Jenis-jenis Narkotika TINJAUAN UMUM TERHADAP PENGGUNA NARKOTIKA DAN

2 Penggolongan Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat 1 untuk pertama kali ditetapkan sebagaimana dicantum sebagai Lampiran I dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Undang-Undang ini. 3 Ketentuan mengenai perubahan penggolongan Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dengan Peraturan Mentreri. 16 Penjelasan Undang – Undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika menjelaskan mengenai maksud dari golongan - golongan Narkotika tersebut, yaitu: Narkotika golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Jumlahnya ada 65 jenis. Contoh: Heroin, ganja, opium, sabu-sabu, Extacy dan kokain. Narkotika golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Jumlahnya ada 86 jenis. Contoh: morfin, fentamil, alfametadol, ekgonia dan bezetidin. Narkotika golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunya potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Jumlahnya ada 13 jenis. 16 Lihat Pasal 5 Undang-Undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Contoh: kodein, propiram, norkedenia, polkodina dan etilmorfina. Pada Lampiran Undang – Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, telah terjadi peluasan jenis dan golongan Narkotika. Yang sebelumnya Undang – Undang No 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika dan Undang – Undang No 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Pada Undang – Undang terdahulu, jenis dan golongan Narkotika dan Psikotropika dipisahkan secara jelas sesuai dengan lampiran jenis golongan disetiap Undang – Undang. Yang dimaksud dengan obat – obat terlarang atau psikotropika adalah obat – obat Narkotika, tetapi mempunyai efek dan bahaya yang sama dengan Narkotika. Jenis – jenis Psikotropika yaitu: a. Golongan Depresia yaitu barbiturate dan turunan-turunannya, benzodiazepin dan turunan-turunanya, metakualon, alcohol, zat-zat pelarutsolvent. 17 b. Golongan Stimulansia yaitu amphetamin dan turunannya dan zat lain. 18 c. Golongan Hipnotika dan LSD, DMT, DET, DOM STP, PCP, Mescaline. 19 Sedangkan pada zaman klasik, cara mengkonsumsi benda yang memabukan diolah oleh manusia dalam bentuk minuman sehingga para pelakunya disebut dengan peminumpemabuk. Pada zamar modern, benda yang memabukan dapat dikemas menjadi bentuk tablet, kapsul, makanan, serbuk atau minuman, sesuai 17 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, h.83. 18 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, h.70. 19 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, h.94. dengan kepentingan dan kondisi si pemakai. 20 Ada beberapa jenis atau nama minuman keras khamr, sebagai berikut: Khamr, perasan buah anggur yang telah menjadi minuman keras, Bata, rendaman madu, Mazar, yang dibuat dari jagung, Sakar, rendaman khurma yang belum dimatangkandimasak, Fadlieh, yang dibuat dari pe rasan putik kurma tanpa dimasak, Ji’ah, rendaman sya’ir, Chiltin, yang dibuat dari campuran putik kurma dan kurma matang. 21 Islam melarang minuman keras khamr, karena dianggap sebagai induk keburukan ummul khabaits, disamping merusak akal, jiwa, kesehatan dan harta. Dari sejak semula, Islam telah berusaha menjelaskan kepada umat manusia, bahwa manfaat tidak seimbang dengan bahaya yang ditimbulkannya, karena akal adalah salah satu sendi kehidupan manusia yang harus dilindungi dan dipelihara. Untuk itu, dalam rangka pemeliharaan terhadap akal segala apapun yang dapat mengakibatkan rusak atau berakibat jelek harus dilarang. 22

4. Penggunaan Narkotika

Memang tidak dapat dikesampingkan bahwa zat-zat Narkotika dan yang sejenis memiliki manfaat yang cukup besar di dunia kedokteran, bidang penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan,. Berikut aplikasinya pemakaian dalam dosis yang teratur akan memberikan manfaat, akan tetapi 20 Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, Cet. Ke-1, h.78. 21 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 9, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001, Cet. Ke-3, h. 391. 22 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana, 2003, Cet. Ke-2, h. 289. pemakaian zat-zat jenis Narkotika dalam dosis yang tidak teratur, lebih-lebih disalahgunakan akan membawa efek-efek yang negative. 23 Namun harus ada pengawasan dan pengelolahan dalam penggunaannya, agar tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang nantinya akan menjadi ketergantungan untuk pasien, disamping itu juga merupakan tugas dari Departemen Kesehatan untuk melakukan pengendalian dan pengawasan yang baik dengan membuat atau meletakan dasar peraturan-peraturan pengelolaan agar tujuan penggunaan sesuai dengan sasaran dan membantu manusia agar mengurangi atau menghilangkan rasa sakit pada manusia. Adapun manfaat lainnya dari jenis-jenis Narkotika lainnya. Seperti: Ganja Untuk dunia kedokteran pengguna ganja tidak ada, akan tetapi sebagai pengobatan ganja dapat menghilangkan rasa nyeri. Khasiat ganja sebenarnya dikarenakan oleh sifat psikotropikanya; terutama yang disebabkan oleh kandungan THC. Sejak tahun 1965 THC telah dibuat secara sintetis. Akan tetapi sifat halusinogennya menyebabkan halusinasi lebih lemah dibanding dengan LSD. 24 Efek positif lainnya dari penggunaan ganja, adalah: Mengatasi mual pada pengguanaan obat antgi kanker, Menurunkan tekanan intra okuler pada penderita glaucoma dan Melemaskan otot. 25 Cocain Dalam bidang ilmu kedokteran cocain dipergunakan sebagai anestesi pemati rasa local: Dalam pembedahan pada mata, hidung, dan 23 Harsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Bina Aksara, 1989, h.51- 52. 24 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum, h. 52. 25 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, h.53.