57 pemanfaatan lahan oleh masyarakat yaitu sebagai lahan pertanian. Sebagai daerah
yang mulai berciri kekotaan juga tampak mata pencarian sudah bervariasi.
F. Agama
Berdasarkan jumlah penduduk 2005, penduduk Nagari Padang Lua 100 beragama islam. Hal ini menggambarkan bahwa penduduki Padang Lua beretnis
Minang. Sarana dan prasarana agama atau ibadah di Nagari ini cukup lengkap sebagaimana dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8 Sarana dan Prasanan Ibadah
No Fasilitas
1. Mesjid
Mesji Jami’ Padang Lua Mesjid Jami’ Salimpariak
2. Mushalla
Mushalla Pasar Padang Lua Mushalla Batu Hitam
3. Taman Pendidikan Alqur’an
TPA Nagari Padang Lua TPA Nagari Salimpariak
Sumber : Kantor Wali Nagari Padang Lua, 2005
Kegiatan keagamaan di Nagari ini cukup berkembang ini tampak pada acara-acara keagamaan yang sering dilakukan seperti ceramah agama, wirid
remaja, didikan subuh, majelis taklis ibu-ibu, perayaan hari besar keagamaan seperti peringatan hari-hari besar keagamaan dan sebagainya. Nagari Padang Lua
ini juga sering dijadikan tempat perlombaan ditingkat kecamatan karena fasilitas yang dimiliki.
G. Kesehatan
Ada beberapa fasilitas kesehatan yang terdapat di Nagari Padang Lua untuk menunjang kesehatan masyarakat sebagaimana dapat kita lihat pada tabel di
bawah ini
58
Tabel 4.9 Sarana dan Prasarana Kesehatan
No Sarana dan Prasarana Kesehatan
Banyak Buah Orang
1. Puskesmas
1 2.
Posyandu 3
3. Polindes
1 4.
Toko Obat 2
5. Dokter
4 6.
Bidan 8
7. Mantri
2 8.
Dukun 2
Sumber : Kantor Wali Nagari, 2005
H. Hubungan Kekerabatan
Menurut keterangan pemuka masyarakat melalui cerita-ceritanya
menjelaskan bahwa orang Padang Lua jika ditinjau dari hubungan kekerabatannya pada awal mulanya boleh dikatakan erat karena nenek moyangnya berasal dari
daerah Tabek Patah, Kecamatan Tanah Datar, dimana kehidupan mereka belum sekompleks yang sekarang. Ini tampak pada rasa kekeluargaan yang masih kental
dan rasa persaudaraan masih tinggi, salah satu contoh sikap ini adalah pada saat panen padi dilakukan secara gotong royong dan begitu pula partisipasi mereka
dalam menghadiri acara-acara yang diangkat secara bersama seperti acara hiburan berupa sandiwara-sandiwara acara saluang serta pertandingan-pertandingan olah
raga. Jika kita lihat hubungan kekerabatan yang ada pada masyarakat Nagari
Padang Lua dihubungkan dengan kondisi sekarang ini tidak seperti dahulu lagi, ini dipengaruhi oleh kesibukan dengan pekerjaan masing-masing. Jadi jarang
mereka kelihatan berkumpul bersama-sama. Rumah-rumah penduduk pada siang
59 hari kelihatan sepi ini akibat mereka bekerja seperti keladang dan kepasar. Namun
demikian pada hal-hal tertentu saja hubungna itu masih tampak ada pada saat-saat upacara perkawinan, upacara kematian dan musyawarah penting.
Berkurangnya perasaan kekeluargaan ini akibat semakin heterogennya masyarakat baik dari jenis pekerjaan maupun penyebabnya sebagian besar
masyarakat asli Padang Lua berada diperantauan dan semakin banyak pula warga pendatang atau kaum urban yang berdomisili di daerah pasar Padang Lua dan
didaerah tempat tinggal masyarakat asli disini sebagai penyewa atau pengontrak. Berdasarkan kondisi hal diatas penulis menarik kesimpulan bahwa Nagari Padang
Lua telah mendampakkan cirri-ciri kekotaan.
I. Kondisi Sosial Budaya
Apabila kita mengkaji tentang sejarah Nagari Padang Lua sama dengan masyarakat Banuhampu umumnya. Dimana mereka berasal dari nagari Tabek
Patah yang terletak di Kabupaten Tanah Datar. Dari Nagari Tabek Patah ini mereka melanjutkan rute pengembaraan ke Nagari Baso di Kabupaten Agam.
Kemudian dari Nagari Baso ini sebahagian mereka mengembara ke Kubang Putiah. Setelah mereka tiba di Kubang Putiah, disinilah nenek moyang mereka
menyebar dan akhirnya memiliki keturunan sampai membentuk nagari-nagari y6ang ada di Banuhampu seperti sekarang ini, termasuk Padang lua.
Di Nagari Padang Lua terdapat tujuh suku : Pisang, Jambak, Simabua, Sikumbang, Silayan, Koto, dan Payobada. Disetiap suku yang ada dalam
masyarakat Nagari Padang Lua memiliki hubungan kekerabatan balahan . Masing-masing Balahan tersebut berada di beberapa nagari tetangga yang masih
60 berada di kawasan Banuhampu juga, seperti contoh suku pisang Nagari Padang
Lua memiliki balahannya di Nagari suku Pisang Sungai Tanang, Pakan Sinayan dan Parabek. Begitu pula dengan suku-suku lain yang ada di Padang Lua juga
memiliki balahan. Aliran kelarasan dari suku-suku yang ada di Nagari Padang Lua adalah
aliran Kekelarasan Bodi Caniago oleh Datuk Parpatih Nan Sabatang, anutan bukan berdasarkan suku tapi Nagari. Sedikit banyaknya ada hal-hal ciri-ciri
kelarasan ini yang masih tampak misalnya falsafah Minang yang digunakan Bulek aie kapambuluah, bulek kato kamufakaik atau Bambasuik dari bumi artinya setiap
persoalan untuk kepentingan bersama masih dimusyawarahkan.
J. Kepemimpinan Nagari