Bioetanol Kromatografi gas TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 7. Jalur EMP Embden Meyerhof-Parnas Salah satu spesies khamir yang telah dikenal mempunyai daya konversi gula menjadi etanol yang tinggi adalah Saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae menghasilkan enzim invertase dan zimase. Enzim invertase berfungsi sebagai pemecah sukrosa menjadi monosakarida glukosa dan fruktosa. Enzim zimase akan mengubah glukosa menjadi etanol Judoamidjojo et al., 1989.

2.9. Bioetanol

Menurut Prihandana dkk, 2007 bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen pati atau selulosa melalui proses biologi. Etanol merupakan kependekan dari etil alkohol C 2 H 5 OH atau disebut juga sebagai alkohol. Bentuk etanol berupa cairan yang tidak berwarna dan mempunyai aroma yang khas. Berat jenisnya pada 15 C adalah sebesar 0,7937 dengan titik didihnya 78,32 C pada tekanan 766 mmHg. Sifatnya yang lain adalah larut dalam air dan eter serta mempunyai panas pembakaran 328 kkal Judoamidjojo, 1990. Bioetanol memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan bensin. Beberapa kelebihan bioetanol yaitu mengandung 35 oksigen, memiliki nilai oktan yang tinggi yaitu sebesar 96-113, bersifat ramah lingkungan karena gas buangnya rendah terhadap senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai polutan seperti karbon monoksida, nitrogen oksida dan gas rumah kaca serta bioetanol dapat diperbaharui Hambali dkk, 2007. Menurut Hambali dkk, 2007 berdasarkan kadar alkoholnya, etanol dibagi menjadi tiga tingkatan, antara lain : 1. Tingkatan industri dengan kadar alkohol 90-94 . 2. Netral dengan kadar alkohol 96-99,5 , umumnya digunakan untuk minuman keras atau bahan baku industri farmasi. 3. Tingkatan bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5 .

2.10. Kromatografi gas

Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan dengan komponen- komponen yang akan dipisahkan terdistribusi diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Sebagai fase diam dapat digunakan zat cair atau zat padat sedangkan fase geraknya dapat berupa gas atau zat cair Hendayana dkk, 2000. Contoh sampel diinjeksikan ke dalam kromatografi gas yang dilengkapi dengan kolom gelas non polar metil silikon. Gas pembawa helium kemudian mengangkut uap bahan tersebut menerobos kolom sehingga komponen-komponennya terpisah oleh proses kromatografik. Komponen yang terbawa kemudian akan terdeteksi oleh detektor nyala pengion dan sinyal detektor diolah oleh suatu sistem akuisisi data elektronik. Komponen-komponen pada cairan terdeteksi dengan waktu retensinya sedangkan konsentrasi setiap komponen diketahui melalui luas puncak kromatogram Prihandana dkk, 2007.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN