Membahas Gambaran Umum Profil Masyarakat desa Billa dengan

16 perempuan-perempuan yang tidak boleh dikhitbah sebagaimana isyarat al- Qur‟an tentang larangan menikahinya. Sebagaimana Allah berfirman:                                                         Artinya: “Diharamkan bagimu menikahi ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara-saudara laki-lakimu, anak-anak perempan dari saudara-saudara perempuanmu, ibu-ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuan sesusuanmu,ibu-ibu istrimu martua, anak-anak perempuan dari istrimu anak tiri peremmpuan, yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri. Tetapi jika kamu belum bercampur dengan istrimu itu dan sudah kamu ceraikan maka tidak berdosa kamu menikahinya, dan diharamkan bagimu istri-istri anak kandungmu menantu, dan diharamkan mengumpulkan dalam pernikahan dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha penyayang QS. An-Nisa: 23. 12

2. Prosedur Khitbah

Sebelum memulai langkah-langkah melamar, seseorang yang ingin menikah harus tahu secara pasti bahwa tidak ada larangan-larangan syariah 12 Al-barudi Imad Zaki, Tafsir Al- Qur’an al-Anzhim Lin Nisa, Jakarta Pusat: Pena Pundi Aksara, h. 3 17 yang menghalangi menikah. Oleh karena itu dianjurkan adanya prosedur khitbah lamaran, yaitu: 13 a. Cara Memandang. Hukum syara‟ mensunahkan seseorang untuk memandang kepada wanita yang hendak dilamarnya. Demikian pula, si wanita yang dilamar disunahkan memandang kepada pria yang melamarnya, sebelum menyatakan menerima lamaran itu. Sebagaimana Al-Mughirah bin Syu‟ban pernah melamar seorang wanita. Masalah ini disampaikannya kepada Rasul Saw, kemudian bersabda kepadanya: ئ ف , ف Artinya: “Pergi dan pandanglah wanita itu. Sebab, memandang disini akan menjadi bumbu bagi berdua .” Sedangkan jumhur ulama berpendapat, bahwa pria boleh memandang wajah dan dua telapak tangan si wanita yang dilamarnya sebab, memandang wajah bisa mewakili kecantikan seorang wanita, sedangkan memandang kedua telapak tangan bisa mewakili subur tidaknya tubuh seorang wanita. b. Mengenal Sifat Setiap pernikahan yang terjadi tanpa melalui proses memandang terlebih dahulu maka akibatnya adalah kekecewaan. Memandang sebelum menikah tidak terbatas hanya mengenal cantik atau tidaknya, tetapi juga 13 Mahmud Ash-Shabbagh. Keluarga Bahagia Dalam Islam, Jakarta: CV. Pustaka Mantiq, 1993, h. 65