Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

Sedangkan hikmah diwajibkannya zakat bagi yang mampu menurut Zuhdi Sidiq, 2005:13 adalah : 1. Membersihkanmensucikan jiwa muzakki dari sifat-sifat tercela 2. Membersihkan harta bendanya dari kemungkinan bercampurnya dengan harta benda yang tidak 100 persen halal 3. Mencegah berputarnya harta kekayaan berada di tangan-tangan orang- orang kaya saja demi terwujudnya pemerataan pendapatn dan kesejahteraan masyarakat. 4. Untuk memenuhi kepentingan umum seperti jembatan, irigasi, dan untuk kepentingan agama seperti masjidmushola. 5. Meningktkan kualitas hidup kesejahteraan masyarakat. Disebutkan pada http:www.azurahkio.wordpress.com, manfaat pemberian zakat antara lain : 1. Mempererat hubungan si kaya dan si miskin. 2. Agar tidak terjadi kejahatan dari orang - orang miskin dan susah yang dapat merusak ketertiban masyarakat. 3. Guna membersihkan diri.

D. Kerangka Pemikiran

Zakat merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial dalam ajaran Islam, yang apabila dikumpulkan dan dikelola dengan baik maka akan lebih berdaya guna dan efektif pemanfaatannya. Potensi zakat di Indonesia sangat besar namun sayangnya potensi tersebut belum tergali dengan maksimal. Pengetahuan masyarakat tentang zakat masih sangat kurang dan itu pun kebanyakan masih sebatas zakat fitrah, padahal ada macam-macam zakat. Pola pengumpulan dan penyaluran zakat juga menentukan optimal atau tidaknya zakat tersebut bagi masyarakat miskin. Penyaluran zakat dapat diberikan langsung dari muzaki pemberi zakat kepada mustahik penerima zakat, agar muzaki merasa yakin bahwa zakatnya telah sampai pada mustahik. Namun penyaluran zakat secara langsung dikhawatirkan tidak dapat memastikan bahwa semua orang yang wajib mengeluarkan zakat telah melaksanakan kewajibannya. Karenanya walaupun telah ditetapkan dalam UU. No. 38 Tahun 1999 bahwa setiap orang muslim yang mampu membayar zakat, berkewajiban untuk melaksanakannya, tetapi tidak ada sanksi bagi orang yang tidak melaksanakannya. Dengan kondisi ini optimalisasi pembayaran zakat tergantung pada kesadaran individu. Sejak adanya undang-undang tersebut, di Indonesia telah banyak bermunculan lembaga pengelola zakat baik yang dibentuk oleh pemerintah maupun yang dibentuk secara swadaya oleh masyarakat. Lembaga amil zakat sebagai salah satu organisasi pengelola zakat yang bertugas melakukan penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran zakat. Dalam menjalankan tugas menghimpun dana dari masyarakat ternyata belum didukung oleh masyarakat. Ini dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang enggan menyalurkan zakatnya melalui LAZ. Padahal adanya interaksi antara masyarakat dan LAZ diharapkan dapat membuat hasil zakat lebih optimal. Untuk itulah diperlukan upaya dari LAZ agar dapat mensosialisasikan lembaganya kepada masyarakat, meningkatkan pengetahuan masayarakat tentang kewajiban zakat serta menyadarkan masyarakat agar mengeluarkan zakat demi tercapainya keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Faktor pendukung dan faktor penghambat baik secara internal maupun eksternal tentunya tak bisa terlepas dari kinerja LAZDAI sebagai lembaga amil zakat. Karena hal tersebut tentunya akan mempengaruhi keberhasilan LAZDAI dalam menyadarkan masyarakat untuk mengeluarkan zakat. Bagan 1. Kerangka Pemikiran Upaya LAZDAI dalam Menyadarkan Masyarakat untuk Mengeluarkan Zakat - Potensi zakat yang cukup besar di masyarakat - Kurangnya kesadaran masyarakat mengeluarkan zakat melalui LAZ Faktor pendukung peningkatan kesadaran zakat Upaya LAZDAI dalam menyadarkan masyarakat untuk mengeluarkan zakat a. Sosialisasi zakat majalah b. Presentasi zakat seminar zakat c. Kerjasama dengan instansiperusahaan d. Pengajian, majelis taklim dan pendekatan secara personal e. Peningkatan layanan f. Program-program yang menarik Faktor penghambat peningkatan kesadaran zakat a. Faktor Internal b. Faktor eksternal

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Ditinjau dari sudut cara dan pembahasan masalah serta hasil yang dicapai, penelitian ini bermaksud mengetahui dan menjelaskan upaya LAZDAI Lembaga Amil Zakat Daerah Amal Insani dalam menyadarkan masyarakat untuk mengeluarkan zakat serta mengetahui dan menjelaskan faktor pendukung dan faktor penghambat LAZDAI dalam menyadarkan masyarakat untuk mengeluarkan zakat. Oleh karena itu jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hadari Nawawi Sidiq, 2005:56 menjelaskan bahwa penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab permasalahan di lapangan dengan teori-teori, konsep-konsep dari data penelitian lapangan. Menurut Sudipan Sadi Hutomo Sidiq, 2005:56 deskriptif kualitatif artinya mencatat secara teliti segala gejala atau fenomena yang dilihat dan didengar serta dibacanya via wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi atau bukan dan lain-