18
Puisi adalah pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek- aspek bunyi dari dalamnya yang mengungkapkan pengalaman imajinatif,
emosional, intelektual. Pengungkapan pengalaman-pengalaman tersebut dituliskan dalam bentuk kata-kata kias dengan memperhatikan bunyi-
bunyi yang padu. Bunyi-bunyi padu tersebut kemudian akan membentuk bahasa dengan irama yang indah ketika diucapkan.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa puisi adalah pengungkapan kembali pengalaman batin seseorang yang diwujudkan
dalam bentuk kata-kata kias, bahasanya dipadatkan, dan mengandung maksud atau makna tertentu yang tercipta melalui proses imajinasi sehingga membentuk
bahasa dengan irama yang indah dan padu.
2.2.1.2 Jenis-Jenis Puisi
Berdasarkan isinya, Badrun 1989: 115 membagi puisi menjadi tiga macam: puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik. Puisi epik disebut juga puisi
naratif, sedangkan puisi lirik merupakan puisi yang bersifat subjektif, personal. Artinya penyair menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari dalam
dirinya. Adapun puisi dramatik, yaitu puisi yang dapat bersifat objektif dan subjektif. Dalam hal ini penyair seolah-olah keluar dari dirinya dan berbicara
melalui tokoh lain. Puisi lirik modern konvensi keterjalinan antara kenyataan dan rekaan lain
lagi sifatnya Teeuw 1988: 239. Teeuw juga menambahkan puisi lirik dan puisi epik berbeda konvensi bahasanya, lain lagi dengan konvensi puisi naratif. Jadi,
menurut Teeuw, puisi naratif tidaklah sama dengan puisi epik dilihat dari konvensi bahasanya. Di samping itu, Magee 2008: 5 mengartikan puisi naratif
adalah puisi panjang yang menyampaikan cerita. Jadi, puisi naratif berisi tentang suatu cerita tertentu yang runtut.
19
Suharianto 2009: 29 membagi puisi menjadi dua dilihat dari bentuk bahasanya, yaitu puisi prismatis dan diafan. Puisi prismatis adalah puisi-puisi
yang menggunakan kata-kata sebagai lambang-lambang atau kiasan. Adapun puisi diafan merupakan puisi yang kata-katanya sangat terbuka, tidak mengandung
perlambang-perlambang atau kiasan. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian puisi
berdasarkan bentuk bahasanya dibagi dua, yaitu puisi prismatis dan puisi diafan. Puisi prismatis adalah puisi yang bahasanya sukar dipahami karena banyak kata
yang menggunakan kiasan atau perlambangan. Puisi diafan atau transparan adalah puisi yang mudah dipahami isinya, karena kata-kata yang digunakan tidak banyak
menggunakan kiasan atau perlambangan. Berdasarkan isinya puisi dibagi tiga macam, yaitu: puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik. Puisi epik disebut juga
puisi naratif. Puisi lirik merupakan puisi yang bersifat subjektif, dan puisi dramatik merupakan puisi yang bisa bersifat objektif dan subjektif.
2.2.1.3 Unsur-Unsur Puisi