Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Penarikan Kesimpulan 100 90 90 90 100 80 70 100 100

71 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan adalah merumuskan masalah, studi pustaka, penyelesaian masalah dan penarikan kesimpulan.

3.1 Perumusan Masalah

Tahap ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan sehingga mempermudah pambahasan selanjutnya.

3.2 Studi Pustaka

Dalam studi pustaka ini digunakan sumber pustaka yang relevan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Studi pustaka dengan mengumpulkan sumber pustaka yang dapat berupa buku, jurnal, makalah dan sebagainya. Setelah sumber pustaka terkumpul dilanjutkan dengan pengkajian dari sumber pustaka tersebut. Pada akhirnya sumber pustaka itu dijadikan landasan untuk menganalisis permasalahan.

3.3 Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data hasil pembangkitan melalui R studio, berupa data random berdistribusi stable dengan dan . Ukuran sampel

3.4 Pemecahan Masalah

3.4.1 Membuat fungsi untuk menghitung nilai estimasi dari parameter beserta

MSE nya berdasarkan teori estimator Hill, estimator McCulloch, dan estimator Hint dengan menggunakan program R studio.

3.4.2 Membangkitkan data menggunakan program R studio, berupa data

berdistribusi Stable dengan dan . Ukuran sampel

3.4.3 Melakukan simulasi dengan data yang telah disediakan dan fungsi

penghitung estimasi serta MSE yang telah dibuat, diperoleh MSE untuk masing-masing nilai dengan ukuran sampel

3.4.4 Mencari minimum MSE untuk setiap dari masing-masing estimator.

3.4.5 Mencari minimum MSE untuk setiap dari masing-masing estimator.

3.4.6 Mencari minimum MSE dari masing-masing estimator.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Mencari jurnal ataupun buku-buku yang berhubungan dengan teori

distribusi stable, distribusi normal, distribusi cauchy, teori estimator Hill, estimator McCulloch, dan estimator Hint.

3.5.2 Mengkaji informasi tentang distribusi stable, distribusi normal, distribusi

cauchy, estimator Hill, estimator McCulloch, dan estimator Hint.

3.5.3 Membuat fungsi untuk menghitung nilai estimasi dari parameter beserta

MSE nya berdasarkan teori estimator Hill, estimator McCulloch, dan estimator Hint dengan menggunakan program R studio.

3.5.4 Membangkitkan data menggunakan program R studio, berupa data

berdistribusi Stable dengan dan . Ukuran sampel

3.5.5 Melakukan simulasi dengan data dan fungsi yang telah dibuat.

3.5.6 Mencari minimum MSE untuk setiap dari masing-masing estimator.

3.5.7 Mencari minimum MSE untuk setiap dari masing-masing estimator.

3.5.8 Mencari minimum MSE dari masing-masing estimator.

3.6 Penarikan Kesimpulan

Langkah ini merupakan langkah terakhir dari penelitan. Penarikan kesimpulan didasarkan pada studi pustaka dan pembahasan permasalahan. Simpulan yang diperoleh merupakan hasil analisis dari penelitian. 74 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan tentang penentuan estimator parameter terbaik dengan kriteria MSE minimum dan banyaknya sampel optimum untuk distribusi stable.

4.1 Simulasi dan Hasil Analisis

4.1.1 Fungsi Penghitung Estimasi di R Studio

Fungsi dibuat dalam dua bentuk yaitu fungsi untuk melakukan simulasi dan fungsi untuk diterapkan dalam contoh menggunakan program R Studio. Pada dasarnya landasan teori yang digunakan untuk kedua fungsi itu sama meliputi estimator Hill, estimator McCulloch, dan estimator Hint, perbedaannya terletak pada tambahan perhitungan untuk MSE Mean Squared Error. Perhitungan MSE dibutuhkan dalam simulasi karena dalam pembahasan kali ini kriteria untuk menentukan estimator parameter terbaik menggunakan kriteria MSE. Sedangkan fungsi yang digunakan dalam perhitungan contoh, dibatasi hingga perhitungan SE Standart Error. Script lengkapnya lihat Lampiran 6 dan Lampiran 7.

4.1.2 Pembangkitan Data

Pembangkitan data random berdistribusi Stable yang dibutuhkan dalam simulasi menggunakan program Rstudio, melalui langkah-langkah berikut. i Aktifkan package stabledist di Rstudio, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Jendela Packages Berisi Package stabledist ii Aktifkan script untuk membangkitkan data, dalam pembahasan ini script dinamakan generating.R. Gambar 4.2 Script generating.R Pada baris pertama script yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 gantikan T dengan nama yang diinginkan dan isikan nilai n, alpha, beta dengan nilai yang diinginkan, untuk script selanjutnya sesuaikan nilai variabel yang dibutuhkan dengan nilai variabel yang telah diisikan pada script baris pertama. Seperti yang telah dicontohkan pada gambar. Script lengkapnya lihat Lampiran 5. Untuk menggunakan script generating.R, tekan tombol Ctrl+Shift+Enter. Pembahasan kali ini data yang dibangkitkan menggunakan batas dan , dengan ukuran sampel . Plot data hasil bangkitan dapat dilihat di Lampiran 2. Data yang telah dibangkitkan muncul pada jendela Workspace di R studio, lihat Gambar 4.3. Secara otomatis grafik plot data dan histogram data muncul di jendela Plots, lihat Gambar 4.4. Contoh digunakan data random hasil bangkitan yaitu dengan . Gambar 4.3 Jendela Workspace Rstudio Gambar 4.4 Plot Garis dan Histogram

4.1.3 Simulasi Data Hasil Bangkitan

Fungsi simulasi yang telah dibuat dinamakan functionhill.R, functionhill.R, dan functionmccnew.R.

4.1.3.1 Simulasi untuk Estimator McCulloch

Aktifkan script functionmccnew.R - Ctrl+Shift+Enter - Pada jendela Console ketikkan mcc merupakan nama data yang dibangkitkan diikuti – Enter, maka muncul hasil yang ditunjukkan pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Hasil Simulasi Data Menggunakan Estimator McCulloch Representasi dari hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. ̂ ̂ ̂

4.1.3.2 Simulasi untuk Estimator Hill

Untuk estimator Hill, setiap data dilakukan dua kali simulasi, alasannya hasil dari estimasi dengan menggunakan estimator Hill selanjutnya akan digunakan untuk estimasi dengan menggunakan estimator Hint. Untuk estimator Hill, dipilih menggunakan seperti dalam Paolella 2001, sebelumnya Mittnik Paolella 1999 menggunakan interval , kemudian Paolella 2001 mengungkapkan interval dianjurkan untuk dengan ukuran sampel . Walaupun dalam simulasi menggunakan dengan ukuran sampel kurang dari , karena interval simulasi yang dilakukan lebih mendekati dengan syarat-syarat tersebut, maka interval dari Paolella 2001 yang dipilih untuk digunakan, dengan interval demikian memberikan MSE yang cenderung bernilai kecil. Aktifkan script functionhill.R - Ctrl+Shift+Enter - Pada jendela Console ketikkan hill merupakan nama data yang dibangkitkan, adalah nilai yang dipilih dimana – Enter, hasil dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Hasil Simulasi Data Menggunakan Estimator Hill Representasi hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. ̂ ̂ Untuk simulasi kedua, dipilih nilai . Hasil ditunjukkan pada gambar 4.7. Gambar 4.7 Hasil Simulasi Data Menggunakan Estimator Hill Representasi hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. ̂ ̂ 4.1.3.3 Simulasi untuk Estimator Hint Aktifkan script functionhint.R - Ctrl+Shift+Enter - Pada jendela Console ketikkan hint merupakan nama data yang dibangkitkan, dan secara berturut-turut menyatakan nilai dengan dan yang digunakan pada estimasi data dengan menggunakan estimator Hill, dan berturut-turut merupakan nilai ̂ dari data dengan dan – Enter, hasilnya seperti pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Hasil Simulasi Data Menggunakan Estimator Hint Representasi hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. ̂ ̂ Hasil dari estimasi setiap data hasil bangkitan untuk setiap estimator lihat Lampiran 3, MSE masing-masing estimator untuk setiap dan dapat dilihat di Lampiran 4.

4.1.4 Analisis Hasil Simulasi

Berikut ini disajikan Tabel 4.1 yang memuat MSE minimum untuk ketiga estimator yang digunakan untuk setiap nilai . Tabel 4.1 MSE minimum untuk setiap Hill Hint McCulloch MSE MSE MSE

1.0 100

0.020979 40 0.006147 90 0.02704

1.1 100

0.034533 40 0.006147 90 0.02704

1.2 90

0.024085 40 0.006147 90 0.02704

1.3 90

0.026161 40 0.006147 90 0.02704

1.4 90

0.049709 40 0.006147 90 0.04761

1.5 100

0.052967 40 0.006147 100 0.042849

1.6 80

0.077512 40 0.006147 80 0.053561

1.7 70

0.106858 40 0.006147 90 0.095388

1.8 100

0.061001 40 0.006147 70 0.055441

1.9 100

0.069422 40 0.006147 80 0.067861

2.0 90

0.061999 40 0.006147 60 0.0081451 Dari nilai-nilai MSE minimal untuk masing-masing nilai untuk setiap estimator yang digunakan, MSE terkecil di antara untuk estimator Hill terjadi pada dengan . MSE terkecil di antara untuk estimator Hint terjadi pada semua yang diperiksa dengan , kemudian untuk estimator McCulloch MSE terkecil di antara terjadi pada dengan . Disajikan pula Tabel 4.2 yang memuat MSE minimum untuk ketiga estimator yang digunakan untuk setiap nilai . Tabel 4.2 MSE minimum untuk setiap Hill Hint McCulloch MSE MSE MSE 30 1.1 0.072458 [1.0,2.0] 0.019099 1.2 0.07803 40 1.1 0.048717 [1.0,2.0] 0.006147 1.1 0.05041 50 1.3 0.052828 [1.0,2.0] 0.023287 1.3 0.040323 60 1.0 0.031827 [1.0,2.0] 0.032005 2.0 0.008145 70 1.2 0.025223 [1.0,2.0] 0.034715 1.2 0.028806 80 1.0 0.042932 [1.0,2.0] 0.03447 1.0 0.034031 90 1.2 0.024085 [1.0,2.0] 0.032928 [1.0,1.3] 0.02704 100 1.0 0.020979 [1.0,2.0] 0.030899 1.1 0.032041 Nilai MSE minimal untuk masing-masing nilai yang telah disajikan, terlihat bahwa nilai MSE terkecil di antara untuk estimator Hill terjadi pada dengan nilai . MSE terkecil di antara untuk estimator Hint terjadi ketika yaitu pada semua yang diperiksa, dan untuk estimator McCulloch, MSE terkecil di antara terjadi saat dengan nilai . Dari hasil pengamatan tabel nilai MSE masing-masing estimator, diperoleh hasil bahwa MSE minimal dengan ukuran sampel optimum terjadi pada estimator Hint dengan yang berlaku untuk setiap yang diperiksa yaitu .

4.2 Contoh