Teknik Pewarnaan
Banyak senyawa organik berwarna zat pewarna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis. Salah satunya yaitu pewarnaan
gram. Pewarnaan gram masih merupakan salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan bakteri.
Tabel. 2.2Pewarnaan Gram
LARUTAN DAN URUTAN
PENGGUNAANNYA REAKSI DAN TAMPANG BAKTERI
Gram Positif Gram Negatif
1 Ungu Kristal UK Sel Berwarna Ungu
Sel Berwarna Ungu 2 Larutan Yodium Y Kompleks UK-Y terbentuk di
dalam sel; sel tetap berwarna ungu
Kompleks UK-Y terbentuk di dalam
sel; sel tetap berwarna ungu
3 Alkohol Dinding sel mengalami
dehidrasi,pori-pori menciut;daya rembes dinding
sel dan membran menurun, UK- Y tak dapat keluar dari sel; sel
tetap ungu Lipid terekstraksi dari
dinding sel, pori-pori mengembang,
kompleks UK-Y keluar dari sel; sel
menjadi tak berwarna 4 Safranin
Sel tak terpengaruhi, tetap ungu Sel menyerap zat pewarna ini, menjadi
merah Pelczar, 1986
Tabel 2.3 Ciri-ciri bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
NO .
CIRI PERBEDAAN RELATIF
Gram Positif Gram Negatif
1 Struktur dinding sel
Tebal 15-80 nm Berlapis tunggalmono
Tipis 10-15 nm Berlapis tiga multi
2. Komposisi dinding
sel Kandungan lipid rendah
1-4 Peptidoglikan ada sebagai
lapisan tunggal; komponen utama merupakan lebih
dari 50 berat kering pada Kandungan lipid tinggi
11-22 Peptidoglikan ada
sebagai lapisan tunggal; komponen utama
merupakan lebih dari
beberapa sel bakteri Asam tekoat
50 berat kering pada beberapa sel bakteri
Tidak ada asam tekoat
3. Pertumbuhan
dihambat oleh zat- zat warna dasar,
misalnya Ungu kristal
Pertumbuhan dihambat dengan nyata
Pertumbuhan tidak begitu dihambat
4. Persyaratan nutrisi
Relatif rumit pada banyak spesies
Relatif sederhana 5.
Resistensi terhadap gangguan fisik
Lebih resisten Kurang resisten
Pelczar, 1986
2.7 Pertumbuhan Mikroorganisme
Pada industri fermentasi maka pertumbuhan bakteri yang murni sangat diharapkan, sedangkan pada pengolahan air limbah diharapkan pertumbuhan bakteri yang
heterogen sebagaimana yang terdapat di alam. Pada proses pengolahan air limbah zat organik akan semakin menurun sedangkan komposisi biomasa akan berubah dan pada
saat ini jumlah bakteri dan protozoa semakin besar. Keadaan ini dipergunakan sebagai patokan efisien setidaknya pengolahan dengan memeriksa lumpur aktif yang
dihasilkan pada bak pengolah. Sarkodina tumbuh pada awal proses, sedangkan paramesium tumbuh pada fase berikutnya dan diikuti munculnya rotifera apabila
pengotoran air limbah sudah mulai menurun dan mencapai titik terendah. Untuk dapat mengetahui lebih jelas tentang pertumbuhan jenis mikroorganisme pada air limbah
yang memakan zat organik dapat dilihat pada gambar.
Gambar 2.4 Gambaran umum mikroorganisme pemakan zat organik di dalam air limbah
Dari gambar diatas terlihat bahwa dengan banyaknya kandungan zat organik di dalam air limbah berarti bahwa jumlah makanan yang tersedia adalah cukup banyak,
yang berarti juga bahwa pengotoran air limbah cukup tinggi. Pada kondisi seperti ini, maka jenis binatang yang dapat tumbuh dengan baik adalah sarkodina yang kemudian
diikuti oleh jenis paramesium dan apabila keadaan sudah banyak mengandung oksigen baru tampak pertumbuhan rotifera. Kondisi seperti diatas adalah kondisi alami yang
tanpa mengalami pengaruh dari luar. Dengan demikian secara alamiah air limbah yang ada sebenarnya akan kembali menjadi jernih apabila kita biarkan saja berjalan secara
alami hanya saja waktu yang dipergunakan cukup lama. Untuk mempercepat proses tersebut kiranya perlu dilakukan pengolahan air limbah agar produksi yang ada sesuai
pengolahan secara alami.Sugiharto, 1987
2.8 Sifat – Sifat Air Limbah 2.8.1 Sifat Kimia Air Limbah