Jumlah kasus mioma uteri menurut jumlah melahirkan paritas. Jumlah kasus mioma uteri menurut kejadian abortus.

5.2.3 Jumlah kasus mioma uteri menurut kehamilan.

Jumlah kasus mioma uteri menurut kehamilan adalah tidak diketahui, hal ini disebabkan tidak ditemukan adanya data pada status rekam medis penderita karena kurang kelengkapan isi rekam medis penderita.

5.2.4 Jumlah kasus mioma uteri menurut jumlah melahirkan paritas.

Pada kasus ini jumlah kasus mioma uteri pada wanita dengan kelompok paritas nullipara ditemukan sebesar 20,5 dan jumlah kasus mioma uteri yang terbanyak terdapat pada wanita dengan kelompok para yaitu sekitar 79,5. Hasil ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan Bhat dan Kumar di Katsurba Hospital India yaitu mioma uteri lebih banyak ditemukan pada kelompok para yaitu sebesar 95 dibanding wanita nullipara yaitu 5 Bath et-al, 2004 yang dikutip Muzakir, 2008. Walaupun bertentangan dengan teori faktor resiko yang mengatakan peningkatan paritas menyebabkan penurunan insidensi mioma uteri disebabkan pembuluh darah di uterus kembali kepada keadaan atau saiz asal pada postpartum dan ini menyebabkan mioma uteri kekurangan suplai darah dan kurangnya nutrisi untuk terus membesar Parker, 2007. Kelompok para banyak menderita mioma uteri berdasarkan penelitian ini karena pada usia setelah fase reproduksi adalah usia terbaik dilakukan diterapi dan pasien bertemu dengan dokter karena gejala sudah nyata.

5.2.5 Jumlah kasus mioma uteri menurut kejadian abortus.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa penderita mioma uteri yang tidak pernah abortus adalah sebesar 69,9, penderita dengan kejadian abortus 1 kali sebanyak 16,4, abortus 2 kali 8,2 dan abortus 3 kali pula sebanyak 5,5.Pada penelitian ini sebahagian besar penderita mioma uteri tidak pernah mengalami abortus yaitu sebesar 72,97, keadaan ini berhubungan dengan sedikit ditemukannya mioma uteri jenis submukosa dikarenakan tiada tercatat data yang lengkap pada rekam medis. Hal ini sesuai dengan teori Judosepoetro yang mengatakan bahwa mioma uteri jenis submukosa dapat memudahkan terjadinya abortus oleh karena dapat mengakibatkan distorsi rongga uterus Judosepoetro,2005. Teori ini juga disokong dengan teori Prawirohardjo yang mengatakan perkara yang sama Prawirohardjo,2007. Universitas Sumatera Utara

5.2.6 Jumlah kasus mioma uteri menurut indeks massa tubuh IMT.