Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3. Menyusunan dan mengembangan instrumen penelitian melalui judgement dari pakar dan pihak yang kompeten.
4. Mengumpulan data melalui penyebaran instrumen penelitian. 5. Analisis data hasil penyebaran instrumen.
6. Menyusunan laporan hasil penelitian. 7. Menarik kesimpulan dari penelitian dan rekomendasi untuk pihak-pihak
terkait.
3.6 Instrumen Angket Penelitian
Penyebaran data dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket untuk memperoleh gambaran adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan
belajar siswa. Angket dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup berupa pernyataan-pernyataan yang sudah disediakan alternatif jawabannya. Dalam
pengisian angket tertutup responden hanya dapat menjawab sesuai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan.
Angket yang dikembangkan menggunakan alternatif jawaban dalam bentuk force-Choice menggunakan format skala Ya dan Tidak. Berikut pedoman
skor penilaian setiap item pernyataan dalam instrumen adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar, pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4
Tabel 3.3 Skor Penilaian Instrumen Adiksi Situs Jejaring Sosial
Alternatif Jawaban Skor
Ya 1
Tidak
Tabel 3.4 Skor Penilaian Instrumen Kebiasaan Belajar
Alternatif Jawaban Skor
Favorable Un-favorable
Ya 1
Tidak 1
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3.7 Pengembangan Instrumen Penelitian
Pengembangan instrumen diawali dengan menentukan definisi operasional variabel setiap variabel yakni adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar.
Setiap variabel ditentukan indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur setiap variabel.
Indikator-indikator tersebut kemudian dikembangkan ke dalam bentuk kisi-kisi intrumen. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat adiksi situs
jejaring sosial peserta didik dikembangkan berdasarkan enam aspek. Instrumen tersebut disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman peserta didik.
Sedangkan instrumen untuk mengetahui kebiasaan belajar dikembangkan oleh peneliti berdasarkan aspek dari kebiasaan belajar. Berdasarkan proses
pengembangan teori dan perumusan indikator tentang adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar, maka peneliti menyusun kisi
–kisi instrumen yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Adiksi Situs Jejaring Sosial
Sebelum dan Sesudah Uji Kelayakan
Variabel Aspek
Indikator No Item
Sebelum Sesudah
Adiksi Situs Jejaring Sosial
Salience Mengakses situs
jejaring sosial menjadi keharusan bagi peserta
didik 1, 2, 3, 4,
5, 6 1, 2, 3, 4,
5, 6
Situs jejaring sosial mendominasi pikiran
peserta didik 7, 8
7, 8
Situs jejaring sosial mendominasi perilaku
peserta didik 9,10, 11
9,10, 11
Peserta didik terus- 12, 13,
12, 13,
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menerus memikirkan cara untuk mengakses
situs jejaring sosial 14
14
Mood Modification
Peserta didik merasa senang ketika
mengakses situs jejaring sosial
15,16,17, 18,19,20
15,16,17, 18,19,20
Peserta didik memanfaatkan situs
jejaring sosial sebagai strategi coping atas
masalah yang dihadapinya
21, 22 21, 22
Tolerance Terjadi peningkatan
intensitas mengakses situs jejaring sosial
secara progresif 23, 24
23, 24
Peserta didik merasakan kepuasan ketika
menambah intensitas mengakses situs
jejaring sosial 25, 26,
27 25, 26,
27
Peserta didik tidak mampu mengatur
waktunya sendiri 28, 29,
30, 31, 32
28, 29, 30, 31,
32 Withdrawal
Peserta didik menjadi cemas ketika tidak
dapat mengakses situs jejaring sosial
33, 34, 35, 36
33, 34, 35, 36
Peserta didik menjadi mudah marah ketika
tidak dapat mengakses 37, 38
37, 38
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
situs jejaring sosial Conflict
Adanya konflik dengan teman karena peserta
didik terus-menerus mengakses situs
jejaring sosial 42,
43,44,45, 46,47,48
39, 40,41
Adanya konflik dengan keluarga karena peserta
didik terus-menerus mengakses situs
jejaring sosial 49,
50,51,52, 53,54
42, 43,44,45,
46
Adanya konflik dalam bidang pendidikan
karena peserta didik terus-menerus
mengakses situs jejaring sosial
55, 56, 57, 58
47, 48, 49, 50
Adanya konflik di dalam diri peserta didik
karena peserta didik terus-menerus
mengakses situs jejaring sosial
59,60,61 51,52,53
Relapse Muncul perasaan ingin
mengakses situs jejaring sosial kembali
meskipun sebelumnya sudah mencoba untuk
menghentikan kebiasaan ini
62,63,64 54,55
Mengulangi kembali ketergantungan
65,66,67 56,57,58
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mengakses sistus jejaring sosial setelah
sebelumnya berhasil untuk menghentikan
ketergantungan tersebut.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar
Sebelum dan Sesudah Uji Kelayakan Variabel
Aspek Indikator
No Item Sebelum
Sesudah +
-
Kebiasaan Belajar Y
Pekerjaan Rumah dan
tugas Homework
and Assignment
Memiliki fasilitas belajar
1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4
Intensitas subjek melakukan aktivitas
belajar dalam kehidupan sehari-hari
5, 6, 7 5, 6, 7
Siswa berupaya meluangkan waktu
untuk bisa belajar 8, 9, 10,
11 8, 9, 10
Alokasi waktu untuk bekerja
Time allocation to
work Jika dihadapkan pada
dua pilihan yaitu belajar atau aktivitas
lain maka subjek akan memilih aktivitas
belajar 12, 13,
14, 15 11, 14
12, 13
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Siswa menunda aktivitas lain jika
sedang belajar 16, 17
15, 16
Membaca dan Mencatat
Reading and note-taking
Siswa melakukan kegiatan untuk
membaca dan mencatat 18, 19,
20, 21, 22
17, 18, 19, 20,
22 21
Konsentrasi consentration
Intensitas siswa dalam memperhatikan guru di
kelas 26,27,28 26
23, 24, 25
Respon keluarga dan teman mengenai
aktivitas belajar yang dilakukan
29, 30, 31,32,33
27, 28, 29,30
31
Karya tulis Written work
Siswa merasa bersemangat pada saat
belajar 34,35,36 33
32, 34
Berinteraksi dengan guru
Teacher concultation
Intensitas siswa dalam berinteraksi dengan
guru dalam belajar 37, 38,
39, 40, 41,
42,43 35, 37,
38, 39 36,
40,41
3.7.1 Judgement Pakar
Judgement pakar dilakukan oleh Dr. Ipah Saripah, M.Pd., Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd., dan Dra. S.A. Lilly Nurillah, M.Pd. Tujuan dilakukannya
judgement pakar untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dari segi isi, konstruk dan bahasa. Judgement yaitu
dengan meminta pendapat dosen ahli untuk menilai setiap item dalam instrumen kriteria M memadai dan TM Tidak Memadai. Jika sudah memadai item
instrumen sudah layak digunakan sedangkan item dengan kriteria tidak memadai artinya item tersebut perlu diperbaiki.
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Hasil judgement yang dilakukan ketiga dosen secara rinci disajikan dalam Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Hasil Judgement Angket Adiksi situs jejaring sosial
Kesimpulan No. Item
Total Memadai
1, 2, 3, 7, 9, 10, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,
41,42,45,46,47,48,49,50,51 37
Revisi 4,5,6,8,11,12,13,14,15,21,26,30,43,44,52,53,54,55,56,57,
58 21
Hasil judgement menunjukkan terdapat 37 item memadai artinya item tersebut sudah dapat digunakan, dan sebanyak 21 item direvisi. Berdasarkan hasil
judgement yang telah dilakukan, untuk jumlah item pernyataan instrumen adiksi situs jejaring sosial yang dapat digunakan dalam uji coba instrumen sebanyak 58
item. Adapun kisi-kisi instrumen setelah judgement pakar dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.
Instrumen kebiasaan belajar setelah judgement pakar dapat dilihat pada tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Judgement Angket Kebiasaan Belajar
Kesimpulan No. Item
Total Memadai
1, 2, 5, 7, 10, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36,37,38,39,40,41
28
Revisi 3, 4,6,8,9,11,12,13,17,19,27,28,35
13
Hasil judgement menunjukkan terdapat 28 item yang memadai artinya item tersebut sudah dapat digunakan, dan sebanyak 13 item. Berdasarkan hasil
judgement yang telah dilakukan, jumlah item pernyataan instrumen kebiasaan belajar yang dapat digunakan dalam uji coba instrumen sebanyak 38 item.
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3.7.2 Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden. Uji keterbacaan instrumen adiksi situs
jejaring sosial dan instrumen kebiasaan belajar dilakukan 20 peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Cicalengka. Uji keterbacaan dapat membantu mengetahui
redaksi penulisan kata yang salah atau pernyataan yang sulit dipahami oleh responden, sehingga dapat diperbaiki sebelum dilaksanakan penyebaran angket
untuk penelitian. Hasil uji keterbacaan yang telah dilaksanakan, responden dapat memahami bahasa dan makna yang terkandung dalam seluruh pernyataan
instrumen baik instrumen adiksi situs jejaring sosial maupun instrumen kebiasaan belajar siswa.
3.7.3 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji kesahihan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang akan diukur.
Instrumen yang dimiliki ukuran validitas tinggi menunjukkan kesahihan suatu instrumen yang baik, artinya instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur.
Uji validitas instrumen yang dilakukan menggunakan data yang dikumpulkan secara built-in, artinya responden untuk uji validitas merupakan sampel yang akan
digunakan sebagai data yang akan di analisis. Uji validitas butir item pernyataan dilakukan menggunakan perangkat
lunak SPSS 23.0 for windows dan microsoft excel 2007 menggunakan rumus
Point Biserial Correlation α0,5, dengan rumus sebagai berikut.
��
= � − �
� √
Sugiyono, 2013, hlm. 255
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
�
= Koefisien korelasi point biserial Mp= mean skor dari sampel yang menjawab benar pada butir item yang
dicari validitasnya Mt
= rata-rata total skor p= proporsi sampel yang menjawab benar
=
ℎ � � �
� ℎ �
ℎ �
q = proporsi sampel yang menjawab salam q=1-p
Untuk mengetahui suatu item pernyataan valid atau tidak valid yaitu dengan patokan, jika t
hitung
lebih besar dari t
tabel
, maka butir instrumen dianggap valid, sedangkan jika t
hitung
lebih kecil atau sama dengan t
tabel
maka butir instrumen dianggap tidak valid. T hitung didapatkan dengan rumus sebagai
berikut: =
√� − √ −
Riduwan, 2013: 140 Setelah perhitungan uji validitas menggunak an perangkat lunakSPSS 23.0
for windows dan microsoft excel 2007, terdapat 2 dari 58 item pernyataan adiksi situs jejaring sosial yang tidak valid, artinya item instrumen untuk mengukur
adiksi situs jejaring sosial hanya terdapat 56 butir penyataan yang valid. Sedangkan terdapat 4 dari 41 item pernyataan kebiasaan belajar yang tidak valid,
artinya item instrumen untuk mengukur kebiasaan belajar hanya terdapat 36 item pernyataan yang valid. Berikut item-item setelah validasi pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Item Angket Adiksi Situs Jejaring Sosial
Signifikansi No Item
Jumlah
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50,
51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58 56
Tidak Valid 27, 35
2
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10. Hasil Uji Validitas Item Angket Kebiasaan Belajar
Signifikansi No Item
Jumlah
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41
37 Tidak Valid
22, 23, 26, 34 4
3.7.4 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan tingkat ketepatan atau kemantapan Rakhmat dan Solehuddin, 2006, hlm. 21. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistennya
suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama Singarimbun, 1989, hlm. 140. Uji reliabilitas instrumen dilakukan menggunakan teknik Rumus Kuder
Richardson-20 KR-20.
Arikunto, 2009, hlm. 100 Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan n
= banyaknya butir item p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 – p
∑
pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q S
= standar deviasi dari tes akar devians Sebagai acuan untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan klasifikasi
dari Guilford 1956, pada tabel berikut:
r = �
� − S − ∑ pq
S
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.11 Kriteria Reliabilitas Instrumen
-1,00 ≤ r ≤ 0,20
Sangat Rendah 0,200 r ≤ 0,40
Rendah 0,400 r ≤ 0,60
Sedang 0,600 r ≤ 0,80
Tinggi 0,80 r ≤ 1,00
Sangat Tinggi
Setelah dilakukan pengujian reliabilitas instrumen adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar menggunakan aplikasi lunak SPSS for windows 23.0
diperoleh hasil pada tabel berikut:
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Adiksi Situs Jejaring Sosial
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items ,887
56
Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kebiasaan Belajar
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items ,805
37
Berdasarkan hasil pengujian reliabitas menunjukkan instrumen yang mengukur adiksi situs jejaring sosial memiliki nilai reliabilitas 0,887 dengan
memiliki daya ketepatan dengan kriteria sangat tinggi. Sedangkan untuk instrumen kebiasaan belajar memiliki nilai reliabilitas 0,805 dengan memiliki
daya ketepatan kriteria tinggi.
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik mengumpulan data yang digunakan untuk dapat menggambarkan adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar siswa adalah dengan
menggunakan angket, peneliti dapat mengumpukan data pada waktu yang bersamaan dengan sampel yang cukup besar. Menurut Sugiyono 2012, hlm. 199
angket merupakan “teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.”. Bentuk angket yang digunakan yaitu angket tertutup yang sudah di sediakan alternatif jawabannya dan responden hanya menjawab setiap pernyataan
dengan cara memilih alternatif jawaban dengan format Ya dan Tidak.
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.2 Pengolahan data
Data yang telah diperoleh dari hasil penyebaran instrumen kemudian diolaha dan dianalisis. Analisis data dalam penelitian dilakukan untuk melihat
gambaran umum perilaku adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar peserta didik kelas XI SMAN 1 Cicalengka tahun ajaran 20152016 sehingga dapat dilihat
apakah terdapat hubungan antara adiksi situs jejaring sosial dengan kebiasaan belajar siswa.
Data yang akan diolah terlebih dahulu diberi skoring. Skoring data dilakukan untuk menentukan kategori tingkat adiksi situs jejaring sosial dan
kebiasaan belajar peserta didik kelas XI di SMAN 1 Cicalengka pada kategori tinggi T, dan rendah R. Untuk menentukan kategori tinggi dan rendah
ditempuh dengan cara menggunakan nilai tengah ideal, yaitu nilai tertinggi ideal ditambah nilai terendah ideal lalu dibagi dua. Kategorisasi skor untuk perilaku
adiksi situs jejaring sosial dengan nilai tertinggi ideal 41 ditambah nilai terendah 0 nol dibagi 2 yaitu 20,5, sedangkan untuk kebiasaan belajar siswa dengan nilai
tertinggi 36 ditambah 7 nol dibagi 2 yaitu 21,5. Berikut kategorisasi skor untuk adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar pada tabel berikut:
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.14 Kategori Skor untuk Gambaran Umum Adiksi Situs Jejaring Sosial
Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 20152016 No.
Skor Kategori
Keterangan
1 ≥ 22
Tinggi Peserta didik memiliki tingkat adiksi situs jejaring
sosial tinggi 2
≤ 21 Rendah
Peserta didik memiliki tingkat adiksi situs jejaring sosial rendah
Tabel 3.15 Kategori Skor untuk Gambaran Umum Kebiasaan Belajar
Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 20152016 No.
Skor Kategori
Keterangan
1 ≥ 23
Tinggi Peserta didik memiliki tingkat kebiasaan belajar
tinggi 2
≤ 22 Rendah
Peserta didik memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah
a. Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas X Adiksi mengakses situs jejaring sosial dengan variabel terikat Y kebiasaan
belajar, sehingga diketahui seberapa besar hubungan variabel X terhadap Y. Rumus korelasi menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson
sebagai berikut: =
� ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑
}{� ∑ − ∑
}
Sugiyono, 2013, hlm. 255 Keterangan:
= Koefisien Korelasi � = banyaknya sampel
X = Nilai variabel 1
Listia Nurani, 2016 HUBUNGAN ANTARA ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PESERTA
DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Y = Nilai variabel 2 ∑ = Jumlah
Setelah diperoleh koefisien korelasi, dilakukan interpretasi terhadap koefisien korelasi tersebut dengan menggunakan pedoman berikut:
Tabel 3.16 Kriteria Tingkat korelasi
Kriteria Tingkat korelasi
0,80 - 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799
Kuat 0,40
– 0,599 Sedang
0,20 – 0,399
Rendah 0,00
– 0,199 Sangat Rendah
Sugiyono, 2013, hlm. 257
b. Koefisien Determinasi