30
3. Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Menurut Teori George C. Edward III .
1. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu kegiatan manusia untuk menyampaikan apa yang menjadi pemikiran dan perasaannya, harapan atau pengalamannya kepada orang
lain. Faktor komunikasi dianggap sebagai faktor yang amat penting, karena dalam setiap proses kegiatan yang melibatkan unsur manusia dan sumber daya akan
selalu berurusan dengan permasalahan “Bagaimana hubungan yang dilakukan”. Hal ini terkait dengan aktivitas para pelaksana kebijakan, tentang apa yang
menjadi standar dan tujuan secara konsisten seragam dari berbagai informasi. Dalam bukunya Edward III menjelaskan bahwa :
“Keberhasilan implementasi kebijakan mengisyaratkan agar
implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok
sasaran terget group sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan
tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran maka proses implementasi akan menimbulkan berbagai kendala di lapangan walau isi
kebijakan tersebut di nilai sangat baik.”
Pendapat diatas menjelaskan masalah-masalah dapat timbul karena struktur komunikasi yang serba kurang antara organisasi pelaksana dan objek-
objek kebijakan. Situasi demikian terjadi apabila objek kebijakan tidak cukup mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh pemerintah atau
tentang kewajiban yang mesti harus dipenuhi. Dalam Kategori komunikasi terdiri dari beberapa sub kompenen seperti :
31 1. Transmisi Transmision yang merupakan penyampaian atau sosialisasi
sebuah isi kebijakan antara pelaksana kebijakan dan penerima program kebijakan.
2. Kejelasan Persoalan Clarity hal ini tidak hanya menyangkut bagaimana kecakapan badan pelaksana kebijakan memahami isi sebuah kebijakan,
tetapi juga bagaiman sikap antisipasi jika pelaksanaan sebuah kebijakan mendapat permasalahan dari publik yang menjadi target kebijakan
3. Konsistensi Consistency merupakan kemantapan badan pelaksana sebuah kebijakan dalam menentukan arah kebijakan tanpa sikap ambigu
atau plin plan, apabila setiap personal atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda dalam menjalankan sebuah kebijakan maka
akan sulit untuk meyakinkan penerima kebijakan.
2. Struktur Birokrasi