LATAR BELAKANG Kelestarian lingkungan dan pencemaran adalah dua istilah populer.

28

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Kelestarian lingkungan dan pencemaran adalah dua istilah populer.

Keduanya selalu menjadi perhatian khusus setiap negara. Masalah kelestarian lingkungan biasanya selalu dikaitkan dengan pencemaran, sebaliknya berbicara mengenai masalah pencemaran tidak akan terlepas dari masalah kelestarian lingkungan. Kondisi lingkungan dan sumber daya alam Indonesia sekarang ini sudah banyak yang mengalami kerusakan sehingga menjadi tidak nyaman bagi kehidupan disekitarnya. Hal ini terjadi terutama di kota-kota besar yang terjadi akibat adanya sampah yang menyebabkan pemandangan tidak sedap, bau busuk, dan juga menjadi media perkembangan penyakit menular, dan lain-lain. Masalah sampah bukan saja merupakan masalah regional dan nasional, tetapi menyangkut masalah internasional karena terkait dengan masalah pencemaran dan kelestarian lingkungan. Berkembangnya suatu kota yang diikuti laju pertumbuhan penduduk yang pesat serta perubahan perilaku dan standar hidup masyarakat, maka akan berakibat pula meningkatnya volume sampah terutama sampah padat. Dengan meningkatnya volume sampah secara periodik, akan menambah beban bagi TPA untuk melakukan sistem pengelolaannya secara tepat sehingga dapat mengurangi tingkat pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya. Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah Galuga yang berlokasi di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor memanfaatkan tanah seluas 9,6 Ha dikelola dengan sistem timbun terkendali controlled landfill dan pengomposan composting. Dengan sistem timbun terkendali sampah ditimbun dalam keadaan terbuka namun dikendalikan penempatannya, agar merata sehingga tidak menumpuk pada satu titik. Pengendalian dilakukan dengan alat berat. Menurut EPA 1973, sampah yang terbuka lebih dari 24 jam, mulai terjadi perombakan oleh mikroba, menghasilkan bahan-bahan organik berupa padatan terlarut bersifat toksik yang disebut lindi leachate. Lindi tersebut mudah disebarkan melalui limpasan air hujan dan meresap mencemari air tanah termasuk 29 air sumur yang ada di sekitarnya. Air sumur yang terkontaminasi lindi berakibat terjadinya penurunan kualitas air secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Pengomposan dengan sistem open widrow juga menghasilkan leachate dari salah satu tahapan prosesnya sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan terutama terhadap air tanah. Secara skematis kerangka pemikiran tentang pengelolaan TPA sampah dan dampak yang ditimbulkannya dapat dilihat pada Gambar 1. Proses degradasi dan akumulasi Fisik Kimia Mikrobiologi Gambar 1. Kerangka Pemikiran Tentang Status Kualitas Air sebagai Pengaruh TPA Sampah Galuga Sampah Volume : 2.208 m 3 Pengelolaan Controlled Landfill Composting Leachate Limpasan dan resapan Air sumur penduduk Kualitas air sumur 30

B. TUJUAN