24
maka ia dikembalikannya semula dan jika sudah rusak, maka pihak perempuan harus mengganti barang itu sesuai dengan nilainya.
18
B. Perkawinan Menurut Syari’at Islam
1. Pengertian Nikah dan Dasar Hukum
a. Pengertian Nikah
Secara etimologi kata sama dengan kata ج yang
artinya nikah, kawin.
19
Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa arab disebut dengan dua kata, yaitu
dan zawaj ج . Kedua kata ini yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang arab dan
banyak terdapat di dalama al- Qur‟an dan hadist nabi. Kata na-ka-ha
banyak terdapat dalam al- Qur‟an dengan arti kawin. Secara arti kata
nikah berarti gabung ض hubungan kelamin ء dan juga berarti akad
قء adanya dua kemungkinan arti ini karena kata nikah yang terdapat dalam al-
Qur‟an memang mengandung dua arti tersebut.
20
Dalam bahasa indonesia, perkawinan berasal dari kata “kawin” yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis,
bersuami atau beristri, menikah atau melakukan hubungan kelamin
18
Sabiq Sayyid. Fiqh Sunnah, Jakarta: Cakra Publishing, 2008. Cet ke-I. h. 235-238
19
Ahmad Warson Munawwir, Al-munawwir,Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, cet. Ke-14, h. 1461
20
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kenacana, 2007,h. 35-36
25
bersetubuh.
21
Sedangkan kata nikah dalam bahasa Indonesia artinya adalah ikatan akadperkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan
hukum dan ajaran agama.
22
Nikah menurut bahasa artinya mengumpulkan. Menurut syara ‟
artinya akad yang terkenal dan memenuhi rukun-rukun serta syarat yang telah tertentu untuk berkumpul.
23
Menurut istilah perkawinan atau nikah, yaitu menyerahkan dan penerimaan tanggung jawab dalam arti luas yang dilakukan pada saat akad
serta tanda dimulainya hukum halal untuk bercampur sebagai suami istri yang merupakan suatu ikatan lahir antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan, untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga dan memiliki keturunan yang dilangsungkan menurut ketentuan-ketentuan syariat
Islam.
24
Hal ini terdapat dalam Firman Allah SWT : ..........
..... ..
Artinya ….”Nikahilah mereka itu dengan izin keluarganya…” QS. An-
Nisa: 25 Adapun pengertian perkawinan menurut beberapa mazhab adalah
sebagai berikut: 1
Definisi nikah menurut golongan Syafi‟iyah.
21
Dep Diknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008 , cet. Ke-I, edisi ke-4, h. 639
22
Frista Artmanda W, Kamus Bahasa Indonesia, Jombang: Lintas Media, 2007, h. 2848
23
Imam Taqiyuddin, Kifayatul Akhyar Juz 2 , Indonesia: Darul „Ihya al-Kutub Arabiyah, tt ,
h. 36
24
Abdul Mujieb dkk, Kamus Istilah Fiqh Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992, h. 249
26
Nikah adalah akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan wath‟i dengan lafaz nikah, tawij atau yang semakna dengan keduanya.
2 Definisi nikah menurut golongan Malikiyah
Nikah adalah akad untuk mendapatkan kesenangan wanita dengan membayar mahar dan adanya saksi.
3 Defenisi nikah menurut golongan Hanafiyah
Nikah adalah akad yang berfaidah memiliki bersenang-senang dengan sengaja.
4 Definisi nikah menurut golongan Hanabilah.
Nikah adalah akad dengan mempergunakan lafaz nikah atau tazwij guna memperbolehkan manfa‟at, bersenang-senang dengan wanita.
25
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa para ulama mutaqaddimin, memandang nikah hanya dari satu saja yaitu
kebolehan hukum antara seorang laki-laki dan seorang wanita untuk berhubungan yang semula dilarang. Mereka tidak memperhatikan tujuan,
akibat nikah tersebut terhadap hak dan kewajiban suami istri yang timbul.
26
b. Dasar Hukum
Perkawinan yang dinyatakan sebagai ketetapan Ilahi sunatullah merupakan kebutuhan bagi setiap naluri manusia dan dianggap sebagai
25
Abdurrahman Al-jaziry, Al- Fiqh ‘ Ala Madzahib Al-Arba’ah Juz 4, Beirut: Darul Ihya,
1969, h. 2-3.
26
Djama‟an Nur, Fiqh Munakahat, Semarang: Dina Utama Semarang, 1993, cet. Ke-I, h. 3.
27
ikatan yang sangat kokoh. Allah SWT dan rasul-Nya Muhammad Saw telah menjelaskan isyarat perintah melalui kalam-Nya dan sabda Rasul-
Nya, di antaranya, yaitu:
27
Firman Allah SWT :
Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil
terhadap hak-hak perempuan yatim bilamana kamu mengawininya, maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi: dua, tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-
budak yang kamu miliki”.QS. An-Nisa: 3 Selain ayat tersebut di atas Allah berfirman:
Artinya :”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berfikir”. QS. Ar- Rum: 21
Sabda Rasulullah Saw: ج ف ص ص ضغ ف ج ف ء
ط ش ش Artinya: “Wahai generasi muda, barang siapa diantara kalian
telah mampu serta keinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah.
27
Imam Taqiyuddin Abi Bakar Muhammad bin Abdul Mu‟min .t.tKiyafatul Akhyar Fi Halli Ghayaatul Ikhtisar Syarah Matana abi Syuja’. Beirut: Dar al-minhaj, h. 669