Dramaturgi Pengusaha Warung Internet (Warnet) Di Kelurahan Gaperta, Kota Medan

(1)

Transkrip Wawancara ( Pemilik Warung Internet )

Tanggal : 28 Juni 2014 Waktu : 16.12 – 16.40 Wib

Tempat : Disalah satu Warnet yang berada di Jalan Matahari Raya, Gaperta Nama Informan : W.K (Lk, 37 tahun)

Pendidikan : Sarjana Ekonomi Pekerjaan : Pengusaha

Agama : Kristen Protestan Daerah Asal : Medan

Pewawancara : Ricky Hariadi Sihombing

Pewawancara (P) : Apa alasan abang membuka usaha Warung Internet?

Informan (I) : Alasan ku membuka usaha ini, kembali modalnya cepat, untungnya lumayan besar dan gak perlu banyak karyawannya.

Pewawancara (P) : Sejak kapan abang memulai usaha Warung Internet? Informan (I) : Aku memulai usaha warung internet sejak tahun 2006 lalu.

Pewawancara (P) : Kenapa abang berfikir untuk beroperasi selama 24 jam setiap hari? Informan (I) : Tujuannya kan cepat balik modal. Tahun 2008 sampe 2010

memang pernah buka sampe 24 jam, tapi 2010 sampe sekarang udah gak lagi, karena dulu kan gak ada geng motor jadi bebas buka 24 jam setiap hari. Sekarang karena ada geng motor disini, aku takut buka 24 jam, takut warnetku dirusak, takut karyawanku dipukuli karena orang yang main paket malam rata-rata orangnya kasar.

Pewawancara (P) : Sejak kapan abang mulai membuka ruangan VIP? Informan (I) : Sejak tahun 2010 lalu lah.

Pewawancara (P) : Apa yang melatar belakangi abang untuk membuka ruangan VIP di Warung Internet yang abang kelolah?

Informan (I) : Awalnya iseng-iseng saja, ya sesuai permintaan konsumen maunya yang aman, nyaman, tapi tertutup.


(2)

Pewawancara (P) : Dalam sebulan, berapa pengahasilan yang abang peroleh dari usaha Warung Internet sebelum adanya ruangan VIP, dan setelah adanya

ruangan VIP?

Informan (I) : Ya, gak bisa bilang pastinya berapa, tapi karena ada ruangan itu, warnet ini tiap hari rame pengunjung.

Pewawancara (P) : Syarat seperti apa untuk bisa menikmati fasilitas ruangan VIP pada Usaha Warung Internet abang?

Informan (I) : Siapa aja bisa make, gak ada syaratnya.

Pewawancara (P) : Menurut abang dengan membuka rungan VIP, merupakan tindakan

“ Ilegal “?

Informan (I) : Aku pikir gak lah, itukan salah satu strategi biar gak bangkrut. Pewawancara (P) : Apakah abang me “ Legal “ kan kalau ruanganVIP yang abg kelolah menjadi tempat mesum?

Informan (I) : Sebenarnya gak, Kalau ada terlihatku pasangan yang lagi mesum didalam, pintunya ku dobrak, orangnya ku usir.

Pewawancara (P) : Apakah abang tidak merasa takut bila pihak berwajib mengetahui ruangan VIP abang?

Informan (I) : Takut apanya?? Gak lah, karena warnet ini bukan sarang judi, bukan tempat orang nyabu, bukan motel. Jadi untuk apa aku takut, kalo mau di razia, silahkan aja.

Pewawancara (P) : Tindakan apa yang abang lakukan bila warga mengetahui bahwa adanya tempat praktik prostitusi pada Usaha Warung Internet yang abang kelolah?

Informan (I) : Kalau misalnya masyarakat curiga sama warnet ini ya ruangan VIP warnetnya ku tutup, pura-pura gak tau aja.sampai keadaan


(3)

Transkrip Wawancara

( Operator Warnet Sift Pagi – Sore ) Tanggal : 14 Juni 2014 Waktu : 10.30 – 11.12 Wib

Tempat : Jalan Matahari Raya, Gaperta Nama Informan : M.A (Pr, 20 tahun)

Pendidikan : Tamatan SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan ) Pekerjaan : Operator Warung Internet

Agama : Islam Daerah Asal : Medan

Pewawancara : Ricky Hariadi Sihombing

Pewawancara (P) : Aktifitas apa yang terjadi saat anda bekerja di Warung Internet ini

pada siang hari?

Informan (I) : Ya gini lah bang, yang main anak-anak SD, kadang anak remaja yang datang sendiri main internet.

Pewawancara (P) : Pada saat siang, pelanggan seperti apa yang datang ke Warung Internet ini?

Informan (I) : Campur bang, hampir semua anak SMP yang datang itu pun yang datang berpasangan semua.

Pewawancara (P) : Biasanya tamu berkunjung selalu berpasangan atau sendiri? Informan (I) : Selalu berpasangan.

Pewawancara (P) : Bila berpasangan, berdurasi berapa lama mereka keluar dari

Warung Internet?

Informan (I) : Sekitar 60 menit.

Pewawancara (P) : Kebanyakan pengunjung tergolong remaja, dewasa, atau anak-anak? Informan (I) : Kalo pagi yang datang anak-anak sma anak remaja bang, siangnya

yang datang anak SMP, trus sorenya yang datang anak SMA, Pewawancara (P) : Benarkah Warung Internet ini memberikan fasilitas ruangan VIP? Informan (I) : Tentang itu aku kurang tau bang, karena aku baru 2 bulan kerja


(4)

Transkrip Wawancara

( Operator Warnet Sift Sore – Malam ) Tanggal : 21 Juni 2014

Waktu : 20.30 – 21.10 Wib

Tempat : Jalan Matahari Raya, Gaperta Nama Informan : A.W (Lk, 22 tahun)

Pendidikan : Menempuh Gelar Sarjana Pada Universitas Swasta Ternama Di Medan Pekerjaan : Operator Warung Internet

Agama : Islam Daerah Asal : Medan

Pewawancara : Ricky Hariadi Sihombing

Pewawancara (P) : Aktifitas apa yang terjadi di Warung Internet ini pada sore hari? Informan (I) : Ya, Gak terlalu rame yang datang kalo sore bang.

Pewawancara (P) : Pada saat sore sampe malam, pelanggan seperti apa yang datang ke Warung Internet ini?

Informan (I) : Kalo sore yang datang Anak SMA, malam yang datang orang-orang

dewasa bang.

Pewawancara (P) : Biasanya tamu berkunjung selalu berpasangan atau sendiri? Informan (I) : Rata-rata berpasangan.

Pewawancara (P) : Bila berpasangan, berdurasi berapa lama mereka keluar dari Warung

Internet ini?

Informan (I) : Gak tentu bang, kadang ada yang 60 menit, kadang ada yang 20 menit, kadang ada yang sampe 2 jam.

Pewawancara (P) : Kebanyakan pengunjung tergolong remaja, dewasa, atau anak-anak? Informan (I) : Ya, abg bisa liat sendiri, ( yang datang tergolong kaum remaja hingga dewasa, namun yang mendominasi adalah kaum sipil atau kaum pekerja

dan bukan kalangan remaja ).

Pewawancara (P) : Benarkah Warung Internet ini memberikan fasilitas ruangan VIP? Informan (I) : Kalo itu aku kurang tau bang.


(5)

Transkrip Wawancara

( Sepasang Kekasih )

Tanggal : 04 Juni 2014 Waktu : 13.30 – 13.50 Wib

Tempat : Jalan Titi Papan, Gang Turi 2 Nama Informan I : A.S ( Lk, 15 tahun )

Agama : Islam

Pendidikan : Sekolah Menengan Pertama ( SMP ) Pekerjaan : Pelajar

Daerah Asal : Medan

Nama Informan II : S.F ( Pr, 15 tahun )

Agama : Islam

Pendidikan : Sekolah Menengan Pertama ( SMP ) Pekerjaan : Pelajar

Daerah Asal : Medan

Pewawancara : Ricky Hariadi Sihombing

Pewawancara (P) : Apakah Lk dan Pr mengerti fungsi Internet? Informan I (Lk) : Mengerti.

Informan II (Pr) : Mengerti. Pewawancara : Apa fungsinya?

Informan I (Lk) : Main game Online sama buka facebook.

Informan II (Pr) : Buka facebook sama buka twitter, kadang-kadang untuk nyari

tugas sekolah.

Pewawancara : Apa alasan Lk berkunjung kewarnet ini? Informan I (Lk) : Iseng-iseng aja, ya, Cuma main warnet. Pewawancara : Dalam 1 bulan berapa kali kalian datang?

Informan I (Lk) : Gak setiap hari bang, kalo cabut aku datang kewarnet ini sendiri, kadang sama cewe ku.

Informan II (Pr) : Gak terlalu sering, kecuali kalo diajak sama Lk. Pewawancara : Sejak kapan kalian tau warnet ini?

Informan I (Lk) : Sejak kelas 2 smp.


(6)

Pewawancara (P) : Siapa yang ngajak Lk kewarnet ini?

Informan I (Lk) : Kawan sekelas ku yang ngajak katanya ada warnet yang pake sekat.

Pewawancara (P) : Siapa yang ngajak Pr kewarnet ini? Informan II (Pr) : Ya,Lk lah.

Pewawancara (P) : Alasan Lk bawa Pr kewarnet untuk apa?

Informan I (Lk) : Biar ada kawan main warnet bang, kalo main sendiri kurang enak. Pewawancara (P) : Lk pernah dengar ada ruangan VIP diwarnet ini?

Informan I (Lk) : Pernah, ruangannya gk lebar kali bang, Pewawancara (P) : Lk ngapai didalam ruangan itu?

Informan I (Lk) : Ya, biasa lah bang, bukafacebook, twitter, liat-liat status orang. Pewawancara (P) : Kalo Lk sama Pr ngambil (Memadukasih) diruangan VIP warnet

itu, kenapa gak sewa kamar hotel aja?

Informan I (Lk) : Gak ada duit bang, karna kata orang-orang sewa hotel mahal, lebih enak diwarnet lah bang, bisa skalian buka situs porno (konten

dewasa).

Informan II (Pr) : Ya, terserah Lk lah mau diajak kemana aja, yang penting bisa dekat- dekat Lk terus.

Pewawancara (P) : Apa enak ngambil diruangan VIP warnet ini?

Informan I (Lk) : Dibawa enak aja bang. Kan gak ada orang yang liat.

Informan II (Pr) : Sebenarnya gak enak bang, aku takut ketauan sama Operatornya. Pewawancara (P) : Kekmana lah kalian kalo misalnya ketauan ngambil (mesum) sama

Operatornya?

Informan I (Lk) : Biasa aja lah bang, kekgak tau apa-apa. Paling langsung keparkiran kreta terus pigi sama Pr.

Informan II (Pr) : Ku tutupi muka pake jilbab, kupaksa Lk untuk keluar dari warnet ini.


(7)

Transkrip Wawancara ( Sepasang Kekasih )

Tanggal : 06 Juni 2014 Waktu : 13.12– 13.25 Wib Tempat : Jalan Kelambir Lima Nama Informan I : S.Y ( Lk, 18 tahun )

Agama : Islam

Pendidikan : Sekolah Menengan Atas ( SMA ) Pekerjaan : Pelajar

Daerah Asal : Medan

Nama Informan II : S.A ( Pr, 18 tahun )

Agama : Islam

Pendidikan : Sekolah Menengan Atas ( SMA ) Pekerjaan : Pelajar

Daerah Asal : Medan

Pewawancara (P) : Ricky Hariadi Sihombing

Pewawancara (P) : Apakah Lk dan Pr mengerti fungsi Internet? Informan I (Lk) : Mengerti.

Informan II (Pr) : Cukup mengerti. Pewawancara (P) : Apa fungsinya?

Informan I (Lk) : Fungsinya banyak lah bang. Informan II (Pr) : Ya, itu bang, fungsinya banyak.

Pewawancara (P) : Apa alasan (Lk) berkunjung kewarnet ini?

Informan I (Lk) : Kadang nyari tugas, kadang main PB ( Game Online Point Blank ). Pewawancara (P) : Dalam 1 bulan berapa kali kalian datang?

Informan I (Lk) : Aku sering juga datang kewarnet ini bang, ya cuma main Game Online paling. Kalo Pr jarang kubawa kewarnet ini bang. Paling

sebulan empat kali, itu pun tunggu berantam dulu kami bang. Informan II (Pr) : Ya, gitu lah bang sebulan paling empat kali.

Pewawancara (P) : Sejak kapan kalian tau warnet ini? Informan I (Lk) : Sejak kelas 2 smp.


(8)

Pewawancara (P) : Siapa yang ngajak (Lk) kewarnet ini? Informan I (Lk) : Kawan sekelas ku yang bilang bang. Pewawancara (P) : Siapa yang ngajak (Pr) kewarnet ini?

Informan II (Pr) : Dulu sama mantan pacar, sekarang ya sama Lk. Pewawancara (P) : Alasan Lk bawa Pr kewarnet untuk apa?

Informan I (Lk) : Ngawani cari-cari tugas sekolah bang.

Pewawancara (P) : Lk pernah dengar ada ruangan VIP diwarnet ini?

Informan I (Lk) : Pernah dengar bang. Tapi aku jarang keruangan itu bang, Pewawancara (P) : Lk ngapai didalam ruangan VIP itu?

Informan I (Lk) : Ya, biasa lah bang. Bebas ber-ekspresi didalam.

Pewawancara (P) : Kalo Lk sama Pr ngambil (Memadukasih) diruangan VIP warnet itu, kenapa gak sewa kamar hotel aja?

Informan I (Lk) : Kalo ada uang ke hotel bang, kalo gak ada ya kewarnet lah, lebih dekat. Kalo kehotel jauh takut kena razia polisi.

Informan II (Pr) : Gak sering kalilah diwarnet bang, ya, kalo ada duit kehotel. Pewawancara (P) : Apa enak ngambil diruangan VIP warnet ini?

Informan I (Lk) : Sebenarnya kurang enak bang, kurang bebas. Informan II (Pr) : Gak enak bang, takut ketauan sama Operatornya.

Pewawancara (P) : Kekmana lah kalian kalo misalnya ketauan ngambil sama

Operatornya?

Informan I (Lk) : Biasa aja lah bang, tertunduk, kekgak tau apa-apa. Informan II (Pr) : Pas lah yang kek dibilang Lk bang

Transkrip Wawancara ( Sepasang Kekasih )

Tanggal : 10 Juni 2014 Waktu : 13.06– 13.25 Wib Tempat : Jalan Kenanga Nama Informan I : R ( Lk, 18 tahun ) Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : Sekolah Menengan Atas ( SMA ) Pekerjaan : Pelajar


(9)

Nama Informan II : K.W ( Pr, 16 tahun )

Agama : Islam

Pendidikan : Sekolah Menengan Atas ( SMA ) Pekerjaan : Pelajar

Daerah Asal : Medan

Pewawancara (P) : Ricky Hariadi Sihombing

Pewawancara (P) : Apakah Lk dan Pr mengerti fungsi Internet? Informan I (Lk) : Mengerti bang

Informan II (Pr) : Mengerti bang. Pewawancara (P) : Apa fungsinya?

Informan I (Lk) : Fungsinya banyak kali lah bang. Susah dibilang bang.

Informan II (Pr) : Ya, gitu lah, buka facebook, update status, liat-liat status orang, ya pokonya banyak lah bang.

Pewawancara (P) : Apa alasan (Lk) berkunjung kewarnet ini? Informan I (Lk) : Iseng-iseng aja bang, main Game Online. Pewawancara (P) : Dalam 1 bulan berapa kali kalian datang?

Informan I (Lk) : Kalo aku sering datang kewarnet ini bang, tapi sendiri. Kalo sama Pr jarang, paling seminggu ada 2 kali lah, berarti sebulan ada 8

kali datang.

Informan II (Pr) : Itu lah, 8 kali datang bang, itu pun sama Lk aja. Pewawancara (P) : Sejak kapan kalian tau warnet ini?

Informan I (Lk) : Sejak kelas 2 smp bang. Informan II (Pr) : Sejak diajak-ajak Lk lah bang. Pewawancara (P) : Siapa yang ngajak (Lk) kewarnet ini? Informan I (Lk) : Kawan dekat rumah bang yang kasi tau. Pewawancara (P) : Siapa yang ngajak (Pr) kewarnet ini? Informan II (Pr) : Lk bang.

Pewawancara (P) : Alasan Lk bawa Pr kewarnet untuk apa?

Informan I (Lk) : Iseng-iseng aja bang, biar ada kawan main Game. Pewawancara (P) : Lk pernah dengar ada ruangan VIP diwarnet ini?

Informan I (Lk) : Pernah bang, gak lebar kali ruangannya bang tapi sejuk didalam,

ada kursi sofanya,


(10)

Informan I (Lk) : Ya, biasa lah bang.

Pewawancara (P) : Kalo Lk sama Pr ngambil (Memadukasih) diruangan VIP warnet itu, kenapa gak sewa kamar hotel aja?

Informan I (Lk) : Dulu pernah ku ajak Pr kehotel, tapi kek nggak nyaman bang, kek ada yang ngikuti kami dari belakang, pas udah nyampe dihotel pun kamu kek ada yang ngintip-ngintip dari luar. Mulai dari situ gak pernah lagi aku nyewa hotel bang.

Informan II (Pr) : Ya, terserah Lk lah bang, yang penting bisa dekat-dekat sama Lk. Pewawancara (P) : Apa enak ngambil diruangan VIP warnet ini?

Informan I (Lk) : Ya, dibawa enak aja lah bang, mau kehotel trauma.

Informan II (Pr) : Sebenarnya gak enak bang, takut ketauan sama Operatornya. Tapi terserah Lk lah bang.

Pewawancara (P) : Kekmana lah kalian kalo misalnya ketauan ngambil (mesum) sama

Operatornya?

Informan I (Lk) : Biasa ajalah bang, Operatornya udah ngerti nya itu. Lain cerita kalo ketauan sama yang punya bang. Panjang nanti certanya.

Hahahahaha….

Informan II (Pr) : Aduh, pening lah bang kalo sampe ketauan. Bisa malu lah kalo ketauan sama mamak ku bang.

Transkrip Wawancara ( Sepasang Kekasih )

Tanggal : 13 Juni 2014 Waktu : 20.02 – 20.30 Wib

Tempat : Salah satu kafe di Ring Road Nama Informan I : M. ( Lk, 20 tahun )

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : Sekolah Menengan Atas ( SMA ) Pekerjaan : Office Boy

Daerah Asal : Medan

Nama Informan II : G.K ( Pr, 18 tahun ) Agama : Kristen Protestan


(11)

Pendidikan : Sekolah Menengan Atas ( SMA ) Pekerjaan : Pelajar

Daerah Asal : Medan

Pewawancara (P) : Ricky Hariadi Sihombing

Pewawancara (P) : Apakah Lk dan Pr mengerti fungsi Internet? Informan I (Lk) : Mengerti bang.

Informan II (Pr) : Mengerti bang. Pewawancara (P) : Apa fungsinya?

Informan I (Lk) : Fungsinya banyak lah bang. Mau buka situs apa aja pun bisa. Informan II (Pr) : Banyak fungsinya bang, buka facebook, buka twitter, bisa main

game di facebook. Banyak lah bang fungsinya. Pewawancara (P) : Apa alasan (Lk) berkunjung kewarnet ini?

Informan I (Lk) : Ya, nyari-nyari lowongan kerja bang, lowongan cpns, lowongan tes polisi skalian main Game Online juga kadang.

Pewawancara (P) : Dalam 1 bulan berapa kali kalian datang?

Informan I (Lk) : Gak terlalu sering bang. Paling sebulan 2 kali lah datang Informan II (Pr) : Ya, paling 2 kali lah bang, itu pun datang kalo sama Lk aja. Pewawancara (P) : Sejak kapan kalian tau warnet ini?

Informan I (Lk) : Sejak kelas 2 SMA bang. Informan II (Pr) : Sejak SMA kelas 1 bang.

Pewawancara (P) : Siapa yang ngajak (Lk) kewarnet ini? Informan I (Lk) : Kawan-kawan satu sekolah bang. Pewawancara (P) : Siapa yang ngajak (Pr) kewarnet ini?

Informan II (Pr) : Kalo dulu diajak-ajak sama kawan ku cewe waktu SMA kelas 2 bang. Dulu kami sering kali datang bertiga bang, sekarang udah gak lagi, udah sibuk semua.

Pewawancara (P) : Alasan Lk bawa Pr kewarnet untuk apa?

Informan I (Lk) : Bantu-bantu Pr bang liat diwarnet kapan penerimaan USU. Pewawancara (P) : Lk pernah dengar ada ruangan VIP diwarnet ini?

Informan I (Lk) : Pernah bang. Paling lebarnya 2x1,5 meter bang, ada sofa, didalam, ruangannya pun sejuk bang Kenapa rupanya bang??


(12)

Informan I (Lk) : Ya, biasa lah bang anak muda. Abg kek gak ngerti aja.

Hahahahaha….

Pewawancara (P) : Kalo Lk sama Pr ngambil (Memadukasih) diruangan VIP warnet itu, kenapa gak sewa kamar hotel aja?

Informan I (Lk) : Kalo kami sering kehotel bang, jarang kami ngambil di warnet, paling kalo diwarnet kalo lagi malas kehotel, sama kalo lagi gak

ada uang.

Informan II (Pr) : Kehotel kok kami bang.

Pewawancara (P) : Apa enak ngambil (mesum) diruangan VIP warnet ini? Informan I (Lk) : Ya, dibawa enak aja lah bang.

Informan II (Pr) : Sebenarnya gak enak bang, kurang bebas, kurang nyaman, takut ketauan sama Operatornya

Pewawancara (P) : Kekmana lah kalian kalo misalnya ketauan ngambil (mesum) sama

Operatornya?

Informan I (Lk) : Kek biasa ajalah bang, kalo kami dimarah, ya udah, tapi kapan dia nggak jumpa diluar sama ku!!!


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Ke-3. Rake Sarasin. Yogyakarta.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif : Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang : UMM Press. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini.

2006 Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Moleong, Lexy J. 2007. MetodologiPenelitianKualitatif. RemajaRosdakarya. Bandung.

Faisal, Sanafiah. 2007. Format-Format penelitian Sosial. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Rudito, Melia Femida. 2008. Social Mapping Metode Pemetaan Sosial : Teknik Memahami Suatu Masyarakat Atau Komuniti. Rekayasa Sains.

Jakarta.Poloma, Margaret.2010. SosiologiKontemporer. PT Raja GrafindoPersada :Jakarta.

UU No, 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 1 Butir 2.

Sumber Internet : http://id.sinaukomunikasi.wointeraksi-simbolik/rdpress.com

diakses pada 2 Januari 2014, Pukul : 03: 38 WIB

fenomenologi/#ixzz2pEG1q1zS

diakses pada 2 Januari 2014, Pukul : 03: 50 WIB

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2206665-teori-fenomenologi/ diakses pada 2 Januari 2014, Pukul : 04: 38 WIB

http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-persaingan.html diakses pada 14 Juli 2014, Pukul : 15.00 WIB

http://business-law.binus.ac.id/2013/01/20/catatan-seputar-hukum-persaingan-usaha/ diakses pada 14 Juli 2014, Pukul : 16.00 WIB


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip gejala yang ada dalam kehidupan sosial (Bambang Rudito dan Melia Femiola, 2008:78). Dengan menggunakan penelitian kualitatif, peneliti akan memperoleh infomasi atau data yang lebih mendalam mengenai dramaturgi yang terjadi pada usaha Warung Internet (Warnet) di Kelurahan Gaperta, Kota Medan. Dalam pendekatan penelitian kualitatif yang menjadi sasaran kajian atau penelitian adalah kehidupan sosial adalah satu kesatuan atau sebuah kesatuan yang menyeluruh.

Penelitian deskriptif ini menggambarkan secara terperinci karakeristik suatu individu atau kelompok, gejala, fenomena,aksi dan reaksi dan lain-lain yang berhubungan dengan dunia sosial yang merupakan objek penelitian. Penelitian dilakukan tidak semata-mata melihat dan mengobservasi tetapi juga menganalisa, mengkategorikan, memperbandingkan, menafsirkan, dan lain sebagainya. Lalu ditarik kesimpulan yang bersifat deduktif.

3.2. Lokasi penelitian

Pada dasarnya hampir diseluruh wilayah yang terdapat pada suatu kota ataupun kabupaten terdapat pemberian jasa penggunaan Internet. Namun agar penelitian ini memiliki fokus wilayah penelitian, maka peneliti menetapkan Kelurahan Gaperta, Kecamatan Medan Helvetia, Medan sebagai lokasi penelitian mengenai dramaturgi pengusaha warung internet yang berada ditenga-tengah masyarakat. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena di daerah tersebut


(15)

terdapat sejumlah usaha warung Internet dengan berbagai macam fasilitas yang tersedia mulai dari ruangan kelas menengah sampai ruangan kelas VIP. Sehingga penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di daerah ini karena sesuai dengan pokok permasalahan yang ingin diangkat oleh penulis.

3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan yang diteliti. Dalam penelitian biasanya yang menjadi unit analisisnya bisa berupa individu, kelompok yang kemudian disebut sebagai informan atau responden (Hamidi, 2010 : 59). Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisisnya yang diutamakan adalah dramaturgi para pengusaha atau pemilik WARNET di Kelurahan Gaperta, Kota Medan.

3.3.2. Informan

Informan adalah subjek yang mengetahui dan memahami hal-hal yang menjadi permasalahan penelitian, baik yang bertindak sebagai pelaku dalam permasalahan penelitian yang akan diteliti maupun hanya sebagai orang yang memahami permasalah penelitian tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah:

1. Pengusaha atau pemilik dari warung Internet ( Warnet ) dikelurahan Gaperta kota Medan.Contoh : Pengusaha yang mapan financial dan memiliki lebih dari satu usaha warnet yang dikelolahnya baik skala rumahan maupun rukoan.

2. Karyawan yang bekerja pada warung internet tersebut sebagai petugas Operator dikelurahan Gaperta, kota Medan.

3. Empat pasangan muda-mudi yang menggunakan jasa warung internet (Warnet) sebagai tempat mereka memadu kasih pada kelurahan Gaperta, kota Medan.


(16)

Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh peneliti. Di dalam pemilihan informan penelitian ini menggunakan metode snowballing. Adapun informan yang menjadi subjek penelitian adalah pemilik dari usaha warung internet (Warnet) dan dua orang yang menjadi karyawan Operator warung internet yang berada dikelurahan Gaperta, kota Medan, serta empat pasang kaum remaja maupun dewasa. Peneliti menjadikan empat pasang tersebut menjadi objek peneliti, dikarenakan pasangan tersebut telah memenuhi syarat dalam penelitian. Yaitu :

1. Cukup usia untuk sesi wawancara mendalam.

2. Cukup dalam segi keuangan ( tentunya mereka yang mengakses internet memiliki cukup ekonomi ).

Jumlah informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari satu orang yaitu tidak lain dari pemilik warung internet dan dua karyawan yang berperan sebagai Operator warung internet serta empat pasangan remaja maupun dewasa yang menjadi informan biasa.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada dasarnya dilakukan guna memperoleh informasi mengenai permasalahan penelitian. Dalam penelitan deskiptif kualitatif, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian yaitu :

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian dalam pengumpulan data pada satu orang laki-laki yaitu W.K yang berusia 37 tahun berkeyakinan Kristen Protestan dengan ras Tionghoa, dua orang karyawan petugas Operator warung internet yaitu M.A berumur 20 tahun yang berjenis kelamin perempuan berkeyakinan Islam berperan sebagai karyawan Operator jaga mulai pagi hari hingga sore hari, serta A.W berumur 22 tahun yang berjenis kelamin laki-laki berkeyakinan Islam berperan sebagai karyawan Operator jaga


(17)

sore hingga malam hari, dan empat pasangan kekasih muda-mudi terhitung delapan orang pada warung internet Kelurahan Gaperta, Medan. Yaitu :

1. Pasangan A.S ( Lk 15 Thn ) dan S.F ( Pr 15 Thn ) 2. Pasangan S.Y ( Lk 18 Thn ) dan S.A ( Pr 18 Thn ) 3. Pasangan R. ( Lk 18 Thn ) dan K.W ( Pr 15 Thn ) 4. Pasangan M. ( Lk 20 Thn ) dan G.K ( Pr 18 Thn )

a. Observasi yaitu pengamatan oleh peneliti baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Dalam penelitian ini metode observasi yang digunakan melalui pengamatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian pada saat peristiwa sedang berlangsung (Nawawi, 2006 : 67). Pengamatan secara langsung kepada objek yang diteliti dilakukan guna melihat bentuk implementasi dramaturgi pengusaha warung Internet dikelurahan Gaperta, Medan. Data yang diperoleh dari observasi ini juga berupa kondisi geografis dari lokasi penelitian.

b. Wawancara mendalam (in-depth interview) Wawancara mendalam merupakan sebuah proses tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan penelitian. Wawancara tersebut dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara spesifik dengan panduan interview guide atau tanpa interview guide kepada pemilik dari warung internet, karyawan Operator warung internet dan pasangan yang menjadi pelanggan warung internet yang berada pada kelurahan Gaperta Medan.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi kepustakaan, dimana peneliti mencari data dari surat kabar, internet, maupun sumber-sumber data lainnya yang relevan dengan permasalahan penelitian.


(18)

3.5. Interpretasi Data

Interpretasi data adalah analisis mengenai keseluruhan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam lalu menyaring data-data penting dari data yang dikumpulkan yang kemudian disajikan dalam bentuk yang sederhana. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengumpulkan banyak data, baik data yang diperoleh dari observasi, wawancara, maupun dokumentasi di lapangan. Mengutip dari Faisal (2007:256) dijelaskan bahwa data yang diperoleh tersebut biasanya masih berbentuk catatan lapangan atau yang disebut dengan fieldnotes, sehingga data tersebut perlu disusun, diseleksi, dan dirangkum ke dalam pola, kategori, dan fokus tertentu yang sesuai dimana hal tersebut termasuk dalam pekerjaan analisis yang disebut “reduksi data” kemudian hasil reduksi tersebut di display. Sehingga akhirnya peneliti dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan tertentu dari hasil pemahaman dan pengertiannya.

3.6. Jadwal Kegiatan

Jadwal penelitian skripsi mengenai Dramaturgi Pengusaha Warung Internet (Warnet) di Kelurahan Gaperta, Kota Medan sejak Mei 2013. Secara terperinci mengenai kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Bulan ke -

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi v

2. Acc Judul v

3. Penyusunan proposal penelitian

v

4. Seminar proposal penelitian v 5. Revisi proposal penelitian v v

6. Penelitian Lapangan v v v

7. Pengumpulan data dan Interpretasi Data

v v v

8. Bimbingan skripsi v v v v

9. Penulisan Laporan Skripsi v v v v


(19)

3.7. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menyadari masih banyak keterbatasan penelitian baik karena faktor internal dan eksternal. Dimana untuk faktor internal peneliti memiliki keterbatasan ilmu dan materi juga dan untuk faktor eksternal yaitu seperti informan. Untuk itu bagi para akademisi yang menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar kajian ilmiah maupun bagi praktisi yang menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar pengambilan keputusan diharapkan memperhatikan keterbatasan peneliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Ruang waktu dalam penelitian ini hanya sekitar dua bulan untuk pencarian data di lapangan dengan observasi lapangan dan wawancara dengan para informan. Penelitian ini sebaiknya dilakukan dalam waktu yang relatif lebih lama supaya data-data lapangan dapat terkumpul lebih mendalam lagi.

2. Dalam melakukan wawancara, peneliti kesulitan untuk mencari informan kunci (pemilik warnet) dikarenakan pemilik warnet hanya berkunjung dua kali dalam sebulan dan dengan jam yang tidak tentu. Lain hal dengan informan kunci lainnya seperti petugas jaga pagi hingga sore Operator warnet yang bersedia membantu dan petugas jaga sore hingga malam Operator warnet pada kelurahan Gaperta, medan.

3. Dalam melakukan wawancara dengan informan biasa yaitu beberapa pasangan remaja dan dewasa yang menjadi objek penulis, terkesan sangat sulit untuk memilih, namun dengan adanya syarat-syarat yang telah disepakati bersama, maka informan biasa atau empat pasang tersebut telah memenuhi syarat dan bersedia membantu penulis untuk melakukan wawancara mendalam.

4. Kendala lain yakni minimnya referensi buku atau jurnal sosiologi yang mengangkat masalah Dramaturgi dan masalah mengenai Dramaturgi yang


(20)

dikaitkan dengan okonomi. Meskipun demikian peneliti selalu berusaha agar data dan informasi penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


(21)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung dikota Medan Provinsi Sumatera Utara, Kecamatan Helvetia tepatnya dikelurahan Gaperta. Kelurahan Gaperta berada pada pinggiran kota Medan dimana pada kelurahan ini ramai penduduk dan berbagai suku dan ras. Pada kelurahan Gaperta, seperti dikenal dengan nama asing, namun begitulah kelurahan ini. Sifat dari kelurahan Gaperta ialah diramaikan oleh beraneka jenis kuliner dan begitu banyaknya warung internet yang menjamur dan berdekatan dengan Markas TNI AD, serta kelurahan Gaperta bersebelahan dengan Griya Doom, dimana tempat tersebut sering dijadikan ruang ajang kontes mobil modifikasi dan tidak jauh dari situ jalan protokol Gaperta terkadang menjadi arena balap liar kendaraan roda empat.

4.1.2. Keadaan Geografis Desa / Kelurahan Helvetia Tengah

Kelurahan Gaperta, Kecamatan Helvetia Medan terletak pada 25 meter di atas permukaan laut (mdpl). Keadaan iklim pada kelurahan Gaperta yaitu dengan curah hujan berkisar pada 20 mm dan suhu cuaca berkisar pada 28-34ºC. Secara administratif kelurahan Gaperta adalah kota ramai dan semakin ramai dikarenakan terdapat komunitas becak bermotor (bettor) yang mangkal disetiap persimpangan. Mereka beranggapan bahwa setiap persimpangan jalan yang terdapat pada kelurahan Gaperta adalah pangkalan mereka berkumpul dan berbagi informasi mengenai otomotif becak bermotor (bettor). Tidak luput pula disepanjang pinggir jalan kelurahan tersebut terdapat berbagai jenis kuliner, baik makanan cemilan gorengan, maupun kuliner makanan pokok.


(22)

Pada kelurahan Gaperta, terdapat Kelurahan Helvetia Tengah yang menjadi objek penelitian penulis, dimana penulis merasakan ada keganjilan dari setiap usaha warnet, dikarenakan penulis sendiri juga pengguna warnet dan pencinta Game Online. Terdapat empat usaha warung internet yang berdiri bersebelahan dengan jarak rata-rata ±20-30 meter dan dibahu jalan yang sama. Keempat warung internet tersebut berdiri dpinggir jalan raya Kelurahan Helvetia Tengan.

Warung internet tersebut antara lain :

1. Warnet A, dengan ciri-ciri usaha rumahan berlantai 1 yang dilengkapi 10 unit komputer. Warnet tersebut memiliki halaman parkir dengan lebar 5x3 meter persegi, tidak dilengkapi kamera tersembunyi.

2. Warnet B, dengan ciri-ciri usaha warung internet ruko yang berlantai 2 dengan lebar halaman parkir ruko 4x5 meter persegi yang memungkinkan ketersediaan lahan parkir akan menambah nilai warnet bagi pengunjung yang memiliki kendaraan roda dua untuk datang. Warnet tersebut pada halaman parkir ruko dilengkapi dengan kamera pengaman demi menjaga keamanan kendaraan pengunjung. Warnet ini dilengkapi dengan 30 unit komputer tanpa ada pembatas maupun bilik atau lesehan, atau dengan kata lain warung internet ini memang dikhususkan untuk para pencinta Game Online, dan pada keseluruhan unit computer tersebut berada pada lantai 1 ruko.

3. Warnet C, dengan ciri-ciri warung internet rumahan berlantai 2 yang dilengkapi dengan 50 unit komputer tanpa adanya pembatas atau bilik maupun lesehan dan keseluruhan komputer tersebut berada pada lantai 1 ruko. Warnet tersebut memiliki lahan parkir yang cukup lebar yang berada dihalaman rumah dengan lebar 7x5 meter persegi dan dilengkap dengan kamera tersembunyi demi menjaga keamanan kendaraan pengunjung.


(23)

Warung internet ini dikategorikan warnet Gamer dikarenakan warnet tersebut beroperasi selama 24 jam setiap hari dan berfokus menyediakan akses internet cepat, khusus untuk akses Game yang diperuntukkan bagi pencinta Game PC maupun Game Online.

4. Warnet D, merupakan usaha warnet ruko yang berdiri atas 3 lantai bangunan. Pada setiap level tingkatan ruko dilengkapi beberapa unit komputer dengan total yang berbeda pada setiap tingkatannya. Pada lantai 1 ruko hanya terdapat 16 unit komputer saja dengan tema lesehan dengan lebar 1x1,5 meter persegi dan berbilik dinding kayu tipis (tripleks) dengan tinggi 1,5 meter dengan fasilitas keluar masuk bilik hanya tertutup selembar kain horden dengan ukuran lebar 50cm dan panjang 1 meter. Tidak ada perbedaan antara lantai 1 dengan lantai 2, lantai 2 dilengkapi dengan 24 unit komputer dengan tema serupa dengan lantai 1 yaitu pada setiap komputer mengadopsi tema dan system yang serupa pada lantai 1, hanya saja pada lantai 2 jumlah unit komputer lebih banyak, namun perbedaan terlihat pada lantai 3, yang hanya dilengkapi 10 unit komputer dengan tema cukup eksklusif yaitu setiap komputer bertema lesehan dan berbilik dengan lebar ruangan 2x1,5 meter persegi dengan tinggi bilik 2 meter dengan fasilitas pintu kayu serta dimanjakan dengan berpendingin udara dan didalamnya dilengkapi dengan sofa lebar cukup untuk 4 orang. Warnet tersebut beroperasi selama 16 jam setiap hari dengan lebar parkiran 5x5 meter persegi dan tanpa dilengapi kamera pengaman kendaraan roda dua.

4.1.3. Kewarganegaraan

Kewarganegaraan adalah merupakan suatu keharusan dimana seseorang harus memiliki status kewarganegaraan yang sah, bila mana tanpa adanya status


(24)

kewarganegaraan yang sah akan diangap sebagai penduduk illegal bahkan dianggap sebagai teroris yang bersifat mengancam warga Negaranya maupun warga negara lain. Kewarganegaraan adalah salah satu kunci masyarakat bernegara yang dilandasi oleh deklarasi bendera kebanggsaan negara yang telah merdeka.

4.1.4. Penduduk

Penduduk merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam keaneka ragaman warna sosial. Penduduk yang banyak belum tentu mengisyaratkan bahwa masyarakat akan bersikap kolektif demi mencapai tujuan. Penduduk sangat berperan penting dalam satuan kelompok yang berbaur dengan masyarakat. Masyarakat yang homogen dengan tingkatan kesadaran yang tinggi namun mengandung sifat kepedulian relative rendah seolah mencerminkan bahwa masyarakat yang bermukim dikelurahan Gaperta sedang mengikuti perkembangan sifat dari kota metropolitan. Walau tidak seperti pusat kota pada umumnya, namun masyarakat kelurahan tersebut tidak mau melewatkan globalisasi dan dengan sikap liberalisme.

Perkembangan dan laju penduduk yang haus dengan ilmu pengetahuan, melahirkan beragam jenis usaha rumahan yang seperti memutar roda perekonomian ditengah masyarakat, terutama pada bidang tehnologi dan iptek, yakni perputaran usaha internet. Warung internet (warnet), begitulah masyarakat menyebutnya.

Warnet kini merambah kesetiap pusat kota atau sudut kota, dipinggiran jalan prokol maupun jalan lintas ,bahkan dilereng pertokoan hingga merambah ke komplek rumahan maupun pemukiman rumah kumuh, tidak terkecuali pada kelurahan Gaperta, Medan.


(25)

Tabel 4.1 Klasifikasi Pengunjung

Bulan SMP SMA Sipil Total

April 260 Pasangan 200 Pasangan 100 Pasangan 560 Pasangan

Mei 200 Pasangan 150 Pasangan 90 Pasangan 440 Pasangan

Juni 100 Pasangan 100 Pasangan 70 Pasangan 270 Pasangan

Juli - - - -

Sumber: Observasi Peneliti, 2014

Dari data diatas terdapat tiga golongan yang membedakan klasifikasi pengunjung warnet tersebut yaitu golongan pelajar pada tingkatan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sipil (pengunjung remaja namun tidak berpakaian seragam sekolah). Pelajar SMP dapat digolongkan masa praremaja yang selalu ingin tahu atau dengan kata lain puberitas yang tidak dikontrol dengan baik akan berdampak sulit untuk dikendalikan oleh para orang tua mereka. Pelajar SMA adalah golongan dimana pada masa ini remaja akan mengalami masa sulit untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk dan keputusan yang dipilihnya, kelak akan menentukan seperti apa dirinya kelak, masa seperti ini yang menjadi target dunia bebas. Sipil adalah pengunjung diluar dari golongan pelajar yang biasanya berkunjung berpasangan pada malam hari saja dengan perkiraan usia yang cukup dewasa.

Dapat dilihatpada table diatas bahwa pengunjung golongan pelajar SMP lebih mendominasi dari golongan SMA dan Sipil. Seperti tidak memiliki perasaan segan terhadap pengunjung lain yang lebih dewasa, para pelajar smp tersebut datang dengan berpasangan seolah tidak perduli dan tidak menghiraukan lingkungan sekitar dan hanya memikirkan diri sendiri.


(26)

4.2. Profil Informan

Informan kunci dalam penelitian ini merupakan pemilik dari warung internet, kedua karyawan Operator warung internet yaitu karyawan jaga pagi hingga sore dan karyawan jaga sore hingga malam, serta empat pasangan remaja hingga menginjak fase dewasa namun masih didominasi kaum remajanya karena tiga dari empat pasangan adalah kaum kategori remaja fase dewasa. Dimana keseluruhan informan kunci berjumlah 3 orang dan keseluruhan jumlah informan biasa 8 orang yang di kelompokkan menjadi 4 pasangan yang tentunya pasangan laki-laki dan perempuan.

4.2.1. Profil Informan ( Informan Kunci )

1. W.K Umur 37 Tahun ( Pemilik Warung Internet )

W.K merupakan pria yang berusia 37 tahun. W.K adalah penduduk asli kota Medan yang merupakan keturunan etnis Tionghoa, W.K memeluk agama Kristen Protestan. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh W.K adalah menyandang gelar Sarjana di bidang ekonomi manajemen dan bekerja sebagai pengusaha yang cukup sukses dan W.K merupakan pemilik dari warung internet yang menjadi objek peneliti. W.K memulai usahanya sejak tahun 2006 dan sudah berjalan selama 8 tahun. W.K bermukim di komplek Asia Mega Mas, Medan dan telah memiliki 1 istri dan 2 orang anak. Sebelum memulai usaha warung internet, W.K mendanai usaha rumah makan khas punya pamannya yang terletak di sekitaran jalan Esparman kota Medan, hingga ia memulai usaha dibidang teknologi informasi.

W.K beralasan membuka usaha warung internet hanya sekedar coba-coba, dan dengan dorongan teman-temannya sesama bisnis maka ia pun berani melangkah. Dengan maksud hati ingin mengajarkan dunia tehnologi pada masyarakat yang belum mengenal akan internet, maka W.K pun memulai usahanya demi meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai internet dan serta merta memberikan wawasan


(27)

maupun gagasan bagi kaum intelektual untuk memperoleh informasi yang terkandung dari internet.

2. M.A 20 Tahun ( Operator Warung Internet Jaga Pagi Hingga Sore )

M.A adalah perempuan penduduk tetap kota medan yang berkeyakinan Muslim. M.A adalah salah satu dari anggota karyawan warung internet yang dikelolah W.K, yang berperan sebagai Operator pagi hingga sore pada jam kerja yaitu pada jam 10.00 pagi hingga pada jam 16.00 Wib. M.A mengakui mulai bekerja pada W.K sejak awal bulan maret tahun 2014 lalu, ia mendapat informasi tersebut dari temannya yang sebelumnya bekerja dengan W.K. M.A yang sebelumnya bekerja sebagai SPG (Sales Promotion Girl) pada sebuah perusahaan rokok, namun ia merasa tidak kuat menahan pekerjaan tersebut, dikarenakan bekerja sebagai SPG sering keluar malam dan ia pun kerap ditegur oleh kedua orangtuanya untuk mencari pekerjaan yang tidak keluar malam dan tempat kerja yang tidak terlalu jauh dari rumah.

3. A.W (22Thn ) Operator Warung Internet Jaga Sore Hingga Malam

A.W adalah laki-laki berusia 22 tahun penduduk tetap kota medan yang berkeyakinan Islam. A.W adalah salah satu dari anggota karyawan warung internet yang dikelolah W.K yang berperan sebagai Operator sore hingga malam pada jam kerja 16.00 hingga pada jam 22.00 Wib. A.W yang kini sedang menempuh gelar S1 Hukum pada Universitas Swasta dikota Medan. A.W yang telah bekerja dengan W.K sejak awal bulan januari lalu, ia mendapatkan lowongan kerja tersebut dikarenakan ia adalah pelanggan setia warung internet tersebut. Setelah sekian lama W.K melihat A.W bermain di warnet tersebut, maka W.K mempromosikan A.W sebagai karyawan Operator jaga malam.


(28)

4.2.2. Profil Informan Biasa ( Yang Berpasangan ) 1. A.S (15 Tahun) dan S.F (15 Tahun )

A.S adalah seorang laki-laki dan S.F adalah seorang perempuan dan mereka merupakan penduduk asli kota Medan. Pasangan tersebut secara bersama memeluk agama Islam dan bersekolah disalah satu SMP perguruan swasta Islam di Medan. Pasangan tersebut menjalin asmara sejak duduk di bangku kelas 2 SMP yang kini telah beranjak kelas 3 SMP. Walau mereka memiliki umur yang sama namun dimata S.F sosok A.S adalah sosok yang dewasa dan berpendirian dengan kata lain S.F sangat mencintai A.S sampai kapan pun.

2. S ( 18 Tahun ) dan S.A ( 18 Tahun )

S adalah seorang laki-laki dan S.A adalah seorang perempuan dan mereka berdua merupakan penduduk asli kota Medan yang keduanya bersam berkeyakinan Muslim. Mereka duduk dibangku sekolah bersama disalah satu perguruan SMA Negeri Medan. Pasangan kekasih tersebut telah menjalin hubungan sejak mereka duduk di bangku kelas 2 SMA yang kini telah beranjak kelas 3 SMA.

3. R ( 17 Tahun ) dan K.W ( 15 Tahun )

R adalah seorang laki-laki dan K.W adalah seorang perempuan, mereka merupakan penduduk asli kota Medan. R yang berkeyakinan Kristen Katolik saat ini sedang duduk dibangku kelas 3 SMA Swasta dikota Medan dan K.W yang kini masih duduk dibangku kelas 2 SMP Islami di salah satu perguruan kota Medan. Pasangan yang berbeda sekolah tersebut mengakui telah menjali hubungan kekasih sejak awal bulan februari lalu. R tidak merasa kesulitan bila menjalani hubungan asmara dengan K.W yang kini masih berusia 15 tahun, bahkan R mengatakan sangat nyaman dengan K.W karena K.W memiliki sifat istimewa yang dirasakan R, dan patut untuk


(29)

dipertahankan. Walau K.W yang masih belia mencerminkan seolah-olah K.W masih remaja tanggung namun R tidak merasa malu untuk mengajak dan memperkenalkan K.W dengan teman-teman R.

4. M ( 20 Tahun ) dan G.K ( 18 Tahun )

M adalah laki-laki dan G.K adalah perempuan dan mereka merupakan penduduk asli kota Medan. M yang kini telah bekerja sebagai Office Boy di sebuah kafe ternama dikota Medan, dan G.K yang masih duduk dibangku SMA Swasta di salah satu perguruan Negeri dikota Medan. Pasangan tersebut telah menjalin hubungan asmara sejak duduk dibangku sma, mereka sebelumnya bersekolah ditempat yang sama namun pada saat itu M adalah kakak senior G.K. kini hubungan asmara mereka yang telah melangkah umur 3 tahun.

4.3. Aktivitas Yang Terjadi

Dalam teori Dramaturgi, “interaksi sosial” dimaknai sama dengan pertunjukan panggung (teater). Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya sendiri”. Dalam mencapai tujuannya, konsep Dramaturgi berfungsi menjadi bayangan manusia yang akan mengembangkan perilaku-perilaku demi mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor drama kehidupan juga harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan.

4.3.1. Panggung Depan Sang Aktor ( Front Stage )

Panggung depan adalah bagian penampilan individu yang secara teratur berfungsi di dalam mode yang umum dan tetap untuk mendefenisikan situasi bagi mereka yang menyaksikan penampilan itu. Konsep Dramatugi, otomatis akan menjadi banyangan seseorang dalam mengatur peran dan memberikan keuntungan seseorang tersebut dalam


(30)

menghipnotis penyaksinya. Panggung depan adalah keadaan sempurna dari sang pelaku yaitu sang aktor yang menjadi pemilik warung internet dengan berpakaian formal, bersikap ramah-tamah menyambut pelanggan yang datang dengan menyediakan jasa layanan internet positif. Saat pemilik warung internet atau Operator menyambut pelanggan, merupakan saatnya pertunjukan (Front Stage), seolah meyakinkan pengunjung bahwa warung internet tersebut memang sesungguhnya memberikan jasa layanan internet berisifat positif dan bermanfaat. Tanggung jawab pemilik warung internet (sang Aktor) menawarkan dan memberikan jasa internet positf kepada seluruh pelanggan yang datang.

4.3.2. Panggung Belakang Sang Aktor ( Back Stage )

Panggung belakang adalah bagian penampilan sang aktor yang tidak sepenuhnya dapat dilihat, hal ini dapat memungkinkan bahwa tradisi dan karakter sang aktor sangat berbeda dengan apa yang diperankan, dengan kata lain panggung belakang adalah keadaan dimana seorang aktor berada dibelakang panggung dengan kondisi tidak ada penonton, sehingga dapat dipastikan aktor dapat berperilaku bebas tanpa ada yang melihat.

Ketika pelanggan telah terpikat oleh layanan menu sang aktor, maka saatnya panggung belakang (Back Stage) yaitu sang aktor mulai menawarkan layanan internet yang diluar dari menu internet sehat (memberikan penawaran ruangan VIP) kepada pengunjung dengan tema kenyamanan dan privasi tingkat tinggi namun dengan harga yang cukup mahal. Panggung belakang adalah keadaan aktor (pemilik warung internet) mulai menawarkan fasilitas diluar dari panggung depan sebelumnya, yaitu memberikan pilihan untuk menggunakan ruangan VIP yang sesungguhnya telah tersedia, namun perkenalan tersebut bersifat tertutup dan hanya pelanggan tertentu saja yang bisa menggunakan ruangan VIP tersebut.


(31)

4.4. Gambaran Pengunjung Warung Internet

Warung internet yang beroperasi selama 12 jam dan terletak pada ruko tiga lantai tersebut dihuni oleh dua orang karyawan yang masing-masing berperan sebagai Operator sift pagi hingga sore pada jam kerja 10.00-16.00 Wib dan Operator sift sore hingga malam pada jam kerja 16.00-22.00 Wib. Kedua karyawan tersebut berperan dalam menjaga keamanan, kenyamanan, ketentraman dan kebersihan warung internet.

4.4.1. Gambaran Warung Internet

Gambaran adalah objek yang dilihat oleh indra mata lalu dari objek tersebut akan memberikan uraian mengenai suasana, kegiatan, maupun kejadian yang saat itu sedang terjadi. Gambaran warung internet dari kejauhan pada pagi hari hingga sore hari, terlihat cukup banyak kendaraan sepeda motor yang sedang terparkir pada halaman warung internet tersebut. Suasana yang terjadi pada warung internet terasa hening dari berbagai macam bunyi sekalipun bunyi interaksi antar sesama pengunjung maupun interaksi dari pasangan yang datang, hanya diisi oleh iringan musik dari pemutar musik Operator. Kegiatan yang terjadi pada warung internet dari kejauhan tidak terlalu signifikan akan kegiatan bila mengingat banyaknya kendaraan sepeda motor yang sedang terparkir, namun hanya terlihat sejumlah pasangan pelajar keluar masuk pintu utama warung internet setiap setengah jam maupun satu jam. Kejadian pada warung internet pada saat siang hari, terlihat pengunjung yang datang maupun keluar mayoritas pelajar SMP hingga SMA dan tentunya pengunjung yang datang selalu berpasangan dengan lawan jenis (laki-laki dan perempuan) dan berdurasi tidak lebih dari satu jam, para pasangan tersebut sudah terlihat keluar dari warung internet dan hendak bergegas pergi dengan ekspresi wajah yang kusut dan pucat.

Gambaran warung internet dari kajauhan pada sore hingga malam hari yaitu terlihat banyak sepeda motor yang sedang terparkir pada halaman warung internet


(32)

tersebut. Suasana yang terjadi pada warung internet terasa hening namun tidak terlalu senyap, masih terdengar bunyi interaksi antara Operator yang bertugas dengan beberapa pengunjung warung internet serta antar sesama pelanggan yang datang, namun bunyi interaksi perlahan akan senyap ketika pasangan tersebut telah berada didalam warung internet. Kegiatan yang terlihat dari luar warung internet saat malam hari terdapat beberapa aktifitas yang tergolong kategori musyawarah, setiap pasangan yang datang selalu menyapa pasangan yang hendak keluar maupun yang berada didalam warung internet, kemudian setiap pasangan yang datang cenderung menggunakan jasa warung internet tidak lebih dari satu jam dan kemudian keluar, namun tidak dengan ekspresi wajah yang kusut dan pucat tetapi dengan pakaian yang kusut dan bibir yang merona. Fenomena warung internet dari sore hingga malam hari terlihat pengunjung yang datang selalu berpasangan namun tidak dengan berpakaian sekolah, tetapi berpakaian formal (Sipil).

4.4.2. Gambaran Pengunjung Warnet Saat Pagi Hingga Sore

Saat warung internet terbuka dan mulai beroperasi saat pagi hari, pengunjung warnet terlihat sepi tanpa adanya kendaraan roda dua yang sedang terparkir dihalaman luar warnet. Pengunjung yang datang dapat digolongkan pelajar Sekolah Dasar (SD) serta disisipi beberapa remaja yang datang seorang diri. Seperti yang diungkapkan M.A ( Pr 20 tahun ) :

“Ya, gini lah bang, yang main anak-anak SD, kadang orang remaja yang datang sendiri”.

Hingga hari menjelang siang, perbedaan kedatangan pengunjung pun terlihat, dimana perbedaannya adalah saat pengunjung yang datang selalu berpasangan dan masih menggunakan seragam sekolah. Seperti yang diungkapkan M.A ( Pr 20 tahun ) :


(33)

“Campur bang, hampir semua anak SMP yang datang, itu pun yang datang berpasangan semua”.

Dari penuturan M.A selaku Operator warnet dapat dikatakan bahwa pengunjung yang datang masih didominasi kaum pelajar SMP. Tidak ada perberdaan saat hari menjelang sore, terlihat pengunjung yang datang tetap masih berpasangan namun dengan status pelajar yang berbeda, bila saat siang hari pengunjung warung internet didominasi oleh pelajar SMP, kini didominasi oleh pelajar SMA. Seperti yang dikatakan M.A ( Pr 20 tahun ) :

“Kalo pagi yang datang anak-anak kecil, sama anak remaja tapi datang sendiri, siangnya yang datang anak SMP, trus sorenya yang datang anak SMA bang”.

Dapat disimpulkan dari penuturan M.A selaku Operator yang bekerja saat itu, warung internet tersebut dihuni oleh mayoritas kaum pelajar yang keluar masuk warnet. Seperti telah terstruktur, saat warnet dibuka pengunjung yang datang tidak lain hanyalah sekelompok anak-anak dan disisipi oleh remaja yang datang seorang diri, lalu pada saat siang hari pengunjung pun berubah, satu-persatu pengunjung yang datang berstatus pelajar SMP dan turut serta membawa pasangan, lanjut saat siang menjelang sore hari pengunjungpun mulai berubah, sebelumnya pengunjung yang datang didominasi kaum pelajar SMP, kini pengunjung yang datang didominasi kaum pelajar SMA yang juga berpasangan.

Gambaran dari kejauhan warung internet akan terlihat banyak sepeda motor yang terparkir di halaman depan warnet, namun bila di perhatikan dengan logika, ketika terdapat banyak kendaraan roda dua sedang terparkir pada halaman warung internet, otomatis akan banyak jiwa yang berada didalam warnet tersebut, serta tidak menutup kemungkinan bahwa banyak jiwa akan banyak kegiatan, mulai dari bunyi interaksi sesama pengunjung maupun interaksi yang panjang antara pengunjung dengan


(34)

Operator. Namun kenyataannya berbeda, bila ditelusuri lebih dalam suasana yang terjadi pada warung internet terasa sunyi senyap dan hanya terdengar beberapa bunyi suara dari pemutar musik yang dimainkan oleh Operator, adapun interaksi yang terjadi antara pengunjung warnet dengan Operator hanya bersifat singkat dan interaksi tersebut tidak mengundang perhatian pengunjung yang berada didalam.

Dapat disimpulkan dari penuturan Operator sift pagi, mayoritas pengunjung yang datang selalu berpasangan dengan kriteria pasangan yang masih berstatus pelajar. Operator tidak terlalu mengerti mengapa semua pengunjung yang datang selalu berpasangan. Seperti yang diungkapkan M.A ( Pr 20 tahun ) adalah :

“Tentang itu aku kurang tau bang, karena aku baru dua bulan kerja disini”.

4.4.3. Gambaran Aktivitas Pengunjung Warnet Saat Sore Hingga Malam

Menjelang sore hari, petugas Operator selang berganti dengan petugas Operator yang bertugas dari sore hingga malam. Yaitu A.W pria yang berusia 22 tahun. Aktivitas warnet saat sore terlihat sepi pengunjung, hanya terdapat beberapa pasang pelajar SMA. Warnet tidak begitu ramai seperti saat siang hari karena sebelumnya warnet diramaikan oleh kaum pelajar SMP. Hingga pada saat malam hari menjelang perbedaan pun jelas terlihat dimana pengunjung yang datang bukan lagi kaum pelajar maupun dari kaum sipil atau pasangan yang tidak memakai seragam sekolah. Seperti yang diuraikan A.W ( Lk 22 tahun ) adalah :

“Gak terlalu rame yang datang kalo sore bang, yang datang itu anak SMA sama orang-orang dewsa bang”.

Terjadinya perbedaan pengunjung yang terlihat saat hari menjelang malam, tidak ada terlihat pasangan pelajar namun warung internet kini diramaikan oleh pengunjung sipil atau pengunjung yang masih dikategorikan remaja. Akvitas yang terjadi pada warung internet saat malam terasa sunyi dan hanya terdengar suara dari pemutar lagu


(35)

dari Operator. Hal tersebut terlihat aneh, karena bila dilihat rari luar warnet akan diramaikan oleh kendaraan roda dua yang sedang terparkir, seolah-olah akan banyak kegiatan yang terjadi didalamnya. Setiap pasangan yang berkunjung tidak tentu berapa lama mereka didalam, ada pasangan yang hanya satu jam didalam, bahkan ada pula pasangan setelah dua jam baru keluar warnet. Seperti yang diuraikan A.W ( Lk 22 tahun ) adalah :

“Gak tentu bang, kadang ada yang 60 menit, kadang ada yang 20 menit, kadang ada juga yang sampe 2 jam”.

Dari hasil penelitian yang diperoleh penulis, dapat disimpulkan bahwa pengunjung warnet dari sore hingga malam didominasi oleh pasangan sipil, dan dari semua pasangan tersebut tidak lebih dari 60 menit didalam warnet walau diantaranya juga ada pasangan yang didalam warnet berdurasi hingga 120 menit. Terlihat fenomena mengapa yang berkunjung kaewarnet tersebut selalu berpasangan, dalam hal ini terasa seperti ada daya tarik bagi pengunjung. Operator tidak mengerti mengapa yang berkunjung selalu berpasangan, apakah dalam warnet tersebut sengaja menyediakan ruangan khusus, atau hanya sekedar pasangan yang datang merasa lebih nyaman bila bersama dengan pasangannya berkunjung, seperti yang di uraikan A.W ( Lk 22 tahun ) adalah :

“Kalo itu aku kurang tau bang”.

Jadi gambaran aktivitas yang terjadi pada warnet tersebut, terasa sunyi dan senyap, serta dari semua pengunjung yang datang semua berpasangan, dari golongan pelajar SMP dan SMA serta pasangan yang tidak menggunakan seragam sekolah atau pasangan sipil.


(36)

4.5. Pandangan Informan Terhadap Warung Internet 4.5.1. Fungsi Internet Menurut Informan

Pandangan informan terhadap pengusaha warnet adalah pandangan yang dirasakan oleh konsumen secara langsung. Dalam menggunakan jasa internet tidak selalu pengunjung menggunakan layanan internet dalam hal positif. Warung internet yang menjadi tujuan pasangan muda-mudi tersebut seolah memberikan ruang dimana ruang tersebut memberikan kesan aman,nyaman dan tertutup atau bisa digolongkan warnet memberikan fasilitas terbaiknya dalam memberikan pelayanan terbaik oleh pihak warnet.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, mereka menyatakan berkunjung kewarnet semata-mata hanya bermain game Online, membuka jejaring sosial, atau sekedar mengisi waktu luangnya, bahkan diantaranya menggunakan jasa internet sebagai sarana memberi informasi statis dan informasi mengenai dunia kerja.

Seperti yang diungkapkan oleh A.S ( Lk 5 tahun ) menyatakan :

“Alasan ku datang kewarnet ini Cuma main game Online, buka facebook, kadang nyari tugas sekolah.”

Hal yang sama diungkapkan oleh S.Y ( Lk 18 tahun ) yang juga merupakan salah satu informan pengguna jasa internet :

“ Alasan ku datang kewarnet ini Cuma untuk main game Online”.

Hal senada juga diungkapkan oleh R (Lk 18 tahun ) yang merupakan salah satu informan pengguna jasa internet mengatakan :

“aku datang kewarnet ini ya sekedar buka facebook, update status, main game Online”.


(37)

Berbeda dengan yang dikatakan M ( Lk 20 tahun ) yang merupakan salah satu informan pengguna jasa internet mengatakan :

“ aku datang ke warnet ini mau nyari lowongan kerja bang, lowongan tes polisi, main game Online juga kadang”.

Dari hasil wawancara diatas setiap informan memiliki gagasan yang berbeda mengenai kegunaan dan fungsi sesungguhnya internet, diantaranya mengatakan inteenet sebagai media informasi lowongan pekerjaan dan informasi statis, ada juga yang berpendapat internet sebagai media jejaring sosial, dan ada juga yang mengatakan internet hanya menjadi tempat bermain Game Online yang saling terhubung untuk sekedar mengisi kekosongan dalam dirinya.

4.5.2. Pernyataan Informan Mengenai Ruangan VIP Warnet

Lanjut peneliti mengajukan beberapa pernyataan kepada informan mengenai keterkaitan pengusaha yang memberikan ruangan VIP atau semacam strategi khusus pemilik warnet dalam mempertahankan pengunjung tetap dalam kondisi ramai. Dalam pernyataan keempat pria yang menjadi informan peneliti menuturkan mengetahui adanya ruangan VIP yang diberikan pengusaha warnet, yaitu ruangan yang cirinya lebar 2x2 meter, dilengkapi dengan kursi dan seperangkat unit computer yang terhubung dengan internet. Seperti yang diutarakan A.S ( Lk 15 tahun ) yang menjadi informan peneliti, yaitu:

“Ruangannya gak terlalu lebar kali bang “.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh S.Y ( Lk 18 tahun ) yang juga menjadi informan peneliti, yaitu :

“ Pernah dengar bang, tapi aku jarang keruangan itu”.


(38)

Begitu juga dengan R ( Lk 18 tahun ) yang menjadi informan peneliti mengatakan bahwa :

“ Pernah dengar bang, gak lebar kali ruangannya bang, tapi sejuk didalam, ada kursi sofanya”.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat informan sebelumnya, M ( Lk 20 tahun ) mengatakan bahwa :

“ Pernah dengar bang, paling lebarnya 2x1,5 meter, ada sofa didalam, ruangannya pun sejuk bang”.

Dari hasil wawancara dengan masing-masing informan menguraikan bahwa memang terdapat ruangan khusus pada warnet tersebut yang menjadi daya tarik pengunjung, terutama pengunjung yang berpasangan. Seperti terdapat ruangan yang memungkinkan pasangan didalamnya untuk melakukan prostitusi, dengan harga yang cukup terjangkau bagi siapa saja yang ingin menggunakan jasa ruangan warnet tersebut.

4.5.3. Pengakuan Informan Mengenai Ruangan VIP Warung Internet

Selanjutnya peneliti menguras uraian informan mengenai seperti apa kegiatan yang mereka lakukan saat sebelum dan sesudah keluar dari ruangan VIP warnet, dan antisipasi seperti apa yang mereka lakukan bila petugas Operator mengetahui kegiatan mereka yang sesungguhnya telah melanggar hukum dan kaidah norma yang berlau, walau memang ruangan tersebut memungkinkan seseorang berfikir untuk melakukan seks didalamn atau memang pasangan tersebut sengaja melakukan seks didalam ruangan dengan sembunyi-sembuni dengan Operator yang sedang bertugas. Dalam kesempatan tersebut, observasi dilakukan dengan sangat tertutup dikarenakan wawancara bersifat sangat pribadi dan turut serta pasangan dari masing-masing informan laki-laki yang bersedia diwawancarai dan telah menyepakati syarat-syarat yang ditentukan bersama antara informan dengan penulis. Tidak dapat dipungkiri


(39)

bahwa memang benar adanya warnet tersebut memberikan jasa ruangan VIP terhadap pengunjung, namun tidak dibenarkan juga oleh Operator bahwa boleh melakukan asusila didalam ruangan VIP tersebut.

Dalam hal ini peneliti mendapati informan menjadi delapan orang yang meliputi empat laki-laki dan empat perempuan dan semuanya adalah pasangan kekasih, yaitu

1. Pasangan A.S ( Lk 15 Thn ) dan S.F ( Pr 15 Thn ) 2. Pasangan S.Y ( Lk 18 Thn ) dan S.A ( Pr 18 Thn ) 3. Pasangan R. ( Lk 18 Thn ) dan K.W ( Pr 15 Thn ) 4. Pasangan M. ( Lk 20 Thn ) dan G.K ( Pr 18 Thn )

Wawancara yang dilakukan secara tertutup mengarah kepada ruangan yang telah dimodifikasi pemilik warnet sesuai dengan permintaan pengunjung yang mengutamakan kenyamanan dan mengutamakan privasi bagi siapa saja yang menggunakannya. Semua pasangan mengakui tidak begitu nyaman saat memadu kasih pada ruangan VIP warnet, dikarenakan ruangan tersebut tidak memiliki garis keamanan yang kuat untuk pasangan yang sedang memadu kasih, dan memang pada dasarnya ruangan tersebut tidak diperuntukkan menjadi tempat prostitusi,

Seperti yang diungkapkan informan A.S ( Lk 15 Thn ) dan S.F ( Pr 15 Thn ), A.S menguraikan :

“dibawa enak aja bang, Kan gak ada orang yang liat “. S.F menguraikan :

“Sebenarnya gak enak bang, aku takut ketauan sama Operatornya”.

Begitu juga yang diuraikan oleh pasangan Pasangan S.Y ( Lk 18 Thn ) dan S.A ( Pr 18 Thn ), yaitu:


(40)

“Sebenarnya kurang enak bang, kurang bebas”. S.A menguraikan :

“Gak enak lah bang, takut ketauan sama Operatornya”.

Begitu juga yang diungkapkan oleh Pasangan R. ( Lk 18 Thn ) dan K.W ( Pr 15 Thn ), yaitu:

R menguraikan :

“Ya, dibawa enak ajalah bang, mau kehotel trauma”. K.W menguraikan :

“Sebenarnya gak enak bang, takut ketauan sama Operatornya, tapi terserah R lah bang”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pasangan M. ( Lk 20 Thn ) dan G.K ( Pr 18 Thn ), yaitu :

M menguraikan :

“Ya dibawa enak ajalah bang”. G.K menguraikan :

“Sebenarnya gak enak bang, kurang bebas, kurang nyaman, takut ketauan sama Operatornya”.

Dari hasil wawan cara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap pasangan tersebut memiliki perbedaan pendapat, namun dari semua informan laki-laki menyatakan merasa nyaman memadu kasih didalam ruangan VIP warnet, berbeda dengan pendapat dari masing-masing informan perempuan yang merasa tidak nyaman memadu kasih diruangan VIP warnet dikarenakan perasaan takut bila sewaktu-waktu sang Operator mengetahui aktivitas mereka.

Pada dasarnya fungsi dari ruangan VIP warnet adalah tempat yang dikhususkan bagi pengguna yang mengutamakan kenyamanan, ketentraman dan mengutamakan


(41)

privasi pengunjung dan bukan ruangan yang menjadi saksi bisu pasangan sedang memadu kasih, tidak ada batasan dan siapa saja boleh menggunakan ruangan tersebut namun tidak menyalah gunakan fungsi dari ruangan VIP warnet. Ruangan VIP memang terasa nyaman didalam namun ruangan tersebut tidak serta-merta dilengkapi pengamanan ganda, hanya sekedar pengamanan ringan yang bila didobrak seseorang akan terbuka, hal tersebut yang menjadi ancaman bagi informan perempuan bila kegiatan mereka terendus oleh sang Operator.

4.5.4. Antisipasi Informan Terhadap Operator Warung Internet

Sikap informan bila saat-saat sang Operator mengetahui kegiatan pasangan yang sedang memadu kasih diruangan VIP warnet, tentu hal tersebut menjadi perilaku yang sangat memalukan. Ruangan VIP tersebut dimodifikasi menjai ruangan yang nyaman dan tertutup kini memiliki fungsi ganda menjadi ruangan kegiatan asusila. Kegiatan nakal para pasangan pengguna ruangan VIP yang sudah terlalu sering melakukan tindakan asusila diruangan tersebut mulai memicu kecurigaan sang Operator dan mulai melakukan tindakan patroli disetiap ruangan VIP bila mana kedapatan pasangan yang sedang berbuat asusila akan didobrak paksa oleh sang Operator.

Seperti yang dikatakan oleh pasangan A.S ( Lk 15 Thn ) dan S.F ( Pr 15 Thn ) yaitu :

A.S menyatakan :

“Biasa aja lag bang kek gak tau apa-apa. Paling langsung keparkiran kreta terus pigi sama S.F”

S.F menyatakan :

“ Ku tutupi muka pake jilbab, Ku paksa A.S untuk keluar dari warnet ini”.


(42)

Hal serupa juga di ungkapkan oleh Pasangan S.Y ( Lk 18 Thn ) dan S.A ( Pr 18 Thn ). Yaitu :

S.Y menyatakan :

“ Biasa ajalah bang, tertunduk kek gak tau apa-apa” S.A menyatakan :

“Pas lah kek dibilang S.Y”.

Begitu juga yang diungkapkan oleh Pasangan R. ( Lk 18 Thn ) dan K.W ( Pr 15 Thn ) yang menyatakan :

R menyatakan :

“ Biasa aja lah bang, Operatornya udah ngertinya itu. Lain cerita kalo ketauan sama yang punya bang. Panjang nanti ceritanya. Hahhahahaha,,,,,,,,

K.W menyatakan :

“Aduh, pening lah bang kalo sampe ketauan, bisa malu aku kalo ketauan sama mamak ku bang”.

Sama halnya yang diungkapkan oleh Pasangan M. ( Lk 20 Thn ) dan G.K ( Pr 18 Thn ). Yaitu :

M menyatakan :

“Kek biasa aja lah bang, kalo kami dimarahi!!!, ya udah, tapi liat aja kalo dia jumpa diluar sama ku!!!”

G.K menyatakan :

“Aduh, malu kali lah bang, maluuuuu kaliiiiii!!!!!!”

Dari hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa semua pasangan laki-laki informan bersikap pasif saat ketika Operator mengetahui kegiatan mereka dan ada juga diantaranya yang bersifat agresif, tidak jauh berbeda dengan keterangan informan perempuan bersikap pasif dan sangat menyesalinya, terlebih lagi bila orang tua


(43)

pasangan mengetahui kegiatan mereka. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan dari keempat pasangan tersebut merupakan tindakan yang dapat merugikan mereka, dan dapat membunuh mental dari informan perempuan yang diantaranya yang masih berada di usia labil dan masih memerlukan pengarahan.

Fenomena tersebut akan menjadi pukulan keras bagi semua pasangan yang menyalah gunakan fungsi sesungguhnya dari ruangan VIP, karena ruangan tersebut bukan diperuntukkan menjadi tempat asusila, melainkan tempat bagi pengguna jasa internet yang sangat memerlukan kenyamanan dan privasi yang tinggi, sehingga pemilik warnet merasa adanya tindakan kecurangan yang dilakukan pengunjung, dan bila pemilik mengetahui atau mendapati pasangan sedang asik memadu kasih diruangan tersebut, maka pemilik langsung mendobrak pintu ruangan dan mengusir pasangan secara paksa. Seperti yang di ungkapkan oleh pemilik warung internet, ( W.K )

“Sebenarnya gak, Kalau ada terlihatku pasangan yang lagi mesum didalam, pintunya ku dobrak, orangnya ku usir” W.K ( pemilik warnet ).

4.6. Pandangan Pemilik Warnet Mengenai Usahanya

Pengusaha adalah setiap orang yang memiliki kekuatan finansial yang kuat dan bersaing dalam bidang bisnis lalu mengimplementasikan kebidang usaha yang bermacam-macam jenis. Contoh pada pengusaha warung internet yang memiliki beberapa cabang internet rukoan maupun internet rumahan. Pengusaha diera modern sekarang telah melakukan banyak perubahan pada usahanyan khususnya usaha dibidang tehnologi informasi internet. Memulai usaha internet tentu memerlukan banyak modal namun dengan berjalalannya usaha tersebut tidak perlu menunggu waktu yang lama karena modalnya cepat kembali, seperti yang diungkapkan oleh pemilik warung internet W.K (Lk, 37 tahun) yaitu :


(44)

“Alasanku buka usaha ini, kembali modalnya cepat, untungnya lumayan besar dan gak perlu banyak karyawan”.

Memulai usaha warung internet memang cukup mengiurkan, namun dengan modal yang tidak sedikit dan harus didukung oleh pengalaman selama berbisnis tentunya akan memperkokoh usaha tersebut dari kerasnya ombak persaingan bisnis. Internet identik dengan waktu, internet memanjakan penggunanya dengan fasilitas yang terdapat pada internet yaitu dengan memberikan pengetahuan tentang gaya hidup, jejaring social dan pengetahuan ilmiah serta memberikan pengetahuan ramalan cuaca selama 24 jam setiap hari. Namun hal tersebut memberikan potensi lebih bagi pengusaha untuk beroperasi selama 24 jam setiap hari dikarenakan layanan internet yang terus terhubung dapat merugikan pemilik bila tidak dioptimalkan dengan baik serta masih banyak masyarakat yang beraktifitas pada malam hari seolah mendukung hasrat pemilik untuk beroperasi selama 24 jam penuh. Terobosan pun berhasil, warnet selalu ramai baik siang maupun malam hari dan memberikan keuntungan yang berlipat.

Namun masa-masa tersebut menjadi boomerang bagi usahawan dimana karakter seseorang sulit untuk diprediksi, terlebih pada jam malam, bila pada siang hari pengunjung bersikap kooperatif dalam menjaga ketentraman dan ketenangan, berbeda pada malam hari pengunjung bersikap agresif bahkan tidak segan-segan untuk menyerang Operator, dan beberapa diantara pengunjung pada malam hari adalah anggota geng motor yang turut serta melukai Operator dan merusak perangkat internet bahkan berani untuk menjarah hasil keuntungan warnet. Dengan kejadian tersebut memberikan pukulan keras kepada pemilik warnet untuk tidak beroperasi selama 24 jam seperti yang diungkapkan pemilik warung internet W.K (Lk, 37 tahun)

yaitu :

“Tujuannya kan cepat balik modal. Tahun 2008 sampe 2010 memang pernah buka sampe 24 jam, tapi 2010 sampe sekarang udah gak lagi. Karena dulu kan gak ada geng motor disini, aku


(45)

takut buka 24 jam, aku takut warnet ku dirusak, takut karyawanku dipukuli karena orang yang main malam rata-rata orangnya kasar”.

Keadaan pahit kini menimpa pemilik warnet dikarenakan warung internet yang semula beroperasi 24 jam dan memperoleh banyak keuntungan, kini pemilik harus melakukan pilihan yang sulit untuk tidak memberlakukan usahanya selama 24 jam dikarenakan terlalu banyak resiko yang akan terjadi dan terpaksa harus menerima keuntungan yang diperoleh selama 12 jam saja. Keadaan seperti ini lambat-laun akan menjadi keadaan yang sangat tragis bila pengusaha tidak melakukan kebijakan dini maka usahanya akan mengalami kebangkrutan atau kebangkrutan akan menghantui setiap hari. Dengan berpikir kreatif dan inovatif, pengusaha mulai memodifikasi warnet dengan tema mengutamakan kenyamanan dan privasi tingkat tinggi ( VIP ) yaitu ruangan yang dihiasi berpendingin udara, seperangkat alat computer yang terhubung dengan internet dan dilengkapi dengan sofa serta diameter ruangan 2x12m dan tertutup dilengkapi dengan pintu sebagai sarana keluar masuk pelanggan. Dengan tujuan pengusaha walau warung internet tidak beroperasi selama 24 jam dan kini beroperasi hanya 12 jam namun didukung oleh ruangan VIP tersebut telah memberikan keuntungan bahkan lebih dari yang sebelumnya. Namun usahawan menolak bahwa ruangan VIP tersebut adalah ruangan yang ilegal yang bersifat melanggar hukum seperti yang diungkapkan oleh usahawan warung internet W.K (Lk, 37 tahun) yaitu :

“Aku pikir gak lah, itukan salah satu strategi biar gak bangkrut”.

Dengan hadirnya ruangan VIP tersebut seperti menjadi magnet bagi para pengunjung. Tidak ada larangan tertulis yang dilakukan pemilik akan batasan kapasitas pengunjung bila didalam ruangan VIP yang kini populer dikalangan remaja maupun dewasa, siapa saja bisa menggunakan ruangan tersebut tanpa ada batasan usia. Seiring


(46)

waktu berjalan ruangan VIP tersebut telah memiliki fungsi ganda yaitu selain menjadi ruangan yang aman dan tentram dengan privasi tingkat tinggi, kini menjadi ruangan yang nyaman tempat pasangan memadu kasih. Hal tersebut menjadi fokus utama pengusaha untuk lebih mengawasi ruangan VIP yang kini memiliki fungsi tambahan akibat ulah dari pengunjung, bahwa sesungguhnya ruangan tersebut bukan ruangan yang menjadi tempat memadu kasih. Bila suatu saat pemilik mengetahui bahwa terdapat pasangan yang sedang memadu kasih diruangan VIP tersebut, maka pengusaha tidak segan-segan untuk mendobrak pintu dan mengusir mereka dari warung internetnya. Hal tersebut dikuatkan oleh pemilik warung internet W.K (Lk, 37 tahun) yaitu :

:Sebenarnya gak, Kalau ada terlihatku pasangan yang lagi mesum didalam, pintunya ku dobrak, orangnya ku usir”.

Dapat disimpulkan berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa lahirnya ruangan VIP pada warung internetnya menjadi umpan untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dikarenakan warung internetnya kini tidak lagi beroperasi selama 24 jam setiap hari. Tentu dengan hadirnya ruangan VIP tersebut menjadi stategi jitu dalam bisnis warung internet, namun ruangan VIP tersebut disalah artikan oleh pengunjung nakal yang menjadikannya ruangan asusila, tentu hal tersebut tidak dibenarkan oleh pemilik.


(47)

Tabe 4.2

Sumber : Observasi Peneliti, 2014

Dari daftar tabel diatas dapat disimpulkan bahwa warung internet tersebut beroperasi dengan ruko tiga lantai yang masing-masing setiap lantai diisi oleh seperangkat computer. Pada lantai 1 terdapat 16 unit computer yang masing-masingnya berbilik ( ruangan tertutup persegi empat dengan ukuran ruangan 1x1 meter dan tinggi bilik berukuran 1,12 meter, dan sarana keluar masuk hanya ditutupi oleh kain sejenis horden berukuran panjang 1,12m dan lebar 12m ), pada laintai 2 terdapat 24 unit computer yang masing-masingnya juga berbilik, dan pada laintai 3 hanya terdapat 10 unit computer yang juga berbilik namun bersifat VIP.

4.7. Dramaturgi Pengusaha Warung Internet

Dalam hal ini Dramaturgi ialah keadaan individu dapat menampilkan suatu pertunjukan bagi orang lain, tetapi kesan pelaku terhadap pertunjukan tersebut dapat berbeda-beda. Seseorang dapat bertindak atau menampilkan sesuatu yang diperlihatkannya, tapi belum tentu perilaku sehari-harinya sama seperti apa yang diperlihatkannya.

Daftar Unit Komputer

Lantai Ruko No Dinding Kiri Dinding Kanan Total

1 8 Unit 8 Unit 16 Unit

2 12 Unit 12 Unit 24 Unit

3 5 Unit VIP 5 Unit VIP 10 Unit VIP


(48)

Pernyataan paling terkenal Goffman tentang teori dramaturgis dalam bukunya berjudul Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun 1959. Istilah Dramaturgi dimana kental dengan pengaruh drama atau teater atau pertunjukan fiksi diatas panggung dimana seorang aktor memainkan karakter manusia-manusia yang lain sehingga penonton dapat memperoleh gambaran kehidupan dari tokoh tersebut dan mampu mengikuti alur cerita dari drama yang disajikan.

Dramaturgi yang dilakukan pengusaha adalah pengusaha melakukan renovasi tertutup pada lantai 3 rukonya hingga menjadi beberapa ruangan VIP yang tidak diketahui masyarakat sekitar dan para pesaing internet lain yang juga berada disekitar usahanya. Bila tampak dari luar warung internet tidak terlihat seperti pengusaha telah menyediakan ruangan VIP, namun ketika didalam warung internet pengunjung akan diberikan penawaran dan akses menuju ruangan VIP tanpa ada batasan usia dan kapasitas orang bila didalam ruangan VIP tersebut. Pengusaha tidak mengelak bahwa ruangan VIP nya dijadikan tempat pasangan untuk melakukan asusila, akan tetapi pengusaha akan besikap keras bila terdapat pasangan yang sedang melakukan asusila didalamnya. Cepat atau lambat pengusaha menyadari bahwa masyarakat akan curiga dengan warung internetnya yang siang maupun malam pengunjungnya mayoritas kalangan pelajar yang berpasangan bahkan hingga kalangan dewasa yang berpasangan, namun pengusaha memiliki antisipasi tersendiri bila masyarakat mendatanginya dan memprotesnya, yaitu dengan menutup sementara ruangan VIP nya sampai keadaan masyarakat kondusif dan kemudian ruangan tersebut bisa kembali beroperasi. Seperti yang diungkapkan pemilik warung internet,

Yaitu W.K (Laki-laki, 37 tahun) :

“Kalau misalnya masyarakat curiga sama warnet ini ya ruangan VIP ku tutup, pura-pura gak tau aja sampai keadaan masyarakat tenang”.


(49)

Dari hasil wawancara mendalam dengan pengusaha warung internet dapat disimpulkan bahwa pengusaha membuka ruangan VIP untuk pelanggan yang berselera tinggi, namun sifat dan akal manusia sulit untuk diprediksi hal itu yang menjadi nilai buruk sang pengusaha untuk tabah menerima bahwa ruangan VIP nya kini menjadi tempat prostitusi. Akan tetapi pemilik juga merasa bahwa ruangan tersebut menjadi umpan bagi pengunjung terutama yang berpasangan untuk berkunjung kewarung internetnya dengan tujuan mendapat sebanyak-banyaknya keuntungan.

4.8. Persaingan

Pengertian persaingan adalah proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan dapat terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang terbatas atau sesuatu yang menajadi pusat perhatian umum. Persaingan berlangsung tanpa ancaman atau kekerasan. Persaingan yang wajar dengan mematuhi aturan main tertentu disebut persaingan sehat dan memberi dampak positif bagi pihak-pihak yang bersaing, yaitu adanya motivasi untuk lebih baik. Namun jika persaingan sudah tidak sehat, maka persaingan akan memberi dampak buruk bagi kedua belah pihak. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan tumbuhnya persaingan.

1. Adanya persamaan kepentingan dalam hal yang sama.

2. Adanya perselisihan paham yang mengusik harga diri seseorang.

3. Adanya perbedaan pendapat mengenai sesuatu hal yang bersifat prinsip. 4. Adanya perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat. 5. Adanya perbedaan kepentingan politik.

(http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-persaingan.html. diakses pada 14 Juli 2014, Pukul : 15.00 WIB).


(50)

Aturan hukum untuk persaingan usaha sesungguhnya telah lama ada. Dalam KUHP, misalnya, dalam Pasal 382. Pasal ini menyatakan,

“Barangsiapa untuk mendapatkan, melangsungkan atau memperluas debit perdagangan atau perusahaan kepunyaan sendiri atau orang lain, melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan khalayak umum atau seorang tertentu diancam, jika karenanya dapat timbul kerugian bagi pesaing-pesaingnya atau pesaing-pesaing orang lain itu, karena persaingan curang, dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda paling banyak sembilan ratus rupiah.”

Di sini jelas bahwa hukum persaingan usaha tidak anti persaingan. Justru, hukum persaingan usaha mengoptimalkan kompetisi agar tidak ada penyalah gunaan posisi dominan oleh seorang atau sekelompok pelaku usaha terhadap pelaku usaha yang lain. KUHP tidak memberikan sistem pengaturan yang utuh tentang persaingan usaha karena dasar pendekatannya memang murni dari aspek hukum pidana semata. Pendekatan sistematis tentang hukum persaingan usaha baru diletakkan oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. (http://business-law.binus.ac.id/2013/01/20/catatan-seputar-hukum-persaingan-usaha/.diakses pada 14 Juli 2014, Pukul : 16.00 WIB).

Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha. (Pasal 1 Angka 6 UU Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat).

Dalam berbisnis tentu strategi sangat diperlukan, namun strategi tersebut tidak harus melanggar norma dan tidak memberikan cerminan buruk pemilik. Pengusaha bertindak bagaimana usahanya berjalan bagus dan dapat menghasilkan banyak uang


(51)

yaitu diantaranya melakukan strategi diluar akal sehat ( melakukan persaingan tidak sehat ) namun tetap pada kondisi tidak merugikan atau mematikan usahanya.

Fenomena yang terjadi ialah pengusaha melakukan renovasi tertutup pada usaha warung internetnya yaitu memiliki beberapa ruangan khusus ( VIP ) untuk pelanggan yang sangat mementingkan kenyamanan dan privasi yang tinggi, namun kenyataannya berbeda, ruangan tersebut beralih fungsi menjadi tempat pasangan melakukan asusila. Pengusaha tidak menutup mata dan telinga bahwa ruangan tersebut menjadi tempat pasangan melakukan asusila, namun pengusaha juga akan menindak keras bagi pelanggan yang kedapatan sedang melakukan asusila didalam ruangan yang menjadi andalannya tersebut.


(1)

8. Kepada Bapak (W.K – 37thn) selaku pemilik dari warung internet yang menjadi objek penulis, saya ucapkan terimakasih telah bersedia meluangkan waktunya.

9. Kepada seluruh karyawan Operator warung internet M.A (Pr 20 thn) dan A.W (Lk 22 thn) yang telah banyak memberi keterangan dan pandangannya kepada penulis, terimakasih.

10. Untuk seluruh senior Angkatan - 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, Terima kasih banyak untuk dukungannya.

11. Kepada Senior yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yaitu Kak Gorenty Oxeva, Bang Prabu, Bang Herbin, Bang Jhon Anggredy, bang Andri Binsar, Bang Martogi, Bang Theo. Terimakasih atas bantuan dan sarannya. 12. Kawan-kawan Jurusan Sosiologi Angkatan 2008 “Nalar Cepat, Mental Kuat”

Richard Art, Hendra, Gio, Amos, Abraham, Belman, Okta Virna, Desi, Raja, Yola, Arman, Berlin, Fitri, Lenni, Nari, Salmen, Lia Maruppak, Irma, Eninta, Ayu, Rudy Lun, Reza, Dicky Eko, Dicky Handika, Vanny, Santy, Rooby, Judika, Vera, Poibe, Riama, Sugi, Sahrul, Okta Dedi, Burhan, Ratih, Reni, Puput, dan yang lainnya. Terimakasih atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama.

13. Kepada Junior yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yaitu Angkatan 2009, Arfy, Corry, Dede, Edy, Irvin, Rizky, Wisnu, Immanuel, Palti, Lukas, – 2010, Wensdy, Gabriel, Aris, Yani, Adian, Yamin, Sehadigit, Marlina, Yufa, Adit, Hilal, – 2011, Waren, Samuel, Hezron, Wahyudi, – 2012, Feby, Holong, Ivo, Asima, – 2013, Andika - 2014. Terimakasih atas bantuan dan sarannya.


(2)

14. Untuk keluarga Bapak G.Sinulingga dan keluarga, terima kasih atas semangat yang diberikan.

15. Untuk Yesika Febrianti Sinulingga ( YTS ), terima kasih atas semangat yang diberikan karena tidak pernah bosan mengingatkan dan memberi motivasi. 16. Untuk keluarga terkasih yaitu Bapak S.Sihombing dan Mamak C.Nainggolan

selaku orang tua yang selalu memberi dukungan baik materi dan Do’a di sepanjang hidup mereka, kepada kakakku Rosita Sri Indah Saputri Sihombing, ST (R.S.I.P.S/ Rose), kakakku Rini Angriani Sihombing, SH dan tidak lupa kepada abang terkompak Rindu Frans Surya Sihombing (A.Ratu) terimakasih atas dukungan dan perhatian kalian semua. Kalian adalah penyemangat penulis.

17. Semua pihak yang terkait dalam membantu penulisan - hingga selesainya Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Medan, 04 November 2014 Penulis


(3)

Ricky H Sihombing.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR…………... ii

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Pembatasan Masalah... 5

1.4. Tujuan Penelitian... 5

1.5. Manfaat Penelitian... 6

1.6. Defenisi Konsep... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10

2.1. Teori Dramaturgi Erving Goffman... 10

2.2. Gambaran Mengenai Warung Internet... 19

2.3. Keterkaitan Teori Dengan Kondisi Warung Internet... 20

2.4. Akar Teori Interaksi Simbolik... 21

2.5. Pandangan Behaviorisme... 22


(4)

2.8. Teori Evolusi Darwin... 24

2.9. Fenomenologi Dan Interaksi Simbolik... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 28

3.1. Jenis Penelitian... 28

3.2. Lokasi Penelitian... 28

3.3. Unit Analisi dan Informan... 29

3.3.1. Unit Analisis... 29

3.3.2. Informan... 29

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 31

3.5. Interpretasi Data... 33

3.6. Jadwal Kegiatan... 33

3.7. Keterbatasan Penelitian... 34

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN... 36

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 36

4.1.1. Lokasi Penelitian... 36

4.1.2. Keadaan Geografis Desa / Kelurahan Helvetia Tengah... 36

4.1.3. Kewarganegaraan... 39

4.1.4. Penduduk... 40

4.2. Profil Informan... 42

4.2.1. Profil Informan ( Informan Kunci )... 42

4.2.2. Profil Informan ( Informan Biasa Yang Berpasangan )... 44

4.3. Aktifitas Yang Terjadi... 46

4.3.1. Panggung Depa Sang Aktor ( Front Stage )... 47


(5)

4.4. Gambaran Pengunjung Warung Internet... 48

4.4.1. Gambaran Warung Internet... 49

4.4.2. Gambaran Aktivitas Pengunjung Warnet Saat Pagi Hingga Sore... 50

4.4.3. Gambaran Aktivitas Pengunjung Warnet Saat Sore Hingga Malam.... 53

4.5. Pandangan Informan Terhadap Warung Internet... 55

4.5.1. Fungsi Internet Menurut Informan... 55

4.5.2. Pernyataan Informan Mengenai Ruangan VIP Warnet... 56

4.5.3. Pengakuan Informan Mengenai Ruangan VIP Warung Internet... 58

4.5.4. Antisipasi Informan Terhadap Operator Warung Internet... 61

4.6. Pandangan Pemilik Warnet Mengenai Usahanya... 64

4.7. Dramaturgi Pengusaha Warung Internet... 69

4.8. Persaingan... 71

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 74

5.2. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA... 76


(6)

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

3.1. Jadwal Pelaksana Kegiatan... 34 4.1. Klasifikasi Pengunjung... 41 4.2. Daftar Unit Komputer... 68