13
Penemuan mesin cetak pertama di kota Mainz, Jerman oleh John Guttenberg pada tahun 1455 dianggap sebagai awal lahirnya istilah komunikasi
massa. Karena dengan teknologi yang satu ini manusia akhirnya dapat memperbanyak pesannya kepada khalayak luas dengan mengandalkan salah satu
sifat komunikasi massa yakni perbanyakan pesan melalui perbanyakan media. Pada dasawarsa awal abad ke-20, komunikasi massa semakin meluas
ketika adanya radio mulai digunakan secara masal. Kemudian disusul dengan televisi pada dekade berikutnya. Pada awal masa adanya televisi sebagai
konsumsi publik secara umum, masyarakat di berbagai penjuru dunia merasakan dampak dari media massa yang ada pada saat itu, dengan munculnya pesan-pesan
propaganda dari negara-negara yang maju melalui media kepada semua masyarakat yang ada di penjuru dunia. Saat ini, kita memasuki era
telekomunikasi dengan digunakannya sistem satelit ruang angkasa dan jaringan komputer.
1.5.1.2 Karakter Komunikasi Massa
Seabagai bentuk komunikasi massa media massa memiliki karakter yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
a. Publisitas
Bahwa media massa adalah produk pesan dan informasi yang disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak, massa;
Adanya pesan dan informasi yang menarik tidak akan lepas dari media massa, karena dengan pesan-pesan inilah media massa menjadi sumber dan
14
pencarian informasi bagi masyarakat luas atau khalayak. Semakin menarik isi pesan media massa, semakin banyak khalayak yang menikmatinya serta akan
semakin banyak pula pemasukan media massa tersebut dari dana sponsor yang menyokong keuangannya.
b. Universalitas
Bahwa pesannya bersifat umum dan tidak dibatasai pada tema-tema khusus, berisi segala aspek kehidupan, dan semua peristiwa di berbagai tempat,
juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak masyarakat umum;
Karakter universalitas dalam media massa menjadikan media massa itu sendiri seolah tidak terbatas ruang dan waktu, karena dengan tidak adanya tema
khusus media massa bebas untuk menggali informasi apapun itu tak terkecuali dari benda-benda mati sekalipun. Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan manusia
tidak terbatas pada sesuatu yang bernyawa, benda mati juga memiliki sisi unik yang mampu di pelajari serta fenomena alam yang muncul tidak henti-hentinya
membuat penasaran banyak orang. Masih ada alam semesta yang misterius dan tak terbatas jaraknya, khalayak luas dalam hal ini masih terus menunggu
– nunggu penemuan fenomena baru yang ada di luar angkasa yang belum banyak
di ketahui oleh manusia. c.
Perioditas waktu terbit atau tayangnya bersifat tatap atau berkala, misalnya harian
atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari. Perioditas membuat media massa memiliki penikmat tersendiri, karena hal inilah yang semakin menambah nilai
15
penasaran dan ingin tahu. Contohnya majalah olahraga khusus sepak bola yang hanya terbit pada hari rabu, menjadikan penikmat majalah tersebut akan
menunggu dengan rasa penasaran sampai pada hari rabu selanjutnya untuk dapat menikmati informasi tentang sepak bola.
d. Kontinuitas
Artinya berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan periode tayang, mengudara atau jadwal tebit serta jadwal yang jelas dan tayangan
menarik tak akan lepas dari media massa, karena tanpa ada jadwal tayang atau terbit yang jelas periodenya membuat penikmat media massa akan berpindah
untuk menikmati media massa lainnya yang lebih jelas periodenya. Periode tayang ini juga yang menggambarkan nilai profesionalitas media massa tersebut,
hal ini dikarenakan masyarakat tidak akan merasa di permainkan jika jadwal tayang atau terbit jelas periode waktunya.
e. Aktualitas
Berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi
kepada publik. Aktualitas menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu oleh khalayak. Hal
ini dikarenakan khalayak tidak ingin tertinggal dalam hal informasi terbaru, jika media massa tidak mempublikasikan hal-hal yang tidak baru dapat membuat
penikmatnya bosan dan terkesan monoton karena informasi yang disajikan sudah terlebih dahulu diketahui Soyomukti. 2012:199.
16
1.5.1.3 Efek komunikasi Massa