Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan

(1)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK PEMADAMAN LISTRIK TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA WARUNG INTERNET (WARNET) DI KOTA MEDAN

Diajukan oleh:

WENNY SUBANDI 050501055

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Sebagai suatu makhluk sosial, manusia perlu untuk memiliki suatu informasi dan komunikasi yang baik. Komunikasi dan informasi teknologi yang digunakan adalah salah satu dari indikator yang digunakan oleh pemerintah untuk melihat pertumbuhan ekonomi. Salah satu dari alat informasi dan komunikasi yang sudah banyak digunakan orang adalah warung internet. Namun apa yang harus dilakukan para pengusaha jika pemadaman listrik terus terjadi selama usaha ini berlangsung.

Riset ini mencoba untuk melakukan penelitian pengaruh dari hasil pendapatan terhadap jumlah jam pemadaman, jumlah pelanggan warnet, biaya penggunaan warnet, dan biaya operasional. Untuk analisa tujuan, riset ini menggunakan data primer dan metode OLS dari yang biasa digunakan untuk menaksir model.

Hasil riset ini menunjukkan bahwa hasil dari variabel jam pemadaman listrik (X1) berpengaruh negatif terhadap pendapatan sebesar -64471.80, artinya bila terus terjadi pemadaman listrik (X1) senilai 1% maka akan menurunkan pendapatan sebesar 644,71% (cateris paribus). Variabel jumlah pelanggan warnet (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan sebesar 1726.493, artinya jika jumlah pelanggan warnet (X2) naik 1% maka akan menaikkan pendapatan sebesar 172,6% (cateris paribus). Variabel biaya penggunaan warnet (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan sebesar 3279.422, artinya jika biaya penggunaan warnet (X3) dinaikkan 1% maka akan menaikkan pendapatan sebesar 3279.4% (cateris paribus). Dan variabel biaya operasional (X4) mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan sebesar 1.479903, artinya jika biaya operasional (X4) dinaikan 1% maka akan menaikan pendapatan sebesar 1.47% (cateris paribus).

Kata Kunci : Jam Pemadaman Listrik, Jumlah Pelanggan Warnet, Biaya Penggunaan Warnet, dan Biaya Operasional.


(3)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

As a social creatur, man need to have a good information and communication among them. Communication and information which is through the used of technology is one of the indicator that used by government to see the growth of economic. One of the communication and information tool is than has used by many people is telecommunication booth which many economic usage of expanse of internet. But which must be done the enterprenuers is electrical extinction always happened during this busniess takes place.

This research tries to cheek influence from result of income to extinction number of hours, number of internet consumer, cost of usage internet, cost of operasional. For the purpose analysis, this research use data of cross section and method of ordinary least square used to estimate the model.

Result of from this research indicate that income from variabel hour electrical extinction (X1) to income of influential negative, that is equel to -64471.80, its meaning, if hour electrical extinction (X1) go up 1% hence Y (income) will go down equal to 64471.80% (cateris paribus). Variable number of internet consumer (X2) influential positive, that is equal to 1726.493, its meaning, if number of internet consumer (X2) go up 1% hence Y (income) will go up equal to 1726.493% (cateris paribus). Variable cost of usage internet (X3) to income of influential positif, that is equal to 3279.422, its meaning, if cost of usage internet (X3) go up 1% hence Y (income) will go up equal to 3279.422% (cateris paribus). And variable cost of operasional (X4) to income of influential positif, that is equal to 1.479903, its meaning, if cost of operasional (X4) go up 1% hence Y (income) will go up equal to 1.479903% (cateris paribus).

Keyword : Electrical extinction, Number of internet consumer, cost of usage internet, cost of operasional.


(4)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan berkat dan rahmat-Nya, penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan serta kemudahan dalam mengerjakan skripsi ini serta Nabi Muhammad SAW atas doa serta syafaatnya.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Namun terlepas dari segala kekurangan yang ada pada penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak , Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak , Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec sebagai Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak , Dr. Irsyad Lubis, sebagai sekretaris Departemen Ekonomi Prmbangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

4. Bapak Prof. Dr. Ramli M.S, sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan semangat pantang menyerah kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Raina Linda Sari, sebagai Dosen Pembanding I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Paidi Hidayat, M.Si, sebagai Dosen Pembanding II Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Juga saya ucapkan terima kasih yang sangat besar kepada kedua orang tua penulis yang telah sabar dan mencurahkan segenap kasih sayangnya dan segala pengorbanannya serta doanya sehingga penulis dapat memperoleh pendidikan tinggi ini, kepada orang tua penulis yang paling penulis sayangi dan cintai Ayahanda Yuri Subandi dan Ibunda Dewi Lastina,B.A., dengan doa mereka jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Juga tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk abangda penulis, Agung Yuriandi,S.H dan Eko N amzulsyah, AMD telah memberikan dukungan, dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis. 9. Terima kasih penulis ucapkan kepada Faisal Marwi,S.Komp,M.Hum, yang telah

memberikan perhatian dan semangat serta kekecewaan, juga doa kepada penulis selama penulis menyelesaikan study di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara serta menyelesaikan skripsi ini.

10.Tidak ketinggalan terima kasih kepada sahabat-sahabatku Ndie, Sarden, PoleQ, Godeq, Ade nyam-nyam, Rie, Marina, Isantoyo, Godil, selama penyelesaian


(6)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

skripsi, dan yang selama ini bersama-sama dalam suka maupun duka dan teman-teman serta senior-senior yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu.

Akhir kata kiranya tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama dalam penerapan serta pengembangan ilmu ekonomi di Indonesia.

Wassalamualaikum wr. wb. Medan, Maret 2008

Penulis


(7)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Ekonomi ... 6

2.2 Usaha ... 9

2.2.1 Usaha Warung Internet (Warnet) ... 11

2.3 Pendapatan ... 13

2.3.1 Pendapatan dan pengeluaran konsumsi ... 17

2.3.2 Teori Keynes mengenai permintaan konsumsi ... 19

2.4 Biaya dan Laba... 23

2.4.1 Biaya ... 23


(8)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

2.5 Pemadaman Listrik ... 26

2.6 Dampak ... 35

2.7 Riset Terdahulu ... 35

2.8 Kerangka Konseptual ... 36

2.9 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 38

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ... 38

3.3 Tehnik Pengumpulan Data ... 39

3.4 Model Analisis Data ... 40

3.5 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 41

3.5.1 Koefisien Determinasi ( R-Square) ……….. 41

3.5.2 Uji t-statistik (Uji Parsial) ... 41

3.5.3 Uji f-Statistik (Uji Keseluruhan) ... 42

3.5.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 43

3.5.5 Serial Correlation/Auto Correlation ... 43

3.5.6 Heterokedastisitas ... 44

3.6 Defenisi Operasional ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 47

4.1.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 47

4.1.2 Sejarah Perkembangan Internet di Indonesia ... 51

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 64

4.2.1 Karakteristik Responden ... 64

4.2.2 Jumlah Kamar Bicara Umum (KBU) ... 64

4.2.3 Jumlah Pelanggan Warnet ... 65


(9)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

4.3 Analisis Data ... 68

4.3.1 Dampak Pendapatan sebelum dan sesudah Pemadaman listrik ... 68

4.3.2 Analisis Pendapatan menggunakan uji beda (t) ... 69

4.3.3 Hasil Regres ... 71

4.4 Intepretasi Model ... 72

4.5 Uji Kesesuaian ... 74

4.5.1 Uji t-statistik ... 74

4.5.2 Uji f-statistik ... 78

4.5.3 Koefisien Determinasi ... 79

4.5.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 79

4.5.5 Uji Durbin Watson (D-W Test) ... 80

4.5.6 Heterokedasitisitas ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

2.1 Prakiraan Pemadaman Listrik karena Defisit Pembangkit Daerah Pelayanan PLN Cabang Medan Selama Bulan

Agustus 2008...29

4.1 Nama-nama Kecamatan, jumlah kelurahan, luas wilayah, di Kota Meda...48

4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan ( 1997 – 2006 ) ...50

4.3 Kepadatan Penduduk Per Km2 ...50

4.4 Karakteristik Menurut Jumlah KBU...65

4.5 Karakteristik Menurut Pengguna Warnet ...65

4.6 Biaya Operasional ...66

4.7 Durbin-Watson Test ………83


(11)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR JUDUL HALAMAN

4.1 Kurva Dampak Sebelum dan

Sesudah Pemadaman Listrik ………..68

4.2 Kurva Normalitas Uji t Variabel

Waktu Pemadaman Listrik………...74 4.3 Kurva Normalitas Uji t Variabel

Jumlah Pelanggan Warnet ………...75 4.4 Kurva Normalitas Uji t Variabel

Biaya Penggunaan Warnet ………..77 4.5 Kurva Normalitas Uji t Variabel

Biaya Operasional ………..78

4.6 Kurva Uji F-Statistik ………...70


(12)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelangkaan sumberdaya energi ternyata telah menjadi isyu sentral yang akan membatasi pertumbuhan ekonomi. Kelangkaan, khususnya energi yang memang akan langka meskipun digunakan secara bijaksana. Hal ini dapat disebabkan antara lain : terbatasnya sumber energi fisik, keseimbangan ekologi mulai terganggu, bertambahnya jumlah penduduk indonesia memerlukan energi untuk keperluan dalam negri yang dari tahun ke tahun meningkat dengan pesat sejalan dengan laju pembangunan dan pertambahan jumlah penduduk.

Energi listrik merupakan sektor yang paling penting khususnya dikalangan para pengusaha yang kegiatan usahanya menggunakan listrik sebagai kebutuhan utama nya. PT. PLN (Persero) merupakan suatu unit yang mengusahakan tenaga listrik dan mempunyai misi perusahaan sesuai dengan peraturan pemerintah No.17 tahun 1990 yang dirumuskan sebagai tujuan PLN, yaitu : Menyediakan tenaga listrik untuk meningkatkan kesinambungan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong kegiatan


(13)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

ekonomi, mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan agar dapat membiayai pengembangan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat , serta menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik yang belum dapat dilaksanakan oleh swasta dan koperasi.

Dalam pelaksanaan pembangunan sistem jaringan informasi, informasi melalui internet dilaksanakan untuk memperluas jaringan informasi dan ruang ilmu pengetahuan yang lebih luas, serta meningkatkan mutu dan keandalan pelayanannya. Sebagai hasil dari pembangunan di bidang informasi ini, maka kapasitas sentral jaringan internet terus meningkat.

Masalah yang dihadapi sekarang ini adalah bagaimana pemanfaatan listrik seefisien mungkin, dimana permintaan akan listrik meningkat tajam untuk menghadapi masalah kelistrikan ini perlu dilakukan suatu kebijakan. Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh PLN untuk saat ini adalah pemadaman listrik secara bergilir. Hal ini dilakukan untuk menghemat energi-energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Pemadaman listrik secara bergilir ini mungkin memberikan manfaat bagi PLN khususnya mengingat sedikitnya cadangan energi listrik yang ada. Tetapi akibat yang ditimbulkan dan dihadapi masyarakat langsung yang hampir seluruh kegiatannya memerlukan energi listrik.

Pemadaman listrik ternyata tidak hanya berdampak pada industri besar, industri kecil dan menengahpun menjadi terganggu. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi bisa berdampak buruk kepada perekenomian rakyat. Medan merupakan salah satu kota yang memiliki banyak industri kecil bahkan menengah sarana internet yang salah satu diantaranya adalah Warung Internet (warnet). Usaha warung internet ini membutuhkan


(14)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

energi listrik untuk kepentingan penerangan lampu, dan komputer, serta jaringan instalasi nya sambungan internet itu sendiri yang merupakan sarana penting dalam usaha warung internet ini. Tetapi apa yang terjadi jika terjadinya pemadaman listrik secara bergilir. Kota medan adalah kota yang mengalami pemadaman lisrtik tersebut. Para pengusaha warung internet adalah salah satu yang harus merasakan hal ini.

Salah satu faktor pendukung kehidupan perekonomian Sumatera Utara adalah ketersediaan energi listrik dan infrastrukturnya. Dimana dalam penyediaannya sebagian besar ditangani oleh PT. PLN (Persero). Untuk melaksanakan misi dan visi perusahaan serta peningkatan mutu pelayanan maka di Sumatera Utara terdapat 7 cabang perusahaan salah satunya adalah PT PLN (Persero) Cabang Medan. Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang menangani ketenagalistrikan sangat memberikan sumbangan yang berarti didalam mendukung aktivitas kehidupan masyarakat setempat. Artinya PT. PLN (Persero) berusaha memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat. Hal ini erat kaitannya dengan banyaknya orang yang merasakan kebutuhan akan tenaga listrik sudah seperti kebutuhan primer, baik sektor rumah tangga industri, badan sosial, bisnis, pendidikan, penerangan, jalan umum sehingga permintaan listrik dari masyarakat setempat cukup tinggi. Tinggi rendahnya permintaan terhadap listrik tersebut banyak faktor yang mempengaruhi sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen.

Dalam pembahasan ini skripsi ini hanya membahas bahwa pemadaman listrik di kota medan yang terjadi di karenakan defisit pembangkit listrik yang menyebabkan pemadaman bergilir yang disebabkan oleh defisit pembangkit listrik tersebut.


(15)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh pemadaman listrik tersebut bagi pengusaha warnet. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat judul “ ANALISIS DAMPAK PEMADAMAN

LISTRIK TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA WARUNG INTERNET (WARNET) DI KOTA MEDAN “

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan pendapatan sesudah dan sebelum pemadaman listrik ? 2. Apakah waktu pemadaman listrik, jumlah pengguna server, biaya penggunaan

warnet, biaya operasional, berpengaruh terhadap pendapatan warnet?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh waktu pemadaman listrik, jumlah pengguna server warnet, biaya penggunaan warnet dan biaya operasional terhadap pendapatan pengusaha warnet.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sbb:

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa FE USU, terutama bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya

2. Untuk memeperkaya wawasan ilmiah dan non ilmiah penulis dalam ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan tekstual.


(16)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3. Menambah dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah ada, khususnya mengenai pendapatan para pengusaha.

4. Hasil penelitian ini meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi mencakup pengertian yang sangat luas dan tidak hanya sekedar menaikkan pendapatan perkapita pertahun saja bahkan indikator PNB, sebagai indikator utama, tidak selalu dapat menggambarkan suksesnya suatu pembangunan. Indikator- indikator yang lain seperti pendidikan, distribusi pendapatan, jumlah penduduk miskin, juga menunjukkan keberhasilan pembangunan. Pengalaman pada dekade tahun 1950 an dan tahun 1060 an telah membuktikan hal ini. Pada saat itu banyak negara-negara dunia ke-3 mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi sesuai dengan target namun gagal dalam meningkatkan taraf hidup sebagian besar masyarakatnya. Masalah-masalah sosial seperti pengangguran, kesenjangan pendapatan, dan sebagainya tidak mengalami perbaikan.

Dalam pengertian ekonomi yang murni pembagunan secara traditional mengandung pengertian kapasitas perekonomian nasional yang kondisi ekonomi awalnya kurang lebih berada dalam keadaan statis untuk jangka waktu yang lama, untuk


(17)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

menghasilkan dan mempertahankan tingkat kenaikan produksi nasional kotor (PNK). Pembangunan ekonomi dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan perkapita dan lajunya pembangunan ekonomi ditujukan dengan menggunakan tingkat pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) untuk tingkat nasional dan PDRB untuk tingkat wilayah/regional.

Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang ditujukan oleh kecenderungan kenaikan pendapatan perkapita dalam jangka panjang. Tapi ini bukan berarti kenaikan pendapatan perkapita yang terus-menerus. Banyak faktor yang dapat menyebabkan perekonomian mengalami stagnan bahkan kemunduran seperti perang, kekacauan politik, dan lain-lainnya. Apalagi jika kemunduran perekonomian hanya terjadi sementara saja dan perekonomian cenderung meningkat maka dapat dikatakan pembangunan ekonomi sedang berlangsung.

Atas dasar inilah maka pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai suatu proses saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan pembangunan ekonomi. Dengan cara ini maka dapat diketahui peristiwa-peristiwa apa saja yang menimbulkan peningkatan maupun penurunan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu tahap pembangunan ke tahap pembangunan lainnya.

Sukirno (dalam Fadillah, 2001: 8-9), pembangunan mempunyai tiga elemen penting, yaitu:

1. Pembangunan adalah suatu proses yang merupakan perubahan yang berlangsung secara terus menerus.


(18)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3. Kenaikan Pendapatan perkapita yang berlangsung dalam jangka panjang secara terus menerus.

Tujuan pembangunan tidak saja berorientasi pada kemakmuran ekonomi atau peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga harus menyentuh aspek aspek non ekonomi seperti kesempatan memperoleh pendidikan, memperoleh fasilitas kesehatan,rasa aman,dan kebebasan.

Todaro (1983:124) berpendapat bahwa pembangunan haruslah diartikan sebagai proses berbagai aspek sosial yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang mendarah daging, lembaga-lembaga nasional dan termasuk pula percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan dan pemberantasan kemiskinan yang absolut. Lain halnya dengan pendapatan yang diutarakan oleh Sumodiningrat (1999:6-7) bahwa pembangunan ekonomi adalah bagian dari pembangunan yang mencakup usaha-usaha masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.

Todaro (1983:125) berpendapatan bahwa hakekat dari pembangunan harus mengakomodasi seluruh perubahan sistem yang sejalan dengan berbagai kebutuhan dasar dan keinginan masing-masing individu dan kelompok-kelompok masyarakat yang berwenangdi dalam sistem itu. Sumodiningrat (1999:8) menambahi bahwa pembangunan ekonomi yang berkesinambungan harus didukung oleh sumber daya manusia untuk mengusahakan sumber daya yang ada menjadi sebuah modal pembangunan.

Atas dasar itu Todaro (1983:128) menyimpulkan bahwa apapun komponen-komponen yang dimiliki serta diusahakan oleh masyarakat selayaknya memiliki tiga sasaran sebagai berikut:


(19)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

1. Peningkatan persediaaan serta perluasan penyebaran distribusi akan bahan-bahan kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan perlindungan.

2. Peningkatan taraf hidup termasuk kenaikan tingkat upah, ketersedian lapangan kerja, tingkat pendidikan yang memadai, serta perhatian terhadap nilai-nilai budaya . Hal tersebut bukan saja merupakan bagian dari pemenuhan proses kebutuhan materi, namun juga merupakan pemaknaan nilai diri yang lebih baik. 3. Penambahan jumlah serta cakupan pilihan ekonomi dan sosial bagi orang-orang

maupun secara keseluruhan tanpa adanya unsur-unsur perbudakan atau ketergantung baik hubungannya dengan orang lain maupun dari Negara lain.

2.2 Usaha

Badan Usaha / Perusahaan Perseorangan atau Individu adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan termasuk lah usaha warung internet dan lain sebagainya.

ciri dan sifat perusahaan perseorangan :

1. relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan


(20)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3. tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi 4. seluruh keuntungan dinikmati sendiri

5. sulit keuntungan dinikmati sendiri

6. keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar

7. jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup 8. sewaktu-waktu dapat dipindahin tangankan

Suatu ekonomi yang melakukan aktivitas dengan tujuan menghasilkan suatu barang atau jasa untuk dijual atau ditukarkan dengan barang lain dan ada seseorang yang lebih dan bertanggung jawab dan punya wewenang untuk mengelola usaha tersebut. Kewenangan tersebut meliputi kewenangan di bidang kepegawaian, pemasaran, keuangan dan lain sebagainya. Dalam konsep usaha termasuk unit-unit penunjang atau unit-unit pembantu yang beralokasi terpisah di kantor induknya.

Jadi, usaha dapat berupa perusahaan tunggal, kantor pusat atau induk, kantor cabang atau perwakilan, unit produksi seperti pabrik, atau unit penunjang dan unit-unit pembantu seperti: gudang, kantor pemasaran atau kantor tempat melakukan aktivitas perusahaan lainnya yang beralokasi terpisah dari kantor induknya.

2.2.1 Usaha Warung Internet (Warnet)

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.


(21)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Usaha warnet adalah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan jasa informasi dengan menggunakan sumber daya tertentu. Tujuan utama dari kegiatan menghasilkan jasa adalah untuk menjual jasa kepada pemakai. Dari hasil itu, usaha warung internet akan memperoleh penghasilan (revenue).

Untuk kegiatan menghasilkan dibutuhkan suatu tempat untuk menentukan berapa volume jasa yang telah dikeluarkan. Ada diantara usaha warung internet yang dimiliki oleh satu perorangan dan ada pula yang dimiliki dua orang atau lebih. Jika dimiliki oleh satu orang tidak terlalu sukar untuk menentukan penghasilan, tetapi bila telah dimilki oleh dua orang atau lebih akan sangat sulit untuk menentukan dan membagi penghasilannya.

Baik sebuah perusahaan tergolong besar maupun ataupun kecil, namun tujuannya adalah yaitu untuk mencapai laba maksimum. Sedangkan yang diartikan dengan laba adalah semua penghasilan setelah dikurangi dengan biaya – biaya.

Semakin maraknya penggunaan Internet membuat para pebisnis atau investor melirik peluang ini sebagai usaha yang menjanjikan. Tak hanya konsultan atau pebisnis spesialis, pengusaha tanggung yang hanya memiliki modal pas-pasan pun dapat membangun bisnis ini dengan segenap usaha penekanan terhadap biaya.

Seperti yang kita ketahui bahwa investasi awal pada proyek yang berhubungan dengan IT adalah investasi yang sangat besar. Investasi awal yang ditanam pada pembangunan warnet ini meliputi pembuatan jaringan serta instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. Tidak ketinggalan izin usaha yang merupakan poin penting, tapi sering terlupakan oleh para pengusaha warnet.


(22)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Bukan hanya dana yang diperlukan pada pembangunan warnet, rencana yang matang dan tidak setengah-setengah perlu dipersiapkan dengan baik pula. Biasanya, persiapan membangun warnet kurang lebih 3 bulan, mulai dari pencarian tempat, pencarian SDM yang andal, pembelian alat-alat dan perlengkapannya, pengurusan jasa provider untuk koneksi Internet, juga pengurusan badan hukumnya. Menggunakan jasa konsultan untuk membangun dan mengelola warnet sah saja dilakukan sepanjang modal yang dimiliki mencakup untuk itu. Biasanya jasa konsultan perlu digunakan selama tahun pertama operasional. Lebih dari 1 tahun, pengusaha dapat lebih mandiri dalam pengelolaannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha warung internet ini adalah sebagai berikut :

- Tempat; tempat yang strategis untuk usaha warung internet ini sangat mempengaruhi dalam perkembangan usaha ini sendiri, dimana bangunan tempat atau wilayah yang strategis adalah situasi yang dicari para pelanggan atau konsumen dari warnet itu sendiri

- Jaringan Utama; yang dimana jaringan utama yang menentukan kokohnya kapasitas jaringan telepon utama dalam mengirimkan data elektronik

- Lampu,AC, Komputer; sebagai alat alat pelengkap lainnya yang juga di butuhkan untuk kelangsungan usaha warung internet ini

2.3. Pendapatan

Pendapatan adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerjanya dan pekerjaannya atas suatu


(23)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya

Dalam ekonomi modern terdapat dua cabang utama teori, yaitu Teori Harga (Price Theory) dan Teori Pendapatan (Income Theory). Teori Pendapatan disebut juga dengan ekonomi makro yakni teori yang mempelajari hal – hal besar seperti :

- Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen - Investasi dunia usaha

- Pembelian – pembelian yang dilakukan oleh pemerintah

Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik. Adam Smith dan David Ricardo distribusi pendapatan digolongkan ke dalam 3 kelas sosial yang utama : Pekerja, pemilik modal, dan tuan tanah. Ketiganya menentukan tiga faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal, dan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan untuk masing – masing kelas sosial tersebut. Smith dan Ricardo meneliti faktor – faktor apa saja yang menentukan pendapatan masing – masing kelompok relatif terhadap pendapatan nasional. Teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin maju, para tuan tanah akan menjadi relatif lebih baik dan para kapitalis (pemilik modal) menjadi relatif lebih buruk keadaanya (Richard G Lipsey, 1987 :126).

Pendapatan atau income masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor – faktor produksi yang dimilkinya pada sektor produksi dan sektor produksi ini membeli faktor – faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar di tentukan oleh tarik menarik antara penawaran dan permintaan.


(24)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung pada jenis – jenis kegiatan yang dilakukan, jenis kegiatan yang mengikutsertakan modal atau keterampilan, mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi yang pada akhirnya mampu memberikan pendapatan yang lebih besar.

Ilmu ekonomi mengenal istilah pendapatan, yang mengandung arti hasil dari pekerjaan seseorang yang dikeluarkannya untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa dan selebihnya di tabung, dan bentuk singkatnya yaitu :

Y = C + S

Dimana:

Y = Pendapatan ( income ) C = Konsumsi ( Consumtion ) S = Tabungan ( Saving )

Pengertian pendapatan dan penerimaan menurut Biro Pusat Statistik dibedakan dalam :

1. Pendapatan faktor yang didistribusikan, yang dibagi lagi menurut sumbernya menjadi :

• Penghasilan gaji dan upah

• Penghasilan dari usaha sendiri dan pekerja bebas

• Penghasilan dari pemilik harta

2. Transfer yang bersifat redistributif, terutama terjadi dari transfer pendapatan yang tidak mengikat dan biasanya bukan merupakan imbalan atas penyerahan barang, jasa atau harta milik.


(25)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung pada jenis- jenis kegiatan yang dilakukannya, jenis kegiatan yang mengikutsertakan modal atau keterampilan, mempunyai produktifitas tenaga kerja lebih tinggi, yang pada akhirnya mampu memberikan pendapatan yang lebih besar. Penawaran dan penerimaan dari masing – masing produksi ditentukan oleh faktor – faktor yang berbeda ( Boediono, 1982 : 159 ). Dibawah ini merupakan aliran kegiatan – kegiatan ekonomi yang menunjukkan aliran pendapatan dan pengeluaran dari masyarakat.

Rumah tangga menyediakan faktor produksi seperti : tanah, tenaga kerja, dan lain – lain yang akan digunakan dalam perusahaan. Sebagai imbalan, rumah tangga memperoleh pendapatan dalam bentuk sewa, bunga, dan upah. Sesudah perusahaan mengolah faktor – faktor produksi menjadi barang dan jasa, hasilnya akan dijual di pasar. Rumah tangga melakukan pengeluaran dengan membeli barang dan jasa. Sebagai imbalannya perusahaan akan memperoleh untung atau laba dan kemudian akan di gunakan untuk membeli faktor – faktor produksi.

Dalam ilmu ekonomi untuk meningkatkan profit dari suatu aktivitas ekonomi dilakukan dengan dua cara, yaitu (Soekartawi, 1994 : 30)

1. Pendekatan memaksimumkan keuntungan atau profit maximization

Yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan profit berkonsentrasi pada penjualan yang lebih banyak untuk meningkatkan volume penjualan dapat dilakukan dengan cara Marketing Mix. Pengertian Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi


(26)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

2. Pendekatan meminimumkan biaya atau Cost Minimization

Yaitu suatu usaha dari kegiatan pelaku ekonomi yang mengkonsentrasikan kepada alokasi biaya yang telah dilakukan yang artinya apakah alokasi biaya yang telah dilakukan dapat diminimalkan. Upaya – upaya penurunan biaya ini yang akan menciptakan alokasi biaya akan lebih efisien atau lebih kecil di bandingkan dengan alokasi biaya sebelumnya. Dengan demikian biaya alokasi turun yang mempunyai pengaruh terhadap profit atau laba, misalnya jika alokasi biaya pada satu bidang kerja tertentu setelah dievaluasi dapat dilakukan oleh 8 orang ini berarti ada pengurangan biaya untuk gaji atau upah karyawan. Dengan demikian total biaya ini, cateris paribus, profit secara otomatis meningkat. Kondisi ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Dimana :

TR = Total Revenue (TR = P x Q) TC = Total Cost ( TC = FC + VC)

2.3.1 Pendapatan dan Pengeluaran Konsumsi a. Pendapatan Konsumsi

Dalam mengukur ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan adalah melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan menujukan seluruh uang yang diterima seseorang atau rumah selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.

Pendapatan dapat diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja atau buruh, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan, instansi atau pendapatan selam bekerja. Setiap orang bekerja


(27)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

berusaha memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimal agar bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Tujuan utama para pekeja yang bersedia melakukan berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan pendapatan yang cukup bagi dia dan keluarganya. Dengan terpenuhinya kebutuhan hidup rumah tangganya, maka kehidupan sejahtera akan tercapai.

Peraturan pemerintah tahun 1982 tentang perlindungan upah dalam pasal 1 : “ upah adalah suatu permintaan sebagai imbalan dari pekerjaan kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatkan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu perjanjian atau peraturan perundangan undangan dan dibayangkan atas dasar perjanjian kerja antara perusahaan dan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarga nya “.

Para pekerja lebih mengutamakan pendapatan real agar kebutuhan mereka secara minimal dapat dipenuhi dengan perhitungan yang tepat. Karena tenaga beli upah (uang) tersebut sangat dipengaruhi oleh harga umum barang barang konsumsi atau biaya hidup.

b. Pengeluaran Konsumsi

Besar kecilnya pengeluaran untuk konsumsi individu maupun rumah tangga merupakan faktor yang turut menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Meningkatnya pengeluaran konsumsi individu mendorong perkembangan produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut. Pola konsumsi seseorang atau rumah tangga pada dasarnya dikelompokkan pada dua bagian, yaitu :


(28)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

- konsumsi bukan bahan makanan (bukan pangan)

kebutuhan pangan dan bukan pangan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tingkat pendapatan suatu rumah tangga atau seseorang sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi. Selain tingkat pendapatan pola konsumsi juga dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, konsumsi umum dan jenis kelamin, letak geografis, negeri asal, agama, jumlah aktiva, dan harga dari barang, (Diulio, 1993:54)

Zwiedineek Suden Keraf menyatakan bahwa terdapat hubungan pada : - selera, maksudnya sikap psikologis terhadap benda benda yang berbeda - Jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk tujuan konsumen

- Harga harga benda yang diduga

Dari pendapatan Zwiedeneek dapat disimpulkan bahwa kita bertolak pada fakta empiris bahwa dengan selera yang tidak berubah ( given taste ) jumlah benda benda yang diminta oleh sebuah rumah tangga atau individu tergantung dari tingkat pengeluaran untuk konsumsi yang dirancang, dan pada harga harga.

2.3.2 Teori Keynes mengenai permintaan konsumsi a. Konsumsi dan pendapatan disposibel

Seperti dirumuskan oleh keynes ( schaum1993), fungsi konsumsi merupakan fungsi yang disposibel, karena direncanakan pada berbagai tingkat pendapatan disposibel. Keynes percaya bahwa skedul konsumsi yang direncanakan ini merupakan hukum psikologi yang fundamental dimana perubahan konsumsi lebih kecil dari yang fundamental dimana perubahan konsumsi lebih kecil dari perubahan pendapatan disposibel.


(29)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Teori keynes menyatakan bahwa konsumsi agregat berhubungan secara langsung tetapi tdk proporsional dengan tingkat pendapatan disposibel agregat sekarang dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka panjang para pakar ekonomi mencoba menyusun kembali dengan memasukkan variabel obyektif dan subyektif ke dalam fungsinya. Tetapi penyesuaian fungsi jangka pendek dan jangka panjang ini dinilai tidak memuaskan karena hubungan proporsional konsumsi jangka panjang dengan pendapatan disposibel tidak dijelaskan secara teoritis tapi sebagai suatu gejala kebetulan.

c. Teori pendapatan relatif

Teori pendapatan relatif yang dikembangkan oleh James Dusenberry dinilai lebih unggul dibandingkan teori pendapatan absolut dalam menyatukan hubungan proporsional dan tidak proporsional antara konsumsi agregat dan pendapatan disposibel agregat. Dalam menyajikan teorinya mula mula hipotesa tentang prilaku individu, kemudian dengan menggunakan asumsi asumsi umum mengenai konsumsi agregat.

Menurut pandangan Dusenberry (Diulio, 1993 : 61), keputusan konsumsi dan tabungan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana seseorang hidup. Jadi seseorang dengan pendapatan tertentu berkonsumsi lebih banyak bila dia hidup dilingkungan orang kaya dari pada hidup dilingkungan lebih miskin, prilaku konsumsi didalam suatu lingkungan relatif terhadap pola konsumsi tetangganya, yaitu ia menggunakan uang agar dapat memelihara suatu status ekonomi tertentu didalam lingkungannya. Jika distribusi pendapatan relatif konstan, mungkin sekali APC seseorang konstan karena konsumsi mempunyai hubungan dengan pendapatannya yang relatif didalam suatu masyarakat dan tidak dihubungkan dengan tingkat pendapatan absolut.


(30)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Karena itu secara agregat, kita mengharapkan suatu hubungan proporsional antara konsumsi agregat dengan pendapatan agregat.

Dusenberry ( Diulio, 1993 : 63) juga berteori bahwa rumah tangga senang memelihara standart hidup tertentu. Jadi dia berpendapat bahwa cukup beralasan untuk menyajikan fungsi konsumsi rumah tangga sebagai :

C = f (Yc, Yp)

Dimana :

Yc = menunjukan pendapatan sekarang Yp = menunjukan pendapatan sebelumnya

Jika pendaptan sekarang selalu lebih tinggi dari pendapatan sebelumnya, konsumsi dihubungkan dengan tingkat pendapatan relatif seseorang didalam suatu masyarakat. Jika pendapatan sekarang merosot dibawah pendapatan tertinggi sebelumnya, konsumsi dihubungkan dengan standart hidup yang ditetapkan oleh pendapatan tertinggi sebelumnya. Jadi menurut teori Dusenberry, rumah tangga akan mengubah MPC mereka bilamana tingkat pendapatan turun agar dapat mempertahankan suatu standart hidup tertentu. Dalam jangka pendek, terdapat situasi dimana hubungan antara konsumsi agregat dan pendapatan disposibel agregat yang tidak proporsional bila tingkat pendapatan sekarang merosot dibawah pendapatan sebelumnya yang tertinggi.

d. Teori pendapatan permanen

Teori pendapatan permanen Milton Friedman ( Diulio, 1993 : 63 ) menggabungkan hubungan proporsional atau tidak proporsional antara konsumsi dan pendapatan disposibel dengan berteori bahwa konsumsi tidak didasarkan pada tingkat pendapatan disposibel sekarang.


(31)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut Milton Friedman, pendapatan disposibel sekarang (Ym) terdiri dari pendapatan permanen (Yp) dan pendapatan sementara transitor (Yc). Pendapatan permanen adalah pendapatan yang diharapkan akan diterima oleh rumah tangga selama beberapa tahun mendatang, sedangkan pendapatan transitori terdiri dari setiap tambahan atau pengurangan yang tidak terduga terhadap pendapatan permanen ( Diulio, 1993 : 63), jadi :

Ym = Yp + Yc

Teori ini selanjutnya mengatakan bahwa pendapatan permanen menentukan konsumsi. Teori menganggap bahwa rumah tangga tanpa memperhatikan tingkat pendapatan permanen, maka diperoleh hubungan proporsional yang tanpa melihat distribusi pendaptan permanen. Hanya jika perlu menghubungkan konsumsi dengan pendapatan, kita memperoleh suatu hubungan tidak proporsional karena pendapatan sekarang mungkin terdiri dari pendapatan transtori positif dan negatif.

Didalam suatu perekonomian, masyarakat yang mengalami perubahan peningkatan pendapatan akan cenderung untuk mengubah konsumsinya. Demikian juga akan permintaan terhadap jasa informasi. Pada mulanya, apabila pendapatan seseorang meningkat, tingkat kebutuhan akan jasa informasi akan meningkat pula akibat dari semakin banyaknya informasi atau pengetahuan yang harus diketahuinya.

2.4 Biaya dan Laba 2.4.1 Biaya

Biaya adalah satuan nilai yang dikorbankan untuk produksi, dalam hal ini produksi yang dimaksud yaitu kegiatan menghasilakan jasa informasi. Dalam keadaan


(32)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

pemadaman listrik yang sedang berlangsung maka dibutuhkan suatu alat pengganti untuk dapat terus melakukan kegiatan menghasilkan jasa informasi sebagai alat pengganti listrik.

Genset adalah satu-satunya alat pengganti listrik yang banyak digunakan oleh para pengusaha warung internet agar dapat terus menjalankan usahanya selama pemadaman listrik berlangsung. Jadi, penggunaan mesin genset hanya akan merupakan biaya. Tetapi itu semua mempunyai nilai atau sebagai barang pengganti tenaga listrik. Tidak ada biaya tanpa nilai dan sebaliknya. Oleh karena itu terdapat hubungan yang tak dapat diputuskan antara nilai dan biaya.

Menurut Limperg, pengertian nilai dan biaya berhubungan dengan cara peninjauan yang berlainan mengenai barang- barang ekonomis. Pengertian nilai menyatakan arti dan tingkat tergantungnya memiliki suatu barang terhadap kemakmuran dari pemiliknya, sedangkan pengertian biaya menyatakan pengorbanan nilai yang diakibatkan hilangnya barang itu. Hanya dapat dikatakan pengorbanan jika barang yang dikorbankan pada proses produksi itu mempunyai nilai.

Penetapan biaya adalah nilai hasil diukur menurut faedah yang dimiliki oleh barang itu dan barang pengganti dapat diukur menurut besarnya pengorbanan untuk mengganti barang itu. Biaya dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu : Biaya eksplisit dan Biaya implisit. Biaya Eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan sumber daya sendiri dalam hal ini adalah penggunaan barang pengganti yang disediakan oleh pemilik tanpa adanya pembayaran tunai yang berkaitan.

Selain biaya – biaya diatas ada juga biaya – biaya yang lain, diantarnya : biaya


(33)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

biaya variabel yaitu biaya produksi yang berubah terhadap perubahan output. Selain itu

ada juga yang disebut dengan biaya marginal yaitu biaya total akibat perubahan satu unit output, perubahan biaya total dibagi perubahan output.

2.4.2 Laba

Laba adalah selisih antara penghasilan dengan ongkos (cost). Ada dua konsep laba yang dibedakan berdasarkan ongkos yang digunakan, yaitu laba ekonomi dan laba

normal. Laba ekonomi adalah total penghasilan dikurangi dengan ongkos ekonomi (biaya

eksplisit dan biaya implisit) dan laba normal adalah perbedaan antara penghasilan terhadap semua ongkos yang dikeluarkan (termasuk upah yang tidak dibayarkan untuk pemilik yang mengoperasikan perusahaan), dalam arti kata lain yaitu laba yang dibutuhkan untuk mendorong pemilik perusahaan menggunakan sumber daya milik mereka dan bila seluruh sumber daya yang digunakan oleh perusahaan mendapatkan imbalan sesuai dengan opportunity cost mereka.

Disamping itu dikenal pula istilah yang disebut sebagai laba berdasarkan pencatatan akuntan (accounting profit). Yang dimaksud pengertian laba ini adalah perbedaan antara penghasilan dengan ongkos pencatatan akuntan. Jika seorang pemilik mengoperasikan perusahaannya sendiri dan gajinya tentu tidak dibayar sesuai dengan tingkat upah yang berlaku (biasanya lebih rendah), maka yang diperhitungkan sebagai ongkos pencatatan akuntan adalah upah yang sebenarnya dibayarkan. Jadi berarti laba berdasarkan pencatatan akuntan ini lebih besar dari laba normal dalam kasus ini. Sedangkan untuk perusahaan besar yang semua karyawan dibayar sesuai dengan harga pasar kedua macam ini adalah sama.


(34)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Laba penukaran menurut teori nilai ganti adalah selisih antara harga jual dan nilai ganti dari barang yang ditukarkan. Pada waktu menetapkan laba penukaran untuk suatu periode perlu diperhatikan keuntungan dan kerugian sebagai akibat dari posisi persedian.

Ada dua pendekatan dalam maksimisasi laba, yaitu pendekatan total dan

pendekatan marginal. Penerimaan total dikurangi dengan biaya total, yaitu para

pengusaha yang memaksimalkan laba menggunakan pedoman pengambilan keputusan yang sama dengan perusahaan dalam persaingan sempurna. Para pengusaha harus menemukan tingkat produksi pada saat penerimaan total melebihi biaya total dalam jumlah yang terbesar. Dan biaya marginal sama dengan penerimaan marginal adalah pengusaha yang memaksimalkan laba, meningkatkan output sepanjang tambahan penjualan dapat meningkatkan penerimaan total yang lebih besar daripada kenaikan biaya total. Artinya untuk meningkatkan output sepanjang penerimaan marginal melebihi biaya marginal, dan akan berhenti menaikkan output sebelum biaya marginal melebihi penerimaan marginal. Untuk sederhananya, dapat dikatakan bahwa output yang

memaksimalkan laba terjadi pada saat biaya marginal sama dengan penerimaan marginal, ini merupakan prinsip utama dari maksimisasi laba.

Aturan utama dalam maksimisasi laba adalah untuk memaksimalkan laba atau meminimumkan rugi, perusahaan harus memproduksi tingkat output saat biaya marginal sama dengan penerimaan marginal, aturan ini berlaku untuk semua struktur pasar.

Menutup usaha dalam janka pendek sepanjang rugi karena berproduksi lebih kecil daripada rugi karena menutup usaha, pengusaha akan tetap melanjutkan usaha produksi dalam jangka pendek. Sebagian besar perusahaan yang rugi tetap melanjutkan usahanya. Kenyataannya, sebagian besar perusahaan baru mengalami kerugian pada satu dua tahun


(35)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

pertama. Tetapi bila biaya produksi variabel rata-rata melebihi harga pada semua

tingkat output, perusahaan akan menutup usaha.

2.5 Pemadaman Listrik

Pemadaman bergilir yang terjadi dikarenakan PT.PLN mengalami defisit listrik, khususnya pada beban puncak. Seiring dengan munculnya berbagai alat elektronik dan kebutuhan penerangan untuk kebutuhan di malam hari terus meningkat. Satu persatu masyarakat mulai memasukkan instalasi listrik kedalam rumah. Walau masih dalam kategori mahal, namun listrik sudah mulai diperlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Penambahan permintaan listrik oleh masyarakat disambut pihak PT. PLN tidak kesulitan untuk memenuhi permintaan listrik masyarakat.

Dari data yang dikeluarkan PT. PLN, dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah pemasangan listrik baru terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2003 jumlah pelanggan PT. PLN tercatat 1.985.225 pelanggan, tahun 2004 menjadi 2.051.642 pelanggan dan tahun 2005 mencapai 2.084.997 pelanggan dan sampai akhir bulan juli 2006 mencapai 2.183.572 pelangan dan dipastikan jumlah penambahan pelanggan akan terus bertambah setiap tahunnya dan untuk 10 tahun mendatang diperkirakan penambahan pelanggan mencapai sekitar 8,34 persen.

Sementara kapasitas listrik yang dimiliki PT. PLN sekarang ini mencapai 950 sampai 960 MW. Penambahan kapasitas baru akan dilakukan beberapa bulan lalu berada di Sipahoras yang menghasilakan kapasitas yang dibutuhkan pada beban puncak pada jam 18.00 sampai 22.00 WIB dibutuhkan kapasitas listrik 1070 MW. Itu berarti pada waktu beban puncak kapasitas listrik PT. PLN mengalami defisit 100 MW.


(36)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Tidak ada sisa kapasitas listrik yang memilki PT. PLN pada waktu beban puncak sudah pasti akan terjadi pemadaman untuk menutupi kekurangan, kondisi ini semakin diperparah bila salah satu pembangkit listrik mengalami kerusakan atau paling tidak harus dilakukan perawatan, maka kekurangan kapasitas listrik semakin besar dan semakin banyak daerah yang mendapat pemadaman listrik.

Sudah pasti, langkah yang diambil tersebut bukanlah pilihan yang tepat. Pada tahun pertama pemadaman bergilir dilakukan masyarakat masih dapat memaklumi dengan harapan untuk tahun mendatang tidak terjadi lagi pemadaman bergilir. Namun, harapan tersebut tidak terwujud. Tahun berikutnya PT. PLN tidak berhasil melakukan penambahan kapasitas listrik karena terbentur biaya. Alasan terbentur biaya PT. PLN meminta agar Tarif Daftar Listrik (TDL) untuk dinaikan. Permintaan tersebut dikabulkan pemerintah. Kenaikan TDL dilakukan secara bertahap. Selam dua tahun belakangan ini, kenaikan TDL, sudah terjadi beberapa kali. Namun itu ternyata tidak banyak membantu.

PT. PLN tetap mengalami kerugian dikarenakan baiya listrik yang dijual kepada masyarakat terlalu murah dengan haraga BBM yang harus dibeli PT. PLN dan ditambah masih ditemukannya pencurian listrik ditengah-tengah masyarakat sehingga mengalami kerugian yang cukup besar. Walau sudah melewati kenaikan TDL, ternyata harapan masyarakat tidak terjadi pemadaman bergilir tetap terwujud. Masyarakat pun mulai gelisah dengan pemadaman bergilir yang dilakukan PT. PLN karena dinilai sudah merugikan.

Pemadaman listrik adalah kegiatan yang dilakukan oleh PLN dalam penghematan energi listrik. Berikut ini adalah data pemadaman listrik yang berlangsung di kota medan dan sekitarnya selama bulan Agustus 2008.


(37)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2.1

PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara

Prakiraan Pemadaman Listrik karena Defisit Pembangkit Daerah Pelayanan

PLN Cabang Medan Selama Bulan Agustus 2008

PENYULANG RATA-RATA

JUMLAH JAM PADAM (MENIT)

DAERAH LAYANAN SEKITAR :

G U – 1 1759

Jl. Karya Karang Berombang sekitarnya Jl. Sekip Sekitarnya

Jl. Gatot Subroto/majestik dsk, Jl. Adam Malik

G U – 2 1230

Jl. Bambu II, Lorong Gino sekitarnya, Jl. Ngalengko sekitarnya

Jl. Rakyat, Jl. Pasar III, Jl. Gunung Krakatau sekitarnya

Jl. Durian, Jl. M.Said sekitarnya

G U – 3 1684

Jl. Kpt Mukhtar Basri sekitarnya Jl. Prof H.M Yamin SH/Kantor PJKA sekitarnya

Jl. Timor, Jl. Veteran sekitarnya Jl. Sutomo/Tugu Apolo sekitranya Jl. Gaharu

Jl. Bambu dsk, Jl. Guru Patimpus/jl.Gudang dsk

G U – 4 405

Jl. Guru Patimpus TVRI, Jl. Sei Deli sekitarnya

Jl. Putri Hijau/ SATLANTAS dan sekitarnya


(38)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Jl. Prof H.M Yamin/ TELEKOM/BRI dsk

G U – 5 724

Jl. Bono, Jl. Gng Krakatau, Bilal dsk Jl. K.L. Yos Sudarso (Swalayan Maju Bersama dsk)

Jl. Sidorukun dsk, Jl. Ampera/ Jl. Alfalah

G U – 6 857

Incoming ke GH. Pancing, Jl. Pancing, sebahagian

Jl. Cemara, Perumahan Cemara Asri dsk, Jl. Meteorologi, Jl. Pasar V Unimed Jl. Bhayangkara/ Pendidikan Polisi dsk

G U – 8 1639 Incoming ke GH. Thamrin, Jl. Thamrin

(Thamrin Plaza)

Jl. Gandi, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Jambi, Jl. Sumatera, Jl. Asia

G U – 9 _____ Khusus SUN Plaza

G G – 1 1050

Jl. Iskandar Muda, Jl. Nibung Raya Medan Plaza dsk

Jl. Rotan, Pajak Petisah sekitarnya Jl. Abd.Lubis, Jl. Patimura sekitarnya

G G – 2 1904

Jl. K.L Yos Sudarso s/d Jl. P. Brayan sek Jl. Krataukatau, Jl. Jemadi sek

G G – 3 797

Jl. Candi Borobudur, Jl. Kejaksaan (Wisma Benteng) dsk

Jl. Candi Mendut Lapangan Kebun Bunga dsk.

Jl. Diponegoro (RS.Mahalayati) dsk

G G – 4 _____ Khusus Medan Fair

G G – 5 _____

Jl. K.L Yos Sudarso (UPB, TVRI, DRPD TK.II)

Jl. Listrik

Jl. Imam Bonjol (DPRD TK I)

G G – 6 235

Jl. P. Kemerdekaan (INDOSAT, RSUP Pringadi) dsk

Jl. M. Said/ Jl. Durian (POLTABES) dsk, Jl. Sena Kantor CPM dsk

G G – 7 _____ Jl. K.L Yos Sudarso (PT. Golgon, PT.

Sinabung) Khusus Industri

G G – 8 1344

Jl. Gaperta, Jl. Setia, Jl. Tj. Kusta (LP. Tj.Kusta) dsk


(39)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

sek

G G – 9 1380

Jl. Beringin Raya, Gaverta Komplek PAMEN dsk

Jl. Persatuan sekitarnya, Jl. BOM, Jl. Kapten Muslim sebahagian Griya Riatur

P P – 1 976

Jl. Alumunium Raya, Jl. Kayu Putih sekitarnya

Jl. Platina/ Jl. Paya Rumput dsk Jl. Medan – Belawan Km 11 dsk

P P – 2 1392

Jl. Besar Marelan dsk, Jl. Psr X Helvetia dsk

Jl. Tanah 600 (Kompl. KORKARMAR) dsk

P P – 4 1567 Jl. Pasar I, Pasar III Marelan Indah dsk

Jl. Pasar II Tengah, dsn Bederek dsk

P P – 5 955

Jl. Medan Belawan Simp. Kantor DSK Jl. Pasar Nippo n, Jl. Ileng, Kota Cina dsk Jl. Young Panah Hijau Titi Pahlawan dsk

P P – 7 1242 Gudang BGR Paya Pasir

P P – 8 1593

Jl. Karo, Jl. Deli, Jl. Indra Pura, Jl. Serdang Belawan dsk

Jl. Simalungun, Jl. Kampar, Jl. Bengkalis Belawan dsk

P Y – 5 1943 Jl. Kebon Sayur Paya Pasir, Jl. M. Basyir

Marelan dsk

P Y – 7 951 Hamparan Perak (Polsekta), Titi Payung,

Marelan Pasar V dsk

T T – 3 1111 Jl. SM Raja Simp. Limun, Jl. Alfalah, Jl.

STM dsk

T T – 4 _____ Jl. SM Raja Amplas, Patumbak, Jl.

Marindal dsk

T T – 5 1473

Jl. Halat, Jl. Sakti Lubis, Jl. SM.Raja UISU, Stadion Teladan, Jl. Halat Jl. Amaliun, Jl. Utama

T T – 6 1025

Jl. Sakti Lubis (Kantor PU), Jl. Rahmadsyah, Jl. Sutrisno, Jl. Puri Jl. Laksana, Jl. SM Raja Tirtanadi dsk

T N – 1 1378

Incoming ke GH Thamrin : Jl. Sei Kera, Jl. Madong Lubis, Jl. Malaka


(40)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Sebahagian Jl. Wahidin, Jl. Duyung, Jl. Mabar dsk

T N – 3 1187

Jl. Mongonsidi, Jl. Starban, Jl. B.Katamso Avros dsk

Jl. M.Yamin Ginting ( Konsul Belgia), Hotel Semarak dsk

T N – 6 1173

Jl. Jamin Ginting, Jl. Karya Sembada dsk Jl. D.R Mansur Kampus USU dsk Jl. K.H Wahidi Hasyim Komplek BRIMBOB dsk

T I – 2 1399

Jl. Sudirman (Pizza Hut) Jl. Cik Ditro dsk

Jl. Diponegoro, Jl. Zainul Arifin, Jl. Multatuli dsk

T I – 3 1304

Jl. Sakti Lubis, Jl. B.Katamso, Jl. Lobeng Klewang dsk

Jl. Mahkamah, Jl. Mesjid Raya, Jl. Perniagaan

M A – 5 1099

Jl. Karya karang Berombak, Jl. Karya Sei Agul dsk

Jl. Danau Singkarak, Jl. Ayahanda dsk Jl. Gatot Subroto (Swalayan Berastagi) Jl. Pasundan dsk

M A – 6 1948

Jl. Kapt. Sumarsono, Jl. Asrama Helvetia dsk

Sebahagian Jl. Lembaga Permasyarakatan

M A – 7 1555

PT. Putra STA, PT. Sumatera Textil, PT. Superind, Jl. Medan Belawan KM 9 s/d KM 11 dsk, Jl. K.L Yos Sudarso, RS. Martha Priska, PT. Cipta Rimba dsk.

K I – 1 1986

Khusus Industri PT.Intan Citra, Pergudangan SBU Tojai sekitarnya, Jl. RPH

Jl. Pasar IV Mabar sekitarnya, PT. Mugi, Jl. Pasar II, II, Magaan dsk

K I – 15 1184

Jl. G.Krakatau Ujung (Perum PEL) Jl. Kompleks Cemara Hijau


(41)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Jl. Alumunium Raya, Jl. Cemara P.Brayan Bengkel s/d komplek wartawan dsk

L B – 1 1445

Jl. Sumatera (Galon Minyak) Belawan, Pel.Perikanan, Gabion

Belawan dsk

L B – 2 1463

Jl. Medan Belawan Kp. Kurnia Lantamal dsk,

Jl. Medan Belawan mulai dari Pertamina s/d simpang Sicanang,

Jl. Sumatera Belawan dsk

L B – 3 1349 PT. Semen Andalas, BPP Power, Perum

Pelabuhan Belawan dsk

L M – 4 1336 Jl. Paya Bakung, Batang Kilat,

Martubung dsk

D A – 1 1488

Jl. Perjuangan, Jl. Wahidin, Jl. Aksara, Jl. Pimpinan, Jl. Williem Iskandar Jl. Letda Sujono dsk

D A – 2 970

Jl. Menteng Raya, Jl. M. Nawi Harahap, Jl. Air Bersih, Jl. Bahagia

Jl. Bromo, Jl. Bakti dsk

D A – 3 1480

Jl. Menteng II, Jl. Jermal 1 s/d 17, Jl. Puri, Jl. Ismaliyah dsk, Asia Mega Mas, Jl. Panglima Denai dsk

D A – 4 1438

Jl. Pang Denai (Stasiun Amplas Gerbang Tol, Jl. SM. Raja

United Traktor dsk

D A – 5 1166 Jl. Patumbak, Jl. Pertahanan desa

Sigara-gara dsk

P G – 2 1283

Jl. Kampung Lalang Kelambir V, Gg.Banteng, Jl. Kapten Muslim Millenium Plaza sek, Jl. Merak, Jl. Patriot, Jl. Amal sekitarnya

Jl. Setia Luhur sekitarnya, Jl. Asrama sekitarnya


(42)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

P G – 3 1110

Jl. Gatsu Kp. Lalang, Makodam sekitarnya, Komp. Tomang Elok Panca Budi Sekitarnya, Komp. BLKI Macro Swalayan sekitarnya

Jl. Gatsu Pasar II, III, V, Cinta Damai

P L – 4 2616

Jl. Gajah Mada, Jl. Darussalam, Jl. Sei Batang Hari, Jl. Serayu, Jl. Setia Budi, Jl. Dr. Mansyur (PPIA), Jl. S.Parman/ Abdullah Lubis

Jl. Glugur Petisah dsk

P A – 1 866

Jl. SMA 15, Jl. Tanah Tinggi sekitarnya, Jl. Bunga Asoka, Jl. Setia Budi

sekitarnya, Jl. Bunga Kenanga Raya Sekitarnya, Tasbih I, II, Jl. Bunga Raya sekitarnya

P A – 2 1152 Balai Pendidikan Guru, Jl. Asam

Kumbang, Kavleri, Jl. Pinang Baris

2.6 Dampak

(soekartawi,1994:139) Untuk mengetahui dampak positif atau negatif, maka diperlakukan pengertian yang sama tentang apa yang dimaksud dengan dampak itu. Dampak (impact) adalah akibat dari suatu kegiatan misalnya kegiatan pembangunan. Dampak ini dapat berakibat positif maupun negatif yang keduanya perlu diantisipasi. Dalam melihat dampak, perlu dilihat terlebih dahulu tentang program, output, goals, dan impact. Sebagai ulasan misalnya; Program pembangunan saluran irigasi tersier telah dianggap selesai karena output (hasil) yang berupa beberapa panjang saluran irigasi primer adalah untuk menaikkan produksi padi sebesar 3% per tahun. Selanjutnya produksi padi yang meningkatkan 3% itu memberikan dampak (impact) sosial-ekonomi budaya kepada petani dan masyarakat disekitarnya. Misalnya dengan naiknya produksi padi 3%, maka pendapatan petani naik dan karena pendapatan petani naik, maka daya


(43)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

beli naik, tingkat kesejahteraan naik, pola tingkah laku berubah misalnya kebiasaan minum dari yang semula minum teh dalam cangkir berubah menjadi minum teh botol, karena alasan disamping mampu membeli juga supaya oleh masyarakatnya disebut keluarga modern.

2.7 Riset Terdahulu

1. Dalam penelitian sebelumnya oleh Putri Windy (2004) , hasil penelitianya menyimpulkan bahwa “ Pendapatan konsumen merupakan faktor dominan yang mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga ”

2. Dalam penelitian sebelumnya oleh Zulaili (2003) , hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ” Pemadaman listrik merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap pendapatan pengusaha warung telekomunikasi “

3. Dalam penelitian sebelumnya oleh Adolf M Sinaga (2001), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa “ Ada perbedaan pendapatan para supir angkutan umum setelah kenaikan tarif dengan sebelum kenaikan dalam satu hari “

4.

2.8 Kerangka Konseptual

Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variabel – variabel yang saling mempengaruhi dalam bentuk kerangka konseptual.

Dalam konsep ini Pendapatan pengusaha warung internet merupakan variabel Y yang disebut sebagai variabel dependent atau variabel terikat. Waktu Pemadaman Listrik sebagai variabel X1, Jumlah pengguna server sebagai variabel X2, biaya penggunaan


(44)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

warnet sebagai variabel X3, biaya operasional sebagai variabel X4, yang ke empat

variabel ini (X1,X2,X3,X4) merupakan variabel independent atau variabel bebas.

Dimana variabel independent atau variabel bebas (X1,X2,X3,X4,) mempengaruhi

variabel dependent atau variabel terikat (Y).

Keterangan:

Bahwa dari kerangka konseptual ini, kita dapat melihat dan mengetahui bahwa variabel independent ( X1,X2,X3,X4)mempengaruhi faktor dependent (Y).

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara atas permasalahan yang sebenarnya harus diuji. Berdasarkan permasalahan diatas maka sebagai jawaban sementara penulis membuat hipotesa sebagai berikut :

Waktu Pemadaman Listrik

Jumlah pengguna warnet

Pendapatan

Pengusaha

Warnet

Biaya Penggunaan warnet

Biaya operasional


(45)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

1. Terdapat perbedaan pendapatan sesudah dan sebelum pemadaman listrik

2. Waktu pemadaman listrik, jumlah pengguna server, biaya penggunaan warnet, biaya operasional sangat berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha warnet.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan ruang lingkup penelitian ini dilakukan mencakup wilayah kecamatan medan polonia, kecamatan medan johor, kecamatan medan maimun dan kecamatan medan area. Penulis memilih kota Medan menjadi lokasi penelitian karena di kota Medan merupakan salah satu kota yang mendapat pemadaman listrik secara bergilir dan mempunyai banyak para pengusaha warung internet yang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan mereka.


(46)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran baik kuantitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Sedangkan sample adalah sebagaian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha warung internet sebanyak 50 orang/50 warung internet (warnet) yang terdapat dikota Medan dengan biaya penggunaan warnet berkisar Rp.3000-Rp.3500. Secara teknis pengambilan responden dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random sampling) yang diusahakan secara proporsional yaitu dengan cara mewawancarai pengusaha warung telekomunikasi yang bersedia untuk dijadikan sebagai narasumber. Responden adalah pengusaha yang bergerak dalam bidang usaha warung internet.

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan 2 jenis metode. Hal ini bertujuan, untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, menjelaskan masalah yang diteliti dan untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan.

Adapun jenis metode pengumpulan data tersebut adalah: 1. Pengumpulan Data Primer

Tekhnik pengumpulan yang diperoleh secara langsung di lapangan dari responden dengan cara wawancara yang berpedoman kepada kuesioner yang telah di persiapkan mengenai pengaruh pemadaman listrik terhadap pendapatan mereka yaitu pengusaha warung internet


(47)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi secara resmi, buku-buku, majalah-majalah serta laporan lain yang berhubungan dengan penelitian.

Pengolahan data dengan menggunakan program E-Views 4.1 untuk mengola data dalam penulisan skripsi ini.

3.4 Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisa data adalah model ekonometrika. Teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS).

Adapun persamaan model estimasinya adalah sebagai berikut :

Y=f(X1,X2,X3, ,X4)………..1

Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan sebagai berikut:

Y= + 1X1+ 2X2+ 3X3+ 4X4 ……….2

Dimana:

Y = Pendapatan Pengusaha Warung Internet (dalam Rupiah / Bulan) = Intercept

X1 = Waktu Pemadaman Listrik (dalam Jam / bulan)

X2 = Jumlah Pelanggan warnet (dalam orang / bulan)

X3 = Biaya Penggunaan warnet (dalam Rupiah/ bulan)

X4 = Biaya Operasional (dalam Rupiah/ bulan)


(48)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

= Terms of Error

Bentuk hipotesis sebagai berikut:

, 0 1< ∂∂X

Y

artinya jika kenaikan pada X1 (Waktu Pemadaman listrik), maka Y

(pendapatan) akan turun, cateris paribus

, 0 2 > ∂∂X

Y

artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (jumlah pelanggan warnet), maka Y

(pendapatan) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

, 0 3>

∂∂X Y

artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (biaya penggunaan warnet), maka Y

(Pendapatan) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

, 0 4 < ∂∂X

Y

artinya jika terjadi kenaikan pada X4 (biaya operasional), maka Y

(Pendapatan) akan turun, ceteris paribus.

3.5. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 3.5.1. Koefisien determinan (R-square)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen.


(49)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Uji t-statistik merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independent lainnya konstan.

Dalam uji t-statistik ini digunakan hipotesis: Ho : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independent pertama nilai parameter hipotesis, dan biasanya b = 0. Artinya pengaruh tidak signifikan pada tertentu. Bila nilai hitung > t-table maka tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

t-hitung = ) (bi

Se bi

Dimana:

bi = koefisien variabel independent ke-1

Sbi = simpangan baku dari variabel independent ke-1

3.5.3. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel.

Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = …..= bk = 0


(50)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak, yang berarti nilai variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel independen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :

F-hitung = ) /( ) 1 ( 1 / 2 2 k n R k R − − − Dimana:

R² : koefisien determinasi

k : jumlah variabel independen tambah intercept n : jumlah sample

3.5.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara independent variabel. Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinearity. Multikolinearity terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independent dari suatu model estimasi.

3.5.5. Serial Correlation / Autocorrelation Uji Durbin Watson (Uji D-W)

Uji Durbin-Watson digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan terdapat autokolerasi diantara variabel – variabel yang diamati. Uji Durbin-Watson ini dirumuskan sebagai beriikut:

D-hitung = t e et et 2 2 )) 1 ( ( Σ − − Σ


(51)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho : = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : ≠ 0, artinya ada autokorelasi

Dengan jumlah sample tertentu dan jumlah variabel independent teretentu, diperoleh nilai kritis dl dan du dalam table distribusi Durbin – Watson untuk berbagai nilai. Hipotesisnya yang digunakan adalah :

Dimana:

Ho : tidak ada autokorelasi

Dw < du : tolak Ho (ada korelasi positif) Dw > 4du : tolak Ho (ada korelasi negatif) Du < Dw < 4-du : tolak Ho (tidak ada korelasi)

dl ≤ Dw ≥ du : tidak bisa disimpulkan (inconclusive) (4-du) ≤ Dw ≤ (4-dl) : tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

3.5.6 Heterokedastisitas

Heterokedastisitas ialah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, yaitu E (Xi, µi) ≠ 0, sehingga E (µi)2≠ 2.


(52)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi tentang model regresi linear berdasarkan metode kuadrat terkecil. Di dalam regresi, biasanya kita berasumsi bahwa E (µi)2 = 2, untuk semua µi, artinya untuk semua kesalahan pengganggu, variannya sama.

Pada umumnya terjadi di dalam analisis data cross section, yaitu data yang menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu, misalnya data hasil suatu survei.

Pengujian untuk mendeteksi heteroskedastisitas dilakukan dengan cara: Uji Formal yaitu Uji White (White’s General Heteroscedasticity Test)

Uji White dimulai pengujiannya dengan membentuk model: Y = + 1X1+ 2X2+ 3X3 + µi

Kemudian, persamaan diatas dimodifikasi dengan membentuk regresi bantuan (auxiliary regression) sehingga model menjadi:

µi2 = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X12 + 5X22 + 6X32 + 7X1X2X3 + 1

Pedomannya adalah bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dikalikan dengan jumlah data atau (n.R2 = 2 hitung) lebih kecil dibandingkan 2 tabel. Sementara, akan terdapat masalah heterokedastisitas apabila hasil estimasi menunjukkan bahwa 2 hitung lebih besar dibandingkan dengan 2 tabel.


(53)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3.6. Defenisi Operasional

a. Pendapatan Pengusaha adalah Pendapatan Pengusaha warnet sesudah terjadi pemadaman listrik, yaitu hasil penjualan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang diperoleh para pengusaha dalam jangka waktu perhari mereka membuka usahanya.

b. Jumlah Pelanggan warnet adalah banyaknya komputer yang digunakan oleh pelanggan.

c. Biaya penggunaan warnet adalah harga yang dikeluarkan dalam penggunaan warnet.

d. Biaya operasional adalah harga yang dikeluarkan oleh pengusaha untuk menunjang berjalannya usaha warnet, antara lain upah gaji karyawan, biaya listrik dan air, biaya pengeluaran mesin genset apabila terjadi pemadaman dan biaya lain-lain.

e. Waktu Pemadaman listrik adalah kegiatan yang dilakukan oleh PLN dalam penghematan energi listrik.


(54)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Deskripsi Wilayah Penelitian A. Kondisi Geografis Kota medan

Kota medan merupakan salah satu Daerah Tingkat II (Dati II) yang terdapat di propinsi Sumatera Utara yang sekaligus merupakan Ibu kota dari propinsi Sumatera Utara. Kota medan terletak pada 2o 27 – 2o 47o Lintang Utara dan 98o 35 – 98o 44 Bujur Timur. Disebelah Utara berbatasan dengan selat Sumatera, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli Serdang), sebelah Selatan berbatasan


(55)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

dengan Kecamatan Deli Tua (Kabupaten Deli Serdang), dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang).

Luas wilayah kota medan adalah 265,10 km2 atau sekitar 6,37% dari luas propinsi sumatera utara. Secara administrasi, kota medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Dari kecamatan-kecamatan yang ada di kota medan, kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah medan labuhan dengan luas 36,67 km2 dan Medan Marelan 23,82 km2, seperti yang tercantum dalam tabel 4.1

Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter dari permukaan laut dengan kemiringan 0-2 (datar) seluas 245,31 km2 atau 92,57% (bergelombang) seluas 19,69 km2 atau 7,4% dari seluruh wilayah. Kedalaman 20-60 cm seluas 124,60 km2 atau 42,02% dan 60-90 cm seluas 140,40 km2 atau 52,98% dari luas seluruh wilayah dan tidak bererosi. Kotamadya Medan memiliki iklim tropis dengan temperatur rata-rata tahunan adalah 26o celsius.

Tabel 4.1

Nama-nama Kecamatan, jumlah kelurahan, luas wilayah, di Kota Medan

No Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah

1 Medan Tuntungan 9 14,90

2 Medan Johor 6 15,00

3 Medan Amplas 7 13,84

4 Medan Denai 6 8,86

5 Medan Area 12 3,90

6 Medan Kota 12 5,40

7 Medan Maimun 6 3,98

8 Medan Polonia 5 8,28

9 Medan Baru 6 4,94

10 Medan Selayang 6 19,80

11 Medan Sunggal 6 15,70

12 Medan Helvetia 7 11,60

13 Medan Petisah 7 4,50


(56)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

15 Medan Timur 11 7,60

16 Medan Perjuangan 9 4,40

17 Medan Tembung 7 6,80

18 Medan Deli 6 17,60

19 Medan Labuhan 6 45,20

20 Medan Marelan 5 36,20

21 Medan Belawan 6 10,00

Jumlah 151 265,10

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

B. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan

Didalam garis-garis besar haluan negara (GBHN) dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional hanya bila penduduk besar tersebut berkualitas baik, namun dengan pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah dicapai.

Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah dengan pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan, karena jumlah penduduk yang besar memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan,


(57)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

tapi sebenarnya hal itu juga bergantung kepada kapasitas penduduk tersebut ( Dumairy, 1997 : 68).

Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal berdasarkan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembagunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.

Pada tahun 2006, diproyeksikan penduduk kota medan mencapai 2.067.288 jiwa, dibandingkan hasil sensus penduduk 2000 terjadi pertambahan penduduk sebesar 163.015 jiwa ( 0,92% ) dengan luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai 7.798 jiwa/ km2.

Tabel 4.2

Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan ( 1997 – 2006 )

Tahun Jumlah (Jiwa)

1997 1.899.028

1998 1.901.067

1999 1.902.500

2000 1.904.273

2001 1.926.520

2002 1.963.882

2003 1.993.602

2004 2.006.142


(58)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Sumber : Badan Pusat Statistik Medan 2009 Tabel 4.3

Kepadatan Penduduk Per Km2

Sumber : Badan Pusat Statistik Medan 2009

2006 2.067.288

Tahun Kepadatan Penduduk Per

(Km2)

2000 7.183

2001 7.267

2002 7.408

2003 7.520

2004 7.756

2005 7.681


(1)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

9.450.000 11.100.000

9.500.000 10.200.000

10.000.000 12.000.000

10.000.000 12.000.000

10.000.000 11.000.000

10.000.000 11.000.000

11.000.000 12.000.000

11.000.000 11.400.000

11.700.000 12.100.000

11.700.000 12.100.000

12.000.000 13.000.000

13.000.000 15.000.000

15.000.000 18.000.000

15.000.000 16.000.000


(2)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009 LAMPIRAN III

Pengaruh pemadaman listrik terhadap pendapatan warung internet

No Pendapatan

(Y) Rupiah/ Bulan Waktu Pemadaman Listrik (X 1) Jam/Bulan Jumlah Pengguna Warnet (X 2) Org/Bln Biaya Penggunaan Warnet (X 3) Rp/Bulan Biaya Operasional (X 4) Rp/Bulan

1 12.000.000 33 3000 3.000 3.200.000

2 8.500.000 25 2500 3.000 1.000.000

3 6.000.000 13 2500 3.000 2.000.000

4 6.000.000 20 900 3.000 1.100.000

5 3.500.000 20 250 3.500 1.100.000

6 10.000.000 24 2500 3.500 1.850.000

7 9.500.000 23 3000 3.000 1.400.000

8 15.000.000 23 1500 3.000 1.400.000

9 11.000.000 27 800 3.500 1.400.000

10 8.500.000 23 900 3.500 1.800.000

11 1.800.000 23 320 3.500 1.650.000

12 1.500.000 27 300 3.000 1.650.000

13 18.000.000 16 3000 3.000 4.000.000

14 7.000.000 20 2250 3.000 1.450.000

15 11.100.000 16 2800 3.000 2.400.000

16 13.000.000 25 2000 3.000 2.500.000

17 12.000.000 20 3000 3.000 2.250.000

18 8.000.000 25 900 3.500 1.650.000

19 8.700.000 44 2500 3.500 2.200.000

20 6.000.000 25 900 3.500 1.500.000

21 10.200.000 23 1600 3.500 3.050.000

22 7.100.000 25 1800 3.500 2.000.000

23 7.600.000 32 2000 3.500 1.900.000

24 5.000.000 20 3000 3.500 2.200.000

25 6.000.000 13 1800 3.500 3.200.000

26 9.000.000 13 2000 3.500 3.500.000

27 4.900.000 16 800 3.000 1.300.000

28 8.000.000 25 1000 3.000 1.550.000

29 5.000.000 17 500 3.500 1.350.000

30 5.000.000 20 1500 3.500 2.650.000


(3)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Sumber : Hasil Olahan Data Primer( Kuisioner),2009

32 1.800.000 23 400 3.500 1.650.000

33 1.500.000 27 300 3.000 1.650.000

34 11.000.000 16 3000 3.000 4.500.000

35 5.000.000 20 2000 3.000 2.450.000

36 10.000.000 16 2800 3.000 4.400.000

37 12.000.000 25 2000 3.000 2.700.000

38 16.000.000 20 3000 3.000 2.250.000

39 8.000.000 25 900 3.500 1.650.000

40 8.500.000 44 1000 3.500 2.200.000

41 5.520.000 25 3000 3.000 2.000.000

42 4.000.000 27 1800 3.000 1.800.000

43 3.000.000 44 1500 3.000 1.050.000

44 11.400.000 25 2700 3.000 3.950.000

45 6.600.000 20 3000 3.000 2.700.000

46 5.500.000 26 1800 3.000 2.800.000

47 12.100.000 32 1800 3.000 4.300.000

48 12.100.000 30 2400 3.000 4.600.000

49 5.000.000 32 2000 3.000 2.450.000


(4)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009 LAMPIRAN IV HASIL REGRES

Dependent Variable: LY Method: Least Squares Date: 02/23/09 Time: 00:01 Sample: 1 50

Included observations: 50

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 11333904 5835553. 1.942216 0.0584

LX1 -64471.80 63858.04 -1.009611 0.3181

LX2 1726.493 538.6178 3.205414 0.0025

LX3 3279.422 1820.430 1.801454 0.0783

LX4 1.479903 0.615147 2.405769 0.0203

R-squared 0.501413 Mean dependent var 7928000.

Adjusted R-squared 0.457094 S.D. dependent var 3744658.

S.E. of regression 2759144. Akaike info criterion 32.59338

Sum squared resid 3.43E+14 Schwarz criterion 32.78458

Log likelihood -809.8345 F-statistic 11.31377

Durbin-Watson stat 1.889084 Prob(F-statistic) 0.000002


(5)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009 LAMPIRAN V


(6)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di Kota Medan, 2009.