commit to user
dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan pemerkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”.
Sedangkan persetubuhan dengan anak di bawah umur diatur dalam Pasal 287 ayat 1 dan ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, yang
berbunyi : Ayat 1 Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan,
padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, bahwa belum waktunya
untuk dikawin, diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun; Ayat 2 Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umur
wanita belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal berdasarkan Pasal 291 dan Pasal 294.
B. Kerangka Pemikiran
Putusan Pemidanaan
Putusan Bebas Murni Vrijspraak
Putusan Judex Factie
Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum
Putusan Bebas Tak Murni niet zuivere vrijspraak
Penerobosan Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
KUHAP
Upaya Hukum Kasasi Putusan Bebas
25
commit to user
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan :
Putusan Judex Factie merupakan putusan dari pengadilan baik pengadilan tingkat pertama maupun pada tingkat banding. Dalam memberikan putusan yang akan
diajukan pengadilan, bergantung pada Hasil Mufakat Musyawarah Hakim berdasarkan penilaian yang diperoleh dari surat dakwaan yang kemudian
dihubungkan dengan segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di siding pengadilan.
Putusan Pengadilan mempunyai tiga 3 jenis bentuk putusan yang dapat dijatuhkan yaitu putusan bebas, putusan lepas dari segala tuntutan hukum dan putusan
pemidanaan. Putusan bebas dapat dijatuhkan yang diatur dalam pasal 191 ayat 1 KUHAP
yang menyatakan “Jika Pengadilan berpendapat bahwa dari Hasil Pemeriksaan Sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas”. Dalam putusan pengadilan dengan jenis putusan bebas terbagi menjadi putusan bebas murni
vrijsraak dan putusan tidak murni niet zuivere vrijsraak. Menurut Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP,
menyatakan “Terdapat putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut
umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap pemeriksaan putusan bebas”.
Seiring kemajuan Hukum di Indonesia, terdapat penerobosan terhadap larangan Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP yaitu Keputusan
26
commit to user
Menteri Kehakiman No.M.14-PW.07.3 Tahun 1983 tentang Tambahan Pedoman Pelaksanaan KUHAP pada angka 19 lampiran, yang berpedoman terhadap putusan
bebas tidak dapat dimintakan banding, tetapi berdasarkan situasi dan kondisi, demi hukum, keadilan dan kebenaran, terhadap putusan bebas dapat dimintakan kasasi. Hal
ini didasarkan pada yurisprudensi.
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.