Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

dapat disimpulkan bahwa hasil instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi atau dapat dikatakan hasil instrumen ini dapat dipercaya.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan terpercaya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuisioner dan metode literatur.

3.5.1. Metode Kuisioner

Metode yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan- pertanyaan kepada responden dengan panduan kuisioner. Dalam penelitian ini kuisioner menggunakan pertanyaan terbuka. Kuisioner diberikan langsung kepada responden dengan melakuan penyebaran kuisioner responden untuk mengukur persepsi responden digunakan Skala Likert. Pertanyaan dalam kuisioner dibuat menggunakan skala 1-5 untuk mewakili pendapat dari responden. Nilai untuk skala tersebut adalah: a. Sangat Setuju diberi skor 5 b. Setuju diberi skor 4 c. Kurang Setuju diberi skor 3 d. Tidak Setuju diberi skor 2 e. Sangat Tdak Setuju diberi skor 1

3.5.2. Metode Literatur

Metode penelusuran literatur dilakukan dengan mencari data dan informasi yang terkait dengan penelitian melalui buku, internet, artikel, jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional dan sumber lain di perpustakaan.

3.6. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan Statistical Product Service Solution SPSS for Windows Release 16.00. 3.6.1. Analisis Deskriptif Persentase Analisis deskriptif persentase merupakan analisis data yang bertujuan untuk mengkategorikan responden dalam kelompok-kelompok yang bersifat kualitatif, digunakan untuk mengetahui harga, pelayanan dan keputusan pembelian. Adapun rumus yang digunakan adalah : = x 100 Keterangan: : Persentase nilai yang diperoleh n: Jumlah skor yang diperoleh N: Skor ideal atau jumlah total nilai responden Hasil kuantitatif dari perhitungan dengan rumus diatas selanjutnya diubah atau ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Dalam hal ini harga, pelayanan, dan keputusan pembelian ditafsirkan secara kualitatif ke dalam 5 kriteria. Langkah-langkah untuk menentukan besarnya rentang skor kriteria tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1 Menetapkan persentase maksimal yaitu x 100 = 100 2 Menetapkan persentase minimal yaitu x 100 = 20 3 Menetapkan rentangan persentase Rentangan persentase diperoleh dengan cara mengurangi persentase tertinggi dikurangi 100 dengan persentase terendah 20 yaitu 100 - 20 = 80 4 Menetapkan interval persentase Interval persentase diperoleh dengan cara membagi rintangan persentase dengan jenjang kriteria yaitu 80 : 5 = 16 5 Menetapkan jenjang kriteria Dalam jenjang kriteria ini dikelompokkan menjadi 5 kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik, tidak baik. Tabel 3.5. Jenjang Kriteria No. Interval Persentase Kriteria 1. 84 – 100 Sangat baik 2. 68 – 83 Baik 3. 52 – 67 Cukup 4. 36 – 51 Kurang baik 5. 20 – 35 Tidak baik 6 Persen perolehan skor yang didapat selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kriteria di atas yang dikelompokkan dalam lima kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Untuk mengkaji skor variabel-variabel yang ada pada penelitian ini, yang terdiri dari harga, pelayanan dan keputusan pembelian. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Jumlah skor tertinggi = Skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah reponden Jumlah skor terendah = Skor terendah x jumlah pertanyaan x jumlah reponden Inter val = jumlah skor ter tinggi − jumlah skor ter endah jenjang kr iter ia Maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.6. Jenjang Kriteria Harga No. Interval Skor Kriteria 1. 4036 - 4800 Sangat baik 2. 3267 - 4035 Baik 3. 2498 – 3266 Cukup 4. 1729 – 2497 Kurang baik 5. 960 - 1728 Tidak baik Tabel 3.7. Jenjang Kriteria Pelayanan No. Interval Skor Kriteria 1. 10756 – 12800 Sangat baik 2. 8707 – 10755 Baik 3. 6658 – 8706 Cukup 4. 4609 – 6657 Kurang baik 5. 2560 – 4608 Tidak baik Tabel 3.8. Jenjang Kriteria Keputusan Pembelian No. Interval Skor Kriteria 1. 10084 – 12000 Sangat baik 2. 8163 – 10083 Baik 3. 6242 – 8162 Cukup 4. 4321 – 6241 Tidak baik 5. 2400 – 4320 Tidak baik

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang digunakan sesuai dengan asumsi klasik.

3.6.2.1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Ghozali, 2006:96. Multikolonieritas dalam penelitian diukur berdasarkan tingkat Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Nilai tolerance di atas 0,10 atau nilai VIF lebih kecil dari 10 maka variabel tersebut tidak ada multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3.6.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk melihat penyebaran data. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat Zpred dengan residualnya Sresid. Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur maka diidentifikasi tidak terdapat heteroskedastisitas Ghozali, 2006:69. 3.6.2.3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi. Variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model distribusi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Caranya adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3.6.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh harga dan pelayanan terhadap keputusan pembelian, dengan rumus Sudjana, 2007:348 Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan: X1 = Harga X2 = Pelayanan Y = Keputusan pembelian a = Konstanta b1,b2 = Koefisien regresi e = Error sampling 3.6.4. Uji Hipotesis 3.6.4.1. Uji Parsial uji t Uji parsial uji t yaitu untuk mengetahui tingkat signifikansi harga X1 dan pelayanan X2 secara parsial terhadap keputusan pembelian Y. Hipotesa yang akan diuji adalah H1 sampai dengan H5 dengan tingkat toleransi sebesar 5 =0,05. Ho diterima apabila probabilitasnya sign  0,05 atau Jika t hitung t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ho ditolak apabila probabilitasnya sign  0,05 atau Jika t hitung t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ho : i=0 : tidak ada pengaruh yang positif antara harga X1 dan pelayanan X2 secara parsial terhadap keputusan pembelian Y Ha : i0 : ada pengaruh yang positif antara harga X1 dan pelayanan X2secara parsial terhadap keputusan pembelian Y

3.6.4.2. Uji Simultan Uji F

Uji simultan bertujuan untuk mengetahui apakah variabel X 1 dan X 2 berpengaruh secara bersama terhadap variabel Y. Uji simultan dilakukan secara serentak untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh variabel harga X 1 , pelayanan X 2 terhadap keputusan pembelian Y sebagai variabel terikat. Adapun hipotesis yang didapat diajukan untuk uji F adalah sebagai berikut: Hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima artinya ada pengaruh antara harga X 1 dan pelayanan X 2 terhadap keputusan pembelian Y. Hipotesis nol Ho diterima dan hipotesis alternatif Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh antara harga X 1 dan pelayanan X 2 terhadap keputusan pembelian Y. Kriteria pengujian dengan SPSS: Apabila nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.6.5. Koefisien Determinasi R

2 Goodness Of Fit Test 3.6.5.1. Koefisien Determinasi Parsial Koefisen determinasi parsial digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas secara parsial dapat dihitung dengan rumus r 2 x 100. Besarnya koefisien korelasi r variabel bebas secara parsial dapat diketahui dari nilai partial correlation dari output SPSS. Semakin tinggi nilai koefisien r masing-masing variabel bebas maka semakin tinggi pula kontribusi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.6.5.2. Koefisien Determinasi Simultan

Dalam uji regresi linier berganda juga dianalisis besarnya koefisien regresi R 2 . R 2 pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen atau variabel terikat Ghozali, 2006:83. Nilai R 2 adalah antara nol dan satu. R 2 mendekati 1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variabel terikat, sebaliknya jika R 2 mendekati 0 nol maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat. Dalam penggunaan koefisien determinasi terdapat kelemahan dasar yang tidak dapat dihindari, yaitu bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2 , nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan nilai Adjusted R 2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati 2003:125 jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R 2 negatif, maka nilai Adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Secara sistematis jika nilai R 2 = 1, maka Adjusted R 2 = R 2 = 1 sedangkan jika nilai R 2 = 0, maka Adjusted R 2 = 1 – kn – k. Jika k 1, maka Adjusted R 2 akan bernilai negatif. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Lion Air Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik yang kecil. Setelah tiga belas tahun pengalaman di bisnis wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-beradik Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999, namun pengoperasian baru berjalan di mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 737-200. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur. Lion Air mulai mengangkasa di Indonesia pada tahun 2000 dengan satu buah pesawat di dalam armadanya. Selama tiga belas tahun beroperasi, Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan banyak tujuan-tujuan penerbangan lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam, Timor Leste dan Saudi Arabia. Sejak berdiri di tahun 2000, Lion Air telah mengambil banyak langkah penting dalam mengusahakan harga tiket yang terjangkau bagi