PENERAPAN PENDEKATAN FLOOR TIME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJAS ADAPTIF PADA SISWA TUNALARAS: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VA Di SLB E Prayuwana Yogyakarta.

(1)

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN FLOOR TIME UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJAS ADAPTIF

PADA SISWA TUNALARAS

(

Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VA Di SLB E Prayuwana Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pendidikan Khusus

Oleh :

Irma Rahmawati 0901622

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN

FLOOR TIME

UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJAS ADAPTIF

PADA SISWA TUNALARAS

(

Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VA Di SLB E Prayuwana Yogyakarta)

Oleh Irma Rahmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Irma Rahmawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IRMA RAHMAWATI

PENERAPAN PENDEKATAN FLOOR TIME UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJAS ADAPTIF

PADA SISWA TUNALARAS KELAS V A SLB E PRAYUWANA

YOGYAKARTA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. H Dedy Kurniady, M.Pd NIP. 195603221982031001

Pembimbing II

Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd NIP. 196010151987101001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 195607221985031001


(4)

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

ii Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Penerapan pendekatan floor time untuk meningkatkan hasil belajar penjas adaptif pada siswa tunalaras kelas V A di SLB E prayuwana yogyakarta.Pendidikan merupakan suatu modal dasar yang paling utama dalam pembangunan Nasional. Terutama pembangunan bangsa Indonsesia yang merupakan negara berkembang, hal ini menuntut pembangunan di segala bidang. Karena hal tersebut di atas maka dalam pelaksanaannya sangat dibutuhkan tenaga-tenaga yang kreatif dan dinamis serta bertanggungjawab. Dengan kata lain bahwa pembangunan tersebut hanya dapat dilaksanakan atau dicapai oleh manusia-manusia yang berpendidikan. Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pendidikan yang bersifat formal yang bertujuan untuk mensukseskan pembangunan nasional. Penyelenggaraan pendidikan bagi semua warga merupakan tujuan dari satu pendidikan, dalam hal ini bukan hanya pendidikan bagi anak-anak normal saja, akan tetapi berlaku juga bagi anak-anak berkebutuhan khusus,salah satunya

adalah Tunalaras. Anak tunalaras sering disebut dengan anak tuna sosial karena

tingkah laku mereka menunjukkan pertentangan yang terus menerus terhadap norma-norma masyarakat yang berwujud seperti mencuri, mengganggu dan menyakiti orang lain. (Soemantri, 2006). Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru membutuhkan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik anak. Disini peneliti mencoba untuk menerapkan pendekatan floor time untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa tunalaras kelas VA di SLB E prayuwana yogyakarta.dari latar belakang

masalah diatas,rumusan masalah yang muncul yaitu “ Apakah penerapan pendekatan floor time dapat meningkatkan hasil belajar penjas adaptif pada siswa kelas VA SLB E

Prayuwana Yogyakarta” untuk menjawab permasalahan diatas, peneliti menggunakan metode penelitian PTK (penelitian tindakan kelas). Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dan tes. pada siklus I nilai reratanya sudah mencapai 70, namun karena ada satu orang siswa yang belum tuntas maka dilanjutkan pada siklus II. Ada peningkatan pada siklus II, nilai reratanya menjadi 73,33 dan semua siswa mendapatkan nilai sesuai dengan yang sudah ditargetkan sebelumnya, yaitu KKM 70. Semua siswa kelas V A SLB E Prayuwana Yogyakarta dikatakan tuntas setelah siklus II dilaksanakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan pendekatan floor time berhasil meningkatkan hasil belajar penjas adaptif pada topik guling depan siswa tunalaras kelas V A SLB E Prayuwana Yogyakarta. Agar pembelajaran lebih menarik setiap pertemuannya diperlukan kreativitas guru dalam mengelola situasi pembelajaran saat proses belajar mengajar berlangsung.


(6)

vii Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Sasaran Tindakan ...…. 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Hipotesis Tindakan ... 5


(7)

viii Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tujuan Penelitian...……… 5

2. Kegunaan Penelitian……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ... A. Floor Time ... 8

1. Definisi Floor Time …... 8

2. Pedoman Umum ……….. 10

3. Strategi Dasar dan Kiat Praktis ……… 11

B. Hasil Belajar ………... 15

1. Definisi Hasil Belajar ………... 15

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………… 17

3. Pengukuran Hasil Belajar 18 C. Anak Tunalaras ……….. 18

1. Definisi Tunalaras ………... 18

2. Klasifikasi dan Karakteristik Tunalaras ………. 21

D. Kerangka Pemikiran ……… 23

BAB III METODE PENELITIAN ... A. Metode Penelitian ...……… 25


(8)

ix Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Setting Penelitian ...……… 26

C. Strategi Penelitian ………... 27

D. Siklus Tindakan ……….. 28

E. Variabel Penelitian ...…………. 30

F. Instrumen Penelitian ………... 32

G. Pelaksanaan Tindakan dan Monitoring ……….. 39

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...… 39

1. Teknik Pengelohan Data ...…… 40

2. Analisis Data...………. 40

I . Indikator Keberhasilan ……….. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Hasil Penelitian ...………. 42

1. Kondisi Awal ……… 42

2. Hasil Penelitian Siklus I ……… 43

3. Hasil Penelitian Siklus II ………... 51

B. Pembahasan ...…… 59


(9)

x Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ...….. 65

B. Implikasi ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 70 RIWAYAT PENULIS


(10)

xi Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Kegiatan Pra Tindakan ………...……. 37

3.2 Klasifikasi Aktivitas Guru dan Siswa ...…. 38

4.1 Data Nilai Siswa Kondisi Awal (Pretest) ………. 41

4.2 Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I ...……. 44

4.3 Hasil Observasi Guru Pada Siklus I...…. 45

4.4 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ……… 46

4.5 Nilai Selisih Siklus I ……… 47

4.6 Rencana Perbaikan Pada Siklus II ………. 49

4.7 Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II ...……. 53

4.8 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II...…. 54

4.9 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ……….. 55

4.10 Nilai Selisih Siklus II ………. 55

4.11 Rekapitulasi Hasil PTK Penerapan Pendekatan Floor Time Pada Pelajaran Penjas Adaptif ……… 59


(11)

xii Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Tabel


(12)

xiii Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Hasil Belajar FJ 57

4.2. Hasil Belajar GB 58


(13)

xiv Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Hasil Evaluasi Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan Hasil

Evaluasi

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II dan Hasil Evaluasi

Lampiran 4 Lembar Pedoman Obsevasi Siswa Siklus I Lampiran 5 Lembar Pedoman Obsevasi Guru Siklus I Lampiran 6 Lembar Pedoman Obsevasi Siswa Siklus II Lampiran 7 Lembar Pedoman Obsevasi Guru Siklus II Lampiran 8 Lembar Pedoman Wawancara

Lampiran 9 Lembar Expert Judgment dan Hasil Expart Judgment Lampiran 10 Lembar Hasil Wawancara

Lampiran 11 Lembar Hasil Obsevasi Siswa Siklus I Lampiran 12 Lembar Hasil Obsevasi Guru Siklus I Lampiran 13 Lembar Hasil Obsevasi Siswa Siklus II Lampiran 14 Lembar Hasil Obsevasi Guru Siklus II Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian


(14)

xv Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 17 Surat Izin Mengadakan Penelitian (FIP) Lampiran 18 Surat Izin Mengadakan Penelitian (BAAK)

Lampiran 19 Surat Izin Mengadakan Penelitian (KesBang Bandung) Lampiran 20 Surat Izin Mengadakan Penelitian (KesBang Yogyakarta) Lampiran 21 Surat Izin Mengadakan Penelitian (Biro Administrasi

Pembangunan Yogyakarta)

Lampiran 22 Surat Izin Mengadakan Penelitian (Dinas Perizinan Yogyakarta)

Lampiran 23 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari SLB E Prayuwana Yogyakarta


(15)

1 Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu modal dasar yang paling utama dalam pembangunan nasional. Terutama pembangunan bangsa indonesia yang merupakan negara berkembang, hal ini menuntut pembangunan di segala bidang. Karena hal tersebut di atas maka dalam pelaksanaannya sangat dibutuhkan tenaga-tenaga yang kreatif dan dinamis serta bertanggungjawab. Dengan kata lain bahwa pembangunan tersebut hanya dapat dilaksanakan atau di capai oleh manusia-manusia berpendidikan.

Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan baik dalam jalur sekolah maupun luar sekolah guru memegang posisi yang paling strategis. Dalam tingkatan operasional guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerja pada tingkat institusional dan instruksional. Kebijakan pendidikan sebagaimana telah dikemukakan di atas harus ditunjang oleh pelaku pendidikan yang berada di bidangnya. Semua kebijakan pendidikan bagaimanapun bagusnya tidak akan memberi hasil optimal sepanjang guru tidak mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan otonomi pedagogisnya yaitu kemandirian dalam memerankan fungsinya secara proporsional dan profesional. Dalam hubungan ini perlu diupayakan berbagai tindakan kegiatan nyata agar para guru dapat berkembang ke arah penguasaan kompetensi profesional sebagai landasan untuk kerjanya. Agar kualitas pendidikan dapat meningkat ke arah yang lebih baik, diperlukan kemampuan dan kreativitas guru dalam menata dan mengelola proses belajar mengajar di kelas sehingga pembelajaran lebih menarik dan menantang peserta didik untuk berfikir kritis, kreatif dan logis. Oleh karena itu pembelajaran penjas adaptif harus mempertimbangkan penggunaan model, metode dan pendekatan pembelajaran yang menciptakan kedekatan dengan siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkam karena proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana


(16)

2

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas cenderung kepada pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) sehingga siswa menjadi pasif. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri. masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Maka perlu menerapkan strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran.

Satu hal lagi bahwa Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan (KTSP) juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan pendekatan yang sesuai agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Dari jumlah siswa kelas VA sebanyak 3 orang, hanya 1 siswa yang tuntas, sedangkan 2 siswa lainnya tidak tuntas dalam materi guling depan. Siswa yang dikatakan tuntas apabila mencapai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 70. Hal ini menunjukan persentase siswa yang berhasil memahami materi pelajaran hanya 33,3 % sedangkan persentase yang tidak berhasil memahami materi pelajaran 66,7 %. Masih banyak siswa yang belum tuntas dan nilainya di bawah KKM. Peneliti menemukan permasalahan aktivitas siswa dan kegiatan guru yang terjadi pada saat proses pembelajaran penjas adaptif dengan materi guling depan berlangsung,tepatnya pada hari Selasa tanggal 19 Februari tahun 2013, pukul 08.00 WIB diantaranya :

1. Aktivitas Siswa

a. Siswa diminta untuk berbaris rapih,guru menyampaikan materi di depan seluruh siswa di lapangan.

b. Siswa diminta pindah ke tempat yang sudah disediakan matras. c. Siswa ribut saat guru menjelaskan materi guling depan.

2. Kegiatan Guru


(17)

3

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang menarik.

c. Guru mengabaikan siswa yang mengobrol. d. Guru membiarkan siswa ribut.

Setelah dianalisis ditemukan penyebab belum optimalnya hasil belajar penjas adaptif pada materi guling depan, antara lain : rendahnya motivasi belajar siswa tunalaras kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta yang disebabkan kurang efektifnya pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Dari temuan penyebab masalah tersebut, setelah dianalisis ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa penjas adaptif kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta. Antara lain : Sajian materi tidak menarik,rendahnya tuntutan interpersonal dan tidak ada bentuk penghargaan (reward) atau hukuman (punishment). Dari pihak guru ditemukan antara lain : kurangnya upaya guru untuk membangkitkan perhatian,guru tidak menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran serta kurang tepatnya menggunakan pendekatan dalam pembelajaran penjas adaptif .

Berdasarkan hal di atas, maka siswa tunalaras memerlukan suatu pendekatan yang dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar disekolah. Maka peneliti mencoba untuk menerapkan pendekatan floor time untuk dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa tunalaras.

Floor time yang secara harafiah diterjemahkan sebagai 'waktu di lantai'

diperkenalkan oleh Stanley I. Greenspan dan Serena Wieder, sebagai pendekatan interaktif yang berlandaskan kekuatan relasi dan struktur keluarga; dan mempergunakan relasi yang sistematik untuk membantu anak melewati tahapan perkembangan emosi.

Prinsip utama floor time adalah mencoba memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul untuk berinteraksi dengan cara yang disesuaikan dengan tahap perkembangan emosinya. Interaksi tersebut diharapkan bermula dari inisiatif anak, anak dianggap sebagai pemimpin dan kita mengikuti minatnya.


(18)

4

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,peneliti memilih judul

Penerapan Pendekatan Floor Time untuk Meningkatkan Hasil Belajar Guling ke Depan dalam Pembelajaran Penjas Adaptif pada Siswa Tunalaras Kelas VA SLB

E Prayuwana Yogyakarta”. Suatu penelitian tindakan kelas dalam topik

pembelajaran guling depan pada siswa tunalaras kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta.

B.Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta, dengan jumlah siswa sebanyak tiga orang. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai dasar peneliti memilih siswa kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta sebagai subjek penelitian, diantaranya :

1. Peneliti melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SLB E Prayuwana Yogyakarta.

2. Permasalahan pembelajaran tersebut ditemukan pada saat peneliti sedang melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) mandiri.

3. Adanya kesesuaian antara kurikulum dengan materi pelajaran yang dijadikan sebagai sasaran dari penelitian.

4. Memperoleh kemudahan dalam perizinan.

5. Mendapat dukungan dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru-guru di SLB E Prayuwana Yogyakarta.

6. Adanya kerjasama yang baik antara peneliti dengan siswa kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta,karena peneliti tugas mengajar Program Latihan Profesi (PLP) lebih banyak dikelas tersebut.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, masalah yang akan diicoba untuk dipecahkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah hasil belajar siswa tunalaras kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta pada mata pelajaran penjas adaptif dalam topik pembelajaran guling depan. Untuk memecahkan masalah tersebut akan dipilih tindakan berupa penerapan pendekatan


(19)

5

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

floor time. Maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: “Apakah

penerapan pendekatan floor time dapat meningkatkan hasil belajar guling depan dalam pembelajaran penjas adaptif pada siswa kelas VA SLB E Prayuwana

Yogyakarta?”

Rumusan masalah tersebut dirinci dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pendekatan floor time untuk meningkatkan hasil belajar penjas adaptif siswa tunalaras kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta?

2. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pendekatan floor time dalam meningkatkan hasil belajar penjas adaptif siswa tunalaras kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta?

3. Bagaimanakah hasil belajar penjas adaptif siswa tunalaras kelas VA melalui penerapan pendekatan floor time di SLB E Prayuwana Yogyakarta?

D.Hipotesis Tindakan

Penelitian ini direncanakan terbagi kedalam dua siklus. Setiap siklus direncanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamtan (observing) dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian, hipotesis dari penelitian ini yaitu: “Dengan diterapkannya pendekatan floor time dapat meningkatkan hasil belajar siswa tunalaras pada mata pelajaran penjas adaptif dalam topik guling ke depan di kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta”


(20)

6

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijabarkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

a) Merencanakan penerapan pendekatan floor time dalam meningkatkan hasil belajar penjas adaptif siswa tunalaras kelas V A di SLB E Prayuwana yogyakarta

b) Mengetahui tata cara pelaksanaan penerapan pendekatan floor time dalam meningkatkan hasil belajar penjas adaptif siswa tunalaras kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta

c) Mengetahui hasil belajar penjas adaptif siswa tunalaras kelas VA di SLB E Prayuwana Yogyakarta setelah penerapan pendekatan floor time

Namun secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah : Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA di SLB E Prayuwana khususnya pada mata pelajaran penjas adaptif dengan menerapkan pendekatan floor time sebagai dampak dari meningkatnya kinerja guru dalam proses belajar mengajar.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini, dijabarkan sebagai berikut : 1. Untuk Peserta Didik

a. Dapat meningkatkan kembali sikap positif siswa tunalaras terhadap pelajaran penjas adaptif, sehingga persepsi mereka terhadap pelajaran penjas adaptif yang membosankan tidak terjadi lagi.

b. Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang topik guling ke depan sebagai dasar untuk penguasaan materi tingkat selanjutnya melalui interaktivitas pembelajaran penjas adaptif selanjutnya.

c. Dapat menimbulkan kembali motivasi belajar siswa tunalaras dalam mempelajari topik guling ke depan dengan menggunakan pendekatan


(21)

7

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk Guru

Meningkatkan kualitas kegiatan mengajar di kelas maupun di lapangan melalui interaktivitas dengan cara penerapan pendekatan floor

time untuk mengoptimalkan potensi siswa tunalaras dalam memahami

materi pembelajaran penjas adaptif yang diberikan. 3. Untuk Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi penerapan pendekatan floor time dalam pembelajaran penjas adaptif di kelas VA, sehingga meningkatkan mutu pembelajaran dan akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas nilai yang lebih baik pada tingkat selanjutnya.

4. Untuk Peneliti

Menambah pengetahuan tentang penerapan pendekatan floor time dalam meningkatkan hasil belajar khususnya pada pelajaran penjas adaptif dalam topik guling ke depan.


(22)

25 Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). PTK adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan untuk meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif.

Seperti yang dikemukakan oleh Ebbut (Wiriaatmaja, 2005: 12) bahwa : Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Desain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah model

Kemmis dan Taggart (Wiriaatmaja, 2006: 66) yaitu „model siklus yang dilakukan

searah, berulang-ulang dan berkelanjutan dan diharapkan dalam setiap siklusnya akan dapat meningkatkan perubahan atau pencapaian hasil yang semakin

meningkat‟. Setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan

refleksi. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 3.1


(23)

26

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Wiriaatmadja, Rochiati, 2005 : 66)

Menurut Nurfaizah (Wiriaatmadja, 2011 : 58) dari model Spiral Kemmis dan Taggart dari empat komponen, yaitu:

1. Rencana (Planning), yaitu merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa.

2. Tindakan (Action), yaitu melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa yang diinginkan.

3. Observasi (Observation), yaitu mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenal terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak.

4. Refleksi (Reflection), yaitu mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih banyak kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.

B. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di SLB E Prayuwana Yogyakarta pada kelas VA Beralamat di Jalan Ngadisuryan No 2 Yogyakarta Telepon (0274) 6990175. Jumlah peserta didik kelas VA SLB E Prayuwana sebanyak 3 siswa tunalaras berjenis kelamin laki-laki, dengan karakteristik : (FJ) tidak bisa kontrol emosi, manja, sensitif dan ambisius untuk menjadi pemimpin. (MD) bisa mengontrol emosi, pendiam, sensitif dan suka mengganggu temannya di jam istirahat. (GB) bisa bersosialisasi dengan baik, penurut, aktif dalam pembelajaran, tetapi disaat ada masalah dia lebih pendiam (memendam apa yang dirasakannya sendiri,sampai menangis).

SLB E Prayuwana Yogyakarta adalah sekolah yang sudah berdiri sejak 1970, yang awalnya berupa panti yang menampung anak-anak yang terkena kasus hukum. Dengan mengingat anak-anak yang terkena kasus hukum ini masih usia yang sangat muda atau usia sekolah dasar maka sangat perlu diberi layanan pendidikan dasar yang formal. Maka berdirilah sekolah formal yang khusus


(24)

27

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menangani anak-anak ini dengan nama SLB E Prayuwana . SLB E artinya Sekolah Luar Biasa yang menangani anak-anak yang mengalami gangguan emosi dan tingkahlaku atau disebut anak tunalaras, SLB E Prayuwana Yogyakarta masih pada taraf pendidikan tingkat dasar yaitu melayani anak kelas 1- 6 SDLB, yang berusia antara 6 sampai 15 tahun.SLB E Prayuwana Yogyakarta menempati tanah ( hak pakai) seluas 1.350 m², dengan bangunan (status hak milik) seluas 360 m² berlantai satu sesuai aturan kultur keraton Yogyakarta hadiningrat. Adapun komponen guru terdiri dari 7 guru PNS dan 2 guru honorer. Sarana pendidikan terdiri dari : 6 ruang kelas masing-masing berukuran 7 m², 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 2 ruang kamar mandi, 1 gudang, 1 ruang dapur, halaman depan, lapangan badminton, tempat parkir , dan lahan untuk taman.

C. Strategi Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik.

Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan dilapangan melalui pengamatan peneliti. Dalam hal ini objek yang diamati adalah kegiatan pembelajaran guling depan pada pelajaran penjas adaptif sebelum dan sesudah diberikan tindakan dengan menggunakan pendekatan floor time. Penelitian deskriptif ini mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang permasalahan yang sedang diteliti.


(25)

28

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Siklus Tindakan

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan berbentuk siklus yang akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Dalam penelitian ini, digunakan siklus model spiral dari Kemmis dan Mc. Tagggart. Hasil refleksi pada siklus pertama merupakan bahan pertimbangan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.

Langkah-langkah prosedur penelitian meliputi: 1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan data awal peneliti menyusun rencana tindakan untuk memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memecahkan masalah. Dalam perencanaan ini mencangkup:

a. Berdasarkan hasil wawancara tes observasi yang ada, maka disusun rencana tindakan pembelajaran dengan penerapan pendekatan floor

time

b. Merancang tindakan dalam bentuk RPP, menentukan bahan dan media pengajaran dan menentukan metode atau model pembelajaran yang sesuai

c. Menyusun skenario pembelajaran d. Menyusun materi pembelajran

e. Menyusun instrumen penelitian untuk observasi f. Menyusun instrumen penelitian untuk wawancara g. Menyusun instrumen penelitian untuk tes

h. Menentukan dan mendesain alat evaluasi 2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran mengenai guling belakang di kelas VA SLB E Prayuwana Yogyakarta dengan penerapan pendekatan floor

time. Apabila pada pelaksanaan siklus pertama, tujuan pembelajaran belum

tercapai maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target tercapai. a. Tahap Awal Pembelajaran

1) Membuat langkah-langkah kegiatan


(26)

29

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Membangkitkan motivasi siswa

4) Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajran yang diinginkan

5) Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran

6) Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran b. Tahap Inti Pembelajaran

Eksplorasi

1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan

2) Siswa memberi ide/gagasan dalam bentuk permainan pada materi guling depan

Elaborasi

1) Siswa bermain jenis permainan yang disepakati bersama 2) Guru mengikuti permainan telah disepakati

3) Guru menjelaskan materi guling depan 4) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

5) Guru memberi contoh gerakan guling depan yang benar 6) Siswa memperhatikan contoh dari guru

7) Siswa melakukan gerakan sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru 8) Guru memberikan pengarahan selama siswa melakukan gerakan guling

depan Konfirmasi

1) Guru memberikan kesempatan terhadap siswa yang ingin bertanya seputar materi yang telah disampaikan

2) Guru memberikan pujian terhadap peserta didik yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar

c. Tahap Akhir Pembelajaran

1) Siswa dan guru menyimpulkan tentang materi depan

2) Guru mengumumkan perolehan nilai yang dicapai oleh siswa 3) Guru menutup pelajaran


(27)

30

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan pada proses pelaksanaan tindakan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran serta untuk mengumpulkan data dan catatan lapangan yang lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Adapun yang menjadi observer dalam penelitian ini yaitu :

a. Observer I

Nama : Drs. Untung

NIP : 196405061993031008

Pangkat/Golongan : Guru Madya/ IV A Jabatan : Kepala Sekolah b. Observer II

Nama : Nasirudin, S.Pd NIP : 195711221983031009 Pangkat/Golongan : Pembina / IV A

Jabatan : Guru

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam tindakan. Dengan refleksi ini peneliti dapat melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dan dipergunakan untuk evaluasi terhadap prosedur, proses, serta hasil tindakan. Jika hasil belum sesuai yang diharapkan karena sesuatu hal, maka perlu ada perancangan ulang yang diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu disusun skenario baru dengan maksud untuk menyempurnakan siklus berikutnya. Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara mencermati segala kendala atau permasalahan yang dialami siswa selama proses pembelajaran sekaligus mencatat bentuk kemampuan yang dikuasai siswa.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penerapan pendekatan Floor Time, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar guling ke depan.


(28)

31

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Floor time yang secara harafiah diterjemahkan sebagai 'waktu di lantai'

diperkenalkan oleh Stanley I. Greenspan dan Serena Wieder, sebagai pendekatan interaktif yang berlandaskan kekuatan relasi dan struktur keluarga; dan mempergunakan relasi yang sistematik untuk membantu anak melewati tahapan perkembangan emosi. Anak-anak dengan kebutuhan khusus kadang-kadang meloncati tahap tersebut sehingga mengalami kesulitan untuk bisa mencapai tahap berikutnya. Bila terjadi demikian, floortime akan mengajak anak kembali ke tahap perkembangan yang terloncati lalu maju perlahan-lahan.

Prinsip utama floor time adalah mencoba memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul untuk berinteraksi dengan cara yang disesuaikan dengan tahap perkembangan emosinya. Interaksi tersebut diharapkan bermula dari inisiatif anak, anak dianggap sebagai pemimpin dan kita mengikuti minatnya.

Floor time memiliki beberapa manfaat penting bagi anak. Salah satunya,

akan membentuk emosi positif yang akan mengoptimalkan tumbuh kembang otak anak. Emosi positif menekan kadar kortisol (stress hormone) sehingga meningkatkan asupan glukosa pada hippocampus, bagian dari otak besar yang berperan pada kegiatan mengingat dan navigasi ruangan. Dengan begitu, hippocampus cukup punya energi menjalankan fungsinya sebagai pusat memori (ingatan).

Menurut Dimyati dan Mudjiono, “hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar”.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.


(29)

32

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

F. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Rencana Proses Pembelajaran

Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan mengenai kegiatan yang harus dilakukan seorang guru mulai dari sebelum, sedang, dan sesudah melaksanakan pembelajaran. Paparan di bawah ini merupakan kutipan sebagian isi Permendiknas Nomor 41/2007.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

a. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan


(30)

33

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan divas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Adapun komponen dalam RPP diantaranya :

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. 2. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.


(31)

34

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7.Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD atau M I.

9. Kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan


(32)

35

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

c. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.


(33)

36

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

5. Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pernlielajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

2. Pedoman Observasi

Menurut Fathoni, (2006: 104) “Observasi adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku objek sasaran”.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,


(34)

37

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Ada beberapa bentuk observasi diantaranya :

a. Observasi Partisipatif

Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti.

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar

Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.

c. Observasi tak Berstruktur

Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas.

Peneliti menggunakan observasi partisipatif. Melalui observasi peneliti bisa mengamati secara langsung seluruh aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan pendekatan floor time dalam pembelajaran penjas adaptif pada topik pelajaran guling depan. Peneliti juga dapat mencatat dan merekam kejadian-kejadian yang dilakukan oleh siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan berupa format, observer memberi tanda ceklis pada format observasi siswa dan guru.

3. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.

Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara.

a. Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk


(35)

38

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.

b. Responden adalah:Pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap.

c. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik.

d. Situasi wawancara ini berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu dan tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa canggung untuk mewawancarai dan respondenpun enggan untuk menjawab pertanyaan.

Menurut Fathoni, (2006: 105) “ Wawancara yaitu pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah”. Peneliti mewawancarai

siswa kelas VA (lima) untuk memeperoleh data tentang kesulitan yang dialami siswa dengan penerapan pendekatan floor time dalam materi guling depan. Wawancara dilakukan ketika kegiatan pembelajaran telah selesai agar tidak mengganggu proses pembelajaran, hal ini agar mengetahui secara langsung data yang diperoleh oleh siswa dan guru. Penelitian menggunakan wawancara bebas terpimpin. Dalam wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara yang sudah terlampir.

4. Pedoman Tes

Menurut Rasyid dan Mansyur, (2009: 11)

“Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban

atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu

dari orang yang dikenai tes.”

Jadi melalui tes peneliti dapat mengetahui dan mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran Penjas Adaptif dalam materi guling depan dengan penerapan pendekatan floor time. Dalam hal ini siswa mengerjakan soal praktik secara


(36)

39

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu, bertujuan untuk mencari data awal sebelum penerapan pendekatan floor

time. Dalam penelitian ini, tes hasil belajar yang digunakan oleh peneliti adalah

dalam bentuk uraian yang sudah terlampir.

G. Pelaksanaan Tindakan dan Monitoring

Pelaksanaan tindakan dan monitoring dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran mengenai kejadian yang berlangsung. Monitoring digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan pra penelitian tindakan. Kegiatan pra penelitian tindakan yang dilakukan secara singkat dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kegiatan Pra Tindakan

NO Hari/ Tanggal Kegiatan

1. Kamis, 27 Juni 2013

Permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah dan Guru Penjas Adaptif SLB E Prayuwana Yogyakarta

2. Jum‟at, 28 Juni

2013

Wawancara dengan guru tentang permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Penjas Adaptif 3. Rabu, 17 Juli

2013

Observasi I pra tindakan di kelas dan wawancara awal dengan siswa 4. Kamis, 18 Juli

2013

Observasi II pra tindakan, Konsultasi RPP dan membuat kesepakatan

tentang waktu pelaksanaan penelitian

H. Teknik Pengelohan Dan Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data dengan lengkap, selanjutnya penulis berusaha menyusun dan mengelompokan data serta menyeleksi data yang ada


(37)

40

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

korelasinya dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan. Setelah dikelompokan selanjutnya data dianalisis agar data tersebut mempunyai arti dan dapat ditarik pada suatu kesimpulan umum.

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan selama penelitian berlangsung. Data yang dikumpulkan baik yang melalui observasi maupun teknik lain diolah dan dianalisis agar data tersebut bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan.

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi dan hasil evaluasi. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran berlagsung. Data yang sudah terkumpul dianalisis dan diolah dalam bentuk statistik deskriptif, persentase, dan grafik, lalu disusun laporan dalam bentuk deskripsi. Selanjutnya diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kalsifikasi Aktivitas Guru Dan Siswa

No. Jumlah persen Skor

1. 0% - 33% Kurang

2. 34% - 67% Baik

3. 68% - 100% Sangat Baik

2. Analisis Data

Analisis data kuantitatif digunakan sebagai penunjang untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar penjas adaptif pada siswa tunalaras kelas V A


(38)

41

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di SLB E Prayuwana Yogyakarta. Data tersebut ditulis dalam bentuk tabel supaya memudahkan dalam penyusunan dan pengolahan data, dengan melihat rata-rata perolehan penguasaan siswa dalam topik guling depan pada tiap siklusnya.

Tahap-tahap analisis data yang diuraikan di atas merupakan rancangan yang akan penulis gunakan dalam menganalisa data pada penelitian tindakan kelas ini, dari data yang diperoleh itu lah untuk selanjutnya diolah dan dianalisis melalui data dengan maksud agar data yang penulis peroleh benar-benar merupakan data yang bermakna dan relevan.

Adapun untuk melihat adanya peningkatan pemahaman siswa adalah dengan melihat gain (selisih) dari hasil tes penguasaan pemahaman post-test dan pre-test setiap siklusnya. Adapun rumus untuk mencari gain adalah sebagai berikut:

Gain = nilai post test – nilai sebelum perbaikan

I. Indikator Keberhasilan

Komponen - komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah siswa dapat mencapai target sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 70.


(39)

65 Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yaitu penerapan pendekatan

floor time untuk meningkatkan hasil belajar penjas adaptif kelas V A di SLB E

Prayuwana Yogyakarta, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan pendekatan floor time dilalukan setelah melakukan kegiatan pembelajaran,lalu melihat hasil pembelajaran yang dicapai, ternyata nilai yang dicapai oleh siswa tidak semuanya mencapai KKM,hanya satu siswa yang dinyatakan tuntas, dua siswa tidak tuntas dan harus melakukan perbaikan. Guru membuat perencanaan perbaikan siklus I, tapi hasil pembelajaran yang diperoleh siswa ternyata ada yang masih belum tuntas satu orang,sehingga diadakan perbaikan pada siklus II. Rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat pembelajaran penjas adaptif berlangsung. Rencana pelaksanaan pendekatan floor time seperti berikut ini :

a) Eksplorasi

(1)Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide/gagasan

(2)Siswa memberi ide/gagasan dalam bentuk permainan pada materi guling depan

b)Elaborasi

(1)Siswa bermain jenis permainan yang disepakati bersama (2)Guru mengikuti permainan telah disepakati

(3)Guru menjelaskan materi guling depan (4)Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

(5)Guru memberi contoh gerakan guling depan yang benar (6)Siswa memperhatikan contoh dari guru

(7)Siswa melakukan gerakan sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru


(40)

66

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c) Konfirmasi

(1)Guru memberikan kesempatan terhadap siswa yang ingin bertanya seputar materi yang telah disampaikan

(2)Guru memberikan pujian terhadap peserta didik yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar

2. Pelaksaan pendekatan floor time pada pelajaran penjas adaptif dikemas dalam bentuk permainan. Permainan yang disepakati adalah permainan putar tentara, dimana setiap anak harus mengelilingi dua matras yang telah disatukan sebanyak tiga kali dengan berlari-lari santai,setelah itu siswa mulai guling dari matras yang pertama ke matras yang kedua.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan floor

time pada mata pelajaran penjas adaptif di topik pembahasan guling depan

pada proses pembelajaran siklus I, namun belum sepenuhnya dapat meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar siswa, indikator yang dapat disimak antara lain : (a) proses pembelajaran yang diukur melalui lembar observasi mencapai 88,90%, siswa dapat dikatakan tuntas. (b) dampak lanjutannya adalah nilai rerata hasil belajar siklus I sudah mencapai nilai 70 sesuai dengan nilai KKM, namun ada satu peserta didik yang belum tuntas, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II Terdapat peningkatan ketuntasan belajar dan hasil belajar yang cukup signifikan setelah penerapan pendekatan

floor time. Ketuntasan belajar mencapai 100% dan hasil belajar dengan nilai

rata-rata 73,33 itu artinya semua peserta didik tuntas dalam materi guling depan. Hal ini mengandung makna bahwa PTK dapat dinyatakan berhasil. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh : (a) siswa berhasil mencapai kategori tuntas belajar 100%. (b) Hasil belajar mencapai nilai rerata 73,33. Nilai ini sudah melebihi kriteria yang di tetapkan yaitu 70,00.


(41)

67

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Perlu perencanaan pembelajaran yang matang untuk menerapkan pendekatan

floor time pada pelajaran penjas adptif dengan melihat kondisi lingkungan

disekolah dan menyesuaikan dengan kondisi siswa yang ada di sekolah tersebut.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar penjas adaptif dibutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran,contohnya dengan mengadakan permainan dahulu sebelum materi pelajaran dimulai. Dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru menggunakan permainan putar tentara.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar pada topik guling di kelas V A lebih efektif dengan menggunakan pendekatan floor time,karena dari hasil penelitian yang telah dilakukn terdapat peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian pada subjek yang berbeda agar dapat memberikan gambaran hasil yang lebih baik guna menemukan temuan baru dan dapat melengkapi kekurangan-kekurangan dalam penelitian yang penulis lakukan.


(42)

68 Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Ahmadi, A. (1998). Dikdaktik Metodik. Cet.II: Semarang: CV. Toha Putra.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Arikunto, S. Suhardjono. Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Buchari. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru. Daryanto. (2007). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ekawarna. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press. Greenspan, Stanley I; Wieder, Serena; Simons, Robin.(2006).Anak Berkebutuhan

Khusus.Cetakan pertama.Jakarta : Kanoman.

Hamalik ,O.(2006).Proses Belajar Mengajar.Bandung: Bumi Aksara.

IG.A.K. Wardani, dkk.(2007).Pengamtar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta : Universitas Terbuka.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Cet.VI. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Mudjiono, dan Dimyati.(1999).Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta. Munawar,I.(2009).Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi).[Online].

Tersedia: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html [04 Mei 2013].

Novian. (2011). Bagaimana Penanganan Layanan Pendidikannya. [Online]. Tersedia: http://novian-r-p-fisip08.web.unair.ac.id/artikel AutisBAGAIMANA%20PENANGANAN%20LAYANAN%20PENDIDI

KANNYA.html [04 Mei 2013]

Praditavian. (2012). Metode Pengumpulan Data, Pengertian Data, Jenis Data,

Pengertian Variabel, Macam-Macam Variabel. [Online]. Tersedia :

http://pradiptavian.wordpress.com/2012/04/28/metode-pengumpulan-data-pengertian-data-jenis-data-pengertian-variabel-macam-macam-variabel/ [04 Mei 2013]


(43)

69

Irma Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Floor Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Adaptif Pada Siswa Tunalaras

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rochyadi, E dan Alimin Z. (2004).Asesmen.Universitas Pendidikan Indonesia. Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama Sudjana,N.(2005).Penilaian Hasil Prooses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdikarya

Sulungbudi, F. (2006) Peendekatan Floor Time. [Online]. Tersedia :

http://puterakembara.org/archives10/00000060.shtml [04 Mei 2013] Sunardi. (1995). Ortopedagogik Anak Tunalaras I. Surakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Suwardani, E. (2012). Karakteristik Anak Tunalaras Menurut Hallahan dan

Kaufman. [Online] Tersedia :

http://ericha-wardhani.blogspot.com/2012/05/karakteristik-anak-tunalaras-menurut.html [04 Mei 2013]

Wiriaatmadja, R.(2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdikarya.

Zaifbio.(2012). Belajar dan pembelajaran.[online].Tersedia:

http://zaifbio.wordpress.com/2012/09/02/pengertian-hasil-belajar


(1)

41

di SLB E Prayuwana Yogyakarta. Data tersebut ditulis dalam bentuk tabel supaya memudahkan dalam penyusunan dan pengolahan data, dengan melihat rata-rata perolehan penguasaan siswa dalam topik guling depan pada tiap siklusnya.

Tahap-tahap analisis data yang diuraikan di atas merupakan rancangan yang akan penulis gunakan dalam menganalisa data pada penelitian tindakan kelas ini, dari data yang diperoleh itu lah untuk selanjutnya diolah dan dianalisis melalui data dengan maksud agar data yang penulis peroleh benar-benar merupakan data yang bermakna dan relevan.

Adapun untuk melihat adanya peningkatan pemahaman siswa adalah dengan melihat gain (selisih) dari hasil tes penguasaan pemahaman post-test dan pre-test setiap siklusnya. Adapun rumus untuk mencari gain adalah sebagai berikut:

Gain = nilai post test – nilai sebelum perbaikan

I. Indikator Keberhasilan

Komponen - komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah siswa dapat mencapai target sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 70.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yaitu penerapan pendekatan

floor time untuk meningkatkan hasil belajar penjas adaptif kelas V A di SLB E

Prayuwana Yogyakarta, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan pendekatan floor time dilalukan setelah melakukan kegiatan pembelajaran,lalu melihat hasil pembelajaran yang dicapai, ternyata nilai yang dicapai oleh siswa tidak semuanya mencapai KKM,hanya satu siswa yang dinyatakan tuntas, dua siswa tidak tuntas dan harus melakukan perbaikan. Guru membuat perencanaan perbaikan siklus I, tapi hasil pembelajaran yang diperoleh siswa ternyata ada yang masih belum tuntas satu orang,sehingga diadakan perbaikan pada siklus II. Rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat pembelajaran penjas adaptif berlangsung. Rencana pelaksanaan pendekatan floor time seperti berikut ini :

a) Eksplorasi

(1)Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide/gagasan

(2)Siswa memberi ide/gagasan dalam bentuk permainan pada materi guling depan

b)Elaborasi

(1)Siswa bermain jenis permainan yang disepakati bersama (2)Guru mengikuti permainan telah disepakati

(3)Guru menjelaskan materi guling depan (4)Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

(5)Guru memberi contoh gerakan guling depan yang benar (6)Siswa memperhatikan contoh dari guru

(7)Siswa melakukan gerakan sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru


(3)

66

c) Konfirmasi

(1)Guru memberikan kesempatan terhadap siswa yang ingin bertanya seputar materi yang telah disampaikan

(2)Guru memberikan pujian terhadap peserta didik yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar

2. Pelaksaan pendekatan floor time pada pelajaran penjas adaptif dikemas dalam bentuk permainan. Permainan yang disepakati adalah permainan putar tentara, dimana setiap anak harus mengelilingi dua matras yang telah disatukan sebanyak tiga kali dengan berlari-lari santai,setelah itu siswa mulai guling dari matras yang pertama ke matras yang kedua.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan floor

time pada mata pelajaran penjas adaptif di topik pembahasan guling depan

pada proses pembelajaran siklus I, namun belum sepenuhnya dapat meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar siswa, indikator yang dapat disimak antara lain : (a) proses pembelajaran yang diukur melalui lembar observasi mencapai 88,90%, siswa dapat dikatakan tuntas. (b) dampak lanjutannya adalah nilai rerata hasil belajar siklus I sudah mencapai nilai 70 sesuai dengan nilai KKM, namun ada satu peserta didik yang belum tuntas, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II Terdapat peningkatan ketuntasan belajar dan hasil belajar yang cukup signifikan setelah penerapan pendekatan

floor time. Ketuntasan belajar mencapai 100% dan hasil belajar dengan nilai

rata-rata 73,33 itu artinya semua peserta didik tuntas dalam materi guling depan. Hal ini mengandung makna bahwa PTK dapat dinyatakan berhasil. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh : (a) siswa berhasil mencapai kategori tuntas belajar 100%. (b) Hasil belajar mencapai nilai rerata 73,33. Nilai ini sudah melebihi kriteria yang di tetapkan yaitu 70,00.


(4)

67

B.Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Perlu perencanaan pembelajaran yang matang untuk menerapkan pendekatan

floor time pada pelajaran penjas adptif dengan melihat kondisi lingkungan

disekolah dan menyesuaikan dengan kondisi siswa yang ada di sekolah tersebut.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar penjas adaptif dibutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran,contohnya dengan mengadakan permainan dahulu sebelum materi pelajaran dimulai. Dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru menggunakan permainan putar tentara.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar pada topik guling di kelas V A lebih efektif dengan menggunakan pendekatan floor time,karena dari hasil penelitian yang telah dilakukn terdapat peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian pada subjek yang berbeda agar dapat memberikan gambaran hasil yang lebih baik guna menemukan temuan baru dan dapat melengkapi kekurangan-kekurangan dalam penelitian yang penulis lakukan.


(5)

Daftar Pustaka

Ahmadi, A. (1998). Dikdaktik Metodik. Cet.II: Semarang: CV. Toha Putra.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto, S. Suhardjono. Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Buchari. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.

Daryanto. (2007). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ekawarna. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Greenspan, Stanley I; Wieder, Serena; Simons, Robin.(2006).Anak Berkebutuhan

Khusus.Cetakan pertama.Jakarta : Kanoman.

Hamalik ,O.(2006).Proses Belajar Mengajar.Bandung: Bumi Aksara.

IG.A.K. Wardani, dkk.(2007).Pengamtar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta : Universitas Terbuka.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Cet.VI. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Mudjiono, dan Dimyati.(1999).Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

Munawar,I.(2009).Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi).[Online].

Tersedia: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html [04 Mei 2013].

Novian. (2011). Bagaimana Penanganan Layanan Pendidikannya. [Online]. Tersedia: http://novian-r-p-fisip08.web.unair.ac.id/artikel AutisBAGAIMANA%20PENANGANAN%20LAYANAN%20PENDIDI KANNYA.html [04 Mei 2013]

Praditavian. (2012). Metode Pengumpulan Data, Pengertian Data, Jenis Data,

Pengertian Variabel, Macam-Macam Variabel. [Online]. Tersedia :

http://pradiptavian.wordpress.com/2012/04/28/metode-pengumpulan-data-pengertian-data-jenis-data-pengertian-variabel-macam-macam-variabel/


(6)

69

Rochyadi, E dan Alimin Z. (2004).Asesmen.Universitas Pendidikan Indonesia.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama

Sudjana,N.(2005).Penilaian Hasil Prooses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdikarya

Sulungbudi, F. (2006) Peendekatan Floor Time. [Online]. Tersedia : http://puterakembara.org/archives10/00000060.shtml [04 Mei 2013] Sunardi. (1995). Ortopedagogik Anak Tunalaras I. Surakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Suwardani, E. (2012). Karakteristik Anak Tunalaras Menurut Hallahan dan

Kaufman. [Online] Tersedia :

http://ericha-wardhani.blogspot.com/2012/05/karakteristik-anak-tunalaras-menurut.html [04 Mei 2013]

Wiriaatmadja, R.(2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdikarya.

Zaifbio.(2012). Belajar dan pembelajaran.[online].Tersedia:

http://zaifbio.wordpress.com/2012/09/02/pengertian-hasil-belajar