Permasalahankelemahan di dalam organisasi KBUW : Permasalahan di dalam sasaran program anggota KBUW

78 maupun wanita dan aspek pemberdayaan wanita dalam mengikuti kegitan KBUW tercapai. Proses Pelaksanaan FGD Proses pelaksaaan FGD diawali dengan penyampaian potensi lokal yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan KBUW dalam mengatasi permasalahan. Potensi yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan KBUW adalah sebagai berikut : 1. Asetpinjaman modal usaha dari KBUW yang digulirkan kepada masyarakat dengan maksud untuk membantu masyarakat miskin dalam mengembangkan usahanya. 2. Jumlah penduduk perempuan di RW 6 dan 7, yaitu 50 persen dari jumlah penduduknya sebagian sudah menjadi pengurus dan anggota KBUW. 3. Tokoh-tokoh masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat Ketua PKK kel. Cipageran. Tokoh-tokoh tersebut merupakan sumber informasi dari pemerintah maupun masyarakat yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan KBUW. 4. Kelembagaan yang ada di Kelurahan Cipageran baik kelembagaan formal maupun informal, seperti PKK, LPM, Kelompok Pengajian Al-Hidayah dan kelompok pengajian di tingkat RT dan RW. 5. Saran-saranusulan dari anggota KBUW untuk mengubah kepengurusan KBUW maupun prosedur pemberian pinjaman modal usaha dan menghadapi permasalahan dalam kelembagaan KBUW. 6. Nilai-nilai budaya lokal yang mendukung keberadaan KBUW. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan KBUW dapat dikelompokkan kedalam dua permasalahan, yaitu : Permasalahan di dalam organisasi KBUW dan permasalahan di dalam anggota KBUW.

1. Permasalahankelemahan di dalam organisasi KBUW :

a. Struktur Kepengurusan KBUW tidak komplit. KBUW mempunyai struktur organisasi, yaitu ketua, sekretaris, bendahara dan badan pengawas, namun sampai saat ini badan pengawas belum 79 terbentuk. Saat ini sekretaris mengundurkan diri, sehingga untuk sementara diganti oleh laki-laki suami. b. Kurangnya sosialisasi prosedur peminjaman kepada masyarakat, artinya Pengurus KBUW belum memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang prosedur pinjaman modal usaha . c. Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas. d. Kurangnya koordinasi maupun pembinaan antara penanggung jawab program, pihak kelurahan dan pengurus KBUW. e. Pinjaman modal usaha terbatas karena modal yang dipinjamkan harus menunggu anggota yang membayar cicilan maupun iuran keanggotaan.

2. Permasalahan di dalam sasaran program anggota KBUW

a. Kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian cicilan dan iuran anggota KBUW. b. Adanya anggapan dari sebagian anggota bahwa dana tersebut merupakan dana hibah. c. Pengambilan keputusan dalam pengggunaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan di tangan suami karena pada umumnya suami yang menjalankan usaha. d. Pinjaman koperasi digunakan untuk kebutuhan konsumtif . e. Pinjaman modal usaha terbatas sehingga usaha yang dijalankan belum menunjukkan perkembangan bagi perbaikan ekonomi keluarga. f. Wanita kurang aktif dalam mengikuti kegiatan KBUW. Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dengan peserta FGD untuk mendapat tanggapan dan upaya atau strategi pemecahan masalah dengan potensi-potensi yang ada. Permasalahan-permasalahan dan alternatif pemecahan masalah yang dibahas dalam FGD disajikan dalam Tabel. 14 . 80 Tabel. 14. PermasalahanKelemahan dan Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Hasil FGD di Kel. Cipageran Tahun 2006 No. Aspek Permasalahankelemahan Faktor Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan FGD 1. 2. 3. 4. 5. 1. Aspek organisasi KBUW a. Struktur Kepengurusan KBUW tidak komplit sekretaris mengundurkan diri dan badan pengawas belum terbentuk. Kurangnya komunikasi antar pengurus dan pengetahuan tentang koperasi yang terbatas a. Diadakan rapat dengan dihadiri oleh seluruh anggota untuk pembentukan kepengurusan KBUW yang baru. b. Meminta bantuan tokoh masyarakat atau penanggung jawab program. b. Kurangnya sosialisasi prosedur peminjaman kepada masyarakat, artinya pengurus KBUW belum memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang prosedur pinjaman modal usaha a. Waktu yang terbatas karena KBUW harus segera terbentuk dan program harus segera berjalan. b. Pengetahuan Pengurus tentang prosedur peminjaman terbatas a. Diadakan sosialisasi berkelanjutan sehingga masyarakat mengetahui prosedur peminjaman. b. Diadakan pelatihan bagi pengurus untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengelola KBUW. c. Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas. Kurangnya pelatihan bagi Pengurus KBUW. a. Diadakan pelatihan bagi pengurus mengenai prosedur peminjaman. b. Memberikan kesempatan kepada pengurus untuk mengambil keputusan dalam mengelola KBUW 8 81 Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. d. Kurangnya koordinasi maupun pembinaan antara penanggung jawab program, pihak kelurahan dan pengurus KBUW . a. Kurangnya monitoring dari penanggung jawab program dan aparat kelurahan b. Kurangnya komunikasi a. Diadakan monitoring secara rutin untuk mengetahui perkembangan KBUW b. Diadakan pertemuan rutin antar penanggung jawab program, pihak kelurahan dan pengurus KBUW. e. Pinjaman modal usaha terbatas karena modal yang dipinjamkan harus menunggu anggota yang membayar cicilan maupun iuran keanggotaan Kurangnya tanggung jawab anggota dalam membayar cicilaniuran a. Meningkatkan kesadaran anggota akan hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi b. Mengadakan jejaring dengan pihak luar untuk penambahan modal KBUW 2. Aspek sasaran program anggota KBUW a Kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian cicilan dan iuran anggota KBUW. a. Masyarakat kurang mengetahui prosedur peminjaman, pengembalian cicilan dan iuran anggota. b. Mentalitas yang rendah a. Memberikan sosialiasi secara berkelanjutan tentang prosedur peminjaman, pengembalian cicilan dan iuran anggota. b. Meningkatkan pemahaman bahwa dana tersebut merupakan dana bergulir b. Adanya anggapan dari sebagian anggota bahwa dana tersebut merupakan dana hibah. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tujuan pinjaman dari KBUW Memberikan sosialisasi bahwa dana KBUW merupakan dana bergulir yang harus dirasakan manfaatnya bagi semua anggota masyarakat dan bukan merupakan dana hibah. 8 1 82 Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. c. Pengambilan keputusan dalam pengggunaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan di tangan suami karena pada umumnya suami yang menjalankan usaha. a. Budaya patriarki yang kuat b. Usaha yang menjalankan adalah suami a. Perlu pemahaman bahwa dalam pengambilan keputusan merupakan keputusan bersama antara suami dan istri. b. Perlu pemahaman meskipun yang menjalankan usaha suami tetapi istri turut serta dalam meminjam modal usaha. d. Pinjaman koperasi digunakan untuk kebutuhan konsumtif. a. Pemahaman yang terbatas tentang maksud pinjaman koperasi. b. Tingkat ekonomi yang rendah Peningkatkan sosialisasi tentang tujuan pinjaman modal usaha dari KBUW e. Pinjaman modal usaha terbatas sehingga usaha yang dijalankan belum berkembang. Kurangnya tanggung jawab anggota dalam membayar cicilaniuran Memberikan pemahaman bahwa pinjaman yang diberikan digunakan seoptimal mungkin untuk usaha dan harus dirasakan manfaatnya oleh semua anggota masyarakat f. Wanita kurang aktif dalam kegiatan KBUW Peran reproduktif yang banyak dilakukan wanita a. Memberikan pemahaman bahwa program tersebut merupakan program untuk pemberdayaan wanita b. Meminta bantuan kepada tokoh masyarakatagama untuk mengajak wanita terlibat dalam kegiatan KBUW 8 2 83 Dalam proses pelaksanaan FGD, supaya peserta FGD mengerti tentang permasalahankelemahan kegiatan KBUW, maka penulis mengunakan alat bantu dengan menggunakan analisa pohon masalah, yang mengelompokkan permasalahan kedalam tiga bagian, yaitu masalah inti, akar masalah dan dampak dari masalah tersebut dan juga penyajian dalam bentuk tabel-tabel, yaitu tabel Potensi dan PermasalahanKelemahan. Selain itu karena analisis yang digunakan adalah Analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan lima dimensi yaitu kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol, maka dalam proses pelaksanaan FGD perlu disampaikan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan di dalam KBUW, yaitu wanita hanya meminjamkan nama untuk mendapatkan pinjaman modal usaha, tidak terlibat pengambilan keputusan dalam penggunaan pinjaman modal usaha dan pembayaran cicilaniuran keanggotaan, peran reproduktif yang banyak dilakukan wanita pun mempengaruhi keterlibatan wanita dalam kegitan KBUW, sehingga wanita belum menjalankan perannya dalam kegiatan KBUW dan belum menyadari bahwa program tersebut merupakan program khusus untuk pemberdayaan dirinya sendiri. Pemaparan tersebut dimaksudkan supaya peserta FGD menyadari bahwa permasalahan yang timbul dalam KBUW tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor, seperti kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian pinjaman, usaha anggota belum berkembang, pinjaman digunakan untuk kebutuhan konsumtif, tidak adanya pembinaan lanjutan dan pengetahuan pengurus yang terbatas dalam mengelola KBUW. Hasil analisa pohon masalah secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5 . 84 Berdasarkan hasil FGD pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2006, maka strategi pemecahan masalah berdasarkan permasalahan- permasalahan yang ada dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu :

1. Strategi Penguatan organisasi KBUW