PKn Kelas 6 SDMI
138 138
138 138
138
2. Sebagai Pasukan Perdamaian PBB di Vietnam
Ketika itu kecamuk perang saudara di Vietnam sudah berlangsung ± 30 tahun. Berdasar atas keputusan Persetujuan di Paris, tahun 1973 dibentuklah komisi pengontrol
perdamaian di bawah PBB yang bernama ICCS International Commission of Control and Supervision. Anggota komisi tersebut terdiri atas empat negara: Hongaria, Indo-
nesia, Kanada, dan Polandia.
Tugas komisi tadi adalah mengawasi pelanggaran perdamaian yang dilakukan oleh dua pihak. Peran Indonesia dalam tugas ini adalah sebagai Pengirim pasukan
perdamaian. Pasukan Indonesia pada waktu itu adalah Pasukan Garuda IV, V, VI, dan VII.
Pasukan Garuda IV di bawah pimpinan H.R. Dharsono dan ketua kontingennya Brigadir Jenderal Wiyogo. Bertugas dari bulan Januari hingga Juli 1973. Selanjutnya
berturut-turut Pasukan Garuda V, VI, dan VII menggantikan pasukan-pasukan sebelum- nya hingga tahun 1975, ketika seluruh Vietnam sudah dikuasai oleh Vietnam Utara
Vietkong.
3. Sebagai Pemrakarsa Penyelesaian Konflik di Kamboja
Konflik di Kamboja bersumber dari pendudukan tentara Vietnam di Kamboja sejak tahun 1979. Tahun 1987 Menteri luar Negeri Indonesia Mochtar Kusumaatmadja dan
Menteri Luar Negeri Republik Sosialis Vietnam Nguyen Co Thach menandatangani sebuah persetujuan. Isi persetujuan tersebut adalah soal pertemuan informal antar
pihak yang bertikai di Kamboja.
Pertemuan informal tersebut terlaksana, dan selanjutnya dikenal dengan JIM Jakarta Informal Meeting. JIM I dilakukan di Bogor, tanggal 25-28 Juli 1988, dan JIM
II juga di Bogor, tanggal 11 Februari 1989. Masih soal penyelesaian konflik di Kamboja, Indonesia juga terpilih sebagai wakil
dalam pertemuan Paris untuk Kamboja bulan Oktober tahun 1991. Hasil penting dari pertemuan Paris tersebut adalah sebuah perjanjian damai untuk Kamboja.
4. Sebagai Pasukan Perdamaian PBB di Kamboja
Satu tahun setelah perjanjian damai dicapai, Indonesia terpilih kembali sebagai pasukan perdamaian atas nama PBB di Kamboja. Peristiwa tersebut terjadi tahun 1992.
Pasukan perdamaian itu dikenal dengan Pasukan Garuda XII. Selain sebagai pengawas perdamaian, tugas Pasukan Garuda ini adalah mengawasi berlangsungnya
pemilihan Umum di Kamboja.
PKn Kelas 6 SDMI
139 139
139 139
139
5. Sebagai Penengah Penyelesaian Masalah Moro di Filipina
Moro merupakan sebuah masyarakat suku yang menempati Pulau Mindanao, wilayah bagian selatan negara Filipina. Sudah lama suku Moro ingin memisahkan diri
dari negara Filipina. Gerakan suku Moro untuk memisahkan diri dari Filipina itu bernama MNLF Moro National Libertion Front. Gerakan suku Moro tersebut menyebabkan
pertikaian yang tak kunjung selesai. Tahun 1993 Organisasi Konferensi Islam OKI menunjuk Indonesia sebagai ketua
komite untuk menyelesaikan masalah Moro. Perundingan antara pemerintah Filipina dan MNLF tersebut antara tahun 1993-1996 dan berlangsung lima kali. Masing-masing
di Cipanas satu kali, dan di Jakarta empat kali. Pada perundingan di Jakarta yang keempat, tanggal 30 Agustus 1996 Perjanjian
Damai ditandatangani. Dari pemerintah Filipina diwakili oleh T. Yan, dari MNLF diwakili Misuari, dan dari Indonesia Ali Alatas Menteri Luar negeri. Perjanjian tersebut
kemudian ditandatangani kembali di Manila 2 September 1996.
1. Selain sebagai anggota masyarakat kawasan Asia Tenggara, Indonesia juga
bagian dari masyarakat Internasional. 2.
Peran Indonesia di lingkungan negara-negara Asia Tenggara kadang melalui keanggotaan ASEAN, tetapi kadang-kadang juga di luar keanggotaan ASEAN.
3. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi penyumbang penting
gagasan tentang pelaksanaan program stabilitas kawasan Asia Tenggara. 4.
Indonesia banyak berkecimpung dalam mewujudkan kawasan Asia Tenggara yang damai, bebas, serta netral.
5. Indonesia sering tampil menjadi penengah konflik, serta menjadi pasukan
perdamaian atas nama PBB di kawasan Asia Tenggara.
R R
R R
Rangk angk
angk angk
angkuman uman
uman uman
uman