Setting Penelitian PENERAPAN PENDEKATAN FLOOR TIME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJAS ADAPTIF PADA SISWA TUNALARAS: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VA Di SLB E Prayuwana Yogyakarta.

Irma Rahmawati, 2013 Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Wiriaatmadja, Rochiati, 2005 : 66 Menurut Nurfaizah Wiriaatmadja, 2011 : 58 dari model Spiral Kemmis dan Taggart dari empat komponen, yaitu: 1. Rencana Planning, yaitu merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa. 2. Tindakan Action, yaitu melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa yang diinginkan. 3. Observasi Observation, yaitu mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenal terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak. 4. Refleksi Reflection, yaitu mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih banyak kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.

B. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di SLB E Prayuwana Yogyakarta pada kelas VA Beralamat di Jalan Ngadisuryan No 2 Yogyakarta Telepon 0274 6990175. Jumlah peserta didik kelas VA SLB E Prayuwana sebanyak 3 siswa tunalaras berjenis kelamin laki- laki, dengan karakteristik : FJ tidak bisa kontrol emosi, manja, sensitif dan ambisius untuk menjadi pemimpin. MD bisa mengontrol emosi, pendiam, sensitif dan suka mengganggu temannya di jam istirahat. GB bisa bersosialisasi dengan baik, penurut, aktif dalam pembelajaran, tetapi disaat ada masalah dia lebih pendiam memendam apa yang dirasakannya sendiri,sampai menangis. SLB E Prayuwana Yogyakarta adalah sekolah yang sudah berdiri sejak 1970, yang awalnya berupa panti yang menampung anak-anak yang terkena kasus hukum. Dengan mengingat anak-anak yang terkena kasus hukum ini masih usia yang sangat muda atau usia sekolah dasar maka sangat perlu diberi layanan pendidikan dasar yang formal. Maka berdirilah sekolah formal yang khusus Irma Rahmawati, 2013 Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menangani anak-anak ini dengan nama SLB E Prayuwana . SLB E artinya Sekolah Luar Biasa yang menangani anak-anak yang mengalami gangguan emosi dan tingkahlaku atau disebut anak tunalaras, SLB E Prayuwana Yogyakarta masih pada taraf pendidikan tingkat dasar yaitu melayani anak kelas 1- 6 SDLB, yang berusia antara 6 sampai 15 tahun.SLB E Prayuwana Yogyakarta menempati tanah hak pakai seluas 1.350 m², dengan bangunan status hak milik seluas 360 m² berlantai satu sesuai aturan kultur keraton Yogyakarta hadiningrat. Adapun komponen guru terdiri dari 7 guru PNS dan 2 guru honorer. Sarana pendidikan terdiri dari : 6 ruang kelas masing-masing berukuran 7 m², 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 2 ruang kamar mandi, 1 gudang, 1 ruang dapur, halaman depan, lapangan badminton, tempat parkir , dan lahan untuk taman.

C. Strategi Penelitian