31
memiliki dua tipe cone cells atau tiga tipe pada retina matanya.
2.5.2 Warna dan pengaruhnya pada ikan karang
Kepadatan cone cells akan tetap selama ikan hidup, yang perubahan kekuatannya mungkin akan meningkat sejalan dengan
pertumbuhan lensanya Tamura 1957. Shiobara et al. 1998, semakin tajam daya penglihatan mungkin diakibatkan hubungan antara panjang fokus lensa yang
lebih meningkat daripada kepadatan cone cells-nya. He 1989, menjelaskan bahwa sudut pembeda terkecil pada
ikan berhubungan erat dengan karakteristik pemantulan sinar ke lensa dan ketepatan mengenai retina. Dengan makin bertambah panjang tubuh ikan,
maka akan semakin tinggi ketajaman penglihatannya dengan nilai sudut pembeda terkecil yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan meningkat
dengan bertambahnya ukuran tubuh, sementara itu kepadatan cone cells cenderung menurun dengan meningkatnya pertambahan panjang tubuh
Purbayanto 1999.
Menurut Cromer 1994 apa yang dilihat hewan tergantung pada sifat-sifat fisik khusus dari cahaya yang sensitif untuk matanya. Pada serangga hanya dapat
mendeteksi warna dan polarisasi. Sedangkan pada ikan yang matanya sangat mirip mata manusia dan mempunyai kemampuan untuk membedakan warna.
Beberapa hasil penelitian mengenai respons warna cahaya dan pengaruhnya terhadap tingkah laku ikan menunjukan adanya perbedaan. Seperti
penelitian Kuroki yang menyimpulan bahwa warna efektif untuk mengumpulkan ikan adalah warna biru dan oranye, sedangkan Kawamoto mendapatkan bahwa
warna efektif untuk mengumpulkan ikan biru dan kuning Gunarso, 1985. Penelitian mutakhir Mubarak 2003 mendapatkan bahwa cahaya biru mampu
menarik juvenil ikan kerapu tikus paling dekat dengan sumber cahaya dan memiliki nilai iluminasi paling besar dibandingkan cahaya putih dan merah.
Suatu objek berupa benda terlihat berwarna karena sifat selektifnya terhadap penyerapan panjang gelombang tertentu dan merefleksikannya pada
kisaran optik tectum cahaya tampak 400-750 nm. Kemampuan suatu benda menyerap panjang gelombang tertentu sehingga terlihat sebagai warna karena
32
adanya gugus fungsional yang disebut kromofor. Adsorpsi maksimum kromfor tersebut tergantung tidak hanya pada gugus molekul yang terlibat tetapi juga
dipengaruhi oleh lingkungannya seperti pelarut dan suhu. Pada ikan nokturnal fotoreseptornya mengalami modifikasi dimana kepadatan sel-
sel batangnya-nya 10
6
-10
7
per mm
2
yang lebih banyak dari pada ikan karang diurnal. Demikian juga ketebalan lapiasan fotoreseptor pada ikan nocturnal juga
lebih tebal dari pada ikan karang diurnal. Perbedaan jenis ikan yang menyebabkan variasi yang besar pada matanya
disebabkan oleh adanya jumlah jenis sel kerucut dan jumlah jenis pigmen penglihatan yang terdapat pada matanya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor
lingkungan yang merupakan tempat dimana ikan hidup Partridge dalam Herring
et al., 1990. Pada ikan karang yang hanya memiliki pigmen visual tunggal maka ikan
tersebut hanya mampu melihat cahaya putih monochromatic vision. Sebaliknya pada ikan karang yang memiliki pigmen visual lebih dari satu jenis maka ada
kemungkinan mampu untuk membedakan warna. Umumnya pigmen visual terdapat pada sel kerucut karena kemapuan membedakan warna secara eksklusif
berhubungan kondisi terang photopic. Pigmen visual pada sel batang dari beberapa jenis ikan karang Pasifik
memiliki kemampuan menyerap gelombang warna berkisar 480-502 nm rata-rata = 493 nm + 4.5 sd. Kisaran tersebut berbeda dan lebih sempit kisarannya
dibandingkan dengan laporan sebelumnya yang menyebutkan bahwa kisaran spektrum gelombang untuk pigmen sel batang untuk ikan tawar dan ikan laut
berkisar 467-551 nm. Hal ini sesuai dengan penelitian Lythgoe 1966 yang mendapatkan nilai yang hampir sama 490-503 nm pada tujuh sample ikan dari
laut Mediterania. Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa adaptasi absorbsi gelombang maksimal dari pigmen visual ikan karang adalah
berkisar 493 nm, dan hasil itu berasal dari tekanan selektif yang kuat.
33
Tabel 1 Warna dan panjang gelombang cahaya Spotte, 1992 dalam Razak et al, 2005
No WARNA CAHAYA PANJANG GELOMBANG
nm=10
-9
m 1
Ultraviolet Lebih pendek dari 400
2 Violet
400-450 3
Biru 450-500
4 Hijau
500-570 5
Kuning 570-590
6 Oranye
590-610 7
Merah 610-700
8 Inframerah
Lebih panjang dari 700
Mosaik sel kerucut dan sel batang menunjukkan kepekaan penglihatan pada ikan. Spesies yang hidup pada kondisi remang-remang memiliki banyak sel
batang, sedangkan yang hidup pada kondisi cahaya terang dengan penglihatan yang luas, mosaik lebih banyak tersusun dari kumpulan selkerucut baik tunggal
maupun ganda. Ikan yang memiliki sel kerucut dengan pola mosaik menunjukkan bahwa ikan tersebut sangat intensif menggunakan penglihatannya. Susunan
mosaik ini dapat berubah pada satu individu tergantung keadaan habitatnya Fujaya, 2002.
34
2.6 Terumbu Karang sebagai Habitat Ikan Karang