N ni
=
Proporsi P
Dimana : P = Proporsi setiap spesies ikan
ni = Jumlah jenis ke-i N = Jumlah total seluruh spesies
4.4.2 Analisis visual axis
Sumbu penglihatan visual axis diidentifikasi untuk mengetahui kebiasaan ikan dalam melihat makanan atau objek yang lain Blaxter, 1980 diacu oleh
Geonita, 2004. Sumbu penglihatan diperoleh setelah nilai kepadatan cone cells tiap bagian dari retina mata diketahui yaitu dengan cara menarik garis lurus dari
bagian retina yang memiliki nilai kepadatan cone cells tertinggi menuju titik pusat lensa mata Tamura 1957.
Cone cells diamati bentuk dan tipenya berkaitan dengan pola mosaik. Kepadatan cone cells per luasan 0,01 mm
2
akan menentukan sumbu penglihatan, artinya daerah terpadat bagian caudal, temporal, dorsal dan
ventral merupakan titik point dalam penarikan arah sumbu penglihatan melalui titik pusat lensa mata.
Sebelum menentukan sumbu penglihatan dicari densitas atau kepadatan cone cells. Preparat cone cells difoto dengan fototomicrograf
dengan perbesaran 400 kali. Klise foto dicetak kemudian dihitung berapa kepadatan cone cells dalam per luasan 0,01 mm
2
. Cara perhitungan dilakukan dengan menempel hasil foto preparat bagian caudal, temporal,
dorsal dan ventral pada plastik transparan yang ukurannya seluas foto ukuran 2R kemudian ditandai dengan menggunakan spidol sehingga perhitungan
lebih cermat dan akurat. Penandaan dilakukan untuk cone cells, baik tunggal maupun ganda.
Sumbu penglihatan diperoleh dari penarikan garis densitas
terpadat dari cone cells mata ikan. Densitas terpadat merupakan titik point
ditariknya garis lurus menuju titik pusat lensa mata Tamura 1957. Penarikan sumbu penglihatan dari bagian retina terlihat pada Gambar 18.
Gambar 18 Penarikan sumbu penglihatan pada retina mata ikan
4.4.3 Analisis maximum sighting distance
Jarak pandang maksimum atau maximum sighting distance adalah kemampuan ikan untuk melihat objek pada jarak terjauh berdasarkan nilai
ketajaman penglihatan yang dimilikinya Zhang dan Arimoto, 1993. Skema perhitungan jarak pandang maksimum dapat dilihat pada Gambar 19.
Untuk mengetahui kemampuan jarak pandang maksimum ikan, terlebih dahulu perlu diketahui nilai sudut pembeda terkecil minimum
separable angle dalam satuan menit. Dalam perhitungan diasumsikan bahwa keadaan perairan adalah jernih clear water dan tingkat pencahayaan dalam
keadaan terang ideal light condition. Menurut Zhang et al. 1993 bahwa kemampuan jarak pandang maksimum ikan akan berbeda seiring dengan
perbedaan ukuran panjang tubuhnya. Perhitungan jarak
1 Kondisi perairan cerah clear water condition;
pandang maksimum ikan terhadap objek pada jaring dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
Dorsal D
Nasal N Caudal C
Ventral V
2 Sudut pembeda terkecil α yang digunakan adalah dalam satuan menit;
3 Objek penglihatan dalam bentuk noktah dan dinyatakan dalam ukuran diameter objek point aquity.
Gambar 19 Skema perhitungan jarak pandang maksimum
dimana : D : jarak pandang maksimum meter ;
d : diameter objek mm ; α : Sudut pembeda terkecil menit ; dan
F : jarak titik fokus
Adapun jarak pandang maksimum maximum sighting distance, D dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
tan 0,5 α =
D d
5 ,
D =
α 5
, tan
d 5
,
d
D α
F Mata ikan
dimana : D : diameter objek pandang mm; dan
α : sudut pembeda terkecil menit
4.4.4 Analisis chi-square