Konseptualisasi Film LANDASAN TEORITIS

28 kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi sekunder. Basis sosial teori dan pendekatan ini adalah masyarakat transisi modern di Amerika Serikat tahun 1960-an, di mana media massa belum menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan. 55

C. Konseptualisasi Film

1. Pengertian Film Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI: 2003, film diartikan sebagai 1 Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif yang akan dibuat potret atau tempat positif yang akan dimainkan di bioskop; 2 Lakon cerita gambar hidup. 56 Para teoritikus film menyatakan bahwa film adalah perkembangan yang bermuncul dari fotografi. Hanya saja foto tidak memperlihatkan ilusi gerak baca: statis, sedangkan film memberikan ilusi gerak moving camera. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut dengan movie. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis. Film merupakan teknologi hiburan massa dan untuk menyebarluaskan informasi dan berbagai pesan dan skala luas di samping pers, radio, dan televisi. 57 Berdasarkan undang-undang perfilman No. 8 Tahun 1992: film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang- dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada seluloid, pita video, piringan video, danatau bahan hasil penemuan teknologi lainnya 55 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007, h. 202. 56 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Edisi. Ke-3, h. 316. 57 Sean McBridge, Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan: Aneka Suara Satu Dimensi Jakarta: Balai Pustaka, 1983, h. 20. 29 dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, elektronik atau lainnya. Sedangkan perfilman itu sendiri adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan jasa, teknik, pengeksporan, pengimporan, pengedaran, pertunjukan, danatau penayangan film. 58 Film adalah dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas. Film memiliki realitas dalam bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya. Film menunjukan pada kita jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini dan keinginan manusia pada masa yang akan datang. Sehingga dalam perkembangannya, film bukan lagi sekedar usaha menampilkan “Citra Bergerak” Moving Images. Namun telah diikuti oleh muatan-muatan kepentingan tertentu seperti politik, kapitalisme, hak asasi manusia, atau gaya hidup. 59 Jadi, menurut peneliti bahwa film adalah cerita atau gambaran kehidupan nyata sehari-hari yang digambarkan melalui media elektronik baik audio maupun visual untuk disampaikan dan disajikan kepada khalayak banyak agar dapat dinikmati pesannya yang terkandung. 2. Jenis-Jenis Film Jenis-Jenis film dibedakan menurut sifatnya, yaitu sebagai berikut : a. Film Cerita story film Film cerita adalah film yang menyajikan kepada publik sebuah cerita, sebagai cerita harus mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia. Cerita dalam film ini diambil dari kisah-kisah sejarah, cerita nyata dari kehidupan sehari-hari, atau khayalan yang diolah untuk menjadi film. Film cerita 58 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32. 59 Victor C. Mambor, “Satu Abad”Gambar Idoep” di Indonesia, Http:Kunci.co.idTeksVictor I. 30 diartikan sebagai pengutaraan cerita atau ide, dengan pertolongan gambar-gambar, gerak dan dikemas yang memungkinkan pembuat film melahirkan realitas rekaan yang merupakan suatu alternatif dari realitas nyata bagi penikmatnya. Ide atau pesan cerita menggunakan pendekatan yang bersifat membujuk. Oleh karena itu film cerita dapat dipandang sebagai wahana penyebaran nilai-nilai. 60 b. Film Berita newsreel Film berita adalah filom mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Kamera sekedar merekam peristiwa, karena sifatnya berita, film ini disajikan kepada publik harus bernilai berita newsvalue, film berita menitikberatkan pada segi pemberitaan kejadian aktual, misalnya dokumentasi peristiwa perang, dan komunikasi upacara kenegaraan. 61 c. Film Dokumentar Documentary Film Istilah dokumentary awalnya digunakan oleh seorang sutradara director Inggris Jhon Grierson. Film dokumenter didefinisikan oleh Grierson sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan creative treatment of actuality. Titik berat dalam film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi. Raymond Spottiswoode dalam bukunya A Grammar of the Film menyatakan “Film dokumenter dilihat dari segi subjek dan pendekatannya adalah penyajian hubungan manusia yang di dramatis dengann kehidupan kelembagaannya, baik lembaga industri, sosial, maupun politik.” Dan dilihat dari segi teknik merupakan bentuk yang kurang penting dibandingkan dengan isinya. 62 60 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 211. 61 Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, Jakarta : PT Grasindo, 1996, h. 13. 62 Effendy, Ilmu Teori, h. 212-214. 31 d. Film Kartun cartoon film Film kartun adalah film yang berasal dari lukisan para seniman. Titik berat dalam pembuatan film kartun adalah seni lukis. Film ini adalah hasil dari imajinatif para seniman lukis yang kemudian menghidupkan gambar-gambar seolah-olah hidup. 63 Film kartun juga disebut sebagai film animasi filom animasi memanfaatkan gambar lukisan maupun benda-benda mati yang lain, seperti; boneka, meja dan kursi yang bisa dihidupkan dengan teknik animasi seperti halnya Mickey Mouse, Donald Duck dan Shincan. 64 3. Unsur-unsur Film Beberapa unsur yang terdapat dalam sebuah film. Unsur-unsur tersebut adalah: a. Title Judul b. Crident Title, meliputi : produser, karyawan, artis dll c. Tema film d. Intrik, yaitu usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan e. Klimaks, yaitu benturan antara kepentingan f. Plot alur cerita g. Suspend atau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung h. Million Setting, latar belakang terjadinya peristiwa, masa waktu, bagi kota, perlengkapan, aksesoris. i. Sinopsis, yaitu untuk memberi ringkasan atau gambaranm dengan cepat kepada orang yang berkepentingan j. Trailer, yaitu bagian film yang menarik 63 Effendy, Ilmu Teori, h. 216 64 Sumarno, Dasar-Dasar, h. 17. 32 k. Character, yaitu karakteristik pelaku-pelaku 4. Struktur-struktur Film Adapun struktur-struktur dalam film adalah sebagai berikut : a. Pembagian cerita scene b. Pembagian adegan squence c. Jenis pengambilan gambar shoot d. Pemilihan adegan pembuka opening e. Alur cerita dan contunuity f. Intrique, meliputi jealousy, penghianatan, rahasia bocor, tipu muslihat dll g. Anti Klimaks, penyelesaian masalah. h. Ending, akhir cerita dari sebuah film, bisa berakhir bahagia happy ending atau berakhir menyedihkan sad ending. 65

D. Pengertian Moral