Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

5 menghindari hal-hal seperti itu perlu sekali diterapkan moral agama dalam seks. Moral berarti ajaran mengenai baik dan buruknya tingkah laku manusia. Kalau moral agama diterapkan dalam seks, niscaya agama akan membimbing tingkah laku hubungan seks yang baik. Seks yang berjalan sesuai dengan moral agama, pasti akan berjalan dengan baik, wajar tanpa menodai harkat dan martabat manusia. 7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pokok permasalahan dalam memahami skripsi ini tidak terlalu meluas dan tetap pada jalurnya, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penulis skripsi ini hanya berkisar pada gugat cerai dengan alasan perlakuan biseksual berdasarkan Putusan Gugat Cerai di Pengadilan Agama Tangerang Nomor: 0456Pdt.G2012PA.Tng.

2. Perumusan Masalah

Di dalam peraturan tidak ada dinyatakan Biseksual menjadi sebab perceraian akan tetapi pada kenyataannya hakim Pengadilan Agama memutuskan perkara perceraian yang disebabkan biseksual. Rumusan masalah tersebut, penulis rinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a. Apakah biseksual dapat dijadikan alasan faktor perceraian? b. Bagaiamana pertimbangan majelis hakim dalam memutus perkara cerai gugat akibat suami Biseksual? 7 M. Bukhori, Islam dan Adab Seksual, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet. Ke-4, h. 02. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, di antaranya adalah: a. Untuk mengetahui apakah biseksual dapat dijadikan alasan faktor perceraian. b. Untuk mengetahui pertimbangan para hakim dalam mengabulkan permohonan perkara perceraian dengan alasan biseksual. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Secara praksis atau terapan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi para hakim di lingkungan Pengadilan Agama dalam menyelesaikan putusan yang disebabkan oleh biseksual. b. Secara ilmiah, Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengembangan pemikiran Hukum Islam dan Hukum Positif bagi setiap pribadi muslim dan masyarakat luas terutama terkait perkara perceraian karena biseksual sebagai alasan perceraian.

D. Review Studi Terdahulu

Pembahasan berupa skripsi tentang perceraian memang sudah banyak dikaji, oleh karena itu penulis berusaha untuk mengangkat persoalan biseksual sebagai alasan perceraian dengan melakukan telaah terhadap putusan Pengadilan Agama. Seperti yang sudah penulis jelaskan di atas, dalam menjalani kehidupan berumah tangga, suami istri tidak lepas dari hak dan kewajiban yang seimbang, baik 7 dalam keluarga maupun dalammasyarakat. Demikian pula dalam melakukan perbuatan hukum keduanya mempunyai hak dan kedudukan yang sama berkaitan dengan permasalahan di atas, ada penelitian yang telah dikaji oleh penulis, diantaranya: 1. Nasrudin Romli, Homoseksual: Kritik Terhadap Pemikiran Prof. Dr. Musdah Mulia. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Dalam penulisan ini penulis menemukan sub judul yang berkaitan dengan skripsi yang penulis teliti yaitu biseksual. Skripsi ini meneliti alasan-alasan yang digunakan Prof. Dr. Musdah Mulia, baik yang bersifat normatif maupun rasional untuk membenarkan perilaku homoseksual sebagai kajian kritis terhadap pemikiran yang dikemukakan olehnya. Perbedaan dengan skripsi yang penulis tulis adalah prilaku kelainan seks tersebut, penulis lebih mengkaji prilaku biseksual yaitu orang yang menyukai dua jenis kelamin. 2. Epni Juliana, homoseksual sebagai pemicu perceraian, Studi Putusan Perkara Nomor 1564Pdt.G2008PA.JT. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Dalam penulisan ini penulis menemukan sub judul yang berkaitan dengan skripsi penulis teliti yaitu biseksual. Skripsi ini membahas mengenai gugat cerai yang diajukan istri karena suami homoseksual. Perbedaan dengan skripsi yang penulis tulis adalah alasan 8 perceraiannya, dalam skripsi ini yang menjadi alasan perceraian adalah karena suami biseksual artinya suami tidak hanya berhubungan dengan perempuan tetapi suami juga berhubungan dengan laki-laki. 3. Jamilah, kelainan seks pada suami sebagai pemicu terjadinya perceraian, Analisis Putusan PA Depok Nomor: 662Pdt.G2008PA.Dpk.Jawa Barat, Skripsi s1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Dalam penulisan ini penulis menemukan sub judul yang berkaitan dengan skripsi penulis teliti yaitu biseksual. Dalam skripsi tersebut yang menjadi alasan perceraian adalah karena suami kelainan seks, salah satu kelainan seksnya adalah suka mengintip wanita yang sedang mandi. Yang menjadi perbedaan dengan skripsi ini adalah alasan perceraiannya, pada skripsi ini penulis membahas tentang cerai gugat istri akibat suami biseksual.

E. Kerangka Teori

Islam mengatur keluarga dengan segala perlindungan dan pertanggungan syariatnya. Islam juga mengatur hubungan lain jenis yang didasarkan pada perasaan yang tinggi, yakni pertemuan dua tubuh, dua jiwa, dua hati dan dua ruh. Dalam bahasa yang umum, pertemuan dua insan yang diikat dengan kehidupan bersama untuk menggapai keturunan yang tinggi dan menyongsong generasi baru. Tugas ini hanya dapat dilakukan oleh dua orangtua secara bersama yang tidak dapat dipisahkan. 9 Yang pokok dalam hubungan keluarga itu adalah ketenangan, dan ketentraman. Islam mengatur hubungan ini dengan segala perlindungan yang menjamin ketentraman tersebut sehingga mencapai tingkatan taat yang tinggi. Untuk mencapai tujuan ini Islam membantu uang negara yang diberikan kepada fakir miskin. Islam mewajibkan adab yang melarang pamer perhiasan dan fitnah, agar hati menjadi tenang dan tidak tergoyahkan oleh fitnah dan perhiasan di pasar-pasar. Islam juga mewajibkan hukuman bagi yang berzina dan penuduh zina. Islam menjadikan rumah sebagai tempat kehormatan dengan meminta izin antara penghuninya. Peraturan dan tata tertib rumah tangga inilah yang dapat memelihara dari segala keguncangan didasarkan pada bimbingan kasih sayang dan takwa kepada Allah. Akan tetapi, realita kehidupan menusia membuktikan banyak hal yang menjadikan rumah tangga hancur broken home sekalipun banyak pengarahan dan bimbingan, yakni kepada kondisi yang harus dihadapi secara praktis. Suatu kenyataan yang harus diakui dan tidak dapat diingkari ketika rumah tangga dan mempertahankannya pun suatu perbuatan yang sia-sia dan tidak berdasar. Islam tidak segera mendamaikan hubungan rumah tangga dengan cara dipisahkan pada awal bencana pertikaian. Islam justru berusaha dengan seoptimal mungkin memperkuat hubungan ini, tidak membiarkan begitu saja tanpa ada usaha. Jikalau permasalahan cinta dan tidak cinta sudah dipindahkan kepada pembangkangan dan lari menjauh, langkah awal yangditunjukkan Islam bukan talak. Akan tetapi, harus ada langkah usaha yang dilakukan pihak lain dan pertolongan yang 10 dilakukan oleh orang baik-baik. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah SWT Qs. An-Nisa : 35. Jika jalan penengah tidak didapatkan hasil, permasalahnnya menjadi kritis, kehidupan rumah tangga sudah tidak normal, tidak ada ketenangan dan ketentraman, dan mempertahankan rumah tangga seperti sia-sia. Pelajaran yang diterima adalah mengakhiri kehidupan rumah tangga sekalipun dibenci Islam, yakni talaq. 8 Hak talaq ini dapat digunakan untuk menjadi jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapi suami dalam melangsungkan situasi rukun damai dalam kehidupan rumah tangga. Rumah tangga yang dibangun melalui aqad nikah harus dilandasi dengan rasa cinta kasih di antara dua pihak, sehingga apabila rasa cinta menjadi tidak ada di antara mereka dan sulit dipulihkan, tetapi yang ada kemudian hanya benci-membenci, terbukalah pintu yang memberi hak talaq ini kepada suami. 9 Menurut Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Ibnu „Umar, Muhammad SAW bersabda: “Barang halal yang paling tidak disukai oleh Allah ialah perceraian”. 10 Pada skripsi ini yang berjudul “Biseksual Salah Satu Penyebab Perceraian Analisis Putusan Nomor: 045 6Pdt.G2012PA.Tng.”. Penulis akan membahas tentang perceraian yang terjadi karena perbuatan suami melakukan hubungan intim dengan laki-laki dan perempuan, perceraian yang diajukan kepada istri ke Pengadilan Agama Tangerang. 8 Abdul Aziz Muhammad Azzam., Fiqh Munakahat, Khitbah, Nikah dan Talak, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009 Cet. Ke-1, h. 251. 9 Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, cet. Ke-1, h. 119. 10 Kamarusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, cet. Ke-1, h. 25. 11

F. Metode Penelitian dan Tekhnik Penulisan