Unsur-unsur minat dalam belajar adalah perhatian, perasaan dan motif. Sedangkan fungsi Sardiman 2010:85 dari minat belajar adalah a mendorong
manusia untuk berbuat, jadi penggerak atau motor yang melepaskan energi, b menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, dan c
menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan pebuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan
seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai degan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat.
4. Lebih senang bekerja mandiri Dalam KBBI 1993: 555 mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri,
tidak bergantung pada orang lain. Mandiri yang dimaksudkan disini adalah kemandirian belajar. Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang
mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan
terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam
pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Sardiman 2010: 83 ciri-ciri kemandirian belajar adalah :
a. Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri
b. Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan
c. Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan
d. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru
e. Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar
f. Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.
Kesimpulan dari uraian diatas, bahwa kemandirian belajar adalahsikap mengarah pada kesadaran belajar sendiri dan segala keputusan, pertimbangan yang
berhubungan dengan kegiatan belajar diusahakan sendiri sehingga bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses belajar tersebut.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif
Kreativitas sangat diperlukan untuk menghindari kebosanan pada hal yang dilakukan secara berulang-ulang. Kreativitas belajar merupakan salah satu indikator
keberhasilan siswa dalam belajar memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan belajar. Siswa yang memiliki krativitas dalam pembelajaran akan
diketahui dengan menunjukkan tingkat kreativitasnya dalam berbagai kegiatan. Mereka selalu ingin memecahkan persoalan-persoalan, berani menanggung resiko,
senang bekerja mandiri, dan percaya diri. Adapun karakteristik siswa yang memiliki kreativitas belajar sebagai berikut
a memiliki dorongan yang tinggi, b memiliki keterlibatan yang tinggi, c
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, d penuh percaya diri, e senang bekerja mandiri, f senang mencari pengalaman baru, g memiliki inisiatif, h energik dan
ulet, i berani menyatakan pendapat, j memiliki wawasan yang luas. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar atau belajar
kreatif merupakan kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya. Penjelasan mengenai ciri-ciri motivasi belajar yang dikemukakan beberapa
pendapat, maka dapat diambil indikator atau sub variabel motivasi belajar yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, minat terhadap masalah
belajar, senang bekerja mandiri, percaya pada hal yang diyakini, adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, serta adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar variasi dalam aktivitas belajar.
2.2.3 Jenis-jenis Motivasi Belajar
Terdapat dua jenis dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Winkel 2005:353 , yaitu:
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang
lain cara untuk mencapai tujuan. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras
dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana
tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang
penguasaan keahlian. b.
Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri tujuan itu sendiri. Misalnya, murid belajar menghadapi ujian
karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai
dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan
pujian kepada siswa.
Menurut Woodworth dan Marquis dalam Sumadi, 2004: 71 motif dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1 kebutuhan organik, yang meliputi :
kebutuhan untuk minum, kebutuhan untuk makan, kebutuhan untuk bernafas, kebutuhan seksual, kebutuhan untuk berbuat, dan kebutuhan untuk beristirahat; 2
motif-motif darurat, yang mencakup: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk memburu;
3 motif-motif objektif, yang mencakup: kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, kebutuhan untuk melakukan manipulasi, kebutuhan untuk menaruh
minat. Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif-motif itu.
Berdasarkan atas hal ini dapat dibedakan adanya dua macam mmotif, yaitu : 1 motif-motif bawaan yaitu motif-motif yang dipelajari sejak lahir, jadi ada tanpa
dipelajari atau sering disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis artinya ada dalam warisan biologis manusia, seperti dorongan untuk makan, minum,
bergerak dan beristirahat, dan dorongan untuk seksual; 2 motif-motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang tiimbulnya karena dipelajari, seperti dorongan
untuk belajar cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengejar suatu kedudukan dalam masyarakat. Motif ini seringkali disebut juga motif-motif yang disyaratkan
secara sosial, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia maka motif-motif golongan ini terbentuk.
Ada juga ahli yang menggolongkan motif-motif itu menjadi dua macam atas dasar isi atau persangkutpautannya, yaitu : 1 motif jasmaniah, dan 2 motif
rohaniah. 1
Motif jasmaniah, seperti : refleks, instink, otomatisme, naffsu,, hasrat, dan sebagainya..
2 Motif rohaniah, yaitu kemauan.
Kemauan terbentuk melalui empat momen, seperti disajikan berikut ini. a
Momen timbulnya alasan-alasan: Misalnya seseorang sedang giat belajar di kamar karena alasannya sebentar lagi
akan menempuh ujian. Tiba-tiba dipanggil ibunya dan disuruh mengantar menemui tamu melihat pertunjukkan wayang orang. Disini timbul alasan baru: mungkin
keinginan untuk menghormati tamu, untuk tidak mengecewakan ibunya, untuk menyaksikan pertunjukkan wayang orang tersebut.
b Momen pilih
Momen pilih yaitu keadaan di mana ada alternatif-alternatif, yang mengakibatkan persaingan antara alasan-alasan itu. Di sini orang menimbang-nimbang dari
berbagai segi untuk menentukan pilihan, alternatif mana yang dipilih. c
Momen putusan Momen perjuangan alasan-alasan berakhir dengan dipilihnya salah satu alternatif,
dan ini menjadi putusan, ketetapan yang menentukan aktivitas yang akan dilakukan. d
Momen pembentukan kemauan
Dengan diambilnya sesuatu keputusan, maka timbullah di dalam batin manusia dorongan untuk bertindak, melakukan putusan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam jenis motivasi belajar seperti motivasi ekstrinsik dan instrinsik, motif kebutuhan
organik, motif darurat, motif objektif, serta motif berdasarkan persangkutpautannya yaitu motif jasmaniah dan motif rohaniah. Dengan adanya kedua motivasi tersebut,
diharapkan hasil belajar siswa dapat tercapai dengan optimal.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Rifa’i 2009: 162 , terdapat enam faktor yang didukung oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak substansial
terhadap motivasi berlajar peserta didik. Keenam faktor yang dimaksud yaitu: a sikap, b kebutuhan, c rangsangan, d afeksi, e kompetensi, dan f penguatan.
Beberapa faktor belajar tersebut selanjutnya dijelaskan sebagai berikut: a
Sikap Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi, dan emosi yang
dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar peserta didik karena sikap itu membantu peserta didik dalam merasakan dunianya dan memberikan
pedoman kepada perilaku yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap juga membantu seseorang merasa aman di suatu lingkungan yang pada
mulanya tampak asing. Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang untuk mereaksi secara lebih otomatis. Sikap akan membuat kehidupan