6. Uji Kejernihan T
Tekanan pompa memberi pengaruh berbeda sangat nyata p0,01 terhadap uji kejernihan. Uji Kejernihan yang tertinggi terdapat pada P
4
yaitu 2.28 T dan terendah terdapat pada perlakuan P
Tanpa tekanan yaitu 2.04 T.
Waktu Pengadukan memberi pengaruh berbeda sangat nyata p0,01 terhadap uji kejernihan. Uji Kejernihan yang tertinggi terdapat pada P
4
yaitu 2.28 T dan terendah terdapat pada perlakuan L
1
2 menit yaitu 2.04 T.
7. pH
Tekanan pompa memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap pH, dimana pH pada P
, P
1,
P
2
dan P
4
yaitu 6.28 dan pada P
3
yaitu 6.29. Waktu Pengadukan memberi pengaruh berbeda tidak nyata, dimana pH pada L
1
2 menit yaitu 6.29 dan L
2
4 menit , L
3
6 menit L
4
8 menit yaitu 6.28.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sarang lebah di Indonesia masih sangat kurang pemanfaatannya. Pada
pemanenan madu biasanya sarangnya tidak dimanfaatkan lebih lanjut oleh para peternak lebah. Karena lilin yang berasal dari sarang lebah tersebut hanya dimanfaatkan untuk
pembuatan lilin sebagai penerang saja. Hal ini menyebabkan peternak lebah tidak begitu memperhatikannya sehingga sarang lebah itu dibuang begitu saja. Dengan
membuat sarang lebah menjadi pelapis buah maka diharapkan daya guna dari sarang lebah ini akan lebih meningkat.
Di pasaran, buah-buahan yang berasal dari luar negeri lebih diminati bila dibandingkan dengan buah-buahan yang berasal dari negeri sendiri. Padahal kita
mengetahui bahwa buah impor itu harganya jauh lebih mahal. Buah-buahan impor lebih merakyat, tidak hanya di supermarket atau toko swalayan tetapi juga di kios-kios buah di
pinggir jalan. Sebelum buah-buahan impor ini sampai ke tangan konsumen di Indonesia, telah terlebih dahulu disimpan di dalam gudang. Di gudang penyimpanan buah tersebut
telah mengalami berbagai macam penanganan sebelum dikirim ke negara tujuan. Penanganan pasca panen yang dilakukan pada buah tersebut bertujuan untuk
mempertahankan kesegarannya. Beberapa penanganan pasca panen untuk produk hortikultura telah berkembang
cukup pesat, yakni teknologi pendinginan, pembekuan, CAS Control Atmosphere Storage, MAS Modified Atmosphere Storage, pengasapan, pengeringan, irradiasi,
perlakuan kimia dan teknologi lainnya. Salah satu cara untuk memperpanjang kesegaran buah dapat dilakukan dengan pemanfaatan teknologi pelilinan.
Universitas Sumatera Utara
Secara alami pada beberapa buah-buahan dan sayur-sayuran telah mengandung lapisan lilin pada permukaan kulit. Tetapi sebagian lapisan lilin ini hilang pada saat
pencucian, sehingga perlu diberi lapisan lilin untuk mengganti lapisan lilin yang hilang tersebut. Hal ini bertujuan menghambat penguapan, proses pembusukan buah dan
sekaligus meningkatkan penampilan. Salah satu parameter untuk menilai kualitas buah-buahan adalah penampilan kulit
buah terutama dalam hal warna dan kemulusannya. Penampakan kulit yang baik dan menarik akan mempengaruhi selera konsumen. Upaya menghasilkan kulit buah yang
menarik dapat dilakukan di lapangan yaitu melalui pengelolaan kebun yang baik. Serta dilakukan pengolahan pasca panen yaitu salah satunya dengan pemanfaatan teknologi
pelilinan. Pelapisan lilin tidak hanya bertujuan untuk memperpanjang daya simpan buah
tetapi juga untuk meningkatkan nilai estetika buah tersebut. Lilin akan membuat penampilan buah lebih segar dan mengkilat. Dan inilah salah satu hal yang menyebabkan
buah impor menjadi lebih menarik di mata konsumen. Sedangkan buah-buahan lokal biasanya langsung dijual setelah dipanen tanpa mendapat perlakuan pasca panen terlebih
dahulu. Hal ini menyebabkan buah lokal kalah bersaing dengan buah impor karena penampilannya kurang menarik sehingga kurang diminati oleh konsumen khususnya
oleh masyarakat yang berkantong tebal. Teknik pelapisan lilin merupakan salah satu metode yang sederhana dan mudah
untuk dilakukan. Pelilinan tradisional dilakukan dengan menggunakan minyak biji kapas atau minyak kacang, namun sekarang jarang digunakan. Yang umum digunakan adalah
dalam bentuk emulsi lilin.
Universitas Sumatera Utara
Lilin wax merupakan ester dari asam lemak berantai panjang dengan alkohol monohidrat berantai panjang atau sterol. Jenis-jenis lilin yang digunakan yaitu lilin
carnuba, lilin lebah malam, lilin tebu, lilin buah komersil. Masalah yang dihadapi dalam pembuatan pelapis buah dari emulsi lilin sarang
lebah ini adalah sulitnya untuk melarutkan lilin dalam pelarut air akibatnya bentuk emulsi yang dihasilkan tidak homogen dan stabilitasnnya rendah. Dalam pelapisan lilin
pada buah-buahan diharapkan lapisan lilin yang homogen dan tidak terdapat gumpalan lilin yang tidak merata. Oleh karena itu perlu adanya penanganan yang lebih baik,
misalnya dengan menggunakan emulsifier yang sesuai seperti tween, trietanolamin bersama dengan asam oleat, dan juga dengan penggunaaan pelarut lemak yang sesuai
untuk menghasilkan emulsi lilin yang stabil dan homogen. Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan–hambatan pengaliran.
Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.
Ada beberapa cara yang bisa diberikan dalam pembuatan emulsi lilin yang baik salah satu diantaranya adalah dengan pemberian tekanan pengadukan pompa. Untuk
membuat emulsi lilin yang baik perlu homogenisasi, salah satu cara untuk homogenisasi yaitu dengan cara memberi tekanan pompa.
Dari penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Tekanan Pompa dan Waktu Pengadukan Terhadap Sifat Fisik Emulsi Lilin Sarang Lebah untuk Produksi Zat Pelapis Buah”
.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan pompa dan waktu pengadukan terhadap sifat fisik emulsi lilin sarang lebah untuk produksi zat
pelapis buah. Kegunaan Penelitian
- Sebagai sumber data di dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai sumber informasi tentang pengaruh tekanan pompa dan waktu pengadukan terhadap sifat fisik emulsi lilin sarang lebah untuk bahan pelapis
buah dalam proses produksi zat pelapis buah.
Hipotesa Penelitian
- Diduga ada pengaruh tekanan pompa yang paling sesuai untuk menghasilkan emulsi lilin sarang lebah yang baik.
- Diduga ada pengaruh waktu yang tepat akan menghasilkan emulsi lilin sarang lebah yang baik.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Lebah
Lebah madu adalah insekta sosial, dimana lebah yang sudah dewasa dan yang masih muda hidup bersama-sama. Sehingga lebah madu harus memiliki perbekalan
makanan yang banyak dalam bentuk madu. Lebah menghasilkan madu melebihi yang mereka butuhkan dan inilah yang menjadi surplus bagi peternak lebah. Lebah madu
bukanlah hewan yang jinak seperti hewan yang lainnya. Peternak lebah menyediakan box sebagai tempat tinggal untuk lebah, namun demikian binatang ini masih tetap
merupakan hewan yang liar Ree, 1989. Diantara jenis lebah ada yang memproduksi madu sedikit, ada yang potensial
dikembangkan karena produksinya banyak selain itu juga terdapat lebah madu yang hingga saat ini belum dapat dibudidayakan. Sistematika lebah madu adalah sebagai
berikut: Kingdom
: Animalia
Filum :
Arthropoda Kelas
: Insecta
Ordo :
Hemenoptera Famili
: Apidae
Genus :
Apis Spesies
: Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis florea, Apis
kosehenikovi, Apis laboriosa, Apis mellifera. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena suka hidup berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Di dunia
terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap.
Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari malam yang terdapat dalam badannya Ensiklopedia, 2007.
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena suka hidup berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Di dunia
terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap.
Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari malam yang terdapat dalam badannya Ensiklopedia, 2007.
Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala caput, dada thorax, dan perut abdomen. Lebah dimasukkan ke dalam kelas insekta karena tidak
mempunyai kerangka internal, terdapat otot bertaut sebagai penggantinya berupa penutup tubuh eksternal yang mengandung kitin. Penutup tubuh ini sekaligus menutupi
organ-organ dalam Rismunandar, 1990. Lebah madu membuat tempat penyimpanan madu dengan bentuk heksagonal.
Sebuah bentuk penyimpanan yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk geometris lain. Lebah menggunakan bentuk yang memungkinkan untuk menyimpan madu dalam
jumlah maksimum. Lebah menggunakan cara yang sangat menarik ketika membangun sarang. Mereka memulai membangun sel-sel tempat penyimpanan madu dari sudut-sudut
yang berbeda, seterusnya hingga pada akhirnya mereka bertemu di tengah Yahya, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Lebah madu telah lama dikenal manusia sebagai sumber bahan makanan alami yang baik, yang tiada taranya bagi orang muda maupun tua. Lebah madu menghasilkan
madu, suatu anugerah alam yang menakjupkan karena kasiat yang dimilikinya. Selain daripada madu ada beberapa hasil lebah madu yang lain yang dapat menambah hasil
perlebahan, yaitu malam, royal jeli, propolis, pollen, apitoksin dan mungkin tetesan lebah madu Sihombing, 1992.
Perkembangan peternakan lebah madu di Indonesia serta budidayanya yang diasuh Perum Perhutani menunjukkan naik turun peternak dan juga produksi madu.
Berikut data perkembangan banyak koloni, peternak dan produksi msu Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1
Tahun Jumlah Koloni
stup Produksi Madu
ton Jumlah Peternak
Pemungut KK
9596 70,663
1,880 8,727
9697 66,598
2,33 6,636
9798 158,494
2,824 10,522
9899 183,488
1,538 14,238
9900 247,321
2,019 14,436
Sumber: http:www.dephut.go.id., 2007. Dalam koloni lebah madu dikenal tiga kasta yaitu seekor lebah ratu, dan sekitar
200-300 lebah jantan dan sisanya adalah lebah pekerja. Dimana lebah pekerja ini bertugas untuk membangun bilik yang baru dan memperbaiki bilik yang lama. Pada saat
ini ia disebut lebah lilin. Lilin lebah dihasilkan melalui kelenjar lilin pekerja yang bertugas membangun sarang Sarwono, 2001.
Sarang lebah merupakan suatu kota malam lilin dengan penghuni tidak kurang dari 30.000 ekor. Kota lebah tersebut dibentuk dari lilin sebagai bahan utama dan
diperkuat dengan bahan perekat yang disebut propolis. Sarang lebah dibentuk dalam
Tabel 1. Jumlah Koloni, Produksi Madu dan Peternak LebahPemungut
Universitas Sumatera Utara
beberapa bagian, dan tiap bagian disebut sisir sarang. Sisir-sisir tersebut terdiri atas sel- sel yang bentuknya sangat rapi dengan ukuran-ukuran yang mantap. Jarak antara kedua
permukaan sisir yang dibentuk oleh lebah mallifica, rata-rata 10-12 mm. Pada lebah Indonesia yang agak lebih kecil, ukuran tersebut agak lebih kecil yaitu sekitar 10 mm
Rismunandar, 1990. Tiap-tiap sisir sarang terdiri atas sel-sel yang letaknya bertolak belakang sehingga
membentuk dua lapisan sel yang berimpitan. Tiap-tiap sel berbentuk suatu bangunan silindris dengan enam dinding heksagonal yang isinya tidak kurang dari ¼ cc.
Lebar permukaan luar tidak kurang dari 5,16-5,5 mm Soeyanto, 1981. Lebah pekerja memiliki kelenjar-kelenjar yang digunakan untuk 4 fungsi dasar
yaitu produksi lilin, alat komunikasi, pertahanan, dan menghasilkan madu. Kelenjar- kelenjar lilin yang dimiliki oleh lebah madu ini ada 4 pasang yaitu berada di bagian ruas
dada yang keempat hingga yang ketujuh. Keempat pasang kelenjar ini tersembunyi di bawah membran tipis yang saling melipat dinamakan wax mirror yang digunakan untuk
menghasilkan lilin lebah Abrol, 1997. Menurut taksiran para ahli, untuk mendapatkan 1 kg lilin diperlukan 12 kg nektar
atau 4 kg madu. Lilin dibentuk dalam tubuh melalui proses kimia, lalu dikeluarkan melalui kelenjar lilin yang terdapat pada segmen abdomen. Dengan kaki belakangnya
yang berambut, lebah menyodorkan lilin ke dalam mulutnya untuk dikunyah dan dibentuk menjadi semacam adonan. Setelah terbentuk, lalu disiapkan di rahang depan
untuk membangun dinding sel sarang. Selanjutnya, lebah bekerja dengan menggunakan propolis. Propolis adalah bahan yang dikumpulkan lebah dari kuncup tanaman, yang
dibawa ke sarang dalam bakul sarinya Sarwono, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Susunan lilin yang berasal dari lebah yang bermadu A.mollifera dikumpulkan dari sarang lebah dan ditempatkan dalam sebuah pencair lilin pada saat 80 °C. Ketika
proses pencairan lilin, lilin tersebut disaring melalui sebuah logam untuk proses penyaringanpemurnian. Kemudian, proses pencairan lilin dilakukan kembali untuk
menjaga zat cair dan gas yang terkandung didalamnya, selama 30 mm. Langkah pertama adalah : Lembaran kayu dengan ukuran 30 cm x 40 cm x 0,5 cm direndam di dalam air
selama 24 hari sebelumnya. Lembaran kayu tersebut dipindahkan untuk memenuhi permukaaan kayu. Lembaran tersebut ditekankan dengan menggunakan sebuah
penggilingan. Supaya membuat lapisan dari lilin tersebut menjadi lebih tipis. Disisi lain, proses pencetakan dengan lembut tersebut, merupakan campuran dari madu dan alkohol
sebesar 50 - 50 uu yang terbentang diatas silinder penggilingan dengan konstan Aquino, 2000.
Langkah kedua adalah menggunakan sebuah penggilingan dari industri pati supaya membuat lapisan lilin tersebut menjadi lebih tipis. Minyak sayuran digunakan
diatas permukaaan lapisan lilin melalui silinder – silinder sampai lapisan tersebut benar - benar kental, sebagaimana Parafin M yang dihasilkan. Kelebihan minyak sayuran diatas
permukaaan lilin tersebut dipindahkan dengan sebuah kain katun dan film lilin tersebut siap untuk digunakan
Aquino, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Malam Lilin Lebah
Ada tiga jenis lilin yang dikenal di alam, yakni yang berasal dari hewan, tumbuhan dan petrolium atau mineral. Lilin asal hewan yakni malam beewax adalah
salah satu lilin yang kimianya stabil dan terkenal sepanjang sejarah perdagangan dunia Sihombing, 1992.
Terdapat dua golongan kualitas malam yaitu: 1.
Malam kualitas pertama, diperoleh dari sarang lebah yang masih baru dan belum pernah diisi madu atau tepung sari oleh penghuninya. Malam yang diperoleh dari
sarang demikian ini warnanya putih dan bersih. 2.
Malam kualitas kedua yaitu malam yang diperoleh dari sarang lebah yang telah diisi madu serta telah diambil madunya.
Hardiwiyoto, 1978. Cara mendapatkan lilin lebah adalah dengan merebus sarang lebah dalam panci
aluminium sampai mendidih. Semua kotoran yang mengapung harus dibuang setelah lilin lebah dibersihkan dari segala kotoran kemudian didinginkan dengan demikian
jadilah lilin lebah atau malam Warisno, 1996. Pengolahan lainnya, perendaman buah dalam air CON, dalam lilin Sunnny Side
Citrus SSC atau dalam Fruit Wax FWX, mempunyai efesiensi sementara dalam mengurangi persentase kehilangan zat segar dan dalam mengontrol indeks penyusutan.
Sekalipun lilin mengurangi pertukaran gas, lilin yang digunakan dalam percobaaan tidak seefektif film plastik FPT dalam mengurangi persen kehilangan zat segar dan
penyusutan. Mungkin efesiensi yang lebih rendah ini disebabkan penurunan ketebalan lapisan lilin, sebagaimana dibukt ikan Gama et al. 1991 sewaktu menggunakan lilin
Universitas Sumatera Utara
Autocitrol, tidak menemukan kontrol kehilangan air pada buah paskah, yang rata-rata kehilangan 16,65 setelah 42 hari penyimpanan pada 6°C da Mota, 2003.
Di antara lilin, Fruit Wax memberikan pengawetan terbaik atas sifat-sifat asli buah, yang memeliharanya dalam kondisi baik untuk dikonsumsi selama periode waktu
yang lebih lama da Mota, 2003.
Pengolahan wax dilaksanakan menurut metode Pao et al. 1999 dengan sedikit modifikasi dalam penggunaaan penyangga. Buah dan buah sayuran dibagi dalam tiga
kelompok mencakup jumlah duplikat buah dan buah sayuran. Kelompok pertama direndam dalam gelas kimia yang mengandung penyangga pada pH 9 selama 2 menit.
Sementara kelompok dua direndam dalam penyangga pada pH 10 juga selama 2 menit. Buah dan sayuran diangkat dari penyangga dan dicelupkan ke dalam wadah yang
mengandung wax leburan dan dibiarkan selama 3 menit. Kelompok terakhir yang merupakan kontrol dibiarkan tanpa wax. Buah dan sayuran yang mendapat perlakuan
wax kemudian disimpan di dalam wadah plastik terbuka yang diletakkan di dalam kartu laboratorium selama empat hari, setelah itu kembali menjalani penentuan jumlah aerobik
Abdulkadir, 2007. Dalam hasil percobaan yang kedua, kita dapat menuliskan hipotesis lain seperti
Nutritient Toxin Titration Hypotesis, yang memprediksikan bahwa perbedaan pengaruh dari salamargin yang dapat ditolak dicegah oleh buah-buahan yang mengandung nutrisi
tinggi. Kami menawarkan lilin dalam 3 tipe mengenai buah - buahan tiruan buatan yang mana divariasikan di dalam pemusatan solamargin. Nutrisi yang terkandung
tersebut tidak memiliki pengaruh atas konsumsinya, ketika sebuah solamargin tersedia Levey, 1998.
Universitas Sumatera Utara
Malam yang dipanasi di dalam air yang banyak, maka warna yang berasal dari tempayak akan hilang dan larut dalam air, tetapi warna yang berasal dari tepung
sari tetap berada di dalam. Warna malam dari tepung sari tergantung pada daerah dan waktu pengumpulan. Agar malam tidak berubah dan rusak, panaskan malam dalam air.
Malam yang asli dapat diketahui dengan mudah, malam yang asli warnanya putih, kuning atau orange bersih. Mudah pecah kalau dingin. Pada suhu 85
o
F lunak tetapi tidak melekat ditangan kalau malam tersebut dipijat. Bau malam yang khas adalah bau
tanam-tanaman Sumoprastowo dan Suprapto, 1993. Lilin lebah merupakan lilin yang compleks dibentuk dari campuran beberapa
komponen meliputi hidrokarbon 14, monoester 35, diester 14, triester 3, hidroksi monoester 4, hidroksi poliester 8, asam ester 1, asam poliester 2, asam bebas,
alkohol bebas 1, dan 6 sisanya tidak diketahui. Komponen utama dari lilin lebah adalah palmitat, palmitoleat, hidroksi palmitat dan ester oleat yang berantai panjang
C
30
-C
32
dari alkohol aliphatic. Perbandingan triacontanil palmitat CH
3
CH
2 29
O-CO- CH
2 14
CH
3
dengan asam serotik CH
3
CH
2 24
COOH, yaitu 6:1 http:en.wikipedia.org., 2007.
Lilin lebah ini berada dalam bentuk triester dan diester. Sebagai senyawa tersier, lilin lebah merupakan ester dari asam lemak berantai panjang dengan alkohol berantai
panjang sterolfatty alcohol dan asam hidroksilat, berupa senyawa diester dari alkanadiol atau asam hidroksilat Kalattukudy, 1976.
Titik lebur lilin lebah murni berkisar antara 61-69
o
C 142-156
o
F, indeks refraksinya 1,44, tahanan dielektrisnya 2,9 dan berat jenis pada suhu 20
o
C adalah 0.96 lebih ringan dari air. Tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol dingin.
Benzen chloroform, karbon disulfida, eter dan beberapa minyak yang mudah menguap
Universitas Sumatera Utara
melarutkan malam komplit. Bau dan rasanya khas dan terbakar dengan nyala kuning bersih dan mengeluarkan aroma unik. Malam sering terkontaminasi dengan sedikit
polen, propolis, dan madu yang meningkatkan berat jenis dan warnanya Sihombing, 1992.
Dari sudut pandang kimia, wax didefinisikan sebagai ester dari asam lemak dengan alkohol monohydrat dengan berat molekul tinggi. Ini dibedakan dari lemak yang
merupakan ester dari asam lemak dengan alkohol trihidrat biasanya glycerol dengan berat molekul rendah, dan bisa ditambahkan bahwa apa yang disebut dengan minyak
tetap atau minyak lemak dalam kenyataannya adalah lemak yang dicairkan pada temperatur biasa Greene, 1999.
Adapun rumus kimia lilin lebah adalah sebagai berikut: O
C
13
H
27
C-O-C
26
H
53
Rumus Kimia dari Lilin Lebah Central Food Technological Reseach Institute, 1977.
Orang-orang Mesir kuno sudah menggunakan cream dari malam lebah madu untuk melindungi kulit tubuh dari sengatan sinar matahari. Sedangkan orang-orang
Romawi menggunakan malam lebah madu untuk mengeringkan kulit yang disebabkan oleh sabun alkali. Orang-orang Persia menggunakan malam lebah madu untuk dioleskan
pada mayat sebelum dikuburkan Murtidjo, 1991. Meskipun pertanian, ekonomi dan sesuatu yang berhubungan dengan makanaan
merupakan hal-hal yang sangat penting, informasi yang ada mengenai bahan kimia yang terkandung di dalamnya adalah lebih amat kecil, sebagaimana yang telah dinyatakan
oleh himpunan dari Wehmer.
Universitas Sumatera Utara
1. Sebagai contoh, sebuah penelitian dari literatur menyatakan suatu hal bahwa komposisi bahan kimia begitu membantu bagi selaputkulit luar
2. Munculnya informasi yang tersedia pada semua konstitusi begitu relatif bagi konstitusi
mengenai lapisan lilin dari buah tersebut Markley, et al., 1935.
Manfaat lilin lebah adalah untuk bahan membatik, lilin penerang, industri kosmetik, cold cream, lipstick, dan berbagai lotion, juga bisa digunakan sebagai
campuran pembuatan sabun natural yang berbahan dasar minyak. Pada industri farmasi, lilin lebah digunakan untuk bahan pembuatan plester atau kain pembalut, obat-obatan
luar, campuran bahan-bahan tahan airwater proof, selain itu juga bisa digunakan sebagai campuran tinta, pensil, semir serta sebagai zat pengkilat
http:indonetwork.co.id., 2007. Lemak sayuran dan lilin juga bisa dicampur sebagai bahan dinding. Telah
terbukti bahwa ini meningkatkan kebocoran dibandingkan dengan penyalut murni hasil tidak diperlihatkan, mungkin karena kedua bahan tidak bercampur dengan baik satu
dengan lainnya selain dalam struktur kristal dan penyalut menjadi lebih rapuh Mellema, et al., 2006.
Sebagian penyalutan permukaan sama seperti permukaaan buah alami yang mengandung lilin dimana lilin tersebut merupakan penghalang yang baik untuk uap air.
Ini mengurangi laju penguapan air dari permukaaan buah dan dengan demikian memperlambat kehilangan berat yang dapat dijual. Pada banyak buah, ini juga bisa
memperlambat kehilangan air buah dan serangan awal layu yang dapat dilihat, yang melindungi hasil bumi dari kehilangan nilai karena penurunan kualitas. Kecendrungan
kehilangan air bisa ditandai dengan kehilangan berat segar dalam kondisi standar
http:www.jbc.org., 2009.
Universitas Sumatera Utara
Banyak jenis bahan yang berbeda dikembangkan sebagai penyalut permukaan. Penyalut sekarang ini meliputi koleksi produk tipe-wax yang umumnya merupakan
penghalang uap air yang baik dan yang menambah kemilau pada hasil bumi yang menarik dilihat atau, bila dilakukan secara berlebihan, menjadi tampak mengkilap.
Dengan semakin meningkatnya penolakan konsumen terhadap ide penyalutan lilin mendorong eksplorasi berbagai alternatif yang dipandang sebagai lebih alami
http:www.jbc.org., 2009. Setelah panen, tetapi sebelum hasil bumi dikemas dan dikirim ke supermarket,
hasil bumi dicuci berulang kali untuk membersihkan kotoran dan tanah. Pencucian ekstensif sedemikian juga menghilangkan lilin alami. Karena itu, lilin digunakan pada
sebagian hasil bumi di tempat pengemasan untuk menggantikan lilin alami yang hilang. Lilin digunakan untuk:
• membantu menahan air di dalam buah dan sayuran selama pengiriman dan pemasaran;
• membantu menghambat pertumbuhan jamur; • melindungi buah dan sayuran dari memar;
• mencegah kerusakan fisik lainnya dan penyakit; • meningkatkan tampilan.
Dengan melindungi terhadap kehilangan air dan kontaminasi, penyalutan lilin membantu buah dan sayuran segera mempertahankan keutuhan dan kesegarannya. Penyalutan lilin
tidak meningkatkan kualitas buah atau sayuran berkualitas rendah namun, penyalutan lilin bersama-sama dengan penanganan yang tepat memberi kontribusi dalam
pemelihataan produk yang sehat Clemson, 1998.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan bahan dan metode pengepakan yang tepat untuk meminimalkan kerugian makanan dan memberikan produk pangan yang aman dan utuh selalu menjadi
fokus pengepakan makanan. Selain itu, kecondongan konsumen pada produk makanan dengan kualitas lebih baik, segar dan mudah menguat selama dekade terakhir. Karena
itu, berbagai teknologi pengepakan aktif ada dikembangkan untuk memberikan makanan berkualitas lebih baik, utuh dan aman dan juga untuk membatasi pencemaran lingkungan
terkait dan masalah pembuangan Ozdemir and Floros, 2004. Semua indeks paraffin wax yang telah dimodifikasi mendekati indeks lilin tawon
alami. Katalis terbaik dipilih dan kondisi-kondisi operasional optimum dan efek panas dari reaksi ditentukan atas ukuran laboratorium. Penggunaan bahan pelarut transfer
panas dan oksidan kuat meningkatkan secara signifikan jumlah asam dan jumlah saponifikasi produk dan penyingkatan periode reaksi, yang dengan demikian meletakkan
dasar bagi rancangan reaktor dan produksi industri kontinu Xiao Li and Kejian Liao, et al., 2006.
Titik lebur lilin tawon buatan dengan mencampur paraffin dan ozocerite dengan perbandingan 3:1 berat selalu bisa mencapai lilin tawon alami selama reaksi. Lilin
tawon buatan menunjukkan plastisitas yang baik, permukaan yang mulus, kerapuhan dingin dan permukaan pecah-pecah mirip gabah yang memberi kontribusi kepada bahan
campuran efektif. Dibandingkan dengan kinerja paraffin yang berbeda-beda, dapat kami ambil kesimpulan bahwa modifikasi fisika bukan hanya meningkatkan titik lebur
paraffin tetapi juga meningkatkan plasticitas dan intensitas struktur produk Xiao Li and
Kejian Liao, et al., 2006. Makanan fungsional menunjukkan manfaat fungsional selain nutrisi dasar, yang
biasanya diperoleh melalui pemerkayaan dengan bahan fungsional. Bahan fungsional
Universitas Sumatera Utara
bisa memberikan sifat-sifat negatip seperti rasa pahit, oksidasi atau tekstur fisik sedientasi, pemisahan fasa. Salah satu tantangan dalam pengembangan makanan
fungsional adalah untuk mencapai penyatuan bahan fungsional dengan ketersediaan biologik yang dapat diterima, tanpa mengganggu kualitas produk. Penyalutan mikro bisa
menjadi teknik yang tepat untuk penyatuan beberapa jenis bahan fungsional. Untuk makanan kriteria utama adalah bahwa senyawa yang disalut tidak boleh bocor keluar
penyalut selama masa pajang dan bahwa prosedur preparasi murah. Tambahan lagi, ukuran dan bentuk penyalut haruslah sedemikian rupa sehingga tidak terasa di mulut
Mellema, et al., 2006. Polisakarida seperti derivatif cellulosa carboxymethil-celllulose CMC;
diekstraksi dari jaringan tumbuhan dan chitosan diekstraksi dari kulit beberapa jenis makanan laut menambah kilauan tetapi memberikan sedikit perlindungan terhadap
kehilangan air. Sama halnya, penyalut berbahan dasar protein seperti protein susu casein dan protein gandum gluten banyak dijadikan bahan percobaaan di tahun-tahun
belakangan ini. Penyalut ini membentuk film yang kuat tetapi juga umumnya merupakan penghalang yang buruk terhadap kehilangan air. Dalan penelitian ini, kami pada
pokoknaya terfokus pada penyalutan lilin http:www.jbc.org., 2009.
Studi ini bertujuan memperkenalkan bahan lilin baru yang ditingkatkan untuk aplikasi klinik dan laboratorium. Serangkaian campuran lilin dipreparasi dan sifat-
sifatnya ditest. Campuran adalah campuran biner atau tertier, dan sifat-sifatnya, seperti aliran, koefisien muai panas, kekuatan dan kekakuan, diukur sebagai fungsi dari
komposisi bahan Kotsiomiti and Mc Cabe, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan
tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian atau hambatan gesek. www. tiki-read_article.php.htm., 2009.
Emulsi
Sistem Emulsi
Emulsi diartikan sebagai campuran dari dua cairan atau lebih yang saling tidak melarutkan, saling ingin berpisah karena mempunyai berat jenis yang berbeda. Cairan
yang satu terdispersi dalam bentuk globula-globula atau butir-butir kecil di dalam cairan lainnya. Cairan yang mendispersikan disebut dengan fase kontinu, sedangkan butir-butir
yang terlarut disebut dengan fase terdispersi Becher, 1965. Emulsi adalah suatu sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak tercampur,
biasanya air dan minyak, cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini akan bergabung dan
membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah Anief, 1999. Selanjutnya menurut Bird, et al., 1983, emulsi dapat dibedakan atas dua tipe,
yaitu emulsi dengan sistem ow oil in water dan emulsi dengan sistem wo water in oil. Kondisi tergantung dari bagian yang menjadi fase kontinu atau bagian yang menjadi
fase diskontinu. Contoh umum untuk emulsi ow adalah air susu dan mayonaise, sedangkan contoh emulsi wo adalah margarin dan mentega.
Universitas Sumatera Utara
Komponen yang paling penting dalam pembentukan emulsi adalah minyak, karena minyak menentukan apakah bentukan emulsi adalah ow atau wo. Jenis dan
jumlah minyak yang ditambahkan berpengaruh terhadap kestabilan emulsi. Lemak atau minyak yang mengandung asam lemak jenuh lebih sukar diemulsikan daripada lemak
atau minyak yang mengandung lemak tidak jenuh dengan satu atau dua ikatan rangkap dengan jumlah atom karbon yang sama Christian and Saffle, 1967.
Emulsifier
Emulsifier atau zat pengemulsi didefenisikan sebagai senyawa yang mempunyai aktivitas permukaan surface active agent sehingga dapat menurunkan tegangan
permukaan suface tension antara cairan-cairan yang terdapat dalam suatu sistem makanan. Kemampuannya untuk menurunkan tegangan permukaan menjadi hal yang
menarik karena emulsifier memiliki struktur kimia yang mampu menyatukan kedua senyawa yang berbeda polaritasnya. Tingkat penurunan tegangan permukaan oleh
senyawa pengemulsi berkisar antara 50 dynecm hingga kurang dari 10 dynecm Sibuea, 2007.
Emulsifier berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan menstabilkan emulsi. Menurunnya tegangan permukaan antar permukaan berarti mengurangi dalam
cairan emulsi dan meningkatkan dispersi cairan yang satu ke dalam cairan yang lain. Untuk mendapatkan emulsi yang stabil seharusnya emulsifier membentuk lapisan tipis
film antar permukaan, yaitu lapisan yang mengelilingi tiap butiran yang terdispersi agar butiran-butiran tidak bergabung kembali dengan butir-butir lainnya Bennet, 1947.
Menurut Winarno 1988, daya kerja emulsifier disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak maupun pada air. Bila emulsifier
tersebut lebih terikat pada air atau larut dalam air polar maka dapat lebih membantu
Universitas Sumatera Utara
terjadinya dispersi minyak dalam air ow. Sebaliknya bila emulsifier lebih larut dalam minyak non polar terjadilah emulsi air dalam minyak wo.
Dulu orang memilih emulsifier berdasarkan perasaan dan perkiraan mengenai perilaku hidrofil-liofilnya dan tipe emulsi yang dihasilkan dengan fase lipid atau air yang
diberikan. Pemilihan emulsifier dapat dilakukan berdasarkan nilai HLB Hidrophile Lypophile Balance. Nilai HLB menyatakan rasio antar bagian hidrofilik larut air
dengan bagian lifophilik larut lemak yang merupakan bagian dari sistem emulsi. Pemilihan emulsifier berdasarkan nilai HLB bertujuan untuk mengurangi sedapat
mungkin banyaknya uji coba untuk menentukan emulsifier yang cocok Griffin, 1954. Penyalutan jangka pendek dalam hitungan menitjam atas senyawa yang larut
dalam air bisa diperoleh dengan emulsi duplex atau airminyakair WOW. Akan tetapi, untuk penyalutan jangka panjang di lingkungan air teknik ini tidak tepat. Bahan
dinding adalah cairan, yang tidak mendukung bagi kekuatan dan penahanan. Kita dapat menggunakan lemak padat sebagai gantinya, tetapi ini tidak menyelesaikan isu
pempartisian dan meningkatkan kesempatan pembentukan retak. Emulsifikator utama
untuk emulsi air dalam minyak bisa mempercepat kebocoran dengan membentuk
micelle-micelle terbalik dan umumnya dianggap tidak alami oleh konsumen. Singkatnya, teknik penyalutan yang ada tidak bisa digunakan sekarang ini untuk tujuan penahanan
jangka panjang senyawa yang larut dalam air dalam aplikasi cairan, seperti makanan Mellema, et al., 2006.
Pengemulsi memudahkan pembentukan emulsi dengan tiga mekanisme: 1. Mengurangi tegangan antarmuka-stabilitas termodinamis.
2. Pembentukan suatu lapisan antar muka yang kaku-pembatas mekanik untuk penggabungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pembentukan lapisan listrik rangkap-penghalang elektrik untuk mendekati partikel- partikel.
Lachman, et al., 1994. Emulsifier yang mempunyai nilai HLB rendah 2-8 cenderung larut dalam
minyak, sedangkan yang mempunyai nilai HLB tinggi 14-18 cenderung larut dalam air. Nilai HLB emulsifier dan penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Kisaran nilai HLB emulsifier dan Penggunaannya Kisaran HLB
Penggunaan
4 – 6
Emulsifier wo 7
– 9 Bahan Pembasah
8 – 18
Emulsifier ow 13 – 15
Detergen Petrowski, 1976.
Semua indeks paraffin wax yang telah dimodifikasi mendekati indeks lilin tawon alami. Katalis terbaik dipilih dan kondisi-kondisi operasional optimum dan efek panas
dari reaksi ditentukan atas ukuran laboratorium. Penggunaan bahan pelarut transfer panas dan oksidan kuat meningkatkan secara signifikan jumlah asam dan jumlah
saponifikasi produk dan penyingkatan periode reaksi, yang dengan demikian meletakkan
dasar bagi rancangan reaktor dan produksi industri kontinu Mellema, et al., 2006.
Polisorbat adalah campuran sorbitol dan anhidridnya sorbitans, merupakan kopolimer antar etilen oksid dan monoester dengan asam lemak. Etilen oksid yang
diesterkan pada gugus hidroksi dengan asam lemak menghasilkan polisorbat. Adanya gugus polioksietilen dalam molekul menyebabkan sifat-sifat hidrofilik yang menonjol
jika dibandingkan dengan ester asam lemak. Polisorbat digunakan sebagai zat pelarut dan pengemulsi. memadukan lebih dari satu surfaktan dapat digunakan untuk sistem
emulsi yang mempunyai keseimbangan hidrofilik-lifofilik yang dikehendaki. Polisorbat dapat dilihat pada Tabel 3 dengan beberapa sifat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Ester Polietilen Sorbitan Asam Lemak Judul
Nama Kimia Nama Produk Nilai HLB Bentuk
Polisorbat 20 Tween 20
16,7 Cairan
Polioksietilen 20 sorbitan monolaurat
Polisorbat 40 Polioksietilen 20 sorbitan
monostearat dan monolaurat
Polioksietilen 20 sorbitan monopa lmitan
Tween 40 Polisorbat 60
15,6 Cairan
Tween 60 14,9
Cairan
15 Cairan
Polioksietilen 20 sorbitan monooleat
Polisorbat 80 Tween 80
Doerge, 1982. Sorbitan Esters, merupakan asam sorbitan terbentuk dari reaksi antara sorbitan
dengan asam lemak. Sorbitan adalah produk dihidrasi dari gula alkohol yang dapat diperoleh secara alami yaitu sorbitol. Sampai saat ini hanya sorbitan monostearat, satu-
satunya ester sorbitan yang diizinkan digunakan dalam pangan dan umumnya digunakan dalam pembuatan kue, whipped topping, cake icing, coffe whiteners dan pelapis
pelindung buah dan sayuran segar Tarumingkeng, et al., 2007. Pengemulsi campuran seringkali lebih efektif dari pada pengemulsi tunggal.
Kemampuan pengemulsi campuran untuk mengemas lebih kuat sehingga menambah kestabilan emulsi tersebut. Friberg et al., 1976 menyatakan bahwa pengemulsi
emulgator campuran dapat berinteraksi dengan air untuk membentuk struktur gabungan tiga dimensi. Pengertian dasar emulsi klasik sebagai sistem dua fase dengan suatu
lapisan monomolekular pengemulsi pada antarmuka harus diperbaiki. Emulsi harus dipandang sebagai tiga sistem komponen yang terdiri dari minyak, air, kristal-kristal
cairan berbentuk lamellar, yang terakhir terdiri dari lapisan berturut-turut air pengemulsi emulgator-minyak-air.
Universitas Sumatera Utara
Trietanolamina
Trietanolamina adalah salah satu senyawa organik yang dapat digunakan sebagai templat. Trietanolamina adalah senyawa organik yang memiliki tiga gugus etanol dan
satu gugus amina. Trietanolamina merupakan senyawa organik yang bersifat basa lemah karena mempunyai pasang elektron bebas pada nitrogennya. Trietanolamina mempunyai
rumus molekul C
6
H
15
NO
3
mempunyai massa molar 149,2 gmol. Trietanolamina dapat disintesis dari etoksida dan amoniak. Reaksi ini juga menghasilkan monoetanolamina
dan dietanolamina. http:www.htmtrietanol.htm., 2009.
Asam Oleat
Asam oleat merupakan sebuah asam jenuh-tunggal yang sederhana dan umum. Asam oleat adalah sebuah asam omega 6. Ini berarti bahwa ikatan C=C pertama berawal
pada atom karbon ke-enam dari ujung CH3. Asam linoleat adalah sebuah asam omega 3, karena ikatan C=C pertama berawal pada atom karbon ke-tiga dari ujung CH3. Karena
hubungannya dengan lemak dan minyak, semua asam di atas terkadang disebut sebagai asam lemak.
http:www.chem-is-try.org., 2009
Stabilitas Emulsi
Sifat emulsi ditentukan oleh sistem gaya yang terbentuk oleh komposisinya, jenis bahan yang membentuk emulsi dan interaksi antara bahan-bahan tersebut. Sedangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi menurut Griffin, 1954 dapat dibedakan menjadi lima yaitu ukuran partikel, jenis dan jumlah pengemulsi, perbedaan
densitas antara kedua fase, pergerakan partikel, serta viskositas fase eksternal.
Universitas Sumatera Utara
Penggabungan partikel dapat dihambat dengan menambahkan bahan pengemulsi yang mempunyai aksi pelindung koloid dan meningkatkan viskositas fase eksternal.
Ketidakstabilan emulsi dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya; tidak sesuainya rasio antar fase minyak dan air, jumlah dan pemilihan emulsifier yang salah,
ketidakmurnian di dalam fase air, minyak atau emulsifier, pemanasan yang berlebihan, pembekuan serta waktu dan kecepatan pencampuran yang tidak tepat atau cocok
Bennet, 1947. Dasar teori kestabilan emulsi menurut Petrowski, 1976 adalah keseimbangan
antara gaya tarik dan gaya tolak partikel. Gaya tolak elektrostatik bersifat menstabilkan karena gaya ini cenderung mempertahankan butiran-butiran yang terpisah. Sebaliknya
gaya tarik menurunkan kestabilan emulsi, tetapi jika agregat terbentuk maka sifat fisik dan mekanik lainnya akan tetap mencegah tahap lanjut pengrusakan kestabilan partikel-
partikel yang bergabung. Zat aktif permukaan diarahkan pada suatu cara khusus pada antar muka. Bagian
hidrofilik berada dalam fase air sedangkan bagian lipofiliknya berada dalam fase minyak. Selanjutnya zat aktif permukaan berorientasi pada antarmuka
adalah berkurangnya sedikit demi sedikit tegangan permukaan dengan berjalannya waktu
seiring dengan penambahan zat aktif permukaan sampai dicapai suatu harga konstan. Sifat ini melukiskan bahwa molekul-molekul zat aktif permukaan berdifusi melalui air
sampai mencapai antarmuka dimana molekul-molekul tersebut diadsorbsi membentuk sistem yang stabil Lachman, et al., 1989.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan mengontrol emulsi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor-faktor yang dapat dikontrol dan faktor-faktor yang tidak dapat
dikontrol. Faktor-faktor yang dapat dikontrol antara lain perbedaan kerapatan antara
Universitas Sumatera Utara
kedua fase, kohesi dari fase internal, bagian padatan dari emulsi dan perbedaan suhu udara. Sedangkan faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol adalah ukuran dari globula
fase terdispersi, viskositas dari pendispersi, penyebaran ukuran globula pada fase terdispersi dan tegangan permukaan dari antar kedua fase Glicksman, 1969.
Stabilitas emulsi adalah sifat emulsi tanpa adanya koalesen dari fase intern, kriming, dan terjaganya rupa yang baik, bau, warna dan sifat-sifat fisis yang lainnya.
Peneliti lain mendefenisikan bahwa ketidakstabilan fisis suatu emulsi adalah adanya agglomerasi dari fase intern dan terjadi pemisahan produk Anief, 1999.
Cukupnya bahan yang membentuk lapisan antar muka penting untuk melindungi seluruh permukaan dari tiap tetesan dalam fase. Pembentukan emulsi minyak dalam air
atau air dalam minyak tergantung pada derajad kelarutan dari zat pengemulsi dalam kedua fase tersebut Ansel, 1989.
Creaming adalah proses yang bersifat reversible, berbeda dengan proses pecahnya emulsi yang bersifat irreversible. Flokul cream dapat mudah didispersi
kembali, dan terjadi campuran homogen bila digocok perlahan-lahan, karena butir-butir tetesan tetap dilingkupi dengan film pelindung. Sedangkan koalesen, dengan pengojokan
sederhana akan gagal untuk mensuspensi kembali butir-butir tetesan dalam bentuk emulsi yang stabil, karena film yang meliputi partikel sudah rusak Anief, 1999.
Menurut Paul and Palmer, 1972 terjadinya pengkriman, inversi dan deemulsifikasi pada suatu sistem emulsi menunjukkan bahwa emulsi tersebut tidak
stabil. Pengkriman merupakan proses pemisahan emulsi menjadi dua bagian yaitu krim dan skim. Dibandingkan dengan keadaan emulsi awalnya, krim adalah suatu emulsi yang
kaya akan fase internal sedangkan skim merupakan emulsi dengan fase internal yang lebih sedikit. Selama proses pengkriman, emulsi tidak pecah tetapi selama proses
Universitas Sumatera Utara
tersebut terjadi penggabungan, penggumpalan dan akhirnya emulsi pecah atau deemulsifikasi.
Perubahan emulsi ow menjadi wo dan sebaliknya disebut dengan istilah inversi. Terjadinya inversi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis dan jumlah pengemulsi,
perubahan konsentrasi salah satu fase, dan ion-ion yang terdapat dalam emulsi Anief, 1999.
Studi-studi tentang kelembaban relatip menunjukkan adanya hubungan terbalik konsisten dengan endapan lilin. Laporan-laporan menunjukkan bahwa penurunan
kelembaban selama ekspansi daun menyebabkan peningkatan ketebalan cuticle per satuan luas daun. Studi lain menunjukkan bahwa perkembangan cuticle berkorelasi
dengan intensitas sinar, atau penaungan tumbuhan. Sebuah studi menemukan bahwa penaungan mengurangi endapan lilin epicuticular pada daun oat dan barley Ramsey,
1997.
Deemulsifikasi merupakan fenomena pecahnya suatu emulsi yang sesungguhnya. Pada deemulsifikasi ini terjadi penggumpalan fase internal. Kondisi-kondisi perlakuan
yang dapat menyebabkan deemulsifikasi antara lain pembekuan dan pencairan, pemanasan, pengguncangan dan penambahan asam, basa dan garam. Bennet, 1947.
Analisa Sifat Fisik Emulsi
Beberapa sifat fisik yang mempengaruhi emulsi diantaranya adalah stabilitas relatif emulsi, viskositas, dan ukuran globula partikel.
1. Stabilitas Relatif Emulsi