Gambar 1 Grafik Rataan nilai kecernaan bahan kering Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung limbah ikan
gabus pasir dengan beberapa metode pengolahan memberikan pengaruh yang sangat nyata Fhit0.01 terhadap kecernaan bahan kering pakan.
Nilai kecernaan bahan kering tertinggi diperoleh pada perlakuan P1 dengan metode pengukusan yaitu sebesar 86.29 sehingga membuktikan bahwa metode
pengukusan dapat meningkatkan kualitas nutrisi ransum dan meningkatkan daya cerna pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Departemen Pertanian 1987, yang menyatakan bahwa tujuan pemasakan agar terjadi proses denaturasi protein
daging dan pemecahan sel-sel daging ikan sehingga air dan minyak mudah diperas keluar. Selain itu pemasakan dimaksudkan untuk menghambat kegiatan
enzim dan pertumbuhan mikroba penyebab pembusukan kemudian didukung dengan pernyataan Causin,1980 panas digunakan untuk memasak makanan
dengan tujuan membuat makanan tersebut mudah dicerna, menghasilkan aroma yang diinginkan, dan lebih bernutrisi .Perebusan adalah cara memasak makanan
dalam cairan yang sedang mendidih 100 °C. Perebusan dipakai dalam
74,00 76,00
78,00 80,00
82,00 84,00
86,00 88,00
Pengeringan Alami P0
Pengukusan P1 Silase P2
79.02 b 86.29 a
79.51 b
P ersen
K ecern
aan B
ah an
K eri
n g
Perlakuan Pakan
Kecernaan Bahan Kering
Universitas Sumatera Utara
pengolahan makanan, sayuran, atau bahan bertepung. Temperatur yang tinggi akan mengeraskan membuat liat protein daging, ikan, dan telur. Air yang
mendidih akan membuat makanan lebih halus dan mudah dicerna. Pengukusan merupakan proses pemasakan dengan panas yang diterima
bahan dari uap air. Perebusan dapat menyebabkan kehilangan zat gizi lebih besar pada bahan pangan dibandingkan dengan cara pengukusan. Hal ini dapat terjadi
karena selama proses perebusan ikan terendam dalam air sehingga beberapa zat gizi larut air seperti protein ikut terlarut dalam air perebusan. Faktor yang
mempengaruhi kehilangan zat gizi selama proses perebusan adalah luas permukaan bahan, konsentrasi zat terlarut dalam air perebusan dan adanya
pengadukan air. Sedangkan proses pengukusan dapat memperkecil kehilangan zat gizi Harris dan Karmas 1989. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
nilai kecernaan bahan kering pakan dilakukan analisis sidik ragam.
Pengukuran Kecernaan Bahan Organik
Kecernaan bahan organik suatu pakan menunjukkan kulitas dari pakan yang dicerna oleh tubuh. Efisiensi pakan adalah perbandingan antara jumlah unit
produk yang dihasilkan dengan jumlah unit konsumsi pakan dalam satuan waktu yang sama Sugeng, 1998. Efisiensi pakan dipengaruhi tingkat konsumsi dan
temperatur lingkungan, kecernaan, dan efisiensi pemanfaatan zat pakan untuk proses di dalam tubuh Siregar, 1997. Dari hasil penelitian data rataan kecernaan
bahan organik ransum yang mengandung tepung limbah ikan gabus pada itik peking dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Rataan nilai kecernaan bahan organik pakan yang mengandung tepung limbah ikan gabus pasir
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III IV
V VI
P0 87.86
87.92 87.90
89.03 88.19
86.67 527.58
87.93 P1
86.66 88.26
88.24 87.34
93.43 90.85
534.77 89.13
P2 85.08
82.52 82.30
81.50 82.82
86.56 500.78
83.46 Total
259.60 258.70 258.43 257.87 264.45 264.08 1563.13 260.52 Rataan
86.53 86.23
86.14 85.96
88.15 88.03
521.04 86.84
Tabel 4 menunjukkan bahwa pakan dengan perlakuan menghasilkan rataan kecernaan bahan organik yang tertinggi dicapai oleh itik peking yang diberi pakan
tepung ikan gabus pasir dengan metode pengukusan P1
89,13
kemudian diikuti P0
87,93
, P2
83.46
.
Gambar 2. Grafik Rataan Kecernaan Bahan Organik
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap nilai kecernaan bahan organik pakan dilakukan analisis sidik ragam.
80 81
82 83
84 85
86 87
88 89
90
Pengeingan Alami P1
Pengukusan P2 Silase P3
87.93 a 89.13 a