Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat-surat berharga seperti saham, obligasi, waran, right, dan berbagai produk
turunan derivative seperti opsi, futures, forward, dan produk turunan lainnya.
Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk
mempertemukan pembeli dan penjual. Dalam hal ini, pasar modal memiliki fungsi ekonomi yaitu menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana lebih dan pihak yang memerlukan dana.
Salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak dikenal masyarakat adalah saham. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas
asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan yang telah menerbitan sahamnya di pasar modal disebut dengan perusahaan
terbuka Go Public. Perusahaan-perusahaan yang sudah go public terdiri dari berbagai macam jenis perusahaan yang dibagi berdasarkan bidang
usahanya kedalam sektor tertentu. Salah satunya adalah sektor perkebunan.
Berdasarkan pernyataan tersebut perlu diteliti tentang ketertarikan investor berinvestasi pada sektor perkebunan ini. Investor tentu sangat
tertarik untuk menanamkan dananya pada industri yang dapat memberikan
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
return keuntungan saham yang tinggi. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi saham. return dapat berupa return
realisasi realized return yaitu return yang telah terjadi atau return ekspektasi expected return yaitu return yang diharapkan akan terjadi di
masa yang akan datang Jogiyanto, 2003:109. Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi tentunya ada faktor-faktor yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan oleh investor. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat
investor bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus
mampu menunjukkan kinerja keuangannya. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan
kesejahteraan investor. Sebelum Investor melakukan investasi maka investor terlebih dahulu melakukan analisis kinerja keuangannya dengan
menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukurnya sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return saham perusahaan dapat
diketahui Husnan, 2003 :44. Berikut ini adalah data tabel Price Earning Ratio PER dan return
saham perusahaan perkebunan selama periode 2002 sampai dengan 2008.
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Tabel 1.1 Price Earning Ratio PER, dan return saham Perkebunan Tahun 2002-2008
Emiten AALI
CKRA GZCO
LSIP SMAR
UNSP Periode
PER Ret.
Saham PER
Ret. Saham
PER Ret.
Saham PER
Ret. Saham
PER Ret.
Saham PER
Ret. Saham
2002 5,02
0,43 90,53
0,15 4,4
5,98 8,3
40,04 7,55
20,83 8,33
49,7 2003
8,2 0,87
89,67 0,65
9,5 1,13
7,5 32,82
8,15 13,9
9,66 15,41
2004 6,09
0,68 122,86
0,56 3,4
0,02 6,31
26,18 8,54
6,32 7,56
14,42 2005
9,76 0,01
160,2 2,25
6,7 0,09
9,08 15,17
8,97 20,53
8,36 12,22
2006 25,2
3,27 53,41
0,5 9,5
0,22 23,9
16,94 16,7
22,8 11,1
15,6 2007
22,34 1
95,62 7
7,9 0,32
21,1 23,53
16 15,73
47,5 18,4
2008 32,85
2,33 65
5 2,7
0,22 22
25,3 17
13,23 56,1
20,11
Sumber: www.idx.co.id 2008
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan Price Earning Ratio PER yang cenderung
meningkat tidak selalu mengindikasikan suatu perusahaan itu return sahamnya meningkat demikian juga sebaliknya bahwa Price Earning
Ratio PER cenderung menurun tidak selalu mengindikasikan suatu perusahaan itu Return Sahamnya akan menurun. Kasus ini dapat dilihat
pada emiten AALI Astra Agro Lestari, Tbk dimana periode 2004 sampai 2005 Price Earning Ratio PER mengalami kenaikan dari 6,09 menjadi
9,76 tetapi pada periode yang sama return sahamnya mengalami penurunan dari 0,68 menjadi 0,01. Pada emiten CKRA Citra Kebun Raya
Agri, Tbk dimana PER mengalami kenaikan periode 2003 sampai 2004 dari 89,67 menjadi 122,86 namun pada periode yang sama return
sahamnya mengalami penurunan dari 0,65 menjadi 0,56. Begitu juga kasus pada emiten GZCO Gozco, Tbk, emiten SMAR Smart, Tbk, dan
emiten UNSP Bakrie Sumatera Plantaiton, Tbk dimana Rasio PER-nya tidak berbanding lurus dengan perubahan return sahamnya. Oleh karena
itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada variabel
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
lain yang diangkat dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi return saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan menggunakan data keuangan tahun 2002-2008. Variabel yang diangkat dalam penelitian ini adalah EPS, PER, DER, ROI, dan ROE yang
merupakan rasio-rasio keuangan sekaligus sebagai alat ukur kinerja keuangan. Variabel EPS atau Earning per Share adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, yang kemudian dibagikan kepada pemegang saham, semakin besar variabel ini semakin baik. Variabel PER
atau Price Earning Ratio adalah rasio harga terhadap pendapatan yang menerangkan seberapa besar investor mau membayar setiap rupiah laba
yang dilaporkan, semakin besar variabel ini semakin baik. Variabel DER atau Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang terhadap modal yang
menerangkan sejauh mana modal pemilik menutupi utang-utang terhadap pihak luar, semakin kecil rasio ini semakin baik. Variabel ROI atau
Return on Investment merupakan alat ukur sejauh mana efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang
dimikinya, semakin besar variabel ini semakin baik. Variabel ROE atau Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen,
semakin besar variabel ini semakin baik. Dengan kelima variabel tersebut sebagai alat ukur kinerja keuangan maka peneliti tertarik dengan memberi
judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Rizki Tampubolon : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
B. Perumusan Masalah