Transaksi Orang Dalam Insider Trading

demikian, karena semacam prinsip fiduciary duty diperkenalkan oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas, maka hal tersebut tentunya juga berimbas kepada larangan melakukan transaksi untuk pribadi yang sebenarnya transaksi tersebut merupakan oportunitas perseroan. Karena itu, seorang Direksi perseroan haruslah menjalankan tugasnya selaku Direksi dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan tujuan perseroan yang dipimpinnya. 67

C. Transaksi Orang Dalam Insider Trading

Pada prinsipnya transaksi orang dalam insider trading dilarang oleh hukum perseroan. Yang dimaksud dengan insider trading adalah suatu transaksi umumnya ditujukan terhadap transaksi saham yang dilakukan oleh mereka yang tergolong orang dalam perusahaan seperti Direksi, Komisaris dan lain-lain transaksi mana dimotivasi oleh adanya informasi orang dalam inside information yang penting dan belum terbuka untuk umum, dengan transaksi mana pelakunya mengharapkan akan mendapatkan keuntungan jalan pintas short swing profit, sementara orang lain belum mengetahui adanya informasi tersebut. Dimana-mana insider trading ini dilarang dengan hanya sedikit kekecualian. Bahkan, umumnya hukum yang berlaku adalah bahwa para pelaku insider trading diancam dengan hukuman pidana yang berat. 68 67 Tri Widiyono, Direksi Perseroan Terbatas, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005, hal. 42 68 Munir Fuady I, Op. Cit, hal. 64 Pengertian insider dikelompokkan secara limitatif yang diatur dalam Pasal 95 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPM, yaitu seperti berikut : 69 1. Komisaris, Direksi dan Pegawai emiten atau perusahaan publik. 2. Pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik 3. Orang perseorangan yang karena kedudukannya atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam. 4. Pihak yang dalam waktu 6 enam bulan terakhir tidak lagi menjadi pihak sebagaimana disebut di atas. Selanjutnya, Pasal 96 UUPM menjelaskan mengenai larangan “orang dalam” untuk : 1. mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek dimaksud; dan 2. memberikan informasi orang dalam kepada pihak mana pun yang patut diduga dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek. Sedangkan Pasal 97 UUPM terdapat ancaman bagi pihak lain yang berusaha untuk memperoleh informasi dari orang dalam yang tidak sesuai dengan UUPM, yaitu pihak lain tersebut memperoleh informasi dari orang dalam dengan melawan hukum dan atau tidak disediakan oleh emiten. 69 Tri Widiyono, Op.Cit, hal.48

BAB IV UPAYA MENGATASI TERJADINYA BENTURAN KEPENTINGAN