Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 agama Islam. Dan apabila adat kebiasaan yang berhubungan walimah tersebut bertentangan dengan syariat Islam, setuju atau tidak, harus ditinggalkan. 4 Berbagai macam tata cara upacara pesta perkawinan walimah ‘urs yang berlaku diberbagai daerah adalah tatanan nilai luhur yang telah dibentuk oleh para orang tua dan diturunkan kepada generasi ke generasi seterusnya, karena itu upacara pesta perkawinan dalam adat merupakan kegiatan tradisional turun- temurunyang mencirikan keanekaragaman budaya bangsa dan juga dimaksudkan agar dapat diketahui oleh masyarakat sekitar untuk menghindari fitnah, yang bertujuan agar perkawinan selamat sejahtera serta mendatangkan kebahagiaan bagi keduannya di kemudian hari. Tahapan pertama dalam perkawinan adalah pinangan atau khitbah, yang mana hal ini merupakan pola yang pada umumnya dilakukan oleh masyarakat, artinya dapat ditemui pada tiap hukum adat yang ada di Indonesia, dan pada dasarnya melakukan peminangan itu terdapat kesamaan, namun perbedaan- perbedaannya hanyalah terdapat pada alat atau sarana pendukung prosesi pinangan itu. 5 Di suku adat Atoni proses pelamaran itu dilakukan dengan cara kedua orang tua dan laki-laki yang akan jadi calon suami si perempuan tersebut mendatangi rumah si perempuan dengan membawa bermacam-macam perhiasan, pakaian, sopi minuman dari pohon lontar atau tuak, uang lima ribu rupiahRp. 4 http:bekal pernikahan.blogdrive.com 5 Soerjono Soekanto, Hukum Adat Indonesia, Jakarta: Rajawali, 1986, Cet. Ke-III, h. 246 5 5.000. Sebelum berlangsungnya proses peminangan uang lima ribu Rp. 5. 000 tersebut, dimasukan ke dalam kotak sirih atau yang sering dikenal dengan sebutan oktuke, kemudian uang dan sopi tersebut dihidangkan di depan ayah si wanita tersebut. Tujuannya agar setelah mereka selesai mengutarakan maksud dan kedatangan mereka, akan adanya jawaban dari pihak calon isrti berupa isyarat. Penerimaan atas tamunya itu dengan mengambil uang yang telah diletakan di hadapan ayahnya, sedangkan sopinya akan ayahnya si wanita minum bersama- sama dengan tamunya tersebut. Selanjutnya baru terjadinya pengesahan barang- barang yang dibawa oleh pihak calon suami, dan dari pihak perempuanpun memberikan sebuah sarung adat Atoni mau naek kepada pihak laki-laki. Hal tersebut dianggap sebagai satu tanda telah bersatunya dua keluarga besar. 6 Setelah proses lamaran diterima, jarak satu bulan kemudian maka keluarga dari pihak calon suami kembali mendatangi rumah keluarga wanita, dan biasanya para orang tua yang akan menikahkan anaknya menanyakan tanggal akad pernikahan kepada orang tua sigadis. Kemudian setelah itu satu bulan kemudian barulah melaksanakan upacara pernikahan. Dengan dilakukannya upacara pesta perkawinan walimah ‘urs, kedua mempelai mengumumkan permulaan kehidupan mereka dan untuk meminta doa restu kepada keluarga dan sahabat. Rasulullah menganjurkan dalam mengadakan upacara pesta perkawinan hendaklah dilakukan dengan sederhana, dan diniati 6 Umar Keke Isu. Anak dari Keturunan Raja Suku Adat Suku Atoni 6 untuk mengikuti sunnah Rasulullah Saw dan menghindari dari perbuatan yang bertentangan dengan syariat pada saat perayaan upacara pesta perkawinan. Dan yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan upacara pesta perkawinan tidak memaksakan diri untuk bermewah-mewahan, melainkan sesuai kemampuannya, undangan hendaknya tidak dibedakan antara yang kaya dan yang miskin, semuanya harus diperlakukan sama. 7 Masyarakat suku Atoni mempunyai keunikan dan kebiasaan yang berbeda yang mana setelah adanya akad nikah, keluarga pengantin laki-laki menyuruh seorang utusan laki-laki untuk melanjutkan acara walimah yang langsung dilaksanakan pada saat setelah akad nikah, dengan proses natoni Adat Atoni utusan tersebut berbicara terlebih dahulu kemudian beberapa pengikut yang mewakili pengantin laki-laki mengutip pembicaraan tersebut, kemudian barulah diadakan walimahtul urs. Hal tersebut menarik untuk dibahas, di samping mininoritas penduduknya yang menganut agama Islam, masyarakat desa Billa juga sangat menjunjung tinggi warisan nenek moyang. Penulis akan membahas adat istiadat masyarakat Atoni mengenai prosesi prnikahan. Hal yang menarik adalah sejauh mana masyarakat Atoni memahami nilai- nilai Islami dalam upacara pesta perkawinan, apakah masyarakat Atoni berpegang teguh pada nilai Islami atau tidak, kemudian apakah pergeseran nilai-nilai Islami terhadap upacara pesta perkawinan masyarakat Atoni? 7 Ahmad Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum Perkawinan, Bandung: Al-Bayan, 1994, h. 65 7 Dengan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini menjadi penelitian dengan judul: PROSESI PERNIKAHAN SUKU ADAT ATONI DALAM PERSPEKTIIF HUKUM ISLAM “Studi Kasus Pada Masyarakat Atoni, Kec. Amanuban Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi pada proses bagaimana prosesi pernikahan peminangan, akad, dan walimah menurut pandangan hukum adat Atoni dan tinjauan hukum Islam. Objek penelitian di desa Billa kecamatan Amanuban Timur kabupaten Timor Tengah Selatan, mengingat lokasi tersebut masih kental dengan tradisi adat istiadat, khususnya pada praktek pernikahan. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagaimana prosesi pernikahan secara umum pada suku adat Atoni? 2. Apakah prosesi pernikahan baik tahap peminangan, akad dan walimah pada suku adat Atoni sudah sesuai dengan hukum Islam?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui prosesi pernikahan secara umum pada masyarakat Atoni. 8 b. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kesesuaiaan proses pernikahan pada masyarakat Atoni menurut hukum Islam.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: a. Agar masyarakat Atoni mengetahui prosesi pernikahan yang benar dan sesuai dengan ajaran hukum Islam. b. Agar menambah wawasan bagi para peneliti dan pemikir hukum keluarga Islam dalam menggemas nilai-nilai ajaran Islam menjadi kajian yang menarik. Selanjutnya memberikan motivasi bagi para pelaksana peneliti terutama jurusan peradilan Agama atau hukum keluarga Islam. c. Bagi dunia pustaka hasil ini dapat dijadikan sebagai tambahan koleksi dalam ruang lingkup karya ilmiah khusunya di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan proposal ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: 1. Jenis penelitian a. Penelitian lapangan field research, yaitu penelitian yang sumber datanya terutama diambil dari objek penelitian masyarakat atau komunitas sosial dengan melihat secara langsung di daerah penelitian, yaitu daerah suku adat Atoni. 9 b. Studi kasus, yaitu penelitian yang dituntut untuk melakukan penelitian secara mendalam, yakni mampu melacak dan menemukan berbagai faktor yang terkait dengan kasus pernikahan tersebut. 8 2. Sumber data a. Data primer, yaitu data lapangan yang didapat dari sumber pertama, seperti hasil wawancara telephon terhadap tokoh adat panutan suku masyarakat Atoni yang merupakan tokoh panutan gerakan moral bagi masyarakat sekitar. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari artikel yang berkaitan dengan tema penelitian yang berasal dari media cetak dan media elektronik. 3. Pengumpulan data, yaitu dilakukan melalui pengamatan secara terlibat di lokasi penelitian dengan cara: a. Observasi, yaitu kegiatan dalam penelitian yang memperhatikan suatu keadaan secara jelas dan merumuskan nilai-nilai yang dianggap berlaku dalam masyarakat tertentu agar hasil pengamatan sesuai dengan kenyataan yang menjadi sasaran pengamatan dengan cara mengikuti dan menyaksikan langsung prosesi pernikahan menurut suku adat Atoni. b. Wawancara, yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang akan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam hal 8 Yayan Sopyan, Pengantar Metode Penelitian, Ciputat: UIN Jakarta, 2010, h. 27 10 ini penulis mengadakan wawancara dengan informan yaitu, para pelaku pernikahan, orang tua, masyarakat setempat dan tokoh adat suku Atoni. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu dari anak keturunan raja suku adat Atoni Umar Keke Isu. c. Studi dokumentasi, yaitu meliputi studi bahan-bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer dan hukum sekunder. Dan juga data-data yang diperoleh dari literatur dan referensi yang berkenaan dengan judul skripsi ini. 4. Pengolahan data, menjelaskan cara mengolah data mentah hasil penelitian agar dapat terbaca dengan baik. Pengolahan data harus didasarkan pada kebutuhan data yang akan disajikan dalam skripsi. 5. Analisa data, yaitu data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi komparasi, yaitu dalam pendekatan teori ini, peneliti mengkonsentrasikan diri untuk melakukan penelitian secara mendalam dengan pendekatan kepada tokoh adat, dan masyarakat suku Atoni, yang bertujuan untuk menemukan persamaan atau perbedaan tentang objek peneletian yang berkaitan dengan prosesi penikahan suku adat Atoni dan hukum Islam. Adapun teknis penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta cetakan I Penerbit Fakultas Syariah dah Hukum UIN Syarif Hidaytullah Jakarta 2007.