Uji normalitas Hasil belajar

kedua berlangsung pada hari Minggu 21 April 2013 pada jam 08.30 sampai jam 10.00. Sedangkan waktu pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol XB memakan waktu dua kali pertemuan juga dengan alokasi waktu 4 X 45 menit. Pertemuan pertama berlangsung pada hari Minggu 14 April 2013 pada jam 10.10 sampai jam 11.40. Sedangkan pertemuan kedua berlangsung pada hari Minggu 21 April 2013 pada jam 10.10 samapai jam 11.40. Hal ini disimpulkan baik kelas eksperimen XC maupun kelas kontrol XB mendapat perlakuan yang sama di bidang alokasi.

4.4. Analisis data akhir

Setelah proses pembelajaran selesai baik kelas kontrol XB yang menggunakan metode pembelajaran konvensional maupun kelas eksperimen XC dengan menggunakan metode pemecahan masalah problem solving dilanjutkan analisis data akhir.

4.4.1. Uji normalitas

Syarat pengujian hipotesis menggunakan statistic parametik terdistribusi normal, hasil pengujian normalitas data dilihat sebagai berikut : Tabel 4.4 Data hasil uji normalitas Kelas X 2 hitung DK X 2 tabel Α Keterangan Eksperimen XC 8.403 6-1=5 11.070 5 Normal Kontrol XB 10.211 6-1=5 11.070 5 Normal Berdasarkan hasil perhitungan, untuk kelas eksperimen XC X 2 hitung = 8.403 dan ά = 5 dan dk =6-1=5 dan daftar chi kuadrat didapat X 2 tabel = 11.070. Aturan untuk menguji adalah tolak Ho jika X 2 hitung X 2 tabel , maka kelas eksperimen XC berdistribusi normal. Kelas kontrol XB diperoleh X 2 hitung = 10.211 dan ά = 5 dan dk =6-1=5 dan daftar chi kuadrat didapat X 2 tabel 11.070. Aturan untuk menguji adalah tolak Ho jika X 2 hitung X 2 tabel , maka kelas kontrol XB juga berdistribusi normal. Lampiran 10 dan 11

4.4.2. Hasil belajar

Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan Post-test untuk melihat kemampuan siswa setelah pembelajaran. Adapun hasil pre-test dan post-test siswa melalui tes tertulis dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Hasil tes tertulis No Hasil Kelas Eksperimen XC Kelas Kontrol XB Pre-test Post-test Pre-test Post-test 1 Nilai tertinggi 62 97 57 83 2 Nilai terendah 33 77 18 50 3 Rata-rata 45 87 40 67 4 Kriteria ketuntasan 75 Minimal 5 Nilai g Uji gain 0.77 0.45 Lihat lampiran 12 dan 13 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai hasil pos-test siswa pada kelas eksperimen XC lebih tinggi dari pada kelas kontrol XB. Rata-rata post-test siswa pada kelompok eksperimen XC mencapai 87 sedangkan rata-rata post-test siswa pada kelas kontrol XB mencapai 67. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengaruh dari perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen XC dan kelas kontrol XB. Hal ini sesuai uji-t yang menunjukkan bahwa hasil post-test berbeda secara signifikan. Perbandingan nilai pre-test dan post-test dari kelas eksperimen XC dan kelas kontrol XB dapat dilihat dalam diagram batang berikut : Gambar 4.1 Diagram Batang Perbandingan nilai pre-test, post-test kelas eksperimen XC dan kelas kontrol XB Gambar 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata hasil post-test kelas eksperimen XC lebih besar daripada post-test kelas kontrol XB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen XC memberikan efek yang teramati melalui hasil post-test tersebut. Peningkatan hasil tes tertulis pre-test dan post-test dilihat melalui uji gain g. Nilai g yang diperoleh pada kelas kontrol XB sebesar 0.45 dan kategori peningkatan bersifat sedang. Pada kelas eksperimen XC nilai g yang diperoleh sebesar 0.77 memiliki kategori peningkatan bersifat tinggi.Lampiran 12 Signifikansi dari gain ini kemudian ditentukan melalui uji- t uji satu pihak dengan hipotesis yang diajukan : Ho :µ=µ o :hasil belajar siswa kelas eksperimen XC sama dengan kelas kontrol XB Ha :µ≠µ o : hasil belajar siswa kelas eksperimen XC lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol XB secara signifikan Melalui persamaan 3.12 diperoleh t hitung = 8,41. Berdasarkan tabel distribusi t dengan taraf 5 diperoleh t tabel = 1,99.Lampiran 15 Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika t hitung t tabel .Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen XC lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol XB. Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat kemampuan siswa mendapatkan hasil sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada nilai post-test yang telah dilakukan. Hasil post-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai post-test sudah mencapai batas minimal. Bahkan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah 75. Namun secara umum berdasarkan uji gain Lampiran 12 dan uji t Lampiran 15, hasil belajar siswa meningkat secara signifikan dengan kategori peningkatan bersifat tinggi. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran. Asalkan siswa benar-benar berperan aktif di dalam pembelajaran. Sehingga pemilihan metode menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhitungkan selama proses pembelajaran.

4.5. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN PENILAIAN OTENTIK DENGAN PENILAIAN KONVENSIONAL

0 10 45

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DENGAN KELAS YANG MENGGUNAKAN MEDIA KONVENSIONAL PADA METERI MENJELASKAN KOMPONENELEMEN MESIN DAN PE

0 10 153

Penerapan metode problem solving pada pembelajaran akidah akhlak siswa kelas II

12 88 122

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING BAGI SISWA SMA Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika.

0 0 13

PENGARUH METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AP PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK PRAYATNA �.

0 0 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sma N 2 Boyolali.

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sma N 2 Boyolali.

0 1 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Dengan Menggunakan Metode Problem Solving Pada Siswa Kelas VI SDN 1 Pandeyan Jatinom Kla

0 6 11

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik antara yang menggunakan model problem based learning (PBL) dengan problem solving

0 0 8