4.5. Penentuan Produk-Produk Prioritas Berdasarkan Volume Penjualan
Berdasarkan data historis perusahaan dan dikelompokkan dengan kriteria penilaian volume penjualan tertinggi untuk kelompok Dry. Diperoleh
12 produk yang memiliki persentase volume penjualan tertinggi dengan persentase kumulatif mencapai 75 persen dari keseluruhan volume penjualan.
Keduabelas produk ini merupakan produk-produk prioritas yang akan dibahas lebih lanjut berdasarkan volume penjualan terrtinggi. Produk-produk tersebut
adalah seperti yang terlihat pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Persentase penjualan produk-produk prioritas terhadap total
penjualan tahun
2006
Penjualan Tahun 2006 No Jenis
Produk Volume
Penjualan Kartontahun
Persentase Kumulatif
1 SKM CE’S
70.504 16,18 16,18
2 SCI C 200ml
41.651 9,55 25,73
3 SKM CE
33.912 7,78 33,51
4 SKM IMP’S
29.643 6,80 40,31
5 SKM CRIMA
28.800 6,60 46,92
6 SKM IMP
28.181 6,46 53,39
7 UHT C 125ml
19.228 4,41 57,80
8 SKM KKM
18.840 4,32 62,12
9 UHT FC
1000ml 17.903 4,10
66,23 10 SKM
IMC 13.092 3,00
69,24 11
UHT TS C 200ml 12.830 2,94
72,18 12 SCI
S 200ml
11.313 2,59 74,78
Data yang digunakan untuk mengelompokkan produk-produk tersebut adalah data penjualan tahun 2006, karena pada tahun 2004 dan 2005 jenis-
jenis produk Dry yang didistribusikan PT. Alam Sumbervita tidak sebanyak seperti pada tahun 2006. Hasil pengelompokkan ini menggambarkan produk-
produk mana saja yang patut untuk mendapatkan prioritas dalam perencanaan dan pengendalian persediaan berdasarkan volume penjualan tertinggi. Produk-
produk yang ada dalam Tabel 7 di atas merupakan produk-produk dengan volume penjualan tertinggi, karena itu produk-produk tersebut merupakan
produk yang harus mendapatkan prioritas dalam perencanaan dan pengendalian persediaan. Hasil perhitungan pengelompokkan produk-produk
Dry dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 3 dan total biaya persediaan tahun 2006 untuk masing-masing produk prioritas dapat dilihat seperti pada
Tabel 8. Tabel 8. Total biaya persediaan produk-produk prioritas tahun 2006
No Jenis Produk
Biaya Oportunitas
Rp Biaya
Pemesanan Rp
Biaya Penyimpanan
Rp Total
Rp
1 SKM CE’S 25.406.551
2.979.204 38.332.190 66.717,944
2 SCI C200ml 3.385.947
4.478.877 25.268.123 33.132,947
3 SKM CE 15.176.787
3.094.841 18.675.683 36.947,312
4 SKM IMP’S 11.083.543
2.848.255 15.860.345 29.792,143
5 SKM CRIMA 8.869.203
2.381.305 14.298.392 25.548,901
6 SKM IMP 15.737.551
3.905.558 16.579.038 36.222,147
7 UHT C125ml 3.329.636
1.392.955 20.270.652 24.993,244
8 SKM KKM 6.215.052
2.406.840 9.400.475 18.022,368
9 UHT FC 1000ml 5.941.625
1.481.857 19.305.440 26.728,921
10 SKM IMC 6.167.773
3.213.297 7.297.298 16.678,367
11 UHT TS C 200ml 2.766.747
2.337.573 15.611.335 20.715,654
12 SCI S 200ml 890.611
3.884.175 6.646.314 11.421,100
Total 104.971.026 34.404.737
207.545.285 346.921.048
Tabel 8 menunjukkan bahwa selain biaya pemesanan dan penyimpanan, ada komponen biaya persediaan lain yaitu biaya oportunitas dari modal
Opportunity Cost of Capital. Biaya oportunitas diperoleh dengan asumsi rata-rata biaya modal pembelian barang sebesar 85 persen dari harga
jualnya, dikali dengan suku bunga bank dalam setahun, dimana suku bunga untuk tabungan sebesar 8,5 persen Bank Indonesia, 2007.
Besarnya biaya oportunitas adalah berbeda-beda untuk tiap produk tergantung harga jual masing-masing produk. Tabel 8 di atas memperlihatkan
bahwa total biaya oportunitas keseluruhan produk-produk prioritas adalah sebesar Rp 104.971.026,-, total biaya pemesanan untuk seluruh produk
prioritas adalah Rp 34.404.737,- dan total biaya penyimpanan seluruh produk prioritas adalah sebesar Rp 207.545.285,- sehingga total biaya persediaan
untuk seluruh produk prioritas untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp 346.921.048,-. Komponen-komponen biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan produk-produk prioritas untuk tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 4.
PT. Alam Sumbervita menetapkan kebijakan kapasitas maksimum dan persediaan penyangga untuk tiap-tiap produknya. Kapasitas maksimum dan
persediaan penyangga untuk keseluruhan produk Dry dapat dilihat pada Lampiran 5, sedangkan kapasitas maksimum dan persediaan penyangga untuk
produk prioritas adalah seperti pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa kebijakan kapasitas maksimum dan persediaan penyangga untuk setiap produk
berbeda-beda dan perusahaan menetapkan besarnya persediaan penyangga
selalu sama sepanjang tahun.
Tabel 9. Kapasitas maksimum dan persediaan penyangga produk prioritas
Kapasitas Maksimum Persediaan Penyangga
No Jenis Produk
karton karton
1 SKM CES
2,058 1,000
2 SCI C200ml
1,216 800
3 SKM CE
990 500
4 SKM IMP’S
865 400
5 SKM CRIMA
841 300
6 SKM IMP
823 500
7 UHT C125ml
1,117 500
8 SKM KKM
550 200
9 UHT FC 1000ml
1,040 500
10 SKM IMC
382 200
11 UHT TS C 200ml
745 500
12 SCI S 200ml
330 200
4.6. Peramalan Permintaan Tahun 2007 untuk Produk Prioritas Data historis yang digunakan untuk meramalkan permintaan tahun 2007
adalah data tiga tahun kebelakang, mulai tahun 2004 sampai tahun 2006. PT. Alam Sumbervita tidak bersedia mengeluarkan data permintaan tahun
2007 tahun berjalan, meskipun untuk periode bulan Januari sampai bulan April yang telah berjalan. Metode yang digunakan untuk meramalkan
permintaan adalah metode ARIMA, karena metode ini merupakan metode yang di dalamnya terdapat model autoregresive AR, integrateddifferencing I,
dan moving average MA, sehingga metode ini dapat meramalkan permintaan masa datang dengan pola permintaan apapun trend, siklis, musiman.
Data yang dapat dianalisis dengan metode ARIMA adalah data yang stasioner. Sebuah data dapat dikatakan stasioner jika memiliki rata-rata dan
variansi yang relatif konstan. Karena itu data setiap produk prioritas sebelum dapat dianalisis harus diperiksa terlebih dahulu kestasionerannya dan
kestasioneran sebuah data dapat dilihat dari plot diagramnya. Gambar 7 merupakan plot diagram untuk data aktual penjualan produk SKM CE’S dari
tahun 2004 sampai tahun 2006.
Gambar 7. Plot diagram data aktual penjualan SKM CE’S tahun 2004-2006 Data penjualan SKM CE’S tahun 2004 sampai tahun 2006 tersebut
belum stasioner karena rata-ratanya yang terus naik, maka data tersebut harus distasionerkan terlebih dahulu dengan melakukan transformasi dan
diferensiasi. Gambar 8 berikut merupakan data penjualan SKM CE’S tahun 2004 sampai tahun 2006 yang telah distasionerkan dengan diferensiasi ordo
pertama.
Gambar 8. Plot diagram SKM CE’S setelah didiferensiasi ordo pertama
I n d e x d
if 1
3 6 3 2
2 8 2 4
2 0 1 6
1 2 8
4 4 0
3 0 2 0
1 0 - 1 0
- 2 0 - 3 0
- 4 0 - 5 0
T i m e S e r i e s P l o t o f d i f 1
Bulan Bulan
I n d e x S
K M
C E
S
3 6 3 2
2 8 2 4
2 0 1 6
1 2 8
4 2 0 0 0 0
1 5 0 0 0 1 0 0 0 0
5 0 0 0
T i m e S e r i e s P l o t o f S K M C E S
Bulan Volume Penjualan
Gambar 8 menunjukkan bahwa data telah stasioner, maka dilanjutkan ketahap selanjutnya yaitu analisis autokorelasi ACF dan autokorelasi parsial
PACF untuk melihat model ARIMA yang cocok. Ternyata diketahui plot ACF tails off setelah lag 1 dan PACF cuts off setelah lag 1. Berdasarkan plot
ACF dan PACF ini, model ARIMA yang menjadi kandidat model peramalan adalah ARIMA 1,1,0. Plot ACF dan PACF dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tahap selanjutnya adalah melihat parameter model, hasil perhitungan menunjukkan bahwa parameter model p0,05 berarti model ARIMA tersebut
dapat digunakan untuk meramalkan permintaan produk SKM CE’S tahun 2007. Apabila terdapat lebih dari satu alternatif model ARIMA, maka
dilakukan pemilihan dengan mencari model yang memiliki nilai MSE Mean Square Error terkecil. MSE untuk model ini adalah sebesar 8137454.
Perhitungan dengan menggunakan metode ARIMA secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 7.
Hasil peramalan permintaan keseluruhan cabang PT. Alam Sumbervita dengan metode ARIMA untuk masing-masing produk prioritas periode tahun
2007 dapat dilihat pada Lampiran 8. PT. Alam Sumbervita jakarta memiliki persentase permintaan rata-rata sekitar 35 persen dari keseluruhan permintaan,
sehingga peramalan permintaan tahun 2007 untuk PT. Alam Sumbervita Jakarta adalah seperti pada Tabel 10 dan 11 di bawah ini.
Tabel 10. Hasil peramalan permintaan produk prioritas untuk semester 1 tahun 2007 Januari – Juni PT. Alam Sumbervita Jakarta
Permintaan Tahun 2007 kartonbulan No Jenis
Produk JAN
FEB MAR
APRIL MEI
JUNI
1 SKM CES
6,740 7,364
7,273 7,626
7,703 7,952
2 SCI C200ml
3,840 4,035
4,064 4,093
4,122 4,151
3 SKM CE
1,881 3,311
2,665 2,957
2,825 2,884
4 SKM IMP sachet
2,857 3,149
3,198 3,365
3,475 3,613
5 SKM CRIMA
2,716 2,484
2,958 2,781
2,623 2,870
6 SKM IMP
3,653 5,539
4,380 5,411
4,868 5,456
7 UHT C125ml
1,871 1,731
2,295 1,858
2,041 2,250
8 SKM KKM
1,577 1,857
1,896 1,936
1,975 2,015
9 UHT FC 1000ml
1,449 1,447
1,445 1,443
1,441 1,439
10 SKM IMC
1,551 1,583
1,615 1,648
1,680 1,712
11 UHT TS C 200ml
1,269 1,249
1,280 1,311
1,342 1,372
12 SCI S200ml
1,013 892
1,071 957
961 1,038
Tabel 10 menunjukkan hasil peramalan permintaan PT. Alam Sumbervita Jakarta untuk semester 1 tahun 2007 yang didapat dari 35 persen
keseluruhan hasil peramalan permintaan PT. Alam Sumbervita. Hasil peramalan permintaan PT. Alam Sumbervita Jakarta untuk semester 2 tahun
2007 adalah seperti yang terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil peramalan permintaan produk prioritas untuk semester 2 tahun
2007 Juli – Desember PT. Alam Sumbervita Jakarta
Permintaan Tahun 2007 karton No Jenis
Produk JULI
AGUST SEPT
OKT NOV
DES
1 SKM CES
8,094 8,303
8,470 8,663
8,839 9,026
2 SCI C200ml
4,180 4,209
4,238 4,267
4,296 4,325
3 SKM CE
2,858 2,870
2,864 2,867
2,866 2,866
4 SKM IMP’S
3,737 3,867
3,995 4,124
4,252 4,381
5 SKM CRIMA
2,810 2,713
2,840 2,828
2,774 2,839
6 SKM IMP
5,231 5,591
5,529 5,771
5,795 5,975
7 UHT C125ml
1,980 2,233
2,242 2,147
2,347 2,289
8 SKM KKM
2,054 2,094
2,134 2,173
2,213 2,252
9 UHT FC 1000ml
1,437 1,435
1,433 1,431
1,429 1,427
10 SKM IMC
1,745 1,777
1,809 1,842
1,874 1,906
11 UHT TS C 200ml
1,403 1,434
1,464 1,495
1,526 1,556
12 SCI S200ml
951 996
1,009 965
1,007 993
4.7. Pengendalian Persedian Produk-Produk Prioritas