Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya Chaer, 2007:267.
Dua buah ujaran atau lebih yang bersinonim maknanya tidak akan persis sama. Ketidaksamaan ini terjadi karena berbagai faktor, antara lain faktor waktu, faktor
tempat atau wilayah, faktor keformalan, faktor sosial, faktor bidang kegiatan, dan faktor nuansa makna. Dalam bahasa Jepang sinonim disebut dengan ruigigo.
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam penelitian ini penulis menggunakan kerangka teori berdasarkan pendapat para pakar. Menurut Koizumi, semantik imiron adalah
mengungkapkan makna dari sebuah kata. Sedangkan menurut Sutedi 2003:103 semantik adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Kata
semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan makna atau arti dalam bahasa.
Menurut Ferdinand De Saussure dalam Chaer 2007:287 makna adalah ‘pengertian’ atau ‘konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda
linguistik. Makna yang sama namun memiliki nuansa yang berbeda dalam kalimat berkaitan dengan relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik yang
terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya Chaer, 2007:297. Satuan bahasa disini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat. Relasi
makna ini dapat menyatakan kesamaan makna sinonim, pertentangan makna antonim, ketercakupan makna hiponim, kegandaan makna polisemi dan
ambiguitas, dan kelebihan makna redundansi. Secara etimologi, kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu
‘onama’ yang berarti nama, dan ‘syn’ yang berarti sama. Maka secara harfiah kata
Universitas Sumatera Utara
sinonim berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan
ujaran dengan satuan ujaran lainnya Chaer, 2007:267. Dua buah ujaran atau lebih yang bersinonim maknanya tidak akan persis sama. Ketidaksamaan ini
terjadi karena berbagai faktor, antara lain faktor waktu, faktor tempat atau wilayah, faktor keformalan, faktor sosial, faktor bidang kegiatan, dan faktor nuansa makna.
Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan ada pula yang tidak. Karena itu, kita harus memilihnya secara tepat dan seksama untuk
menghindari kerancuan dalam menginterpretasikan maknanya. Hal ini berkaitan dengan pilihan kata atau diksi. Dalam bahasa Indonesia, kata diksi berasal dari
kata dictionary bahasa Inggris yang kata dasarnya diction yang berarti perihal pemilihan kata. Menurut Websters dalam Bagus 2009:7, diction diuraikan
sebagai choice of words esp with regard to correctness, clearness, or effectiveness. Jadi, diksi membahas penggunaan kata terutama pada soal kebenaran, kejelasan,
dan keefektifan. Sedangkan menurut Keraf 2006:24 pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan
yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar. Oleh karena itu, kata yang maknanya hampir sama atau yang disebut sinonim harus dapat dipilih dengan baik sesuai dengan situasi dan konteks
kalimatnya.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya menurut Parera 2004:46 secara umum teori makna dibedakan atas :
1. Teori Referensial atau Korespondensi. 2. Teori Kontekstual
3. Teori Mentalisme 4. Teori Formalitas
Dari beberapa makna yang termasuk dalam kajian semantik di atas, teori makna yang dipergunakan adalah teori kontekstual. Teori makna kontekstual
adalah sebuah makna leksem atau kata yang berbeda dalam satu konteks, termasuk juga dapat berkenaan dengan situasinya Chaer, 1994 : 2001, atau
dengan kata lain makna kontekstual adalah makna yang didasarkan atas hubungan antar ujaran dan situasi yang memakai ujaran tersebut. Berdasarkan teori makna
kontekstual tersebut, maka penulis akan menginterpretasikan makna verba Hatten Suru, Hattatsu Suru, dan Shinpo Suru sesuai dengan konteks kalimatnya, serta
melihat ketepatan pemilihan ketiga kata bersinonim tersebut dalam kalimat.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian