Sejarah Narkotika TINJAUAN UMUM TERHADAP PENGGUNA NARKOTIKA DAN

penting sebagai perlengkapan untuk mengarungi samudra untuk penahan angin dan gelombang di samping guna mendapatkan kesenangan dan ketenangan. Perkataan candu dan klelet sudah sejak lama dikenal orang. Dalam buku suluk Gatholoco dan Darmagandhul, yang diperkirakan ditulis pada awal abad kesembilan belas, candu dan klelet sudah digunakan orang. Pengalaman menggunakan candu pada waktu itu sudah diungkapkan oleh orang Jawa, yang maksud tidak berbeda dengan pengalaman korban Narkotika pada masa kini. Mereka mendapatkan kenikmatan selama pengaruh opium masih terdapat di dalam badan, dan apabila pengaruh opium itu sudah hilang, rasa ketagihan akan timbul disertai dengan penderitaan yang sangat menyedihkan. Hanya candulah yang dapat menghilangkan penderitaan itu, sehingga bahan tersebut akhirnya menjadikan kebutuhan hidup sehari-hari. Itulah sebabnya mereka lebih mementingkan membeli candu dari pada bahan kebutuhan lainnya. Pada zaman Belanda pembatasan penggunaan candu dimulai sejak tanggal 1 september 1894. Pemerintah Belanda, yang mengadakan monopoli perdagangan candu, mendatangkan bahan tersebut dari Timur Tengah, kemudian diolah dan diedarkan kepada mereka yang mempunyai surat keterangan boleh menghisap madat. Candu yang didatangkan itu masih harus diolah dengan jalan memasak dan meragikan serta dicampur dengan bahan netral lainnya untuk meredahkan kadar khasiatnya, di samping masih harus diberi tanda bahwa candu yang diisap itu berasal dari pemerintah. 1 1 Sumarmo Masum, Penanggulangan Bahaya Narkotika dan Ketergantungan Obat, Jakarta: CV Haji Masagung, 1987, Cet 1. h. 4-5. Pada era Sembilan puluhan, pemakai narkotika sudah masuk segala lapisan, baik kalangan atas, kalangan menengah maupun kalangan bawah sekalipun. Dari sudut usia, narkotika sudah tidak dinikmati golongan remaja, tetapi juga golongan setengah baya maupun golongan usia tua. Penyebaran narkotika sudah tidak lagi hanya dikota besar, tetapi sudah masuk ke kota-kota kecil dan merambat di kecamatan atau desa. Jika dilihat dari kalangan pengguna, narkotika tidak hanya dinikmati oleh kalangan tertentu saja, tetapi sudah memasuki beberapa profesi. Macam-macam profesi tersebut, misalnya seperti manager perusahaan, pengusaha, dokter, pengacara dan sebagainya.yang menyedihkan lagi, sudah menjalar dikalangan birokrat dan penegak hukum. Psikotropika yang pada waktu dulu termasuk golongan obat keras yang dinikmati golongan menengah, saat ini juga dinikmati oleh golongan atas. Macam golongan psikotropika tersebut seperti shabu, ekstasi dan sebagainya. Sehingga pemerintah perlu mengeluarkan golongan obat psikotropika dari golongan obat keras, dan mengaturnya dalam Undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Sedangkan untuk obat bius atau narkotika yang semula diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1976 diganti dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 dengan sanksi yang lebih keras. 2 Namun kini Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 diganti dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 yang sanksi yang lebih luas dalam penerapannya. 2 Hari Sasangka, Narkotika dan P3sikotropika dalam Hukum Pidana Bandung: Mandar Maju, 2003, h.2-3. Di zaman Nabi Muhammad SAW, kisah opium dan ganja tidak terungkap secara jelas, kecuali masalah khamr, ada juga yang menyebutkan khamr sebagai arak. Khamr berasal dari perasan buah yang diragikan. Khamr dapat mengganggu kejernihan akal, mengganggu daya tangkap manusia, membuat mabuk, dan lupa diri. Dalam sejarah Islam, masalah khamr muncul pada awal periode Madinah, saat Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat jamaah. Salah seorang jamaah melaksanakan sholat dalam kondisi mabuk. Bau alkohol menebar dari mulutnya. Nabi Muhammad pun lalu menganjurkan agar seseorang jangan melakukan sholat dalam kondisi mabuk. Mengapa? Karena shalat adalah momen spiritual yang cukup penting dimana manusia mendekatkan diri dengan sang khaliq. Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW pernah menegur seseorang yang bernama Ibnu Suwaid yang membuat minuman beralkohol dari anggur dan kurma. Ibnu Suwaid berkata bahwa minuman beralkohol yang dibikinnya akan digunakan sebagai obat. Lalu, Nabi Muhammad SAW memperingatkan bahwa minuman beralkohol khamr bisa memunculkan banyak penyakit dan mudharat, daripada manfaat. Tapi, dalam episode perjalanan umat Islam dari masa ke masa, ternyata khamr masih juga dikonsumsi oleh banyak orang. Inilah yang menjadi salah satu noda dan kelemahan sejarah peradaban Islam. 3 3 M. Arief Hakim,Bahaya Narkoba Alkohol Cara Islam Mencegah,Mengatasi,dan Melawan,Majalengka: Nuansa, 2004, h.85-86.

2. Definisi Narkotika

Narkotika merupakan singkatan dari Narkotika dan obat-obat berbahaya. Dari istilah Narkoba tersebut maka ada dua hal yang dapat dijelaskan yaitu Narkotika dan obat-obat terlarang atau yang sering disebut psikotropika. Sejak dunia pertama kali mengurusi candu, maka istilah yang dipergunakan adalah opium, karena candu adalah getah dari buah popi. Pertemuan internasional yang membahas masalah candu pernah dilangsungkan di Den Haag tahun 1912, dan Jenewa tahun 1925. Pada pertemuan berikutnya di Jenewa tahun 1931, diperkenalkanlah istilah baru, yaitu Narkotika narco = tidur yang tidak sadar. 4 Berbicara mengenai Narkotika, sering terdengar beberapa akronim yang berkaitan erat dengan hal tersebut, misalnya: NAZA Narkotika dan Zat Adiktif; dan NAPZA Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Dari akronim NAPZA, yang mempunyai arti lebih lengkap dibanding yang pertama, maka obat yang dianggap berbahaya adalah Narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif. 5 Secara umum Narkotika merupakan suatu kelompok zat yang bila dikonsumsi ke dalam tubuh maka akan berpengaruh terhadap tubuh pemakai yang akan berdampak, merangsang, menimbulkan khayalan dan menenangkan . Secara etimologi Narkotika berasal dari kata “Narkoties” yang sama artinya d engan kata “Narcosis” yang berarti membius. 6 Sifat dari zat tersebut 4 Sumarmo Masum, Penanggulangan Bahaya Narkotika dan Ketergantungan Obat, Cet 1. h.61. 5 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, h. 4-5. terutama berpengaruh terhadap otak sehingga menimbulkan perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, kesadaran, dan halusinasi disamping dapat digunakan dalam pembiusan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dapat dilihat pengertian dari Narkotika itu sendiri, yakni: Pasal 1 point 1 : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang ini. Berikut adalah pandangan dari ahli hukum mengenai pengertian dari Narkotika : Menurut Smith Klise dan French Clinical Staff mengatakan bahwa: “Narcotics are drugs which produce insebilty stupor duo to their depressant effect on the control nervous system. Included in this definition are opium derivates morphine, codein, heroin, and synthetics opiates meperidine, methadone. 7 Yang artinya kurang lebih sebagai berikut : Narkotika adalah zat-zat obat yang dapat mengakibatkan ketidaksamaan atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut berkerja mempengaruhi susunan saraf sentral. Dalam definisi Narkotika ini sudah termasuk jenis candu dan 6 Moh. Taufik Makarao. Tindak Pidana Narkotika. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, h. 21. 7 Hari Sasangka. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, h. 33.