perbandingan biaya kehabisan dan tambahan biaya penyimpanan dari setiap tingkat pelayanan.
Tabel 1. Perkiraan parsial berdasarkan tingkat pelayanan
Faktor Pengaman, n Tingkat Pelayanan, Perkiraan Parsial, Ek
3,090 99,9 0,00028 2,576 99,5 0,00158
2,326 99,0 0,00441 1,960 97,5 0,00945
1,645 95,0 0,02089 1,282 90,0 0,04730
1,036 85,0 0,07776 0,842 80,0 0,11156
0,674 75,0 0,14928 0,524 70,0 0,19050
0,385 65,0 0,23565 0,253 60,0 0,28515
0,126 55,0 0,33911 0 50,0
0,39894
Sumber : Brown dalam Buffa,1994
2.7. Penelitian Terdahulu
Danarti 2004 dalam penelitiannya dengan judul Kajian Pengendalian Bahan Baku Teh Botol Freshtea Pada PT CocaCola Bottling Indonesia yang
bertujuan untuk menentukan tingkat persediaan bahan baku teh botol yang optimal serta analisis sensitivitas terhadap kebijakan pengendalian persediaan
selama ini oleh perusahaan. Menggunakan metode EOQ, penelitian ini menghasilkan bahwa biaya persediaan akan optimal bila pembelian bahan
baku per pesanan adalah sebesar 148 karung teh kering dan 640 karung gula pasir dan frekuensi pemesanan selama periode Juli – Desember sebanyak 11
kali untuk teh kering dan 17 kali untuk gula pasir. Bila dibandingkan dengan sistem yang selama ini digunakan perusahaan, penghematan biaya persediaan
teh kering sebesar Rp 1.788.160,- dan gula pasir sebesar Rp 6.809.269,-. jadi kesimpulannya pengendalian persediaan teh kering dan gula pasir yang selama
ini dilakukan oleh perusahaan belum optimal.
Purwani 2006 dalam penelitiannya dengan judul Kajian Persediaan bahan Baku Kulit Sintetik di Perusahaan Sumber Karya Indah dengan Metode
Simulasi, yang bertujuan untuk mengkaji sistem persediaan yang dilakukan perusahaan, serta membuat model dan biaya persediaan dengan metode
Simulasi. Dari hasil analisisnya didapat hasil bahwa berdasarkan kebijakan perusahaan, biaya persediaan total adalah sebesar Rp 13.716.170,- per tahun.
Perusahaan menetapkan pemesanan 2 roll dengan titik pesan kembali 0.25 roll. Menurut metode simulasi, jumlah pemesanan bahan baku yang dapat
meminimalkan biaya persediaan adalah 21 roll dengan titik pemesanan kembali sebesar 0.63 roll. Biaya persediaan total berdasarkan jumlah
pemesanan optimal menurut metode simulasi adalah sebesar Rp 1.841.191,- per tahun. Besarnya penghematan perusahaan apabila menggunakan metode
simulasi adalah sebesar 86 persen. Putra 2005 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan baku Produk Ban Pada PT Goodyear Indonesia, Tbk yang bertujuan untuk menganalisis sistem pengadaan dan pengendalian bahan baku
perusahaan dan analisis tingkat persediaan dan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku yang optimal bagi perusahaan. Dari hasil penelitiannya
dengan menggunakan metode EOQ didapat hasil bahwa adanya perbedaan pengendalian persediaan yang cukup signifikan antara metode EOQ dengan
metode yang selama ini digunakan perusahaan. Namun untuk kebijakan pengadaan dan pengendalian bahan baku lokal, perusahaan telah melakukan
kebijakan dengan optimal.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran
Setiap jenis perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, manufaktur maupun perdagangan memiliki banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran
operasionalnya. Salah satu faktor tersebut adalah persediaan baik dalam bentuk persediaan bahan baku, bahan yang dibeli spare part, bahan
penolongperlengkapan, barang setengah jadi maupun barang jadi yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
PT. Alam Sumbervita sebagai perusahaan dagang yang berperan sebagai distributor dari satu atau beberapa produk merupakan perusahaan yang salah
satu aktivitas utamanya adalah dalam hal pengelolaan persediaan. Adanya persaingan usaha yang semakin ketat menyebabkan perusahaan
harus berusaha untuk meningkatkan efisiensi usahanya demi mencapai keunggulan dalam bersaing. Persaingan usaha ini menyebabkan munculnya
dua tuntutan penting bagi PT. Alam Sumbervita. Pertama tuntutan internal perusahaan untuk terus meningkatkan efisiensi operasional usahanya dan
kedua adanya tuntutan sebagai distributor prudok-produk PT. Indomilk, PT. Indolakto, PT Indomurni dan PT. Indo Es Krim Meiji untuk dapat
mendistribusikan produk-produknya ke pelanggan. Kedua tuntutan ini menyebabkan PT. Alam Sumbervita harus terus melakukan pengembangan
dab perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian persediaan agar perusahaan dapat tetap terus bersaing.
Hasil dari perbaikan sistem ini diharapkan dapat memberikan kebijakan persediaan perusahaan yang optimal, yaitu tingkat persediaan yang dapat
mengefisiensikan keseluruhan biaya persediaan yang muncul dan tetap menjaga ketersediaannya untuk menjaga loyalitas pelanggan.
Kerangka pemikiran yang menjadi dasar bagi penelitian ini adalah seperti yang terlihat pada Gambar 4 di bawah ini.